Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI

ECGC PADA TEHHIJAU


SIAP SAJI
NAMA KELOMPOK
– Epigallocatechin gallat (EGCg)
adalah komponen polifenol pada
teh yang memiliki efek antioksidan
EGCg merupakan kandungan
katekin
ISOLASI EGCG

– Sebanyak 100ml sampel teh hijau siap saji ditambahkan 40ml kloroform dikocok selama
30 menit. Kemudian bagian air dipisahkan , lalu dikocok dua kali masing - masing
dengan 50ml etil asetat selama 30 menit. Kemudian bagian etil asetat dipisahkan
– Pelarutnya diuapkan pada suhu dibawah 50°C ekstrak yang diperoleh dilarutkan dengan
methanol p.a dan dicukupkan volumenya hingga 10 ml. Analisis epigalokatekin galat
dalam sampel dengan reaksi warna .
– Untuk analisis dengan reaksi warna sampel masing- masing diteteskan besi (III) klorida
LP,ammonium hidroksida 10% dan natrium hidroksida 10%, asam sulfat pekat , asam
klorida pekat, asam nitrat pekat dan perak nitrat LP. Amati perubahan warna dengan
baku pembanding.
IDENTIFIKASI ECGC

a) Analisis epigalokatekin galat dalam sampel dengan reaksi warna


- Masing-masing sampel diteteskan besi (III) klorida LP, amonium hidroksida 10%
dan natrium hidroksida 10%, asam sulfat pekat, asam klorida pekat, asam nitrat
pekat, dan perak nitrat LP. Amati perubahan warna yang terjadi, bandingkan
dengan baku pembanding.
-Reaksi Marquis dilakukan pada tabung reaksi dengan menambahkan 1ml larutan
sampel dengan 3 tetes formal dehida LP dan 20 tetes H2SO4 pekat, amati
pembentukan cincin antara dua lapisan dan perubahan warna yang terjadi.
IDENTIFIKASI ECGC

b) Analisis epigalokatekin galat dalam sampel dengan kromatografi kertas


– Identifikasi ECGC dilakukan dengan kromatografi kertas. Kromatografi kertas
dilakukan dengan metode satu arah dan dua arah. Metode dua arah dilakukan
untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik.
– Untuk kromatografi kertas satu arah , eluen yang digunakan yaitu :
A. n-butanol-asam asetat-air (4:1:5), hanya fase organic yang digunakan
B. n- propanol- asam asetat- air (4:1:2)
C. n- propanol- asam asetat-air (20:1:80)
IDENTIFIKASI ECGC

– Penampak bercak yang digunakan adalah larutan besi (III) klorida 0,1% b/v atau
uap ammonia , vanillin asam fosfat
– Larutan sampel dan larutan baku pembanding ditotolkan secara bersisian
sebanyak 1,0 ɥl dengan pipa kapiler pada kertas kromatografi
IDENTIFIKASI EGCG

Jarak elusi panjang 8 cm dan jarak penotolan jarak 5cm.


Untuk kromatografi kertas 2 arah, sistem eluen yang digunakan yaitu:
a) Air sebagai eluen pertama dilanjutkan N-Butanol-asam asetat-air(4:1:5) sebagi eluen kedua
b) Air sebagi eluen pertama dilanjutkan n-propanol-air-asam asetat(20:80:1)
c) 10% aseton dalam air sebagai eluen pertama dilanjutkan n-propanol-asam asetat-air(1:1:5) sebagai
eluen kedua
Penambak bercak yang digunakan adalah vanilin-asam fosfat atau dengan uap ammonia
Pada kromatografi 2 arah larutan sampel dengan larutan baku pembanding tidak dapat di totolkan
dalam satu kertas yang sama. Masing-masing di totolkan sebnayk 1,0 menggunakan pipa kapiler dengan
kertas yang berbeda. Jarak elusi masing-masing adalah 8cm. Pelarutnya di biarkan mengering dan
kemudian di elusi pada kondisi yang disamaan.
IDENTIFIKASI EGCG

C) Analisis epigalokatekin galat dalam sampel dengan kromatografi lapis tipis-densitometri


- penentuan panjang gelombang maksimum baku pembanding, dibuat larutan dari baku
pembanding dengan konsentrasi 20 ɥg/ml dengan metanol p.a dengan melalukan
pengenceran larutan stok baku pembanding, kemudian dengan menggunakan
spektrofotometer uv vis diukur serapan nya pada panjang gelombang 200-400mm, panjang
gelombang maksimal yang di peroleh umtuk identifikasi dengan TLC scanner densitometer.
- Analisis dengan kromatografi lapis tipis densitometri dilakukan dengan metode 1 arah,
eluen yang digunakan adalah n-propanol-asamasetat-air(4:1:2) dan n-propanol-asam
asetat-air(1:1:5)
IDENTIFIKASI EGCG

Penampak bercak yang dapat digunakan dalam vanilin n-asam fosfat atau dengan uap
ammonia
Untuk kromatografi lapis tipis 2 arah , eluen yang digunakan adalan larutan aseton
10% sebagai eluen pertama kemudian dilanjutkan dengan n-propanol-asam asetat-air
(1:1:5) sebagai eluen kedua. Larutan sampel dan larutan baku pembanding ditotolkan
dengan menggunakan nanomat sebanyak 1,0 ɥl pada lempeng kromatografi yang
berbeda. Setelah elusi selesai lempeng dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan
kemudian lempeng di putar 90 dan elusi dilanjutkan dengan menggunakan eluen
kedua kemudian masing-masning keomatogram yang di peroleh diamati bercak yang
di peroleh dan dipindai dengan TLC scanner pada gelombang maksimum
HASIL

1. Analisis epigalokatekin galat dalam sampel dengan reaksi warna. Hasil reaksi
warna dari baku pembanding dan sampel dapat dilihat pada tabel 1-2.
2. Analisis epigalokatekin – galat dalam sampel dengan kromatografi kertas dapat
dilihat pada gambar .
3. Penetapan kadar epigalokatekingalat dalam sampel dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis –densitometri. Penetapan kadar dilakukan dengan
metode satu arah dengan metode satu arah dengan menggunakan eluen n-
propanol-asam asetat-air (1:1:5).

Anda mungkin juga menyukai