0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan14 halaman
Clostridiosis disebabkan oleh bakteri Clostridium yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak seperti blackleg, black disease, dan red water disease. Bakteri Clostridium memiliki kemampuan untuk membentuk spora dan melepaskan toksin yang berbahaya. Clostridiosis dapat menyerang otot, hati, atau saluran pencernaan ternak. Pengendaliannya meliputi vaksinasi dan pembuangan mayat ternak yang mati dengan cara dibakar dan dikub
Clostridiosis disebabkan oleh bakteri Clostridium yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak seperti blackleg, black disease, dan red water disease. Bakteri Clostridium memiliki kemampuan untuk membentuk spora dan melepaskan toksin yang berbahaya. Clostridiosis dapat menyerang otot, hati, atau saluran pencernaan ternak. Pengendaliannya meliputi vaksinasi dan pembuangan mayat ternak yang mati dengan cara dibakar dan dikub
Clostridiosis disebabkan oleh bakteri Clostridium yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak seperti blackleg, black disease, dan red water disease. Bakteri Clostridium memiliki kemampuan untuk membentuk spora dan melepaskan toksin yang berbahaya. Clostridiosis dapat menyerang otot, hati, atau saluran pencernaan ternak. Pengendaliannya meliputi vaksinasi dan pembuangan mayat ternak yang mati dengan cara dibakar dan dikub
• Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium
pada ternak ruminansia: blackleg, black disease dan red water disease • Clostridium septicum • Clostridium novyi & Clostridium haemolyticum. • Clostridium perfringens
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Bakteri Clostridium sp memiliki tiga ciri penting yakni : 1.Berkembang biak pada kondisi anaerob. 2.Mempunyai kemampuan membentuk spora. 3.Dapat melepaskan toksin ketika proses perkembangbiakan berlangsung.
Kombinasi ketiga kemampuan tersebut
menjadikan bakteri ini sangat berbahaya !!!! • Clostridium bentuk spora bisa ditemukan pada tanah, permukaan tubuh, dan bahkan pada sapi yang terlihat sehat. • Spora ini tidak akan menyebabkan sakit, kecuali telah terjadi kerusakan pada jaringan tubuh sehingga menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi spora untuk menjadi bentuk aktif dan berkembangbiak. • Selama proses perkembangbiakan, toksin yang dilepaskan dapat merusak jaringan otot, sel darah merah atau mengganggu impuls saraf, tergantung dari lokasi keberadaannya. • Lokasi infeksi bakteri ini adalah pada otot, hati, dan saluran pencernaan. • Clostridiosis dapat digolongkan menjadi grup otot, grup hati, dan grup saluran pencernaan.
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Group Otot • Penyakit Black leg Clostridium septicum • Umumnya memasuki tubuh lewat luka, misal: memar-memar yang disebabkan oleh tandukan, prosedur pengekangan, pengangkutan. • Toksin yang dilepaskan ketika proses perkembangbiakan akan menyebabkan kerusakan otot sehingga mempengaruhi fungsi organ.
• Ciri : terjadi kebengkakan, akumulasi cairan dalam jaringan, dan
terkadang terbentuk gas yang mengitari area infeksi. • Kebengkakan tersebut biasanya terlihat pada pinggul, pundak, leher, dan bagian atas kaki
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP ………Black leg
• Sapi yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala klinis seperti
pincang, depresi, kenaikan temperatur pada fase awal infeksi dan penurunan temperatur hingga normal pada fase selanjutnya.
• Pada fase akhir, sapi akan mengalami depresi hebat hingga roboh. • Kematian biasanya terjadi 12 jam setelah timbul gejala klinis. • Karena menyebabkan kematian yang cepat, sapi yang terinfeksi umumnya ditemukan dalam kondisi telah mati.
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP early signs: swelling of tigh, with leg hanged up, and tail raised (arrows)
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Recovered calf after removing of all necrosed tissue
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Group Hati • Clostridium novyi dan Clostridium haemolyticum. • Spora dalam grup bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui pakan dan air yang terkontaminasi, masuk melalui saluran pencernaan dan bersirkulasi melalui aliran darah hingga sampai di hati.
• Kerusakan pada hati seperti karena keracunan tanaman atau bahan
kimia, parasit internal dan cacing akan membuat spora aktif. • Seperti halnya pada grup otot, bakteri pada grup ini juga melepaskan toksin pada saat bakteri ini berkembangbiak. • Toksin ini akan menyebar pada jaringan hati yang rusak dan terserap masuk ke dalam aliran darah hingga akhirnya dapat merusak organ-organ yang lain. • Clostridium novyi merupakan penyebab terjadinya black disease dan Clostridium haemolyticum merupakan penyebab terjadinya hemoglobinuria (red water) urin berwarna merah krn mengandung hemoglobin!!!!
• Proses terjadinya penyakit-penyakit tersebut berlangsung cepat
sehingga seringkali sapi ditemukan dalam keadaan mati. • Gejala awal yang muncul pada penyakit ini adalah depresi, demam, dan enggan untuk bergerak. • Gejala lebih lanjut adalah terjadinya kesulitan bernapas dan adanya sedikit busa bercampur darah pada hidung, apabila sapi dapat bertahan pada kasus Cl. haemolyticum, maka akan muncul gejala klinis red water atau bacillary hemoglobinuria
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Black Disease (or Infectious Necrotic Hepatitis)
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Group Saluran Pencernaan • Clostridium perfringens menyebabkan enterotoksemia. • Bakteri ini ditemukan dalam saluran pencernaan dan penyebarannya luas di dunia amatlah luas. • Setelah masuk ke dalam tubuh melalui pakan dan air, bentuk spora akan berubah menjadi bentuk nonspora di dalam usus halus. • Kondisi rendah oksigen dapat memicu proses perkembangbiakan sehingga toksin akan dihasilkan.
• Gangguan pada saluran pencernaan akan bertambah pada kondisi
asupan karbohidrat berlebih atau pada kondisi perubahan pakan secara mendadak.
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP • Asupan karbohidrat berlebih akan mengganggu mikroflora rumen sehingga memicu terjadinya asidosis akibat tingginya produksi asam laktat Kondisi ini mendukung proses perkembangbiakan Cl. perfringens
• Kondisi asidosis akan mengakibatkan menurunnya motilitas
rumen dan terakumulasinya toksin di usus halus, sehingga bakteri dan toksin mudah memasuki aliran darah.
• Gejala klinis : nyeri perut/kolik, perdarahan pada usus
Tim Pengajar IKT
Fak. Peternakan dan Pertanian UNDIP Pengendalian • Vaksinasi pada ternak. • Alasannya adalah spora Clostridium tersebar pada tanah, adanya spora dalam tubuh tidak dapat menyebabkan kekebalan, dan kematian sering terjadi sebelum gejala klinis muncul karena tidak cukupnya respon imunitas. • Oleh karena itu, vaksinasi ini penting untuk melawan bakteri yang teraktifasi atau terhadap toksin.
• Program vaksinasi dilakukan dua kali, pertama untuk menggertak antibodi
short acting dan kedua untuk menggertak antibodi long acting. Sapi yang divaksin dibawah 3 bulan harus di vaksin lagi pada umur 4-6 bulan. Booster vaksin dapat dilakukan setahun sekali. Khusus untuk pengendalian Cl. novyi dan Cl. Haemolyticum, sapi harus di booster setiap 6 bulan sekali. • Blackleg biasanya dipicu oleh proses pengangkutan, sehingga sebelum pengangkutan disarankan untuk dilakukan vaksinasi. • Sapi yang mati akibat infeksi Clostridium harus dibakar dan dikubur dalam-dalam karena Clostridium tersebar dalam karkas. Apabila tidak dibakar dan dikubur, maka akan menjadi sumber infeksi bagi sapi lain dan menjadi sumber transmisi oleh predator, pengurai atau air hujan.