Anda di halaman 1dari 11

OVERHEAD PABRIK :

DEPARTEMENTALISASI

Oleh :

Sulisyana (140190055P)
Helen (130180012)
Syawal (640160043)
A. DEPARTEMENTALISASI

Departementalisasi pabrik adalah pembagian pabrik menjadi segmen-segmen atau bagian-bagian,


segmen atau bagian ini disebut departemen. Departemen ini kemudian menjadi objek kos dan kos
overhead akan dibebankan pada masing-masing departemen tersebut.

Beberapa faktor berikut dipertimbangkan ketika perusahaan membentuk departemen-departemen :


1. Kesamaan bentuk operasional
2. Pertanggungjawaban atas produksi atau kos
3. Lokasi operasi pada aliran proses produksi
4. Jumlah pusat kos

Contoh Aliran Proses Produksi Perusahaan Pemanufakturan Furnitur

Departemen Departemen Departemen Produk


Pemotongan Perakitan Penyelesaian Jadi
B. DEPARTEMEN PRODUKSI DAN PENDUKUNG
Departemen produksi adalah departemen yang bertanggung jawab secara langsung untuk
memproduksi produk dengan cara mengubah bahan baku menjadi produk setengah jadi atau produk
setengah jadi menjadi produk jadi. Tugas dari departemen produksi ini jelas, yaitu terkait secara
langsung dengan proses produksi produk atau barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
Departemen pendukung adalah departemen yang memberi dukungan atau layanan pada
departemen produksi dan departemen pendukung lainnya.Dengan kata lain, departemen pendukung
adalah departemen yang memberi dukungan pada departemen produksi sehingga proses produksi
dapat berjalan.
C. KOS OVERHEAD PABRIK DEPARTEMENTAL
Kos overhead pabrik terdiri atas semua kos yang tidak dapat dilacak atau diidentifikasi pada produk,
aktivitas atau pekerjaan tertentu. Kos overhead yang tidak dapat dilacak secara langsung pada
produk atau pekerjaan tertentu, tetapi dapat dilacak pada departemen tempat terjadinya kos, disebut
sebagai kos departemen langsung.
Kos langsung departemen ini dapat dikategori sebagai berikut :
1.Pengawas, tenaga kerja taklangsung, dan upah lembur.
2.Tunjangan pekerja.
3.Bahan penolong dan bahan habis pakai.
4.Perbaikan dan perawatan.
5.Depresiasi peralatan dan sewa.
A. ALOKASI OVERHEAD DEPARTEMEN PENDUKUNG KE DEPARTEMEN PRODUKSI

Tujuan alokasi overhead pabrik departemen pendukung ke departemen produksi adalah :


1. memperoleh harga yang dapat diterima oleh semua pihak
2. menghitung profitabilitas lini produk tertentu
3. memprediksi pengaruh ekonomik perencanaan dan pengendalian
4. menilai sediaan
5. memotivasi manajer

Gbr Mekanisme Alokasi Kos Overhead Pabrik Departemen Pendukung ke Produk (Mekanisme Dua
Tahap)
Departemen pendukung yang memberikan dukungan pada departemen produksi

Departemen produksi yang bertanggungjawab memproduksi produk atau jasa

Produk atau jasa


Tiga metode yang dapat digunakan untuk mengalokasi overhead departemen pendukung ke
departemen produksi, yaitu sebagai berikut. :
1. Metode Langsung ; merupakan metode yang paling umum digunakan. Dalam metode ini, kos overhead
departemen pendukung langsung didistribusi atau dialokasi ke departemen produksi dengan asumsi tidak
ada (mengabaikan) layanan yang diberikan oleh departemen pendukung ke departemen pendukung lainnya.
Gambar Metode Langsung

Departemen Pendukung Departemen Produksi

X A

Y B
Tiga metode yang dapat digunakan untuk mengalokasi overhead departemen pendukung ke
departemen produksi, yaitu sebagai berikut. :

2. Metode bertahap ; mendistribusikan kos di departemen pendukung dalam tahapan sekuensial,


berdasarkan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode ini disebut juga metode sekuensial.

Secara detail, pengalokasian kos departemen pendukung dengan metode bertahap adalah sebagai berikut :
a. Kos dianggarkan departemen pendukung yang memberikan jasa atau layanan dengan jumlah
terbesar pada departemen pendukung lainnya umumnya dialokasikan pertama.
b. Kos dianggarkan departemen pendukung yang memberikan layanan terbesar berikutnya pada
departemen pendukung dialokasi kemudian. Setiap kos dianggarkan yang diperoleh dari alokasi
pertama ditambahkan pada departemen pendukung yang menerima dan seluruhnya dialokasi ke
departemen pendukung berikutnya.
c. Departemen pendukung yang telah mengalokasi kosnya tidak akan mendapat alokasi dari
departemen pendukung lainnya.
Tiga metode yang dapat digunakan untuk mengalokasi overhead departemen pendukung ke
departemen produksi, yaitu sebagai berikut. :
Gambar Metode Bertahap

Departemen Pendukung Departemen Produksi

X A

Y B
Tiga metode yang dapat digunakan untuk mengalokasi overhead departemen pendukung ke
departemen produksi, yaitu sebagai berikut. :

3. Metode Aljabar atau Simultan


Metode aljabar disebut juga metode simultan dan resiprokal dapat digunakan ketika antardepartemen
pendukung saling memberikan layanan atau jasa. Metode ini mempertimbangkan adanya alokasi overhead
pabrik antar departemen pendukung.

Gambar Metode Aljabar

Departemen Pendukung Departemen Produksi

X A

X B
B. PENGALOKASIAN KOS DEPARTEMEN PENDUKUNG AKTUAL KE DEPARTEMEN PRODUKSI

Tarif overhead dibebankan departemen produksi akan digunakan pada produk atau pekerjaan/ order
khusus sepanjang berjalannya periode.

Jurnal yang digunakan untuk mencatat overhead dibebankan di departemen produksi sepanjang
berjalannya periode adalah sebagai berikut :

Produk dalam proses – Departemen A xxx


Overhead pabrik dibebankan – Departemen A xxx
Contoh Soal :
PT PURNAMA menggunakan metode langsung untuk mengalokasi kos di departemen pendukung ke
departemen pendukung ke departemen produksi.
Kos di departemen pendukung 1 (S1) didistribusi dengan basis jumlah pekerja.
Di departemen pendukung 2 (S2) dengan basis luas lantai.
Tarif overhead pabrik di departemen produksi 1 (P1) dan departemen produksi 2 (P2) berbasis jam kerja
langsung.
Berikut data terkait :
Departemen Produksi Departemen Pendukung
P1 P2 S1 S2
Overhead dianggarkan Rp346.000.000 Rp368.000.000 Rp100.000.000 Rp.50.000.000
Jumlah pekerja 60 190 20 28
Luas lantai ( ㎡ ) 5.000 3.000 500 500
Jam kerja langsung 35.000 100.000

Dengan berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya alokasi overhead pabrik departemen pembantu ke
departemen produksi dan tarif overhead pabrik di departemen produksi 1 dan 2 jika alokasi dilakukan dengan
salah satu metode : langsung.
Jawaban :
Bila menggunakan metode langsung :

Tarif alokasi Departemen S1 = Rp100.000.000 = Rp400.000 per pekerja


250 pekerja
Teralokasi ke Departemen P1 = 60 x Rp400.000 = Rp 24.000.000
Teralokasi ke Departemen P2 = 190 x Rp400.000 = Rp 76.000.000

Tarif alokasi Departemen S2 = Rp50.000.000 = Rp 6.250 per ㎡


8.000 ㎡
Teralokasi ke Departemen P1 = 5.000 x Rp6.250 = Rp 31.250.000
Teralokasi ke Departemen P2 = 3.000 x Rp6.250 = Rp 18.750.000

Tarif overhead pabrik Departemen P1 = Rp346.000.000 + Rp24.000.000 + Rp31.250.000


35.000 JKL
= Rp11.464,2 per JKL

Tarif overhead pabrik Departemen P2 = Rp368.000.000 + Rp76.000.000 + Rp18.750.000


100.000JKL
= Rp4.627,5 per JKL

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai