Anda di halaman 1dari 11

PROTEIN PLASMA

Pemeriksaan Protein plasma


• Batas normal protein total (serum) adalah 6-8 g/dl, tidak termasuk fibrinogen
• Batas rujukan protein plasma dengan metode ini :
- albumin : 3,6 – 5,0 g/dl
- globulin total : 1,8 – 3,2 g/dl
- fibrinogen : 0,2 – 0,4 g/dl
metode yang digunkan sekarang adalah bromkresol purple
(BCP) yang hasilnya lebih spesifik kehasil kadar albuminnya.
Metode presipitasi. Albumin dan globulin mempunyai daya larut yang
berbeda di dalam larutan garam pekat (Natrium sulfat 26%), kadang masih
digunakan unutk test fungsi hati.
• Elektroforesa. Dalam larutan buffer alkali yang cocok (pH 8,6) protein
plasma menjadi Natrium+ proteinat-. Ditemukan oleh Tiselius.
Ion berbagai protein plasma mempunyai mobilitas bereda dalam muatan
listriknya (tergantung muatan bersih, ukuran, & bentuk).
Dapat digunakan untuk memisahkan protein palsma menjadi Albumin, alfa
1, alfa 2, beta dan gamma globulin serta fibrinogen, dan dapat mendeteksi
paraprotein (protein abnormal). Metode ini sangat akurat, tapi membutuhkan
waktu lama & mahal.
• Ultrasentrifugasi. Serum disentrifugasi akan terpisah sesuai dengan sifat
berat molekulnya, metode ini sering digunakan pada riset (melihat
kemurnian semua jenis fraksi protein.
• Immunologik. Immunodifusi,imunoelektroforesa&radioimun.
SIFAT-SIFAT PROTEIN PLASMA
PREALBUMIN
Konsentrasi normal sekitar 0,3 g/l dengan berat molekul 60.000, berfungsi
sebagai pentrasnport tiroksin. Konsentrasi pertama turun pada malnutrisi
protein dan setelah terjadi infeksi atau cidera.
ALBUMIN
Memiliki bobot molekul 70.000, berperan 80% untuk tekanan koloid osmotik
plasma. Albumin bertanggung jawab sebagai pengangkut kebanyakan
bilirubin dan calsium yang terikat di dalam plasma.
Albumin disintesa di dalam hati (dengan masa paruh 25 hari).
Peningkatan Albumin Plasma.
Didapatkan pada penyakit yang terjadi apabila kehilangan air plasma-
disebabkan statis lokal (pergeseran air pada daerah vaskuler), sehingga
terjadi peningkatan calsium dan viskositas plasma.
Penurunan Albumin Plasma
Terjadi karena masukan protein yang rendah, pencernaan atau absorpsi
yang tidak adekuat, peningkatan kehilangan protein dan hemodilusi.
Contohnya pada penyakit hepar akut dan kronis.
GLOBULIN
Disintesa dalam sistim retikuloendotelial dan globulin disintesa dalam sel –
sel parenkhim hati.
Peningkatan globulin plasma.
Terjadi kebanyakan pada infeksi akut maupun kronis (bakterial atau
parasitik, tetapi kurang pada inveksi virus, kecuali yang terdapat di hepar)
yang berlangsung lama.
Peningkatan jelas terlihat pada penyakit kolagen, mieloma multiple,
makroglobulinemia dan sarkoidosis. Jika ada kehilangan air plasma dan
hemokonsentrasi yang nyata maka globulin meningkat bersamaan albumin.
Penurunan globulin plasma.
Terjadi pada defesiensi protein plasma total, contoh pada luka bakar atau
pada malnutrisi berat dan penyakit gastrointestinalis.
ß-globulin.
seperti lipoprotein, bergabung dengan kolesterol dan lipid, sebagai globulin
pengikat tersendiri, membawa hormon dan vitamin yang larut dalam lemak,
dan mengikat transferin.
peningkatan ß-globulin ditemukan pada keadaan peningkatan lipid plasma
(diabetes melitus, ateroma, sindroma nefrotik dan sirosis bilier.
-globulin
kebanyakan merupakan antibodi. Hipergamaglobulinemia merupakan
peningkatan -globulin pada keadaan infeksi kronik, sarkoidosis, penyakit
parasitik, penyakit kolagen, penyakit autoimun dan penyakit hati tertantu.
Hipogamaglobuminemia ditemukan pada sindroma nefrotik, leukemia, dan
paraproteinemia maligna dan malnutrisi protein.

Faktor Pembekuan
termasuk dalam pemeriksaan produk degradasi fibrin.
Fibrinogen
disintesa dalam hati, kelebihan fibrinogen(disertai fase akut perubahan
protein lainnya) mempercepat LED dan meningkatkan viskositas plasma.
dapat terjadi penururnan fibrinogen pada penyakit hepar yang berat.

Beberapa protein spesifik


Protein Bonce Jones Dan Globulin mieloma
Terdapat pada mieloma multiple pada sum sum tulang oleh klon sel induk
neoplastik abnormal. Protein bence jones merupakan rantai ringan K atau 
dari molekul globulin mieloma yang disintesis berlebihan.
Makroglobulin
akibat dari sintesa berlebih dari makroglobulin (IgM abnormal), secara klinis
disertai viskositas palsma yang tinggi yang berakibat kelainan vaskuler.
Makroglobunemia juga dapat ditemukan pada mielomatosis atau retikulosis
sperti limfoma.
Paraproteinemia
sering disebut “gamopati” nama umum penyakit sintesa globulin. Terutama
untuk penyakit sintesa globulin (mieloma multiple dan makroglobuminemia)
yang disertai dengan proliferasi klon sel stem utama dan pita monoklonal
abnormal.
Krioglobin
terdapat protein yang tidak dapat larut, yang terpisah sebgai jeli atau
sebagai kristal dari plasma yang didinginkan. Fenomena jarang ini terlihat
pada poliarteritis nodosa dan kadang pada mioloma multiple,
makroglobulinemia dann leukemia.
Protein Fase Akut
meliputi glikoprotein, 1-antitripsin, haptoglobin dan fibrinogen, yang
konsentrasi palsma meningkat pada peradangan akut atau dekstruksi sel
akut dari semua jenis. Sering dikatakan protein C-reaktif karena membentuk
presipitat dengan C-polosakarida somatik .
Perubahan Protein Plasma Pada Keadaan Sehat dan Sakit
Perubahan fisiologik
Pada waktu lahir, albumin plasma rendah dibandingkan dengan nilai pada
orang dewasa karena immunoglobulin maternal dan sintesa infantil belum
berkembang penuh. Nilai dewasa untuk semua fraksi dicapai sekitar setelah
usia 2 tahun.
Pada usia tua terdapat kecendrungan penurunan kadar labumin dan
globulin total meningkat.
Pada saat masa kehamilan, kadar plasma total menurun terutama karena
retensi air. Kadar albumin dapat turun sampai 20% pada usia kehamilan 8
bulan, tapi - dan -globulin serta fraksi fibrinogen meningkat.

Perubahan pada penyakit.


Malnutrisi.
albumin menjadi sangat rendah, pada sindroma malabsorpsi dan enteropati
yang mehilangkan protein, pengurangan albumin dan penurunan -globulin
mengikuti perkembangan defesiensi protein.
Proses-proses infektif
Pada fase akut dan hampir seluruh proses peradangan atau trauma akut
terjadi sedikit penurunan albumin dan peningkatan -globulin yang sebagian
karena penambahan glikoprotein. Selanjutnya timbul C-reaktif protein,
peningkatan imunoglobulin M setelah seminggu. Terjadi peingkatan LED
dan viskositas plasma.
Penyakit outo imun
Kecendrungan kelainan ini adalah penurunan albumin serta peningkatan
fibrinogen dan kadar globulin total karena peningkatan 2-dan -globulin,
terutama IgG.
Penyakit keganasan
terdapat kencendrungan penurunan albumin dan peningkatan globulin total.
Disertai C-reaktif dan glikoprotein asam.
Penyakit ginjal
Sindroma nefrotik; albumin sangat menurun karena kehilangan albumin
yang masif kedalam urine, sering terdapat peningkatan fibrinogen.
Nefritis akut dan kronik; peroteon yang dieksresi terutama berupa albumin,
dengan perubahan protein plasma ringan.
Sindroma tubulus; protein plasma tidak berubah, jika tubulus rusak terdapat
globulin pada urine penderita.
Penyakit hepar
Ikterus obstruktif (posthepatik). Tidak terjadi perubahan berarti
pada protein palsma, terjadi peningkatan ringan pada 2-
globulin.
Hepatitis infektiosa akut. Tedapat penurunan ringan dalam
albumin dan -globulin, -globulin, -globulin. Globulin yang
tetap tinggi dapat mengarah keadaan penderita yang kronis.
Hepatitis Kornika dan sirrosis. Dapat terjadi penurunan albumin
dan peningkatan globulin bisa sangat hebat. Sebagaian
peningkatan globulin disebabkan oleh komponen IgA yang
berjalan diantara -globulin dan -globulin (pola ini terdapat
pada sirosis tidak pada hepatitis kronika).
protein-protein dalam serum yang bermakna dalam diagnostik

Protein Fungsi Pengamatan Klinis


Prealbumin Mengangkut vit. A Berkurang setelah disfungsi hepatoseluler
yang realtif singkat
Transferin Mengangkut besi Berkurang pada kerusakan jaringan yang
meluas
Haptoglobin Mengikat hemoglobin Meningkat kalau cadangan besi rendah
bebas (kecuali berkurang jika malnutrisi protein).
Meningkat dalam kehamilan dan pemakaian
kontrasepsi peroral.
Berkurang dalam kondisi protein-losing.
Ada juga defesiensi berdasarkan ras.

Alfa-1-anti- Menghambat protease-


protease yang dalam. Tak adanya atau berkurangnya zat itu
tripsin sering terdapat berdasarkan genetika dalam
keadaan normal ada.
Meningkat dalam kehamilan dan
kontrasepsi peroral.
Meningkat pada inflamasi akut.
Protein Fungsi Pengamatan Klinis
Ceruloplas Mengankut tembaga Meningkat pada keadaan infalamasi
min menahundan nekrosisi jaringan.
Meningkat pada kehamilan dan kontrasepsi
peroral
Berkurang pada penyalit hati yang berat
dan keadaan protein losing.
Menghilang pada penyakit Wilson, penyakit
yang jarang tardapat dan berdasarkan
genetika.

Antitrombin Meningkatkan efek anti Berkurang pada penyakit hati dan keadaan
trombin dari heparin protein-losing.
Berkurang dalam kehamilan dan
kontrasepsi oral.
Defesiensi berdasarkan genetika ditemukan
1 : 20000.

Anda mungkin juga menyukai