Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK RADIOTRACER

DALAM INDUSTRI
Aplikasi teknik radiotracer dalam industri kebanyakan menggunakan radiasi gamma yang merupakan
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat pendek, bergerak sangat cepat dan
menghasilkan energi yang tinggi.

Radiasi gamma mampu menembus material yang dilewati sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi
karakteristik material target.
Informasi yang diperoleh dari injeksi radioperunut atau radiotracer adalah informasi tentang dinamika
material di dalam sistem, seperti efisiensi pencampuran dan difusi, by-passing,volum mati (dead
volume), channeling atau short-circuiting dan kehilangan material (kebocoran).

Teknik radioperunut sangat berpotensi dan telah digunakan dalam berbagai bidang mulai dari pengeboran
(logging) untuk mendapatkan mineral di daerah pedalaman sampai pemrosesan material di kilang-kilang
petrokimia. Industri-industri skala besar seperti industri minyak bumi dan gas serta turunannya
menggunakan teknik perunut untuk mengetahui inter-koneksi antar sumur minyak bumi melalui program
yang disebut Inter- Well Tracer Test (IWTT) hingga efisiensi unit-unit pengolahan minyak bumi dan gas di
dalam kilang-kilang produksi
Radioperunut dapat diproduksi dari reaksi antara ’bahan radioperunut’dengan berkas elektron di reaktor nuklir
atau menggunakan akselerator atau diproduksi di dalam generator yang dikenal dengan generator
radionuklida.Radioperunut yang telah diproduksi di reaktor nuklir atau akselerator dikemas dalam suatu wadah,
yang memenuhi syarat-syarat keselamatan nuklir. Radioperunut yang diproduksi di dalam generator radionuklida
umumnya dapat dibawa langsung ke tempat dimana injeksi isotop akan dilakukan. Pengeluaran radioperunut dari
generator dilakukan melalui proses elusi. Produksi isotop di dalam generator berlangsung terus dengan jeda waktu
tertentu saat produksi berlangsung sehingga radioperunut yang diproduksi oleh generator isotop dapat diinjeksikan
berulang- ulang sampai induk bahan isotop habis.

Generator Tc-99m

Isotop Br-82 dalam kontener)


Metodelogi Radiotracer

Radioperunut diinjeksikan dan dibiarkan bercampur dan mengikuti dinamika material yang
dirunut di dalam sistem, Respon terhadap perunut yang diinjeksikan adalah berupa kurva
distribusi waktu tinggal antara nilai cacahan terhadap waktu.

Prinsip perunut

Tiap molekul fluida bergerak bebas dan acak sehingga lamanya tiap molekul berada dalam sistem tersebut
berbeda-beda. Dengan kata lain molekul-molekul fluida terdistribusi di dalam sistem tersebut. Area yang
diarsir pada kurva RTD atau kurva E menunjukkan molekul-molekul fluida yang keluar belakangan dari
sistem.
Beberapa aplikasi dalam industri yang menggunakan radiotracer
1. Pengukuran laju aliran fluida multifasa di dalam pipa transport hidrokarbon (Zamrud, Kabupaten Siak, Riau)
Isotop Iodine-131 dalam senyawa 131I Na dan 131IC6H5 sebagai perunut.
2. Mercury inventory di dalam sel elektrolisa (PT. Industri Soda Indonesia, Sidoarjo, Jawa Timur) Injeksi
menggunakan merkuri 203 (203Hg) .
3. Deteksi kebocoran kabel listrik tegangan tinggi bawah tanah (PT. PLN, Unit Pembangkit listrik gardu Tanah
Abang) radioperunut para-di-bromo benzene untuk menentukan lokasi kebocora kabel bawah tanah.
4. Pengukuran laju aliran fluida fasa uap dalam pipa geothermal. (PT. Pertamina Geothermal Energi, Unit
Kamojang, Garut, Jawa Barat) Isotop gas Kripton, Kr-85.
5. Identifikasi kebocoran gas di dalam unit ammonia konverter ( PT. Pupuk Sriwijaya, Palembang-Sumatra Selatan)
injeksi menggunakan isotop gas Argon, Ar-41.

Radiotracer diinjeksikan dalam jumlah sedikit sehingga kontaminasi yang ditimbulkan umumnya masih dalam batas-
batas yang diizinkan. Jika radioperunut diinjeksikan berkali-kali pada satu jenis unit proses yang dioperasikan dengan
parameter bervariasi, teknik radioperunut dapat digunakan untuk menentukan kondisi optimal pengoperasian unit
proses tersebut.

Anda mungkin juga menyukai