Anda di halaman 1dari 34

HUKUM AGRARIA

PENGANTAR & PENDALAMAN


MATERI KULIAH
PROGRAM PENGAYAAN MATERI
DAN MATRIKULASI (PPM)
MAHASISWA MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2012/2013
Oleh:
Dr.Suhariningsih,S.H.SU
Imam Koeswahyono,S.H.MHum

@ Hak Cipta Pada Penulis Dilarang Keras Mengcopy & Diedarkan Untuk
Tujuan Komersial
KONTRAK BELAJAR
(Student Based Learning ):
• 1. Serius
• 2. Tertib & Cermat
• 3. Tepat waktu
• 4. Partisipasi (totalitas)
• 5. Kekompakan/ Kebersamaan dgn tugas
kelompok
• 6. Kejujuran
• 7. Keberanian (dlm kebenaran)
• 8. Transparansi (Sistem Penilaian Hasil Belajar)
• 9. Keterbukaan Fikiran (Positif)
• 10.Mencapai Terbaik
BAHAN PUSTAKA:
• Oloan Sitorus & HM Zaki Sierrad.,2006., Hukum
Agraria Indonesia, Konsep Dasar & Implementasi,
Cetakan Pertama, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia,
Yogyakarta
Maria SW Sumardjono.,2005., Kebijakan Pertanahan
Antara Regulasi & Implementasi, Edisi Revisi, Buku
Kompas, Jakarta
• Boedi Harsono.,2009., UUPA Sejarah Penyusunan
dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta
• Muchsin & Imam Koeswahyono.,2007.,Hukum
Agraria Indonesia Dalam Perspektif Sejarah, Refika
Aditama, Bandung

• Basic Agrarian Law (UUPA) & Buku Boedi Harsono 


keharusan memiliki tiap peserta pembelajaran
PENGADAAN TANAH DEMI (ALASAN) KEPENTINGAN UMUM
PEMBANGUNAN
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
• Tujuan: memberikan penyegaran kembali pemahaman
calon mahasiswa MKn yg komprehensif mengenai hk
agr/ pertanahan positif dgn urutan sebagai berikut:
• pengertian, politik hukum agraria nasional,
• sejarah terbentuknya UUPA, pengaruh hk Adat, asas,
hak atas tanah,
• Ketentuan konversi, serta perkembangan mutakhir
hukum agraria positif
• Urutan Pembahasan Per Pokok Bahasan Garis Besarnya:
• Pengertian agraria, politik, administrasi & hukum
• Sejarah terbentuknya UUPA, asas & tujuan
• Pengertian & pengaruh Hk Adat, Ulayat,Fungsi Sosia
• Prinsip-prinsip Hukum Tanah Nasional
• Pendaftaran Tanah
• Keterkaitan Aspek Pertanahan dgn SDA terkait
• Peran BPN, PPAT & Notaris Dlm Pengembangan hk
agraria & Masalah Terkait
PRE TEST
• 1. Apa yang anda fahami dengan istilah agraria?
2. Apa perbedaan antara agraria dan tanah?
3. Dimana letak hukum agraria dlm sistem hukum Ind
?
• 4. Apa landasan philosofi hukum agraria Indonesia ?
• 5. Apa karakteristik hukum agraria Indonesia berda-
• sarkan pengalaman dan pemahaman anda ?
Apa Agraria itu ?
• Ager (Latin): lapangan, pedusunan, wilayah, tanah
negara
• Agger : tanggul penahan, pelindung, pematang,
reruntuhan tanah, bukit (SMP Tjondronegoro, G Wiradi,
2002: 1-4)
• KUBI 1994 urusan pertanian/ tnh pertanian, urusan
pemilikan tnh
• Black’s Law Dictionary: agrarian laws menunjuk
seprangkat perat hukum yg bertujuan mengadakan
pembagian tnh yg luas dlm memeratakan penguasaan &
pemilikannya (Arie Sukanti dkk, 2005: 1)
• Kajian Historik: UU Solon 594 BC Seisachtheia
(menyerasikan hub yg tdk serasi antar pengguna tnh)
• Dalam Uu No.5 Th 1960 mengacu pd Psl 33 Ay (3) UUD
- Bumi Psl 1 Ay (4) - Air Psl 1 Ay (5) yo 47
- Kekayaan alam Psl 1 Ay (2) - Unsur Ruang Angk Psl 48
Simpulan: Hk Agraria di bagi 2: a. Luas (B A RA + Ka)
b.Sempit ( Hk Tanah )
Dua Bagian Hukum Tanah (E Utrecht)
• Hukum Tanah Adm: mengatur hak penguasaan atas
unsur SDA, Agraria, kept masy/umum
• Hukum Tanah Perdata:mengatur hub hk suby & oby
• Garis besar Perkemb Hk Tanah Indonesia:
• Hukum Tanah Adat (Indigenous/ Folk Law)
• Hukum Tanah Barat ( Burgerlijk Wetboek 1848): Bk II
HAT & Hak Jaminan, Bk III: jual-beli, BK IV Daluwarsa
• SIMPULAN: Dualistik
HK Tnh Adat
Ketent Pokok
Dualistik
HK Tnh Barat
Pluralistik

Hk Tnh Antar Gol


Ketent Pelengkap
Hk Tnh Administrasi

Hk Tnh Swapraja
Kesimpulan Pluralitas Hk Tanah
• Hukum Tanah Barat ( Liberal-Individualistik): sumber: a.Tertulis
BK II: Eigendom (Ps 571), Opstal (Ps 711) Erfpacht (Ps 720),
Gebruik (Ps 818),III: jual-beli (Ps 1457-1458), sewa-menyewa Ps
1588-1600), IV Acquisitive Verjaring,BW (Psl 610-1955, 1963),
b.Tdk Tertulis (Hk Kebiasaan Blnd Kuno sblm BW 1848),
Agrarisch Wet 1870, Agrarisch Besluit 1870 /118(Tnh Adm)
• Hukum Tanah Adat: a. Tertulis diciptakan Pem Hind Bld/ Pem
Swapraja b. Tdk Tertulis: berlaku sebag gol Inlanders/ Bm
Putra
• Tanah Hak Indonesia (Tdk diatur Hk Tnh Barat):
• Dibuat Pem Swapraja: berlaku di Kasultanan DIY, Solo, Sumt
Tmr
• Dibuat Pem Hind Belanda: Hak Agrarisch Eigendom S 1872/117
& S 1873-38 Grond Vervreemdings verbod S 1875-179
• Pengaturan dlm Psl 62 RR 1854 Psl 51 IS
• Hak Ulayat, Huta (Tapanuli), Negari (Minangkabau)
• Hak Anggaduh Kagungan Dalem (DIY + Solo)
• Apanage Stelsel: pemberian HAT dari raja kpd kelg/ kaula
• Tanah Gogolan/ Pekulen/ Kelakeran (Minahasa)/ Pusako
(Minangkabau) (Communal Bezitrecht) : membuka tnh hutan,
tdk boleh dialihkan
Pembagian Tanah Mnrt Psl 1 Agrarisch Besluit
• Tanah Daerah Swapraja berdasar S 1915-474 pem swapraja
berwenang memberikan tnh Swapraja dg Hak Barat
• Tanah Domein Ngr: a.Vrijlandsdomein b.Onvrijlandsdomein
• Tanah Hak Eigendom
• Tanah Hak Erfpacht, Opstal, Gebruik
• Tanah hak Adat
• Fungsi Domein Verklaring: a.sbg land hk untuk memberikan
tnh kpd gol Eropa, Tmr Asing dgn hak Erfpacht, b. keperluan
pembuktian (terbalik)
• Inggris (Sir Thomas Stamford Raffles) “Land rente”  Lord
Tenant  TEORI DOMEIN TS RAFFLES
• 1816 Hindia Belanda koloni kerajaan Belanda
• 1830 Van den Bosch Cultuur Stelsel (Tanam Paksa)
• Esensi Kolonialisme Eksploitasi
PEMBENTUKAN & PEMBANGUNAN HUKUM
TANAH NASIONAL
• Garis Besar Hukum Tanah Sblm lahirnya UUPA
• Hukum Tanah Adat 7 tiang Hk Adat van Vollenhoven:
• 1. Rechtsgemeenschappen (teritorial, genealogis, campuran)
• 2. Hak Ulayat
• 3. Adat Rechtskringen
• 4. Perjanjian adalah perb hukum in concrito
• 5. Tdk mengenal konstruksi hukum yg abstracto
• 6. Makes sensory perception the basis of legal catagories &
distinction/ tdk mengenal “right in rem & right in per-
sonam
• 7.Sifat susunan keluarga: patrileneal, matrilineal,parental
• Karakter hukum: tertulis & tdk tertulis  folk law
• Jenis: hak milik individual, komunal, Agrarisch Eigendom
(Ps 15 Ay (7) IS),Grant Sultan, Grant Deli, Hak Konsesi,
Vorstenlanden, Andarbe, Anggaduh dsb.
• KONSEPSI HUKUM TANAH BARAT
• Konsepsi:  liberal individualistik
• Persepsi:  semua tanah  “Res Nullius” Occupatie
HUKUM TANAH BARAT (Lanjutan..)
• Dasar: Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata) Buku II (Benda), Buku III
(Perjanjian) & S 1834 No.27 ( Overschrijvings Ordonnantie)  Over-
schrijvings Ambtenaar (Pejabat Baliknama)

• Hukum Tanah Antar Golongan (Intergentiel recht)  naar personele


en zakelijke verschillende rechtsstelsels en rechtsnormen asas
tnh memiliki status sendiri, tdk dipengaruhi hk subyek hak
• Grond vervreemdingsverbod S 1875 No.179/ larangan pengasingan
tanah pri ke non pribuminoway
• Hukum Tanah Swapraja pem otonom krn kontrak politis dg
kolonial/ daerah tdk langsung rakyat punya “Hak Anggaduh”

• Ketentuan Penting !!!Pasal 62 RR 1854 (3 ayat)  Pasal 51 IS


1925 1870 No.55 (Agrarisch Wet)
• AW dilaks Koninklijk Besluit Agrarisch Besluit (1870 No.118)
Psl 1 Asas “Domein Verklaring”/ Domein Statement
• Jenis Hak: Eigendom (570 BW), Erfpacht (720 BW), Opstal (711 BW),
Suyling Opstal = Erfpacht
USAHA PENYESUAIAN HUKUM AGRARIA KOLONIAL
• Argumentasi: dasar filosofi berbeda Barat = Adat
• Argumentasi Yuridik: Dualisme HukumKetidakpastian
• Argumentasi Sosial & ek: ketimpangan struktur
• Argumentasi Pragmatik: membuat hk baru/ memodify
• Pilihan kebijakan: memodifikasi peraturan lama (7):
• a.Penghapusan Desa Perdikan
• b.Penghapusan Hak Konversi di wil Vorstenlanden
• c.Penghapusan Tanah Partikelir
• d.Penataan Pengaturan Tanah Perkebunan
• e.Menaikkan Canon & Cijns
• f.Larangan Okupasi Illegal
• g.Merubah Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian
• UNIFIKASI HUKUM TANAH NASIONAL
• Berdasarkan: Hukum Adat: ,konsepsi, asas, lembaga,
sistem pengaturan  Hk Prismatik (Pluralisme Hukum)
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN DASAR
POKOK-POKOK AGRARIA
• Dasar Filosofi : Pancasila ; Dasar Konstitusional: Psl 33
(3) UUD  Komunalistik Religius
• Dasar Pengaturan : Hukum Adat ( Hukum Prismatik):
kepentingan nasional & ngr, sosialisme Ind, perat dlm
UUPA, perat lain, unsur yg berdasar hk agama
• Tujuan : 2 a. menciptakan unifikasi hk agraria
• Dasar : b. Menciptakan unifikasi hak penguasaan
(HAT & hak jaminan) melalui Konversi
• Fungsi UUPA: a. menghapus Dualisme hk tnh
b. unifikasi HAT & hak jaminan dg Konversi
c. Meletakkan landasan hk bg pemb hk agr
• Azas Hukum Tanah Nasional: , nasionalitas, fungsi sosi-
al, pemerataan & keadilan, penatagunaan tnh & peme-
liharaan lingk hidup, kekeluargaan & kegotongroyongan,
pemisahan horisontal, berkarakter hukum publik
• Sumber Hk Tanah Nasional: a. tertulis; b. tdk tertulis
ASAS- ASAS DASAR HUKUM TANAH NASIONAL
• A.Asas Religiositas memperhatikan unsur hk agama Ps 1 & 49
• B.Asas Kebangsaanmendahulukan kept nasional Ps 9, 20, 55
• C.Asas Demokrasitdk membedakan gender, suku, agama, wil Ps
4 ,9
• D.Asas pemerataan, pembatasan & keadilan- gol ek lemah
khususnya petani Ps 11, 12
• E.Asas kepastian hk & keterbukaan gol petani Ps 11,13,19
• F.Asas tnh SDA strategikoptimal, sustainable,terenc Ps 13, 14
• G.Asas kemanusiaan yg adil & beradabpeny sengketa
HAK PENGUASAAN ATAS TANAH MENURUT HK
TANAH NASIONAL
• A.Pengertian: hub hk yg memberikan kewng suby hk thd oby hk
• B. Pembidangan: bersifat hk publik dan hk perdata
• C. Ruang lingkup: hk tnh, hk air, hk pertambangan, hk perik,hk
penguasaan tenaga & unsur ruang angkasa
• D. Tata jenjang/ hirarkhi:
• 1. hak bangsa (Psl 1)
• 2. hak menguasai negara (Psl 2)
• Merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VIII/2010 tanggal 16 Juni
2010 memperluas makna penguasaan negara atas sumber daya agraria termasuk
di dalamnya tanah dikonstruksi bahwa rakyat secara kolektif memberikan mandat
kepada negara untuk:
• Mengadakan kebijakan (beleid)
• Mengadakan pengaturan (regelendaad)
• Melakukan pengurusan (bestuursdaad)
• Melakukan pengelolaan (beheersdaad)
• Melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad)
• 3. hak Ulayat (Psl 3)
• 4. hak perorangan terbagi:
• a. hak atas tanah orisinal/ primer: HM, HGB,HGU,HPk, HPL
• b. hak atas tnh derivatif/ skunder:HGB,Hpk,HSw,HUBHs,HGd
KETENTUAN UMUM HAT (RAMBU PEMBATAS) Sitorus
2005, 78-79)
• 1.Tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pihak lain (misbruik
van recht/ abus de droit, vergunning, Psl 6 UUPA)
• 2.Sesuai dgn isi & sifat HAT itu sendiri (Psl 20, 28, 35 UUPA)
• 3. Sesuai dgn Renc Tata Ruang (RTRW) & Renc Tata Guna Tnh
(Land-use planning) (Psl 14 UUPA jo UU 26/ 2007)
• 4. Tdk boleh digunakan untuk praktik pemerasan (Psl 10 (1),
11 (1) UUPA)
• 5. Tdk boleh menggunakan Ruang Atas Tnh & Ruang bwh tnh
yg tdk berkaitan lsg dgn penggunaan tnh (Psl 8 UUPA)

• FUNGSI SOSIAL HAT Psl 6 18 UUPA


HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT
UUPA
Urutan Jenis HAT Diatur Dlm Pasal Jangka waktu
(Durasi)

1. Right of Ownership (HM) 20 - 27 Unlimited

2. Right of Cultivation (HGU) 28 - 34 Maks 25 Thn, wkt


> 35 thn
diperpanjang 25
thn
3. Right of Use of Structure 35 – 40 jo Maks 30 thn
(HGB) Gov Regulation No.40 diperpanjang 20
Thn 1996 thn
4. Right of Use menggunakan 41 – 44 jo Maks 25 Thn,
dan/ memungut hsl dr tnh Gov.Regulation No.40 perpanj 20 thn
org lain/ TN Thn 1996

5. Right of Management (HPL) Art 6 PMA No.9 Th According To


pecahan TN Quasi HAT 1965 jis PMDN No.1 Th Secondary Right
1977, 1 PP No.40 Thn
1996, Psl 7 (1) UU
No.16 Th 1985
HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT UUPA
Urutan Jenis HAT Diatur Dlm Pasal Jangka Waktu

6. Right of Lease ( Buildings) Art 44 – 45 of BAL Based on the Contract

7. Right to Clear Land & Right to Art 4 (2), 46 BAL, Quasi of Land Right
Collect Forest Produce Law No.41 Th 1999

8. Security of Loan Right (HT) Art 53 BAL, Law No.4 Based on the contract
Th 1996

9. Right of Ownership A Unit of Law No.16 Th 1985, Unlimited


Apartment (HMSRS) Gov Regulation No.4
Th 1988

10. Right of Use of Water Article 47 (1) (2) BAL Common Property

Right of Use of Airspace (Spatial) Article 48 BAL


11. Common Property

Right for Worship & Other Sacred Article 49 BAL


12. Purposes in line with The Principle
of Belief in Only One God
Pokok Bahasan II: Politik hukum: makna,
policy (kebijakan), implementasi
• Makna Politik Hukum: “tujuan sistem hk, cara yg dipakai,
kapan hk hrs diubah, serta pola mapan apa untuk pemilihan
dan cara mencapai tujuan hukum” (S Rahardjo-,1986: 334-
335)/ Legal Policy: pembangunan hk thd materi hk agar sesuai
kebth, pelaks hk termasuk penegasan fungsi lembaga &
pembinaan penegak hukum ( AH Garuda Nusantara,1985 dlm
Mahfud MD, 1998: 9)
• Policy (kebijakan), Suhendar,1997:98-99, Kolonial: eks-
ploitasi sektor perkeb, OrLa: kemakmuran:LR, penataan struktur,
OrBa: pengadaan tanah: pemb ekonomi & investasi; Rusmadi M,-
1997: 1.peningkatan kualitas SDM: BPN, PPAT, user; 2 penataan
regulasi; 3.Koordinasi & sinkronisasi kelembagaan kini: PerPres
No.11 Th 2005, PP 36/1998 & UU No.30 Th 2004
fikirkan alur: Planning, Organizing, Actuating, Controlling
Evaluating (P O A C E) Tupoksi BPN
Pokok Bahasan II: Administrasi pertanahan:
pengertian, pengaturan, mekanisme, implikasi,
konteks pemetaan kasus
Pengertian: administrare (to serve), KUBI : usaha &
kegiatan yg berkaitan dg penyelenggaraan kebijks
untukmencapai tujuan/ kegiatan yg berhub dg
penyelenggaaan pem: kegiatan kantor & tata usaha,
(D Suganda dlm Murad 1997: 1 )“org & manajemen
dr semua sumbernya scr berdaya & berhasil guna
dpt mencapai tujuan yg ditentukan”.
Pertanahan “kebij ngr/ pem dlm mengatur hub manu-
sia dg SD tanah”(Psl 2 & 4 UUPA).
Pengaturan: UUPA, Kep Pres No.7/ 1979, UU 4/ 1996, UU
No-.30/ 2004, PP 40/1996, PP 41/1996, PP 24/1997, PP
36/1998, PP 37/1998,PP 46/2002, PMA 3/ 1997, Per Pres No.11
/ 2005, Per Pres No.36 /2005, PMA 2/ 1999, PMA No.1/ 1999,
Instrk MenAgr No.1/ 1999 dsb.
URUSAN AGRARIA DARI SENTRALISASI KE

DESENTRALISASI ?
Latar Belakang: Pergantian Rezim Orde Baru  Transisi
• Maraknya kasus agraria (pertanahan) Lihat Tabel KPA
• Konflik kelembagaan & norma
• Kebijakan Yang Ada: Desentralisasi UU No.32 Th 2004
• Bentuk Kebijakan: TAP IX/ MPR/ 2001
• Keputusan Presiden No.34 Tahun 2003  Penyerahan Urusan Pusat ke Daerah  9
Urusan
• Kebijakan lanjutan: PP No.38 Thn 2007
• Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat
• (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan
• pemerintahan meliputi:
• a. pendidikan;
• b. kesehatan;
• c. pekerjaan umum . . .
• c. pekerjaan umum;
• d. perumahan;
• e. penataan ruang;
• f. perencanaan pembangunan;
• g. perhubungan;
• h. lingkungan hidup;
• i. pertanahan;
Pokok Bahasan II: mekanisme, implikasi, konteks
pelayanan pertanahan
• Mekanisme:Instruksi Ka BPN No.3 Th.1998 peningkatan
efisiensi & kualitas pelayanan masy di bid petanahan
• Implikasi:efisiensi, produktivitas & kualitas
layanan:kejelasan prosedur, kelengkapan persyaratan,
kepastian biaya, kejelasan & kepastian waktu, informasi
& tertib administrasi ( Catur tertib Pertanahan) ada &
ketaatan SOP yg standar
• Pelayanan Pertanahan Catur Tertib Pertanahan
kepastian peruntukan, penggunaan, persediaan,
pemeliharaan
• Pelibatan Aktif  Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah,
PemDa
• Pengawasan peruntukan, pemilikan, penggunaan dsb
• Pelayanan  dgn prinsip: cepat, mudah, murah,
sederhana PP No.24 Thn 1997 jo Permenag No.3/1997
• Penekanan pada Masyarakat Miskin & Terpinggirkan (?)
KETERKAITAN PENGATURAN
AGRARIA DAN SDA LAINNYA
TOTAL LAND CASES BASED ON
AGRARIAN REFORM CONSORTIUM 2011
Sengketa tanah & upaya solusinya
• Boedi Harsono 11.Sengketa ganti rugi/ pesa-
ngon
(2002) : “sengketa yg 12.Sengketa pembatalan hak
diakibatkan oleh dilakukannya
perb hk/ terjadinya peristiwa hk
13.Sengketa pencabutan hak
mengenai satu bid tnh tertentu” 14.Sengketa pemberian hak
• 1. Data bidang tanahnya 15.Sengketa penerbitan sertf
• 2.Letak bidang tanahnya 16.Sengketa alat bukti hak/
• 3.Batas bidang tanahnya perbuatan hukum
• 4.Luas bidang tanahnya
• 5.Status dan/atau subyek hak
• 6.Hak yg membebaninya
• 7.Pemindahan haknya
• 8.Batalnya hak menjadi Tn Ngr
• 9.Pelepasan/ penyerahan hak
• 10. Pengosongan tanah
Sengketa tanah & upaya solusinya
• Maria SW Sumardjono (1982,
1996) peta permasalahan Data 1994, 1995 E. Suhendar
pertanahan: Jenis & Fihak yg bersengketa
1. Masalah penggarapan rakyat 1.Ganti rugi peng tnh 34,7%
atas tnh areal kehut, perkeb, 2.Status penguasaan 31,5 %
proyek perumh 3.Status pemiikan tnh 22,6%
4.Status penggunaan 11,3 %
2. Masalah pelanggaran keten-
tuan Land Reform
Fihak Yg Bersengketa:
3. Ekses-ekses dalam pengadaan 1, Masyarakat Vs Pemerintah 57%
tanah untuk kepentingan 2.Masyarakat vs pengusaha 30%
pemb 3.Sesama masyarakat 11%
4. Sengketa keperdataan bero-
byek tanah Data KPA 1970 – 2000:
5. Masalah yg berkaitan dg Hak 1.Masy vs pemerintah 719
Ulayat Masyarakat (hk) Adat 2.Masy vs perush swasta 833
3.Masy vs Perush pemerintah 219
KONSEP, DEFINISI, UNSUR HMSRS
Konsep menurut Sofian Effendi adalah istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Konsep berfungsi menyederhanakan pemikiran
dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya.
Konsep rumah susun dapat diketahui dari Pasal 1 angka
1 UU No.20 Thn 2011:
• Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama.
TIGA KONSEP DASAR RUSUN
MENURUT UU No.20 th 2011
• 4.Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk
bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak
terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya
dalam persyaratan izin mendirikan bangunan.

• 5. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara


tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan
satuan-satuan rumah susun.

• 6. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah


susun melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama.
TUJUAN PEMBANGUNAN
• Pasal 3
RUSUN
• a. menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan
permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan
budaya;
• b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta
menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan
kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
• c. mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman
kumuh;
• d. mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang,
efisien, dan produktif;
• e. memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni
dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan
perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;
• f. memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan rumah
susun;
• g. menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau,
terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan permukiman yang
terpadu; dan
• h. memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, kepenghunian, pengelolaan,
dan kepemilikan rumah susun.
PERSYARATAN PEMBANGUNAN RUSUN ?
• Persyaratan Pembangunan Pasal 23
• (1) Pembangunan rumah susun dilakukan melalui
perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan
teknis.
• (2) Perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan
teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–
undangan.

• Pasal 24 Persyaratan pembangunan rumah susun


meliputi:
• a. persyaratan administratif;
• b. persyaratan teknis; dan
• c. persyaratan ekologis.
4.JENIS RUSUN MENURUT TUJUAN PENGGUNAANNYA

• 1.Rumah susun umum adalah rumah susun yang


diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
• 2.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.
• 3.Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki
negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian,
sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
• 4.Rumah susun komersial adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan.
PERTANYAAN POST TEST
• 1. What is your opinion regarding land policies in the
Dutch colonial era?
2.What is the basic philosophy of land policy of the
colonial period?
3.What is your opinion about land rights in the
colonial period and the period of the BAL?
• 4. What similarities and differences in land rights
which are fixed and temporary?
• 5.What similarities and differences between lease
(for building) & use of land rights ?
6. What similarities and differences between state
land use rights with the right management ?
7.Whether the management rights can be considered
as land rights ?
THANK YOU VERY MUCH
–DO THE BEST

Anda mungkin juga menyukai