Crystallization
Crystallization
CRYSTALLIZER
PENDAHULUAN
Proses Kristalisasi adalah proses dimana partikel-partikel
solid terbentuk dari suatu fasa yang homogen.
Proses ini dapat terjadi pada :
- Pembekuan air menjadi es,
- Pembentukan partikel salju dari uap air,
- Pembentukan partikel solid dari suatu leburan, atau
- Pembentukan kristal-kristal padat dari suatu larutan.
Proses yang terakhir ini yaitu kristalisasi dari larutan adalah
yang paling penting secara komersial dan akan dibahas
disini.
PENDAHULUAN
Dalam proses kristalisasi, larutan dipekatkan sampai
konsentrasi solut lebih besar dari nilai kelarutannya pada
suhu tersebut, sehingga solut akan terpisah dari larutan
membentuk kristal-kristal.
Pada kristalisasi secara komersial, bukan hanya yield dan
kemurnian kristal yang penting tapi juga ukuran dan bentuk
kristal perlu diperhatikan.
Keseragaman ukuran menjadi tujuan proses kristalisasi :
- meminimalisir caking dalam pengepakan,
- supaya mudah dituang,
- supaya mudah dicuci dan difiltrasi, dan
- mempunyai sifat yang seragam
GEOMETRI KRISTAL
SC : Po, F, O
BCC : Fe, Cr
FCC : Cu, C (intan), Al, Ar
GEOMETRI KRISTAL
FCC
GEOMETRI KRISTAL
Bentuk-bentuk kristal sistim kubik
Octahedron
Cube
2. Tetragonal Crystals
a=bc
= = = 90º
• Simple Tetragonal
• Body Centred Tetragonal -BCT
Contoh: In, Sn
GEOMETRI KRISTAL
3. Orthorhombic Crystals
abc
= = = 90º
• Simple Orthorhombic
• Body Centred Orthorhombic
• Face Centred Orthorhombic
• End Centred Orthorhombic
4. Hexagonal Crystals
a=bc
= = 90º = 120º
• Simple Hexagonal
5. Monoclinic Crystals
abc
= = 90º
• Simple Monoclinic
• End Centred (base
centered) Monoclinic (A/C)
Contoh : P, Pu, Po
GEOMETRI KRISTAL
6. Triclinic Crystals
abc
• Simple Triclinic
GEOMETRI KRISTAL
7.Trigonal/Rhombohedr
al Crystals
a=b=c
= = 90º
• Rhombohedral (simple)
supersaturated
Solubility
curve undersaturated
Temperature
Generation of
supersaturation Cooling
Concentration Evaporation
Drowning-out
Reaction
C
supersaturated
evaporation
B
A
cooling
Solubility
curve undersaturated
Temperature
Metastability
Concentration
supersaturated
metastable Solubility
undersaturated
Temperature
Primary nucleation
Concentration
Primary nucleation
supersaturated
nucleation rate
Primary
nucleation
metastable Solubility
supersaturation
undersaturated
Temperature
Clustering and nucleation
Nucleation
depends on:
• supersaturation • large molecules
• temperature • flexible molecules
• the solvent • branched molecules
• impurities
• additives ....can be more difficult to nuclea
KELARUTAN DALAM KRISTALISASI
GAMBAR-1
Pada umumnya kelarutan
zat naik dengan kenaikan
suhu.
Kelarutan KNO3 naik cukup
tajam dengan kenaikan
suhu. Tapi kelarutan NaCl
hanya naik sedikit dengan
kenaikan suhu. Kelarutan
Na2SO4 mula-mula naik
dengan kenaikan suhu.
Diatas suhu sekitar 400C
kelarutannya turun dengan
kenaikan suhu. Garam-
garam ini mengkeristal
dalam larutannya tanpa
membentuk air kristal.
KELARUTAN DALAM KRISTALISASI
GAMBAR-2
KELARUTAN DALAM KRISTALISASI
CK = 106/286= 0.371
C kg kristal, Na2CO3.10H2O
CL = 21.5/121.5 = 0.177
10000 = S + C
S = 3647, C = 6353
10000 X 0.3 = 0.177 S + 0.371 C
NERACA PANAS PADA KRISTALISASI
Bila kelarutan suatu zat naik dengan kenaikan suhu, maka proses pelarutan zat
tersebut adalah indotermis (memerlukan panas), namun bila kelarutan zat
tersebut turun dengan kenaikan suhu, panas pelarutannya eksotermis
(melepas panas). Untu suatu zat yang kelarutannya tak dipengaruhi suhu,
maka panas pelarutannya nol. Panas kristalisasi adalah minus panas
pelarutan. Data panas pelarutan dinyatakan dalam kJ/ kg mol ( kcal/gmol) solid
dalam sejumlah besar pelarut (infinite dilution). Data panas pelarutan terdapat
diliteratur dalam bentuk tabel. Data efek panas pada pelarutan juga dinyatakan
dalam bentuk grafik untuk beberapa macam sistim.
Neraca panas pada proses
HV kristalisasi dinyatakan dengan:
q = (H2 + HV ) – H1 + ∆HCR
H1 H2
Bila q = +, perlu pemanasa
q = -, perlu pendinginan
q
∆HCR = - ∆HS ∆HS=Panas pelarutan
Perhitungan entalpi: H = M Cp (T – Tref )
∆HCR= Panas kristalisasi
NERACA PANAS PADA KRISTALISASI
GAMBAR 5
GRAFIK ENTALPI-
KONSENTRASI
NERACA PANAS PADA KRISTALISASI
CONTOH-2
Suatu larutan 2268 kg pada suhu 327.6 K yang mengandung 48.2 kg MgSO4/100
kg H2O didinginkan menjadi 293.2 K dimana terjadi kristal MgSO4.7H2O. Kelarutan
garam ini adalah 35.5 kg MgSO4 /100 kg H2O. Kapasitas panas rata-rata larutan
adalah 2.93 kJ/kg.K. Panas pelarutan adalah -13.31 x 103 kJ/kg mol MgSO4.7H2O.
Hitung yield kristal dan temtukan total panas yang diserap.
PENYELESAIAN
Catatan: Entalpi larutan ataupun kristal MgSO4 bisa juga diperoleh dari
Gambar 5
PERALATAN UNTUK KRISTALISASI
Peralatan kristalisasi dikalsifikasikan menurut cara operasinya apakah
batch atau kontinyu. Operasi batch dilaksanakan untuk aplikasi tertentu.
Umumnya operasi kontinyu yang lebih disukai.
Proses kristalisasi tak mungkin terjadi tanpa supersaturasi (kondisi lewat
jenuh). Fungsi utama alat krstalisasi adalah untuk menciptakan kondisi
lewat jenuh ini. Peralatan kristalisasi juga dapat diklasifikasikan menurut
cara bagaimana menciptakan kondisi lewat jenuh yaitu:
(1) Kondisi lewat jenuh diciptakan dengan pendinginan tanpa penguapan:
tank crystallizer dan batch-type crystallizer
(2) Kondisi lewat jenuh diciptakan dengan penguapan pelarut tanpa
pendinginan: evaporator crytallizer dan crytallizing evaporator
(3) Kondisi lewat jenuh diciptakan dengan kombinasi pendinginan dan
penguapan: adiabatic evaporator-vacuum crystallizer
produk isolasi
Pipa luar
Medium pendingin
Pipa dalam
CIRCULATING-LIQUID CIRCULATING-MAGMA
EVAPORATOR-CRYSTALLIZER VACUUM CRYTALLIZER
GAMBAR 6
PERALATAN UNTUK KRISTALISASI
GAMBAR 7
CIRCULATING MAGMA
VACUUM-CRYSTALLIZER
PERALATAN UNTUK KRISTALISASI
PERALATAN UNTUK KRISTALISASI
GAMBAR 8
GAMBAR 9
Nucleation
TEORI KRISTALISASI
• Undersaturated : kristal
akan mudah melarut
• Metastabile : daerah
supersaturasi dimana
kristal akan tumbuh
• Labile : daerah dimana
inti (nucleate) terbentuk
secara spontan
Pertumbuhan kristal
adalah proses difusi dan
integrasi. Molekul
solut/ion berdifusi ke
permukaan
pertumbuhan kristal dan
beritegrasi kedalam
space lattice dilapisan
teradsorpsi.
Proses difusi dan
interfacial process terus
berlanjut selama larutan
dalam keadaan
supersaturasi
TEORI KRISTALISASI
PERTUMBUHAN KRISTAL
Laju pertumbuhan kristal dinyatakan sebagai laju
pertambahan permukaan kristal kearah tegak lurus
permukaan.
Crystallographic face yang berbeda selalu memiliki
laju pertumbuhan linier yang berbeda pula. Variasi
bentuk kristal terjadi bila pertumbuhan muka individual
memilki laju berbeda.
Secara keseluruhan bentuk kristal ditentukan oleh
pertumbuhan muka yang paling lambat.
Pertumbuhan kristal meliputi dua proses utama :
1. Mass transport solut dari larutan menuju permukaan
secara difusi, konveksi atau kombinasi difusi-konveksi
2. Integrasi kedalam crystal lattice oleh proses reaksi,
yang terdiri atas tahap proses :
i. Adsorpsi unit pertama pertumbuhan pada permukaan kristal
ii. Pelepasan kulit luar (solvation shell) setelah unit pertumbuhan
berdifusi kedalam lapisan adsorpsi sampai tergabung dalam
lattice atau meninggalkan lapisa adsorpsi dan kembali
kedalam larutan
iii. Jika unit pertumbuhan mencapai titik dimana dia dapat
tergabung dalam lattice, maka ia akan melepaskan sisa kulit
solvasi sebelum integrasi lattice final
TEORI KRISTALISASI
PERTUMBUHAN KRISTAL
GAMBAR10
TEORI KRISTALISASI
PERTUMBUHAN KRISTAL
Gambar 11
Model Pertumbuhan Kristal
Model Diffusion-Reaction :
Berthoud (1912) mengusulkan model pertumbuhan kristal dalam 2
tahap :
(1)Difusi melalui badan larutan (bulk) menuju interface :
Dimana
TEORI KRISTALISASI
KECEPATAN PERTUMBUHAN KRISTAL
Laju pertumbuhan permukaan kristal adalah jarak yang ditembuh
persatuan waktu dalam arah tegak lurus permukaan tersebut.
Bahan solut harus berpindah ke permukaan tersebut dari badan
larutan. McCabe menyatakan bahwa seluruh kristal dengan bentu
geometri yang seupa dan dari bahan yang sama tumbuh dengan
kecepatan sama. Pertumbuhan dinyatakan dengan kenaikan
panjang ∆L, dalam mm, didalam dimensi linear dari suatu kristal.
Kenaikan ini tak bergantung pada ukuran awal kristal. Pernyataan
ini disebut hukum ∆L dan dinyatakan dengan,
L
G
t
Dimana G adalah kecepatan pertumbuhan kristal dalam mm/jam
yang konstan untuk suatu bahan kristal
TEORI KRISTALISASI
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL KRISTAL
Faktor yang penting dalam perancangan alat kristalisasi adalah distribusi
ukuran kristal yang diharapkan diperoleh. Distribusi ukuran partikel kristal
diukur dengan mencatat persentase tertahan pada berbagai ukuran screen dari
Tyler standard screen. Data diplot sebagai ukuran diameter partikel versus
persentase tertahan kumulatif untuk ukuran tersebut pada kertas peluang
aritmatik. Plot ini pada umumnya membentuk garis lurus.
Parameter yang umum digunakan untuk karakterisasi distribusi ukuran partikel
adalah koefisien variasi, CV, yang didefinisikan sebagai berikut,
Slope = dN/dL= n
L
TEORI KRISTALISASI
MODEL UNTUK MIXED SUSPENSION-MIXED PRODUCT REMOVAL
CRYSTALLIZER
DIAMETER PARTIKEL RATA-RATA DAN KECEPATAN NUCLEASI
Dari model yang telah dibahas sebelumnya bisa diperoleh diameter rata-rata
partikel, diameter yang paling dominan dan kecepatan nucleasi yaitu :
Densitas slurry = 450 g/liter, faktor bentuk kristal =1 , densitas kristal = 1.335 g/cm3
Hitung densitas populasi, dan laju pertumbuhan inti kristal
TEORI KRISTALISASI
PENYELESAIAN
20
Diameter rata-rata:
18
L a 3.67 G 3.67(0.03244)(3.38) 0.402 mm
data pengukuran
16 Prediksi
Diameter dominan:
ln (n)
L d 3.00 G 3.00(0.03244)(3.38) 0.329 mm 14
12
10
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
L
PROSES KRISTALISASI
SOAL - SOAL
3. Suatu larutan panas yang mengandung 1000 kg MgSO4 dan H2O yang
mempunyai konsentrasi 30 % berat MgSO4 didinginkan sampai 288.8 K
dimana kristal-kristal MgSO4.7H2O terbentuk. Kelarutan pada 288.8 K
adalah 24.5 % berat MgSO4 dalamlarutan. Hitung yield kristal yang diperoleh
bila 5% H2O menguap.
4. Suatu umpan larutan 10000 lbm pada 130 oF yang mengandung 47 lb
FeSO4/100 lb H2O didimginkan menjadi 80 oF dimana kristal FeSO4.7H2O
terbentuk. Kelarutan garam adalah 30.5 lb FeSO4/100 lb H2O. Kapasitas
panas rata-rata umpan adalah 0.7 btu/lb.Of. Panas pelarutan pada 18 oF
adalah -4.4 kcal/gmol (-18.4 kJ/gmol) FeSO4.7H2O. Hitung yield kristal dan
buat neraca energi. Anggapa tak ada air yang menguap.
5. Suatu kristal mempunyai kecepatan pertumbuhan 0.03244 mm/jam. Akan
dihasilkan kristal tersebut dalam crystallizer MSMPR dengan waktu tinggal
3.38 jam. Tentukan fraksi berat kumulatif kristal dengan ukuran: (a) 0.589 mm
dan (b) 0.417 mm
TEORI KRISTALISASI
6. Suatu data eksperimen diperoleh untuk suatu crystallizer MSMPR. Densitas
slurry adalah 169 g/liter, densitas kristal adalah 1.65 g/cm3, waktu tinggal
adalah 6.57 jam dan faktor bentuk adalah 0.98. Analisa ayakan kristal
adalah,
(a) Hitung densitas populasi, laju pertumbuhan, dan laju nukleasi dan
juga diameter kristal rata-rata
(b) Dengan harga yang diprediksi ini, tentukan fraksi berat kumulatif
untuk diameter 0.589 mm