Anda di halaman 1dari 68

PENGECATAN DINDING

Teknologi Bangunan
Tahap Pengerjaan Bangunan
Tahap Pengerjaan Bangunan
Tahap Pengerjaan Bangunan
 Hasil pengecatan sangat tergantung dari
persiapan permukaan yang akan di cat.
Persiapan yang benar akan membuat pekerjaan
pengecatan lebih cepat, mudah, dan biaya
rendah, selain memberikan hasil akhir yang baik
juga lapisan cat lebih tahan lama, selain
pemilihan produk yang tepat.
 Pada saat melakukan pengecatan baik itu
tembok lama maupun baru, hal pertama yang
harus dilakukan adalah memilih warna yang
sesuai dengan fungsi dinding yang akan dicat,
memilih warna yang sesuai dengan selera,
langkah selanjutnya adalah menentukan merek
cat yg sesuai dengan anggaran.
Merubah Warna menjadi suasana baru
Untuk mengubah suasana sebuah ruang belumlah lengkap
tanpa diiringi dengan pewarnaan yang tepat, pada dinding,
plafond, kusen pintu dan jendela termasuk furniture dan
lantai, dan tentunya pemilihan masing-masing elemen
tersebut harus disesuaikan dengan fungsi yang serasi dengan
design ruang tersebut.

Secara umum jenis cat terbagi dalam kategori minyak dan air,
cat minyak biasanya berkesan mengkilat jika kering dan larut
jika terkena spirtus putih, sedang cat berbahan air akan larut
dengan air, serta dapat memberi hasil mengkilap tapi juga
tidak disaat kering. Selain itu ada juga cat yang memiliki
bahan tambahan seperti vynil, acrylic atau polyurethane
dengan tujuan untuk memberikan kesan lebih tebal dan juga
lebih tahan lama. ada beberapa tehnik dalam pengecatan
seperti sponging dan ranging, itu adalah cara termudah dan
yang biasa dipakai untuk mendapatkan semua efek
pengecatan, misalnya untuk mendapatkan penggabungan
dua warna, baik yang memberi kesan kontras, halus atau
buram sekalipun.
TIPS WARNA
TIPS WARNA
TIPS WARNA
TIPS WARNA
PERUBAHAN ??????
CAT YANG BAIK
Cat yang berkualitas minimal mempunyai empat fungsi :
 daya sebar,
 daya tutup,
 mudah dalam pengaplikasiannya,
 aman bagi kesehatan lingkungan.

Semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan


semakin mahal
Cat yang berkualitas akan memiliki nilai tambah seperti
daya tahan terhadap cuaca, anti jamur, tidak memudar
(anti fading), mudah dibersihkan (washable), dapat
menutup retak rambut (cover hair line crack) serta
tambahan pengharum (fragnance).
cat yang aman dan ramah
lingkungan
 Saat ini di pasar masih banyak dijual produk
yang tidak memperhatikan aspek-aspek
kesehatan dan lingkungan, karena bahan baku
yang dipergunakan masih mengandung
tambahan logam merkuri (Hg) dan timah
hitam/timbal (Pb).
 Padahal kedua bahan tersebut sangat
berpotensi membahayakan manusia jika secara
terus menerus masuk kedalam tubuh.
cat yang aman dan ramah
lingkungan
 Di negara lain, untuk bangunan lama yang
dibangun sebelum tahun 1976, pemilik
bangunan diharuskan untuk mengerok cat lama
dan mengecat ulang.
 Pada saat pengerokkan pun harus
menggunakan alat pelindung seperti masker,
spectacles (kacamata) dan sarung tangan.
 Hal ini mengingat semua produk cat yg
diproduksi sebelum tahun 1976 masih
menggunakan kedua bahan baku tsb. Timah
hitam / timbal (Pb), merupakan salah satu logam
yg bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf
pada manusia terutama anak kecil.
KEBERHASILAN DALAM
PENGECATAN
 Kondisi yang mempengaruhi keberhasilan
pengecatan dinding tembok (bata) : kualitas
atau mutu dinding itu sendiri (terlepas dari
kualitas cat yang dipakai).
 Masalah yang sering timbul akibat dari kualitas
dinding yang jelek biasanya adalah belang-
belang seperti basah (bila kadar air dalam
dinding terlalu tinggi), lapisan cat yang
menggelembung, dll.
 Sedangkan bila yang dipakai cat dinding dengan
kualitas rendah maka masalah yang sering
terjadi adalah pengapuran, warnanya luntur, dll.
Proses pengecatan
 Menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan
permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah
terjadinya pengelupasan.
 Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat
jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh
ruangan, kerjakanlah mulai dari langit-langit yang
diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu,
dan kemudian ke bagian bawah.
 Lakukanlah pembuangan sisa saat melakukan
pengecatan karena kita harus bertanggung jawab
terhadap lingkungan dengan menghindarkan membuang
limbah/sisa cat ke dalam saluran pembuangan.
 Membiarkan sisa cat mengering di wadahnya sebelum
dibuang ke tempat sampah.
Proses pengecatan
 Dengan mengikuti proses pengecatan tersebut maka
pengecatan akan lebih mudah, menghemat waktu, uang
dan tenaga.
 Persiapan permukaan yang benar akan memberikan
hasil akhir yang lebih baik dan permukaan yang dicatkan
lebih tahan lama
 Jangan mencoba untuk mengecat satu lapisan dengan
tebal. Mengecat tiga lapis sesuai dengan anjuran
pencampuran air lebih baik dari pada satu lapisan tebal,
usahakan menyediakan cat yang cukup untuk area yang
akan dicat dengan menghitung luas area yang akan
dicat, jangan mengecat pada suatu bidang yang lebar
sekaligus.
 Batasi bidang pengecatan antara satu sampai dua meter
persegi sekali mengecat. Baru dilanjutkan ke bidang
berikutnya
 Perhatikanlah petunjuk-petunjuk mudah pada kemasan
cat sebelum bekerja.
PERMUKAAN HARUS KERING
 Permukaan dinding yang hendak dicat harus sudah
dalam keadaan kering sempurna, yang artinya Kapur
(CaO) dalam semen telah bereaksi sempurna dengan
CO2 dan air membentuk CaCO3 - garam yang netral.
Secara teoritis proses pengeringan ini terjadi dalam 28
hari, tetapi dengan adanya faktor lain, seperti panas
matahari atau ventilasi yang baik maka bisa terjadi lebih
cepat.
 Dinding yang plesterannya sudah kering dan mengeras
juga bisa mempunyai kadar air yang berlebihan jika
misalnya pondasi yang tidak baik sehingga air dari tanah
terhisap karena adanya daya kapiler, kondisi dinding
yang selalu terkena air/ basah, ataupun kebocoran pipa
talang dsb.
PERMUKAAN HARUS KERING
 Kualitas dinding juga dipengaruhi oleh faktor material
(kualitas pasir), komposisi adukan, cara pembuatan
adukan-pengerjaan, kondisi lapangan, serta cuaca.
Masalah yang sering terjadi adalah Permukaan Belang
Seperti Basah, hal ini disebabkan karena pekerjaan
plesteran atau acian semen belum kering dengan
sempurna, sehingga kadar alkali maupun dalam dinding
masih tinggi.
 Perbaikannya adalah dengan cara menggosok
permukaan lapisan cat dengan amplas agar lebih
porous, sehingga air dapat dengan mudah menguap
keluar. Bila jamur telah tumbuh, maka cucilah dengan
larutan kaporit. Setelah kering sempurna lakukanlah
pengecatan ulang.
Lapisan Cat Terkelupas
 Terkelupasnya lapisan cat disebabkan beberapa
hal diantaranya karena pengecatan dilakukan di
atas lapisan cat lama yang sudah mengapur,
sehingga daya lekat cat berkurang, lalu
pengecatan pada permukaan yang kotor atau
berminyak, selain mungkin menggunakan
dempul kualitas rendah juga pengecatan pada
lapisan cat lama yang bermutu rendah.
 Perbaikannya dapat dilakukan dengan cara
membuang lapisan cat yang terkelupas dengan
cara dikerok sampai ke dasar permukaan,
kemudian dibersihkan. Bila perlu diberikan
lapisan cat dasar sebelum dilapisi cat akhir.
Permukaan Menggelembung
 Biasanya terjadi akibat pengecatan pada
permukaan dinding yang masih basah.
Perbaikannya adalah dengan cara mengerok
lapisan cat yang ada seluruhnya, kemudian
dibersihkan dan dilakukan pengecatan ulang.
 Biasanya terjadi akibat pengecatan dilakukan
dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu
rendah ataupun lembab. Perbaikannya adalah
dengan cara mengerok lapisan cat sampai
bersih, dan dilakukan pengecatan dari awal.
Lapisan Cat Menurun Pada
Beberapa Tempat
 biasanya terjadi akibat pengecatan yang
tidak merata dan selang waktu antara
setiap lapis terlalu dekat. Perbaikannya
adalah dengan cara membiarkan lapisan
cat tsb mengering dengan sempurna,
kemudian ratakan bagian-bagian yang
menurun dengan amplas. Terakhir
lakukan pengecatan ulang.
Jenis-Jenis Pengecatan
 Pengecatan Tembok
 Pengecatan Kayu
 Pengecatan Besi
 Pengecatan Genteng
Pengecatan Tembok
Permukaan tembok baru
 Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran/beton harus sudah
sempurna, minimal harus ditunggu selama 28 hari.
 Periksa kelembaban tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat
pengukur kadar air. Kadar air harus sudah di bawah 18 %.
 Periksa kadar alkali tembok.Gunakan kertas lakmus untuk mengukur pH
(derjat keasaman/alkali). Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih
pH 8.Kalau lebih dari pH 8, berarti reaksi semen belum sempurna dan
tembok belum layak dicat.
 Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti
masih ada semen bebas yang belum beraksi karena kekurangan air.
Basahkan permukaan tembok dengan air bersih.
 Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, bersihkan permukaan
dari bekas percikan semen, Efflorescene (pengkristalan garam),
pengapuran, debu, kotoran, minyak, dll. Gosok permukaan tembok
dengan kertas amplas kasar atau sikat sambil permukaan tembok
dibasahi air bersih. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih.
 Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10-15%
untuk menetralkan alkali yang masih ada dan juga meng-etching
permukaan tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat lebih baik.
 Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan
kaporit 10-15%
 Untuk mendapatkan hasil akhir terbaik untuk permukaan tembok baru, beton
atau permukaan baru lainnya berikanlah waktu pengeringan secukupnya
sebelum proses pengecatan untuk menghindari tembok dari lembab yang
dapat mempengaruhi cat menjadi berjamur dan rontok.
 Tembok yang sebelum di cat atau di plamir disiram air sebanyak mungkin
dalam beberapa hari.
 Sebelum tembok di plamir, lapisi dulu tembok dengan Wall Sealer, guna
menetralisir PH semen agar sesuai dengan PH cat. Dengan wall sealer Cat
tidak mudah mengelupas dan warna cat tidak akan berubah dari warna
aslinya.
 Cat akan menjadi seperti kapur jika daya serap tembok masih bekerja, untuk
itu tembok harus dilapisi dengan Wall Sealer, namun jika untuk alasan
ekonomis anda dapat melarutkan satu sampai dua bungkus lem putih dalam
satu galon air kemudian kuaskan pada tembok sebelum tembok di cat.
 Selanjutnya lapisi dengan Plamir setipis mungkin, gunakan kapi tembok.
untuk menghasilkan tembok yang benar-benar halus.
 Selanjutnya lapisi dengan cat tembok, untuk hasil yang sempurna cat
tembok jangan terlalu kental, encerkan dengan air 30-35 persen dari total
berat cat.
 Ulangi pengecatan 2 sampai 3 lapis dengan selang waktu 3-4 jam (setelah
kering)
 Waktu pengeringan antara setiap lapis pengecatan adalah 1 sampai 2 jam.
 Genteng dipasang setelah tembok diplamir dan di cat pertama.
Permukaan tembok lama yang pernah dicat
 Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan
dengan air bersih sambil digosok dengan kertas
amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan ditergent,
kemudia bilas dengan air bersih.
 Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi
berlumut/berjamur, cuci dengan larutan kaporit sambil
disikat. Bilas dengan air bersih.
 Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu
pengapuran dengan lap yang dibasahi air sampai
kelapisan cat yang tidak mengapur
 Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok
seluruhnya sampai kedasar tembok.
 Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana
mudah larut dengan air, sebaiknya dikerok seluruhnya
sampai kedasar tembok.
 Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci
dengan larutan kaporit 10-15%
 Untuk memeriksa lapisan plamir atau cat lama yang masih kuat
melekat atau tidak, Kuaskan air pada permukaan tersebut, tunggu
beberapa saat jika permukaan tembok tampak gelembung-
gelembung maka permukaan tembok harus disekrap.
 Permukaan yang sudah dicat sebelumnya perlu dibersihkan dahulu
dengan baik, bersihkan dan hilangkan semua bagian cat yang
terkelupas, debu dan kotoran lainnya sebelum melakukan
pengecatan dengan cara diamplas lebih dahulu dan lapisi dengan
satu lapis cat,  biarkan sampai permukaan mengering.
 Untuk permukaan tembok luar dimana sisa-sisa cat lama yang
terkelupas, debu dan kotoran tidak bisa dibersihkan seluruhnya,
berilah sebuah lapisan plamir sebelum permukaan tersebut dicat
dengan cat tembok.
 Hilangkan sisa-sisa jamur/lumut/minyak dengan cara membuang
lapisan tersebut sampai bersih, kemudian lapisi Plamir.
 Jika sebelumnya tembok telah berwarna dan ingin mengganti warna
maka harus memilih cat tembok yang memiliki daya tutup yang
kuat, jika tidak maka sebaiknya menggunakan kuas roll atau
menutup warna yang lama (terutama warna tua) dengan
menggunakan  Plamir Tembok.
Pemberian Cat Dasar
 Cat dasar untuk tembok dibagi dua :
·   Cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen
dengan dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya
disebut Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk
tembok baru yang banyak retak rambut untuk mengisi
celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang
mulai mengapur.
·  Cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar
emulsi acrylic 100% dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi,
daya rekat serta daya isi yang baik serta kadar bahan anti
jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Resisting Primer
atau Undercoat Tembok.

 Cara pemakaian
·       Encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik, jangan
berlebihan, karena dapat menghilangkan fungsi cat dasar
·       Beri 1 atau 2 lapis cat dasar.
Pemberian Cat Akhir
 Persiapan permukaan harus telah sempurna.
 Bagian-bagian tembok yang tidak akan dicat, alat-alat rumah tangga
seperti kursi, meja, lantai sudah ditutup plastik atau kertas koran.
 Siapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller,
ember, pengaduk, tangga, dll.
 Tukang cat berpengalaman.
 Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Catat
nomor batch (lot)nya.
 Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan
pabrik.
 Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis
adalah 2-4 jam, tetap sebaikny minimal 8 jam atau semalam.
 Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat Pengecatan
dilakukan waktu cuaca terang dan kering.
 Pengenceran cat jangan langsung didalam kalengnya, kecuali kalau
dapat habis pada hari itu juga. Tutup rapat-rapat kaleng yang yang
masih ada sisa catnya untuk menghindari pembusukan.
Pengecatan Kayu
 Bersihkan permukaan yang akan dicat dari kotoran dan debu.
 Gunakan Meni Kayu agar kayu lebih tahan terhadap serangga.
 Setelah kayu di meni, gunakan Plamir Kayu Nitrolux secara tipis dan merata
untuk menutup serat-serat kayu.
 Tunggu sampai kering sempurna baru pengecatan bisa dimulai.
 Amplas permukaan samapi halus dan rata.
 Encerkan cat dengan thinner secukupnya, kemudian cat dapat langsung
dipakai.
 Gunakan Thinner Nitro sebagai pengencer untuk mencapai hasil yang
maksimum.
 Pengenceran dengan 10-20% thinner akan membuat pengecatan cepat
selesai karena menghasilkan permukaan yang tebal, tetapi kasar.
 Pengenceran dengan 30-50% thinner akan menghasilkan permukaan yang
halus dan rata namun pengecatan harus diulang paling sedikit tiga kali.
 Jika Menggunakan Spray :
 Encerkan cat dengan thinner sampai 50% pengenceran
 Untuk hasil kilap gunakan Thinner Super atau Thinner A Special
Pengecatan Besi
 Bersihkan permukaan yang akan dicat dari kotoran dan debu.
 Untuk logam gunakan Zinc Chromate atau Meni Besi agar cat tampak
mengkilat dengan sempurna dan lebih tahan terhadap karat.
 Tunggu sampai kering sempurna baru pengecatan bisa dimulai.
 Amplas permukaan samapi halus dan rata.
 Encerkan cat dengan thinner secukupnya, kemudian cat dapat langsung
dipakai.
 Gunakan Thinner Nitro sebagai pengencer untuk mencapai hasil yang
maksimum.
 Pengenceran dengan 10-20% thinner akan membuat pengecatan cepat
selesai karena menghasilkan permukaan yang tebal, tetapi kasar.
 Pengenceran dengan 30-50% thinner akan menghasilkan permukaan yang
halus dan rata namun pengecatan harus diulang paling sedikit tiga kali.
 Jika Menggunakan Spray :
 Encerkan cat dengan thinner sampai 50% pengenceran
 Untuk hasil kilap gunakan Thinner Super atau Thinner A Special
Pengecatan Genteng
 Bersihkan permukaan yang akan dicat dari
kotoran dan debu.
 Lapisi permukaan dengan lem dengan
perbandingan 1 : 4
 Tunggu sampai kering sempurna baru
pengecatan bisa dimulai.
 Encerkan cat genteng dengan air maksimal 1 : 1
 Kuas cat genteng 2 - 3 kali sampai rata.
 Terakhir lapisi dengan Vernis Genteng /
Glassure dengan pelarut Thinner
Mengecat yang Baik
 Buka kaleng cat dengan hati-hati agar debu tidak masuk kedalam
kaleng, lalu aduk hingga rata.
 Jangan celupkan kuas atau roller terlalu banyak kedalam cat,
ingat juga dua lapis cat tipis lebih baik daripada satu lapisan
tebal. 
 Selesaikan satu bagian dalam waktu yang sama, misalnya
seluruh dinding atau langit-langit dahulu. 
 Untuk permukaan yang menyerap seperti dinding baru, lapisan
pertama harus tipis, dan gunakan air untuk mengencerkan cat
water based dan lapisan spirtus putih untuk cat flat oil based.
 Biarkan lapisan cat mengering sepenuhnya sebelum mengecat
lapisan berikutnya.
 Bila anda ingin istirahat dari proses pengecatan, bungkuslah kuas
dengan kertas timah agar tetap basah dan cat tidak mongering,
tetapi jangan juga terlalu lama.
Membuang sisa cat
 Untuk membuang sisa cat dengan tidak benar
dapat menimbulkan masalah. Informasi yang
tertera pada kaleng bagian belakang dapat
membantu Anda untuk memperkirakan
banyaknya cat yang dibutuhkan. Apabila anda
memiliki sisa cat yang masih bisa digunakan,
tawarkanlah pada teman-teman Anda atau
warga di sekitar Anda yang mungkin bisa
menggunakan sisa cat itu. Jangan
membuangnya ke dalam saluran air. Kaleng
kosong yang telah kering dapat dibuang ke
tempat sampah.
Membersihkan kuas & roller
 Agar kuas Anda awet, setelah dipakai cucilah dengan bersih, dan
keringkan sebelum disimpan. Membersihkan kuas tergantung pada
cat yang digunakan.
Kuas dan roller yang digunakan pada cat dengan bahan dasar air
harus dibersihkan dengan air dingin, lalu dibersihkan memakai air
hangat dan sedikit deterjen.
Kuas yang telah digunakan untuk cat dengan bahan dasar minyak
harus dibersihkan dengan Dulux Thinner, kemudian dicuci dengan
air hangat dan sedikit deterjen. Bilaslah kuas dengan air bersih,
hilangkan sisa air dengan mengibaskan kuas. Bungkus kuas
dengan kertas bersih dan rekatkan dengan isolasi. Kuas akan
mengering dan kembali pada bentuk semula, kemudian siap
digunakan kembali. Kuas harus disimpan dengan meletakkannya
terbalik. Kuas yang disimpan berdiri akan tertekuk dan bentuknya
rusak. Kuas roller harus disimpan dengan posisi tergantung.
Jenis kuas yang cocok
 Idealnya kuas roller digunakan pada bidang
pengecatan yang luas, khususnya langit-langit,
karena bisa lebih mudah dan cepat. Ada
beberapa jenis kuas roller, yang dapat
disesuaikan dengan bidang yang akan dicat:
yang terbuat dari busa, mohair, atau kulit
domba. Ukurannya pendek, sedang atau
panjang. Pilihan kuas jenis ini juga sangat
tergantung pada jenis cat yang Anda gunakan.
Roller panjang cocok untuk jenis cat mengkilap,
sedangkan yang berukuran medium ideal untuk
menyapukan cat yang tidak mengkilap (matt).
Roller busa tidak disarankan cat normal karena
teksturnya akan menimbulkan gelembung
udara.
Mencegah penggumpalan
 Penggumpalan biasanya disebabkan oleh
persiapan pengecatan yang tidak matang.
Untuk mencegahnya, bersihkan sisa-sisa
cat sebelumnya yang melekat di
permukaan tembok. Gunakan air.
Kemudian catlah seperti biasa.
Hindarkanlah tembok yang baru dicat dari
air, setidaknya tunggu sampai cat benar-
benar kering.
Mencegah pengelupasan
 Kerok sisa cat lama yang masih menempel
dan bersihkan dengan air. Biarkan kering
dan sapukan satu Wall Sealer karena
mampu menetralisir PH semen agar sesuai
dengan PH cat. Dengan wall sealer Cat tidak
mudah mengelupas dan warna cat tidak
akan berubah dari warna aslinya. Gunakan
sebelum tembok dilapisi dengan cat tembok.
Menghilangkan jamur
 Untuk menghilangkan segala jenis jamur
dapat digunakan kertas ampelas atau
dengan cara disikat.
Urutan dalam mengecat ruangan
 Agar menghemat waktu dan biaya dalam proses
pengecatan ruangan, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan terutama urutan dalam
ruangan yang akan di cat, antara lain :
 Langit-langit.
 Tembok
 Pintu
 Jendela
 Apabila hendak melapisi tembok dengan
wallpaper, maka seluruh proses pengecatan
harus diselesaikan terlebih dahulu.
Langkah mengecat dinding
MEMILIH CAT
 Pilih jenis cat yang tepat guna
Faktor nomor satu yang harus kita tentukan adalah untuk bidang manakah cat itu akan
digunakan, untuk bidang interior atau untuk eksterior; untuk mendapatkan hasil maksimal
usahakan menggunakan produk cat yang tepat guna.
 Gunakan produk yang transparan
Bila anda punya kesempatan datang ke toko bangunan atau supermarket bahan bangunan,
dalam membandingkan beberapa produk cat bacalah keterangan/ aturan pemakaian dan
yang tidak kalah pentingnya data teknis yang ada pada kemasan masing-masing. Tidak
semua perusahaan cat mencantumkan data teknis produk pada kemasannya, hanya cat-cat
yang diproduksi oleh perusahaan yang terbuka/ transaparan dan terpercaya saja yang
bersedia mencantumkannya.
 Tentukan pilihan warna
Satu hal yang juga perlu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih cat adalah tersedianya
warna-warna yang bisa memenuhi selera kita.
Tentunya anda semua masih ingat bahwa warna ruangan berpengaruh terhadap mood/
suasana hati orang yang tinggal di dalamnya. Warna-warna lembut memberikan kesan sejuk,
ruangan terkesan lebih luas, sedangkan warna-warna kuat seperti merah, hitam, coklat
memberikan kesan hangat dan berkesan mempersempit sebuah ruangan.
 Hitung jumlah kebutuhan
Bila anda sudah bisa menentukan jenis cat, merek serta warna cat yang akan gunakan,
selanjutnya adalah menentukan berapa banyak cat yang diperlukan untuk sebuah ruangan ?
Pada setiap kemasan cat yang baik selalu tercantum, daya sebar untuk setiap satuan cat
pada sebuah bidang, artinya setiap kg/ liter cat akan menghasilkan permukaan seluas bidang
tertentu.
Dengan demikian, bila anda sudah tahu berapa luas bidang yang akan dicat, maka anda
sudah bisa menghitung kebutuhan cat berdasarkan daya sebar pada data teknis yang ada
pada kemasan produk tsb.
Langkah mengecat dinding
PERSIAPAN PERMUKAAN
 Permukaan tembok baru
Yang dimaksud dengan permukaan tembok baru adalah
permukaan tembok yang masih belum pernah dilapisi cat/ plamir
dan baru selesai dibangun.
Pada permukaan tembok jenis ini perlu diperhatikan tingkat
kekeringan baik dari air (H2O) maupun dari kapur (CaO) dan
semen, apakah sudah bereaksi sempurna membentuk garam
netral (CaCO3) proses ini biasanya memerlukan waktu sekitar
28 hari. Keadaan tersebut dapat dikontrol dengan mengukur PH
permukaan dinding dengan kertas lakmus; persyaratan tembok
yang siap dicat PH nya sekitar 8 ~ 9.
Untuk menetralisir alkali tembok yang berlebihan biasanya
digunakan wall sealler sebagai cat dasar.
Kelembaban permukaan tembok juga perlu diperhatikan,
kelembaban yang memenuhi syarat siap dicat adalah 18%.
Langkah mengecat dinding
PERSIAPAN PERMUKAAN
 Permukaan tembok lama
Bersihkan permukaan dari sisa-sisa cat yang mengelupas/
menggelembung atau rusak dan juga dari lumut dan jamur, periksa
kualitas cat dasar atau plamir apakah masih melekat kuat pada
permukaan tembok ? Bila kualitas plamir juga kurang memenuhi syarat
maka harus di scrap atau di amplas.
 Perlukah kita menggunakan plamir tembok ?
Hampir semua orang selalu menggunakan plamir pada permukaan
bidang yang akan dicat, dalam kenyataannya tidak semua hal yang
sudah menjadi kebiasaan itu benar.
Sebenarnya fungsi plamir tembok hanya sebagai media/ lapisan untuk
membantu membuat permukaan dinding tampak lebih rata dan lebih
halus itu saja, tidak ada kegunaan lainnya, untuk bidang eksterior
sebaiknya kita tidak menggunakan plamir apalagi produk yang kurang
jelas spesifikasinya, karena plamir ini malah akan menjadi penyebab
terjadinya gelembung pada lapisan cat.
Plamir tembok diperlukan untuk menutup retak rambut, atau
memperhalus permukaan tembok yang kurang rata. Setelah
permukaan diplamir haluskan dengan kertas gosok.
Langkah mengecat dinding

 PROSES PENGECATAN

Bila proses persiapan permukaan sudah sempurna, berarti proses


pengecatan sudah bisa dimulai.
Sebelum proses pengecatan dilaksanakan bacalah terlebih dahulu
aturan pakai pada kemasan produk cat, ikuti petunjuknya.
Bila permukaan dinding anda membutuhkan beberapa galon cat,
untuk mendapatkan keseragaman warna, tuangkan beberapa galon
cat dalam sebuah tempat yang besar, aduk secara merata.
Bila diperlukan pengenceran, tambahkan media pengencer (untuk
cat tembok gunakan air bersih) aduk secara merata.
Lakukan proses pengecatan mulai dari bidang teratas, misalnya
langit-langit lalu turun ke bawah.
Gunakan kuas untuk permukaan yang sempit dan tepi bidang
Gunakan roller untuk permukaan yang luas.
Permasalahan dan Penanganannya
 Sagging (lapisan cat menurun di beberapa tempat)
 Floating (warna tidak merata)
 Flaking (cat mengelupas)
 Brushmarks (garis-garis bekas kuas)
 Bittines (berbintik)
 Pinhole (lubang kecil-kecil pada permukaan)
 Gloss trouble (kilap yang tidak merata)
 Blistering (menggelembung)
 Wrinkling (permukaan berkerut)
 Crater (permukaan mata ikan)
 Discoloration (perubahan warna)
 Drying Trouble (sukar mengering)
 Saponification (penyabunan)
 Efflorescence (pengkistralan)
 Water Spot (bercak-bercak seperti basah)
 Chalking (pengapuran)
 Stainning (bercak seperti pulau-pulau)
Permasalahan dan Penanganannya
Sagging (lapisan cat menurun pada beberapa tempat)
 Pada kasus ini cat sebelum kering meluncur turun sehingga ketebalan
lapisan antara bidang atas dan bawah menjadi tidak sama
Penyebab :
 Mutu cat itu sendiri kurang baik dan hanya bisa diperbaiki dari pabrik yang
bersangkutan
 Cat terlalu encer
 Pengecatan yang tidak merata
Pencegahan :
 Pergunakan cat dengan mutu standard atau baik
 Encerkan cat sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan
 Lakukan pengecatan dengan ketebalan yang merata dan selang waktu
antar lapisan cukup (lapisan sebelumnya telah kering). Sebaiknya
pengecatan tidak dilakukan secara langsung tebal, usahakan setiap lapis
tipis-tipis saja.
 Perbaikan :
Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagian-bagian yang
menurun dengan kertas gosok, kemudian lakukanpengecatan ulang.
Floating (warna tidak merata)
 Penyebab :
Pengadukan cat yang kurang sempurna
sehingga warna dasar cat kurang menyatu dan
mengambang
Pencegahan :
Pastikan adukan cat betul-betul sempurna
(menjadi satu warna yang homogen) sebelum
cat digunakan
Perbaikan :
Biarkan cat mengering sempurna. Amplas
bagian-bagian yang terlihat belang dan
kemudian lakukan pengecatan ulang.
Flaking (cat mengelupas)
 Penyebab :Jenis cat yang dipergunakan bersifat makin lama makin
keras, sehingga tidak dapat mengikuti pergerakan permukaan yang di
cat (mis.: kayu) Pengecatan dilakukan diatas lapisan cat lama yang
sudah mengapur, sehimngga daya lekat cat berkurang Pengecatan
dilakukan pada permukaan yang kotor atau bermunyak Menggunakan
dempul/ plamir yang berkualitas rendah, sehingga pada waktu diberi
lapisan cat dempul/ plamir tersebut terangkat Pengecatan dilakukan
pada permukaan cat lama yang bermutu rendah dimana daya lekatnya
tidak baik, sehingga pada waktu diberi lapisan cat baru yang bermutu
tinggi lapisan cat lama tertarik dan terkelupas Penggunaan cat dasar
yang tidak sesuai dengan system pengecatan akhir
 Pencegahan :Permukaan yang akan di cat harus bersih dan kering
Kerok lapisan cat lama yang sudah rusak atau bermutu rendah
Hindarkan pemakaian dempul/ plamir yang terlalu tebal pada seluruh
permukaan, terutama untuk exterior Gunakan cat dasar yang dianjurkan
untuk system pengecatan yang digunakan
 Perbaikan : Lapisan cat yang terkelupas dikerok sampai dasar
permukaan, kemudian bersihkan permukaan. Bilamana dirasa perlu beri
lapisan cat dasar sebelum dilapisi cat akhir
Brushmarks (garis-garis bekas kuas)

 Penyebab :Cat tidak mengalir rata saat dilapiskan, bisa


dikarenakan teknik pengecatan yang tidak benar seperti
pelapisan cat yang kurang teliti sehingga menjadikan
ketebalan yang tidak merata, pengnceran yang kurang
atau kuas dijalankan pada saat lapisan cat mulai
mengering Menggunakan kuas yang kotor atau bulu-bulu
kuas telah menggumpal

 Pencegahan :Lakukan pengnceran yang benar dan


gunakan pengencer yang sesuai Lapiskan cat dengan
cepat tetapi merata. Jangan melapis ulang pada lapisan
cat yang mulai mengering Pakai kuas bermutu baik dan
bersih

 Perbaikan :
Setelah cat kering sempurna, gosoklah dengan kertas
gosok kemudian ulangi pengecatan
Bittines (berbintik)

 Penyebab :Debu atau kotoran dari udara, kuas atau alat


penyemprot yang kurang bersih melekat pada
permukaan cat Tehnik pengecatan dengan alat
penyemprot yang tidak benar sehingga debu cat yang
kering menempel pada lapisan cat yang masih basah
Waktu pengadukan cat dalam kaleng, lapisan kering
pada permukaan cat tercampur
 Pencegahan :Bersihkan alat-alat pengecatan dengan
baik sebelum dan sesudah dipakai Aduk cat dengan
hati-hati dan bila perlu disaring terlebih dahulu setelah
dilakukan pengenceran
 Perbaikan : Biarkan lapisan cat mengering dan
mengeras sempurna. Gosok permukaan yang berbintik
dengan kertas gosok halus. Setelah dibersihkan dari
debu bekas gosokan ulangi kembali proses pengecatan
Pinhole (lubang kecil-kecil pada permukaan)

 Penyebab :Tekanan cairan pada waktu penyemprotan


terlalu tinggi Jarak penyemprotan yang terlalu dekat
Menggunakan pengencer yang tidak sesuai
 Pencegahan :Ukur tekanan cairan sesuai dengan tehnik
penyemprotan yang benar Ukur jarak alat semprot
dengan bahan yang di cat dengan benar Gunakan
pengencer yang sesuai dengan jenis cat yang dipakai
juga perhatikan jumlahnya
 Perbaikan : Biarkan permukaan yang di cat kering dan
keras sempurna. Gosok permukaan dengan kertas
ghosok halus sampai lubang-lubang yang terbentuk
hilang atau merata, kemudian lakukan pengecatan ulang
sesuai petunjuk yang benar
Gloss trouble (kilap yang tidak merapa)

 Penyebab :Penggunaan pengencer yang tidak sesuai


dengan cat yang dipakai Pada penggunaan alat
penyemprot jarak penyemprot terlalu jauh
 Pencegahan :Gunakan pengencer yang sesuai dengan
cat yang dipakai Ukur jarak alat penyemprot dengan
media yang di cat sesuai tehnik penyemprotan yang
benar
 Perbaikan :
Biarkan permukaan cat hingga kering dan keras
sempurna. Gosok permukaan dengan kertas gosok
halus hingga lapisan permukaan cat halus dan rata,
selanjutnya ulangi proses pengecatan kembali
 
Blistering (menggelembung)

 Penyebab :
Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis, sehingga
terdapat air atau cairan lain yang tertahan dibawahnya dapat mengakibatkan
menggelembungnya lapisan cat tersebut. Pengecatan pada permukaan yang
basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga
kemungkinan terjadinya gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent dapat
tertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan
langsung terkena sinar martahari. Lapisan cat paling atas akan mengering lebih
cepat, sedangkan lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan
menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering
dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.
 Pencegahan :Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan harus
dibiarkan kering sempurna Interval antar lapisan diusahakan cukup lama untuk
memberi kesempatan pada lapisan sebelumnya kering sebelum diberi lapisan
berikutnya. Setiap lapisan cat diusahakan setipis mungkin agar pengeringan
lebih sempurna. Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung
atau lembab) atau pada permukaan yang langsung terkena sinar matahari.
 Perbaikan :
Jika terlalu banyak gelembung yang terbentuk, maka lapisan cat harus dikerok
seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar bilamana
diperlukan sebelum dilapisi cat akhir. Bila gelembung yang terjadi sedikit, maka
perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung saja.
Wrinkling (permukaan berkerut)

 Penyebab :
Pengulangan lapisan diatas lapisan sebelumnya yang
belum kering sehingga terjadi penarikan dan permukaan
akan berkerut atau adanya perbedaan jenis cat antara
lapisan bawah dan lapisan atas (mis: lapisan bawah cat
sintetis dan lapisan atas cat duco)
Pencegahan :
Usahakan pemberian lapisan berikutnya setelah lapisan
sebelumnya kering benar dan cat antar lapisan adalah
cat yang sejenis.
Perbaikan :
Untuk kasus ini sebaiknya lapisan cat dikerok
seluruhnya dan dilakukan pengecatan ulang.
 
Crater (permukaan mata ikan)

 Penyebab :
Pengadukan cat yang kurang sempurna sehingga
kekentalan cat tidak merata

Pencegahan :
Pastikan pengadukan cat telah sempurna sebelum cat
dipergunakan

Perbaikan :
Biarkan cat mengering dan keras sempurna. Gosok
bagian yang bermata ikan dan selanjutnya ulangi
pengecatan.
 
Discolororation (perubahan warna)

 Penyebab :
Bahan perekat dari lapisan cat yang dirusak oleh garam-
garam atau bahan kimia lain yang berasal dari dalam
permukaan atau dari udara. Demikian pula pigment
(pewarna) dapat diserang oleh bahan-bahan kimia atau
sinar matahari.
 Pencegahan :
Pemilihan cat dan juga warna disesuaikan dengan
kondisi yang dibutuhkan.
Perbaikan :
Bila penyebab perubahan warna telah diketahui, maka
dapat dilakukan pengecatan ulang dengan jenis cat yang
sesuai.
 
Drying Trouble (sukar mengering)

 Penyebab :Pengecatan yang dilakukan dalam cuaca yang


kurang baik seperti suhu rendah, berkabut dan lembab
Pengecatan yang dilakukan diatas permukaan yang
mengandung lilin seperti bahan untuk poles, minyak atau
debu Pengecatan dengan jenis cat alkyd enamel pada
permukaan kayu yang pernah diberi lapisan POLITUR dari
bahan shellac Penggunaan pengencer yang tidak sesuai
dengan jenis cat yang dipakai
 Pencegahan :Lakukan pengecatan pada waktu ada sinar
matahari atau cuaca kering Permukaan yang akan di cat
pastikan telah bebas dari segala kotoran Pergunakan
pengencar yang sesuai dengan jenis cat yang dipakai Kayu
yang telah pernah diberi lapisan POLITUR dari bahan
shellac harus dibersihkan dari lapisan tersebut
 Perbaikan :
Lapisan cat harus dikerok sampai bersih kemudian ulangi
pengecatan dari awal
Saponification (penyabunan)

 Penyebab :
Serangan alkali pada lapisan cat yang berbahan perekat
mengandung minyak seperti alkyd gloss. Alkali dan minyak akan
bereaksi secara kimiawi yang disebut penyabunan dimana memberi
hasil akhir seperti sabun dan menyebabkan lapisan cat menjadi
lunak dan terbentuk gumpalan yang lengket.
Pencegahan :
Permukaan yang akan di cat harus bebas alkali. Tidak dianjurkan
tembok dari plesteran semen atau beton yang masih baru di cat
dengan cat dasar alkyd, tetapi sebaiknya dengan cat acrylic dasar
air atau jenis yang tidak mengandung minyak
Perbaikan :
Kerok seluruh lapisan cat dan kemudian bersihkan permukaan
secara sempurna. Selanjutnya beri lapisan cat lain yang sesuai
dengan media yang akan di cat.
 
Efflorescence (pengkristalan)

 Penyebab :
Efflorescence terjadi pada permukaan dari plesteran semen, beton atau batu
bata dimana garam-garaman yang bersifat alkali terbawa kepermukaan. Bila
kristal-kristal tersebut muncul dibawah lapisan cat dan disertai kelembaban
tembok akan menyebabkan lapisan cat rusak.

 Pencegahan :
Pengecatan dilakukan setelah tembok atau plesteran atau beton telah kering
sempurna dimana kadar alkali dan kadar air dari permukaan tersebut telah
memenuhi syarat yang ditentukan. Permukaan yang mengandung kristal dari
garam-garaman harus dibersihkan terlebih dahulu dan dibiarkan sampai
tidak keluar lagi.
Perbaikan :
Bila pengkristalan belum merusak lapisan cat, bersihkan dengan kain basah
dan keringkan. Amplas permukaan cat agar lebih porous (pori-pori terbuka)
sehingga air dan garam-garaman mudah keluar. Setelah pengkristalan tidak
terjadi lagi lakukan pengecatan ulang. Bila pengkristalan telah merusakkan
lapisan cat maka harus dilakukan pengerokan sampai dasar, bersihkan
permukaan sampai pengkristalan tidak terjadi lagi dan lakukan pengecatan
ulang.
 
Water Spot (bercak-bercak seperti basah)

 Penyebab :
Penggunaan plamir yang belum kering sempurna dan
kemudian diberi lapisan cat, maka sisa-sisa air dari plamir
tersebut terjebak diantara dua lapisan plamir dan cat
sehingga menyebabkan timbulnya bercak seperti basah.

 Pencegahan :Sama seperti kasus Blistering Tidak dianjurkan


memakai plamir untuk meratakan permukaan tembok
ataupakai bahan pelapis dasar yang dianjurkan dan sesuai
(mis.: Mix-One)

 Perbaikan :
Amplas permukaan lapisan cat agar lebih porous sehingga air
dapat dengan mudah keluar. Bila jamur telah tumbuh pada
bagian-bagian yang basah tersebut, cuci dengan kaporit dan
kemudian lap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-
sisa kaporit. Biarkan mengering sempurna sebelum dilakukan
pengecatan ulang. Bila dirasa perlu beri lapisan Wall Sealer
yang sesuai.
Chalking (pengapuran)

 Penyebab :
Lapisan film cat rusak karena pengaruh serangan garam-garaman alkali
(umumnya terjadi pada pengecatan tembok baru) atau pengaruh sinar
matahari (terjadi pada tembok luar ruangan). Pengenceran cat yang terlalu
encer sehingga film cat tidak dapat terbentuk dengan sempurna.

 Pencegahan :
 Untuk tembok baru pastikan bahwa tembok telah kering sempurna
sehingga derajat alkali sudah memenuhi standart pengecatan Untuk tembok
luar ruangan pakailah cat yang memang direkomendasikan untuk exterior.
Encerkan cat sesuai petunjuk yang dianjurkan (yang tertera pada data
teknis)

 Perbaikan :
Jika pengapuran hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu (karena
pengaruh serangan garam alkali) amplas bagian itu saja kemudian
bersihkan dan beri lapisan cat kembali. Jika pengapuran terdapat pada
seluruh permukaan tembok rontokkan semua cat, bersihkan dan jika
tembok belum kering benar tunggu beberapa saat sampai tembok kering
dan ulangi pengecatan dari awal. Untuk tembok luar ruangan pakailan cat
yang dianjurkan.
Stainning (bercak-bercak seperti pulau)

 Penyebab :
Biasanya terjadi pada pemakaian cat tembok untuk
media kayu atau yang berasal dari kayu, terjadi karena
kayu atau media itu masih mengandung getah yang
belum tuntas keluar pada persiapan bahan. Getah yang
keluar terjebak dibawah lapisan cat dan membentuk
bercak seperti pulau-pulau.
 Pencegahan :
Pilihlah bahan berjenis kayu yang akan dicat memakai
cat tembok yang benar-benar sudah tidak bergetah lagi.
 Perbaikan :
Amplas dan bersihkan bagian yang ber bercak untuk
memudahkan getah kayu keluar dan biarkan untuk
beberapa saat sampai getah keluar tuntas kemudian beri
lapisan cat kembali.

Anda mungkin juga menyukai