Anda di halaman 1dari 33

BAB 4

PROFIL UPN “VETERAN”


YOGYAKARTA
1. Taqiyya Salmanajah Kusumawati (141190218) 3. Nina Mardati Lusian (141190226)
2. Yonathan Bintang Chrisnando (141190221) 4. Taravia Purbosari (141190228)
4.2.1. Sejarah Pendirian dan Dinamika
Kelembagaan
Dasar Pemikiran Pendirian Akademi
Pembangunan Nasional “Veteran”
Bangsa Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945. Bagi Negara yang telah
merdeka dan berdaulat berhak menentukan, mengatur, dan merencanakan nasibnya
sendiri, sesuai dengan situasi dan konsidisinya. Berdasarkan preambul UUD 1945 Negara
Republik Indonesia terlibat dan ikut bertanggung-jawab bagi pendidikan dan pengajaran
bangsanya.
Timbulnya Ide Pendirian
Di atas seorang Veteran Pejuang Kemerdekaan RI yang telah menyelesaikan pendidikan
kesarjanaan di Universitas Negeri Gadjah Mada tahun 1957, Drs R. Bambang Soeroto,
sesuai dengan panggilan jiwanya memilih tuntutan hidupnya untuk berbhakti di dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
Tokoh-Tokoh Pendiri APN “Veteran”
1. Ir. Marsito yang pada saat itu menjabat sebagai Inspektur SMA di Yogyakarta
2. Soefatmo Sisworohardjojoo, pada saat itu menjabat sebagai Kepala Bagian
Penyaluran/Pendidikan pada Kemntrian Urusan Veteran RI di Jakarta.
3. Drs. R. Bambang Soeroto, Asisten Ilmu Bumi Alam Fakultas SPF Universitas
Negri Gajah Mada di Yogyakarta
4. Soerawan, Pegawai Negri Imigrasi Jakarta Kota
5. Agus Soemarno, Kepala Seksi Perbendaharaan Pusat Jawatan Pertanian Rakyat
di Jakarta.
Karena tempat tinggal dan profesinya berlainan, maka
dalam koordinasi masing-masing pendiri mendapatkan
tugas sendiri-sendiri. Adapun tugas tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Penasehat : Ir. Marsito
2. Penghubung antara Kementrian/Instansi : Soelatmo Siswohardjojo
3. Pelaksana/Pemimpin Akademi : 1.Drs.R.BambangSoeroto
2. Agus Soemarno
4. Usaha Dinas Luar : Soerawan
4.2.2. Masa Perintisan (Lembaga Kedinasan) :
Awal Daripada Kegiatan
Peristiwa dimulai dengan kedatangan Drs. R. Bambang Soeroto sebagai Asisten Ilmu Bumi
Alam Fakultas SPF Universitas Gadjah Mada di tempat teman seperjuangannya yang
berada di Jakarta. Kedatangannya di Ibu Kota Indonesia ini adalah untuk melaksanakan
panggilan jiwanya, yaitu mengamalkan dharma bhaktinya di bidang pembangunan
pendidikan tinggi. Salah satu usahanya untuk turut mendesak pembukaan Kursus B I Ilmu
Bumi di Surabaya pada Kementrian PP dan K telah gagal. Namun kegagalan ini tidak
mengendorkan semangat juangnya, bahkan sebagai percikan api yang akhirnya
mengaulkan kemauannya yang keras bagaikan baja dan pantang menyerah sebelum
usahanya berhasil.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat direalisasi,
antara lain :
1.  Landasan ideal dan maksud pendirian Akademi.
2. Penentuan tempat kedudukan Akademi.
3. Macam dan banyaknya Jurusan pada Akademi itu.
4. Kurikulum dan Silabus.
5. Lama pendidikan dan banyaknya mahasiswa angkatan pertama.
6. Susunan tenaga pengajar/dosen.
7. Rencana Anggaran Belanja
8. Penghargaan Ijazah
9. Dan lain-lain.
Akademi itu akan dibuka pada tanggal 1 Juli 1958, dengan nama
Akademi Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, dan jurusan
yang telah ditetapkan disesuaikan dengan kebutuhan rencana
Pembangunan Nasional Semesta Berencana, yaitu :
1. Jurusan Geologi Pertambangan
2. Jurusan Ekonomi Pertanian
3. Jurusan Teknologi Perusahaan
4.2.3. Masa Pertumbuhan
Memelihara Pertumbuhan
Pada bulan Febuari 1959, Soejatmo Siswohardjojo memeberitahu Direktur APN “Veteran”
Yogyakarta bahwa akademi ini akan diresmikan oleh Mentri Urusan Veteran, dan
peresmiannya akan dihadiri dan direstui oleh Presiden Soekarno. Berdirinya sebuah
lembaga pendidikan tinggi dengan restu pemimpin Negara akan terasa lebih mantab.
Malam peresmian APN “Veteran” Yogyakarta yang diselenggarakan pada tanggal 21
Febuari 1959 di Gedung Agung berlangsung sangat meriah, dihadiri oleh sebagian besar
tokoh pemerintahan, baik sipil maupun militer. Selain Presiden Soekarno, tampak hadir
Mentri Negara dan Ketua Dewan Perancangan Sejarah UPN “Veteran” Yogyakarta
Melaksanakan Tugas Mulia
1. Pertama, mengadakan pengembangan mental dalam diri para mahasiswa APN “Veteran”,
agar jiwa patriotic mereka dapat selalu dipupuk dalam melaksanakan pembangunan Negara.
2. Kedua, menanamkan dalam kalbu para mahasiswa bahwa Pancasila adalah falsafah Negara,
dan Sapta Marga adalah pendoman hidup bagi para Veteran
3. Ketiga, selalu menjunjung tinggi jiwa korps yang kalangan warga APN “Veteran” Yogyakarta
pada khususnya dan korps veteran pada umumnya dalam menghadapi tatangan jaman.
4. Keempat, dalam pemabangunan semesta berencana tahap pertama, sivitas akademika APN
“Veteran” harus dapat berkerja keras dan efisien untuk meraih prestasi akademik yang
agung, yang akan menjadi kebangaan bangsa Indonesia.
5. Kelima, melenyapkan pemikiran secara atau reaksioner. Sambil melaksanakan tugas mulia
dalam aktivitas sehari-hari, mereka juga harus terus menerus mengembangkan dirinya.
Jurusan Baru Pimpinan Perusahaan
Untuk mewujudkan usulan tersebut, dikeluarkan Surat Keputusan Mentri Urusan
Veteran RI No. 157/Kpts/1959 tanggal 26 Oktober 1959. Sejak saat itu APN “Veteran”
Yogyakarrta memiliki tambahan jurusan baru, yakni Jurusan Pimpinan Perusahaan.
Jurusan tersebut untuk pertama kali menerima 40 orang mahasiswa dan kuliah
perdananya dilaksanakan pada 26 Oktober 1959.
Kegiatan Akademi dan Kemasyarakatan
1. Pada tahun 1960, APN “Veteran” Yogyakarta menyelenggarakan Eksposisi Ilmiah pertama,
bertepatan dengan Dies Natalis kedua, selama 24 hari. Eksposisi Ilmiah berlangsung di
Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Alun-alun Selatan Yogyakarta.
2. Tahun 1961, Eksposisi Ilmiah kedua diselenggarakan, bertepatan dengan Pekan Raya
Peringatan Dwi Windu Kemerdekaan di Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung selama 30 hari.
3. Tahun 1962, berlangsung Eksposisi Ilmiah ketiga. Bertepatan dengan Pekan Industri Nasional
di Alunalun Utara Yogyakarta, berlangsung 30 hari, meliputi bidang pertanian, teknologi
pertanian, teknologi kimia, dan geologi pertambangan
4. Tahun 1963, Eksposisi Ilmiah keempat diselenggarakan bertepatan dengan lustrum pertama
APN “Veteran” Yogyakarta. Pada eksposisi keempat ini ditampilkan secara khusus hasil-hasl
riset yang dilakukan APN “Veteran”Yogyakarta, antara lain pembuatan tiwul bergizi,
ppenanaman dan pengolahan jamur merang, juga pembuatan asam sitrat.
Problem Tempat Kuliah dan Praktikum
Meskipun APN “Veteran” Yogyakarta boleh dibilang eksis karena kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, namun masih menghadapi
problem tempat kuliah dan praktikum. APN “Veteran” masih menuntut pemikiran upaya mendapatkan gedung sendiri.
Upaya itu membuahkan hasil, dengan membangun ruang kuliah dan praktikum di atas tanah sewa yang terletak di Jalan Jlagran No,
33 Yogyakarta.
Praktikum yang tetap dilakukan di Jalan Langenastran, yang statusnya sewa bangunan. Dengan tambahan dua lokasi tersebut di atas,
kegiatan kuliah dan praktikum untuk Jurusan Geologi Pertambangan, Jurusan Ekonomi Pertanian, serta Jurusn Teknologi Perusahaan
dapat berjalan dengan baik.
APN “Veteran” Yogyakarta memiliki kebun percobaan pembibitan di Wonocatur, yang merupakan pinjaman dari Jawatan Pertanian
DIY atas izin kepala Daerah DIY. Hal ini menunjukkan bukti aktivitas dan pertumbuhan yang pesat dari sebuah akademi. Perjuangan
tidak berhenti sampai disini, APN “Veteran” terus berusahana bagaimana mendapatkan tanah atau lokasi untuk pembangunan kapus
milik sendiri. Atas bantuan dari Kementrian Urusan Veteran RI, akhirnya APN “Veteran” Yogyakarta mendapatkan tanah di
Tambakbayan seluas 3,5 hektar. Sebelum diguakan untuk kampus, tanah tersebut dimanfaatkan untuk perluasan kebun percobaan.
APN “Veteran” Yogyakarta juga memperoleh gedung kuno yang cukup luas di Jalan Ketandan Wetan 22 Yogyakarta. Semula gedung
itu tampak angker namun demikian tidak menjadi soal, setelah dipugar dan dijadikan kapus untuk Jurusan Geologi Pertambangan dan
Teknologi Perusahaan dan untuk kantor pelayanan administrasi akademik. Pada tahun 1963 penggunaan gedung dirsmikan oleh
Brigjen Sambas Atmadinata, yang ketika itu Mentri Urusan Veteran
Wisuda Sarjana Muda
Tahun 1962 merupakan tonggak sejarah yang penting, karena untuk pertama kalinya APN
“Veteran” mewisuda lulusannya. Yaitu, lulus 38 sarjana muda dari Jurusan Geologi
Pertambangan, 37 sarjana muda dari Jurusan Ekonomi Pertanian, dan 35 sarjana muda dari
Jurusan Teknologi Perusahaan.

Gelombang Pasang Surut


Pada tahun 1963/1964 lembaga pendidikan tinggi ini mempunyai prospek yang baik, terbukti
mendapat kepercayaan dari Dapartemen Pertahanan Keamanan untuk mendidik anggota ABRI
yang menghadap msa persiapan pension. Para anggota ABRI yang menempun pendidikan di
APN “Veteran” berpangkat mulai dari prajurit sampai dengan mayor.
Situasi politik dalam negri yang tidak stabil, memberi pengaruh yang besar pada kehidupan
kampus. Gelombang pasang dan gelombang surut menerpa pula lembaga pendidikan ini. Dapat
dibayangkan bagaimana bila pengaruh pergolakan politik masuk ke dalam lingkungan kampus
yang merupakan tempat berkumpulnya para intelektual.
Sejarah UPN “Veteran” Yogyakarta
Gelombang dahsyat melanda APN “Veteran”, diawali dengan adanya konflik internal, yaitu
upaya dari kepala Perwakilan Dapartemen Urusan Veteran dan Demobilitas (DUVED) DIY,
Mayor Dainuri, yang didukung oleh Ketua Senat Mahasiswa dan beberapa pegawai
administrasi APN “Veteran” yang menghendaki pergantian direktur dan lembaga pendidikan
tinggi yang berstatus akademi ini agar diubah menjadi kursus atau latihan kerja bagi veteran
pada umumnya. Jadi, tidak hanya bagi para veteran yang berijazah SMA saja yang dapat di
didik pada lembaga pendidikan tinggi ini.
4.2.4.Masa Perkembangan
Menuai Hasil

Tugas pokok APN “Veteran” Yogyakarta berdasar UU No. 75/1957 adalah mendidik guna membekali
pengetahuan akademis, menambah jiwa keterampilan kerja, serta menumbuhkan jiwa pioner
pembangunan para veteran pejuang kemerdekaan, para demobilisasi, dan para mahasiswa tugas belajar
anggota TNI dan POLRI.

Menjadi PTPN “Veteran”

Melihat sambutan positif dari masyarakat, pimpinan akademi berkeinginan untuk meningkatkan jenjang
pendidikan dari tingkat akademi menjadi perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan tuntutan derap
pembangunan nasional dan masyarakat.

Berdasarkan Surat Keputusan 140/Kpts/1965 tanggal 30 Juli 1965 tersebut, maka APN “Veteran” berubah
menjadi Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran”.
Masa Perkembangan
Peresmian Cabang-Cabang

Pimpinan PTPN “Veteran” Yogyakarta diberi amanat untuk mengintegrasikan lembaga pendidikan tinggi yang
diasuh oleh Legiun Veteran RI ke dalam PTPN “Veteran” Yogyakarta. Usaha penyatuan perguruan tinggi yang
diasuh oleh Legiun Veteran RI di Surakarta (Jawa Tengah), Surabaya (Jawa Timur), dan Jakarta diwujudkan
melalui surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Urusan Veteran dan Demobilisasi, yaitu:

1. Surat Keputusan No. 047/Kpts/1965 tertanggal 19 Februari 1965, tentang pengintegrasian Universitas Veteran
Nasional Surakarta

2. Surat Keputusan No. 133/Kpts/1965 tertanggal 21 Maret 1965, tentang pengintegrasian Akademi Administrasi
Perusahaan “Veteran” di Surabaya selanjutnya menjadi PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur

3. Surat Keputusan No. 09/Kpts/Menved/1967 tertanggal 21 Februari 1967 tentang pengintegrasian Akademi
Bank, Akademi Tekstil, dan Akademi Tata Laksana Pelayaran Niaga “Yos Soedarso” di Jakarta, menjadi PTPN
“Veteran” Cabang Jakarta
Masa Perkembangan
Pelajaran Kemiliteran
Selain itu juga pemberian seragam kepada mahasiswa yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Veteran
dan Demobilisasi Nomor 412.4.9/1966 tanggal 28 Juli 1966. Selain pemberian seragam juga para
mahasiswa diberi pelajaran kemiliteran secara fisik dan psikologis. Pelajaran kemiliteran tersebut meliputi
antara lain: Pelajaran Baris Berbaris (PBB), Pendidikan Jasmani Tentara (PENJATA), bongkar pasang,
senjara perorangan, dan latihan jurit malam.

Menjalin Kerja Sama

Dalam perkembangannya PTPN “Veteran” Yogyakarta perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
antara lain: UGM, ITB, Universitas Proklamasi’45 Yogyakarta, Akademi Pendidikan Teknik Negeri
Semarang, Sarjana Wiyata Tamansiswa, dan Jawatan Meterologi dan Geofisika Jakarta. Selain itu, PTPN
“Veteran” Yogyakarta juga menjalin kerjasama dengan jawatan, instansi pemerintah, seperti: Departemen
Transmigrasi dan Koperasi, Departemen Pertanian, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Masa Perkembangan
Perkembangan Organisasi

PTPN “Veteran” Yogyakarta memiliki tiga cabang masing-masing berada di Surakarta, Jawa Timur, dan
Jakarta. Rektor sebagai pimpinan tertinggi, dibantu dua sekretaris, yakni sekretaris I yang bertanggung
jawab dalam bidang akademik, dan sekretaris II bertanggung jawab dalam bidang administrasi
keuangan. Pada masa itu timbul pemikiran dari departemen untuk mengubah PTPN “Veteran” dari
kedinasan menjadi swasta.

Perubahan tersebut didasarkan atas Keppres No.130 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur
Departemen Hankam jo Keppres No.79 tahun 1969, serta UU No. 22 tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi.
4.2.5. Masa Peralihan (Transisi) dan Pembaharuan Status
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hankam/Pangab tanggal 31 Juli 1972. Surat Keputusan tersebut bertujuan
menyatakan PTPN “Veteran” berstatus masa transisi selama lima tahun, terhitung mulai tahun anggaran
1971/1972 sampai dengan tahun anggaran 1976/1977. Masa transisi adalah masa persiapan untuk menuju ke status
perguruan tinggi swasta disamakan.

Perpanjangan Masa Transisi

Jangka waktu yang tersedia untuk masa transisi sudah akan berakhir akan berdampak pada kemungkinan ada
beberapa fakultas atau akademi yang belum dapat memenuhi persyaratan untuk mencapai status disamakan
menurut peniliaian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Maka diputuskan untuk mengajukan
perpanjangan masa transisi selama dua tahun, dan pengajuan tersebut disetujui.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan tertanggal 19 Desember 1975, masa transisi
diperpanjang sampai tahun anggaran 1977/1978. Selama masa transisi, dilakukan berbagai kegiatan untuk mencapai
persyaratan sebagai perguruan tinggi swasta yang seluruh fakultas berstatus disamakan.
PTPN “Veteran” diputuskan untuk mengubah nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Perubahan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan ketentuan dalam UU Perguruan Tinggi No. 22 tahun 1961
serta Keputusan Dirjen Perti No. 164 tahun 1967.
Masa Peralihan (Transisi) dan Pembaharuan Status
Tuntutan Pembangunan

Perkembangan APN “Veteran” menjadi PTPN “Veteran” dan kemudian menjadi UPN “Veteran” dilakukan
sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional. Atribut veteran yang melekat di belakang perubahan
nama tersebut tetap dipertahankan karena sifat kejuangan para veteran pejuang kemerdekaan
merupakan ciri khas perguruan tinggi ini.

Kampus UPN “Veteran” di Condongcatur

Pada tahun 1991, Departemen Pertahanan dan Keamanan memberi tanah yang letaknya strategis
kepada UPN “Veteran”, yakni di wilayah Miliran, Umbulharjo. UPN “Veteran” lalu mengajukan
permohonan pembangunan kampus di lokasi tersebut. Namun, Pemda DIY tidak dapat mengabulkannya
dan oleh karena itu dicarikan lokasi pengganti yang sesuai.

Dengan surat nomor 593/1945 tertanggal 20 Agustus 1987, Gubernur DIY meminta Bupati Sleman untuk menetapkan
lokasi tanah yang sesuai sebagai lokasi Kampus UPN “Veteran” Yogyakarta. Kemudian ditetapkannya oleh Bupati
Sleman untuk pembangunan kampus yang terletak di daerah sebelah selatan Jalan Arteri, Lingkar Utara/Jalan SWK 104
Condongcatur, Sleman
Masa Peralihan (Transisi) dan Pembaharuan
Status
Bersamaan dengan itu, untuk menyesuaikan dengan kewajiban
kewilayahan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah,
UPN “Veteran” akhirnya dipecah menjadi tiga:
1. UPN “Veteran” Yogyakarta
2. UPN “Veteran” Surabaya
3. UPN “Veteran” Jakarta
4.2.6 Masa Mandiri
Menghadapi Tantangan Kedepan
Sejak UPN Veteran Yogyakarta didirikankan hingga saat ini, sudah terjadi beberapa
pergantian pucuk pimpinan. mulai dari Prof Drs H. R Bambang Suroto, Prof Dr. Tarwotjo
MSc, Drs H. Helmizan ZA MSi, hingga Dr. Ir. H. Supranto SU. Pada masa kedinasan,
direktur Rektor APN/PTPN/UPN Veteran ditunjuk oleh DEPHANKAM. Berdasarkan surat
keputusan menhankam Prof Dr. Tarwotjo MSc ditunjuk untuk menggantikan Prof Drs. H.
R. Bambang Soeroto sebagai Rektor UPN Veteran Yogyakarta.Dua tahun setelah Prof Dr
Tarwotjo MSc menjadi Rektor , persisnya 1 April 1995 UPN Veteran Beralih status dari
perguruan tinggi Kedinasan menjadi perguruan tinggi swasta.
Menghitung Tantangan ke Depan
Ada tantangan internal yaitu tantangan yang harus dihadapi di dalam titik mestinya, perguruan
tinggi harus memiliki kecukupan dosen memilih karir sebagai dosen diharapkan merupakan
sebuah panggilan hati nurani sehingga sebagai profesi yang dipilih. untuk mampu bekerja dan
berjuang perlu dilandasi pola pikir untuk berpola pikir yang berkualitas perlu strategi, perlu misi
tata nilai dan perlu visi. apalagi menghadapi abad 21 Millenium ke tiga tugas pokok dosen ialah
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi secara proporsional sesuai dengan kompetensinya
masing-masing, kuliah, mengajar, mendidik dan melatih mahasiswa bimbingannya.
Dari Rektor ke Rektor
Akhirnya, UPN Veteran Yogyakarta dipimpin oleh rektor-rektor. vektor yang satu membawa
spesifikasi kepemimpinan yang tak sama dengan gaya kepemimpinan vektor yang lain
selain itu ada Rektor yang mengapit cukup lama dan ada yang mengabdi hanya sebentar
titik Tetapi semuanya ditujukan untuk menciptakan kampus menjadi lebih baik Ada jalur
kepemimpinan yang berkesinambungan terutama pulau-pulau yang sudah digariskan
sebagai kebijakan. Tarwotjo menjabat selama dua periode, 1993-1997 dab 1997-2001. Tetapi
pada periode kedua, Tarwotjo tak menghabiskan sampai tahun 2001. Drs. Helmizan, MSi
menjadi Rektor UPN Veteran Yogyakarta dalam aksi Bakti yang singkat yaitu tahun 2001-
2002
4.2.7 Masa Keunggulan
(Perguruan Tinggi Negeri Satker Kemristekdikti)
Status Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” adalah sub Veteran yang beroperasi di
Jakarta Surabaya dan Jogjakarta telah berubah menjadi perguruan tinggi negeri mulai 6
Oktober 2014. peresmian PTN baru itu akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
alih status UPN Veteran dengan pertimbangan kesejarahan artinya dulu PN Veteran pernah
bersatu Negeri tetapi kemudian menjadi swasta. UPN “Veteran” Yogyakarta berada dibawah
pengelolaan YKPP. pada tahun 2014 UPN “Veteran” Yogyakarta berubah dari perguruan tinggi
swasta menjadi perguruan tinggi negeri melalui Peraturan Presiden nomor 121 tahun 2014
4.3 Asas, Prinsip, Nilai, Sesanti dan Karakteristik
4.3.1 Asas
UPN Veteran Yogyakarta berdasarkan asas Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945

4.3.2 Prinsip dasar UPN Veteran Yogyakarta


• Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilandasi nilai universal dan objektif dalam
mencapai kebenaran ilmiah.
• Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dilandasi keimanan kebebasan dan tanggung
jawab akademik serta sesanti Widya Mwat Yasa; dan
• Peningkatan tata kelola UPN Veteran Yogyakarta yang baik dicirikan dengan melaksanakan
manajemen Mandiri, modern, dan berkelanjutan.
DISIPLIN KEJUANGAN

4.3.3 NILAI KREATIVITAS UNGGUL

BELA
JUJUR
NEGARA
Semboyan
WIDYA MWAT YASA memiliki makna ilmu guna diabdikan untuk
pembangunan bangsa dan negara.

Kekhasan
UPN "Veteran" Yogyakarta merupakan perguruan tinggu yang
memiliji ciri khas Bela Negara sesuai Perpres 121 tahun 2014.
4.3.4 Lambang, Bendera dan Lagu
Bendera
UPN “Veteran” Yogyakarta memiliki bendera dan pataka
Lambang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
panjang berbanding lebar 3:2 berwarna dasar hitam,
bagian tengahnya terdapat lambang UPN Veteran
Yogyakarta fakultas di lingkungan UPN Veteran
Yogyakarta dengan warna dasar berbeda .
1. FTM, warna dasar biru muda
2. FP, warna dasar hijau
3. FISIP, warna dasarorange
4. FTI, warna dasar biru tua
5. FEB, warna dasar abu abu

Lagu
6. Hymne UPN “Veteran” Yogyakarta
7. Mars UPN “Veteran” Yogyakarta
4.4. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Menjadi Universitas Pionir Pembangunan yang dilandasi jiwa bela negara di era global
Misi
1. Menghasilkan lulusan yang berdaya saing global dan berjiwa bela negara melalui pembelajaran berkualitas
2. Mengembangkan konsepsi ilmu pengetahuan, teknologi, sains dan kemanusiaan melalui Pengembangan
Program Studi/proses belajar mengajar dan pengayaan keilmuan
3. Meningkatkan kualitas penelitian melalui program terencana, terintegrasi dan berkelanjutan
4. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat melalui penguatan kerjasama antar institusi
pendidikan, industri serta pemerintah
5. Mengembangan tata kelola universitas yang baik melalui manajemen mandiri, modern dan berkelanjutan
dalam bidang SDM, keuangan, Sarana dan Prasarana serta TIK yang terintegrasi
Tujuan
Untuk Menunjang pembangunan nasional melalui bidang Pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumberdaya
manusia yang unggul di era global dengandilandasi jiwa bela negara
4.5 Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi
1. Bidang Pendidikan
UPN Veteran Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan akademik yang dapat menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi serta jika memenuhi syarat
dapat menyelenggarakan pendidikan profesi pendidikan akademik pendidikan vokasi dan pendidikan
profesi diselenggarakan melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan
penyelenggaraan pendidikan
2. Bidang Pembelajaran
Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis
untuk memperoleh informasi data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman atau pengujian
suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Bidang Kemahasiswaan
Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan civitas akademika dalam mengamalkan dan
membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai