Anda di halaman 1dari 11

Kiprah walisongo

By. Chusniah Alda Amriilah


Walisongo
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa
pada abad ke-17.

Walisongo adalah wali sembilan yang berdakwah untuk


melanjutkan dakwah nabi.

Walisongo berdakwah di tiga wilayah penting 1. Sunan Gresik 1. Sunan Giri


pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik- 2. Sunan Ampel 2. Sunan Muria
Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria 3. Sunan Drajat 3. Sunan Gunung Jati
di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. 4. Sunan Bonang 4. Sunan KaliJaga
5. Sunan Kudus

Adapun Yang Termasuk


Walisongo Yaitu :
Penjelasan Walisongo Dalam Al - Qur’an :

“Allah pelindung (waliyu) orang-orang yang beriman; Dia


mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman). Dan orang-orang kafir, pelidung-pelindung (auliya)
mereka ialah syetan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal didalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 257)
Kiprah Walisongo

Sejarah Tokoh Tokoh Walisongo :

1. Maulana Malik Ibrohim Al- Samarkandy(sunan Gersik)

Maulana malik ibrahim al-samarkandy di perkirakan lahir disamarkan, Asia tengah, pada para awal
abad 14. Pertama-tama yang dilakukannya dalam berdakwah ialah mendekati masyarakat melalui
pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-
hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan
hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Setelah ia berhasil
memikat masyarakat kemudian ia berdagang. Setelah cukup mapan ia pergi ke ibu kota dan
bertemu dengan raja majapahit, kemudian ia di beri tanah oleh raja di pinggiran kota gersik yang
dia gunakan untuk mendirikan pondok pesantren.
2. Raden Rahmat ( Sunan Ampel )

Sunan Ampel Ia putra tertua Maulana Malik Ibrahim, dimasa kecil Sunan Ampel
dikenal dengan nama Raden rahmat, ia lahir dicampa pada 1401 M. Dalam metode
dakwah Sunan Ampel, dikenal ada istilah moh limo dari bahasa Jawa yang berarti
tidak mengerjakan lima hal tercela. Di antaranya, moh main (tidak berjudi), moh
ngombe (tidak mabuk mabukan), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak
mengisap candu), dan moh madon(tidak berzina).

3. Raden Paku ( Sunan Giri )

Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ia adalah pendiri kerajaan Giri
Kedaton yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur. Kerajaan tersebut dimanfaatkannya sebagai pusat
penyebaran Islam di Jawa, yang pengaruhnya merambah hingga ke Madura, Lombok, Kalimantan,
Sulawesi, dan Lombok.
4. Raden Makdum Ibrohim ( Sunan Bonang)

Sunan Bonang adalah putra keempat Sunan Ampel dari pernikahannya dengan Nyai Ageng Manila, putri
Arya Teja Bupati Tuban, Jawa Timur. Menurut perhitungan, ia lahir sekitar tahun 1465 Masehi. Dalam
riwayatnya, Sunan Bonang diketahui mensyiarkan Islam melalui beberapa metode, di antaranya
memanfaatkan media wayang, tembang, sastra sufistik, termasuk tasawuf.

5. Raden Said ( Sunan Kalijaga )

Sunan Kalijaga lahir sekitar tahun 1450 M. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor
sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -
bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah.Yang menarik, Sunan Kalijaga sangat toleran pada budaya lokal. Ia menggunakan seni ukir,
wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang
populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah penggagas baju takwa, perayaan sekatenan,
gerebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu.
6. Syarif Hidayatullah  [Sunan Gunung Jati]

Sunan gunung jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Cucu Prabu Siliwangi
dari Kerajaan Pajajaran itu mengembangkan dakwah Islam dengan metoda akulturasi budaya. Metode itu
terbukti efektif membuka hi dayah umat menuju keimanan dan memeluk Islam secara sukarela dan
damai."Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam tidak menggunakan budaya Arab, tapi menggunakan adat
dan budaya lokal melalui kesenian daerah. Hasilnya, Sunan Gunung Jati mampu meng- Islamkan Jawa
Barat, Banten dan DKI Jakarta secara damai, tanpa ada pe perangan,'' kata Sultan Sepuh XIV, PRA Arief
Natadiningrat.

7. Jaffar Shadiq [Sunan Kudus]

Sunan kudus lahir tahun 1500,an Masehi di Palestina, Kesultanan Utsmaniyah. Dalam perjalanan hidupnya,
Sunan Kudus banyak berguru kepada Sunan Kalijaga. Cara berdakwahnya pun sejalan dengan pendekatan
dakwah Sunan Kalijaga yang menekankan kearifan lokal dengan mengapresiasi terhadap budaya setempat.
Beberapa nilai toleransi yang diperlihatkan oleh Sunan Kudus terhadap pengikutnya yakni dengan melarang
menyembelih sapi kepada para pengikutnya. Bukan saja melarang untuk menyembelih, sapi yang notabene
halal bagi kaum muslim juga ditempatkan di halaman masjid kala itu.
8. Raden Prawoto [Sunan Muria]

Semasa berdakwah, Sunan Muria lebih memilih tinggal di daerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat
kota. Tempat tinggal beliau terletak di salah satu puncak Gunung Muria yang bernama Colo. Di sana, Sunan
Muria banyak berinteraksi dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok
tanam, berdagang dan melaut.Sunan muria menyebarkan agama Islam kepada para pedagang, nelayan, pelaut
dan rakyat jelata. Metode yang digunakan beliau dalam menyebarkan agama Islam yakni dengan tetap
mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah.Beliau juga yang telah menciptakan
berbagai tembang jawa, yang mana salah satu hasil dakwah beliau melalui media seni adalah tembang Sinom
dan Kinanti. Tempat dakwah yang mulanya berada di sekitar gunung Muria, kemudian diperluas meliputi
Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung Muria.
9. Raden Qasim [Sunan Drajad]

Nama kecilnya Raden Qosim ini lahir pada tahun 1470 m. Sunan Derajat mendapat tugaspertama kali dari
ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Sunan Drajat kemudian terdampar di Dusun
Pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang.Tapi setahun berikutnya Sunan Derajat berpinda satu
kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan Santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Derajt,
Pacirana Lamongan.Dalam pengajaran taukhid dan akidah, Sunan Derajat mengambil cara ayahnya:
Langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal.
Kesimpulan

Walisongo Adalah sembilan wali penyebar agama islam yang


menyebarkan agama di daerah jawa dengan melalui bermacam -
macam metode, namun masih dalam satu tujuan yaitu berdakwah
menyebarkan agama islam.
Ne
Giv ver
eU
F,.. p
!!!

Thanks For Watching,....!!!

Anda mungkin juga menyukai