Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP

DASAR
CAIRAN
DASAR – DASAR TERAPI CAIRAN
A. Kandungan Cairan dalam Tubuh
 Total body water = 55 – 75% dari BB
 Rata-rata TBW = * Pria : 60% BB
* Wanita : 55% BB
Secara anatomis, cairan tubuh kita dibagi atas
dua kompartemen, yakni :
 Cairan Intraseluler (Intracellular Fluid/ ICF) =
40% BB
 Cairan Ekstraseluler (Extracelullar Fluid/ ECF)=
20% BB
Kedua kompartemen tersebut di atas
dipisahkan oleh dinding sel yang bersifat
semipermeabel, artinya permeabel terhadap
air tetapi tidak atau kurang permeabel
terhadap elektrolit maupun zat -zat lainnya.
Cairan Interstisial
15%

Cairan
Ekstraseluler

Cairan Intravaskuler
5%

Cairan dalam rongga :


Sinovial
Peritoneum
Cairan Transeluler Perikardium
Intraokular
Pleura
Cairan Serebrospinal
Sekresi saluran
pencernaan
Distribusi Cairan Tubuh
Distribusi Cairan Laki – Laki Dewasa Perempuan Bayi
Dewasa

Total Air Tubuh (%) 60 50 75

Intraseluler 40 30 40

Ekstraseluler 20 20 35

Plasma 5 5 5

Interstisial 15 15 30
Komponen Cairan
Ekstraseluler
Natrium Komponen Cairan
Klorida Intraselular
Bikarbonat Kalium
Oksigen Fosfat
Glukosa Protein
Asam lemak Magnesium
Asam amino Sulfat
Cairan Interstisial ¾
Plasma 1/4
Kebutuhan dan Keseimbangan Harian Cairan
Tubuh

Intake :
Makan
minum via Output :
oral  Urin
 Insensibel
water loss Keadaan
 Saluran Patologis :
cerna  Muntah
 Diare
 Perdarahan
aktif
Faktor yg Mempengaruhi
Kebutuhan Cairan
Yang menyebabkan adanya suatu peningkatan
terhadap kebutuhan cairan harian diantaranya :
 Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap 10C,
jika suhu > 370 C )
 Hiperventilasi
 Suhu lingkungan yang tinggi
 Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
 Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau
poliuria
Yang menyebabkan adanya penurunan
terhadap kebutuhan cairan harian
diantaranya yaitu :
 Hipotermi (kebutuhannya menurun 12%
setiap 1 derajat C, jika suhu < 37 derajat C )
 Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
 Oliguria atau anuria
 Hampir tidak ada aktivitas
 Retensi cairan misal gagal jantung
Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara
bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme
transport pasif dan aktif.
Mekanisme transport pasif tidak membutuhkan
energi sedangkan mekanisme transport aktif
membutuhkan energi.
Difusi dan osmosis adalah mekanisme
transport pasif.
Mekanisme transport aktif berhubungan
dengan pompa Na-K yang memerlukan ATP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar
kompartemen dapat berlangsung secara :
1. Osmosis
2. Difusi
3. Pompa Natrium Kalium
Perubahan Cairan Tubuh
Gangguan cairan tubuh dapat dibagi dalam
tiga bentuk yakni perubahan :
1.Volume,
2.Konsentrasi, dan
3.Komposisi.
Gangguan Keseimbangan
Air dan Elektrolit
Dapat terjadi karena :
• Gastroenteritis, demam tinggi ( DHF, difteri,
tifoid )
• Kasus pembedahan ( appendektomi,
splenektomi, section cesarea, histerektomi )
• Penyakit lain yang menyebabkan pemasukan
dan pengeluaran tidak seimbang ( kehilangan
cairan melalui muntah )
Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya
terjadi kekurangan jumlah cairan tubuh dari
jumlah normal akibat kehilangan, asupan yang
tidak memadai atau kombinasi keduanya.
Menurut jenisnya dehidrasi dibagi atas ;
• Dehidrasi hipotonik
• Dehidrasi hipertonik
• Dehidrasi isotonik
Sedangkan menurut derajat beratnya
dehidrasi yang didasarkan pada tanda
interstitial dan tanda intravaskuler yaitu ;
• Dehidrasi ringan ( defisit 4% dari BB)
• Dehidrasi sedang ( defisit 8% dari BB)
• Dehidrasi berat ( defisit 12% dari BB)
• Syok ( defisit dari 12% dari BB)
Defisit cairan interstitial dengan gejala
sebagai berikut :
 Turgor kulit yang jelek
 Mata cekung
 Ubun-ubun cekung
 Mukosa bibir dan kornea kering
Defisit cairan intravaskuler dengan gejala
sebagai berikut :
 Hipotensi, takikardi
 Vena-vena kolaps
 Capillary refill time memanjang
 Oliguri
 Syok ( renjatan)
Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )
 Pada anak yang diare yang banyak minum air
atau cairan hipotonik atau diberi infus glukosa
5%
 Kadar natrium rendah ( <130 mEq/L)
 Osmolaritas serum < 275 mOsm/L
 Letargi, kadang- kadang kejang
Dehidrasi hipertonik
 Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik
( natrium, laktosa ) selama diare
 Kehilangan air >> kehilangan natrium
 Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L
 Osmolaritas serum meningkat > 295 mOsm/L
 Haus, irritable
 Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L
dapat terjadi kejang
Terapi Cairan
Penatalaksanaan terapi cairan meliputi dua bagian dasar
yaitu ;
Resusitasi cairan
Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh,
sehingga seringkali dapat menyebabkan syok. Terapi ini
ditujukan pula untuk ekspansi cepat dari cairan intravaskuler
dan memperbaiki perfusi jaringan.

Terapi rumatan
Bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
Terapi Cairan

Resusitasi Rumatan

Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi


Prinsip pemilihan cairan dimaksudkan untuk
:
Mengganti kehilangan air dan elektrolit yang
normal melaui urine, IWL, dan feses
Membuat agar hemodinamik agar tetap dalam
keadaan stabil
Pada penggantian cairan, maka jenis cairan yang
digunakan didasarkan pada :
Cairan pemeliharaan ( jumlah cairan yang
dibutuhkan selama 24 jam )
Cairan defisit ( jumlah kekurangan cairan yang
terjadi )
Terapi Cairan
JENIS – JENIS CAIRAN DAN
INDIKASINYA
Cairan
Kristaloid Koloid
Kombinasi

 Hipotonik  KaEn 1B (GZ 3;1)


Contoh: Dextrosa  Cairan 2a
 Albumin  Cairan G:B 4:1
5%  HES (Hidroxy
 Isotonik  Cairan DG
Contoh: NaCl 0,9%,
Ethyl Starch)  Cairan Natrium
RL, plasmalyte  Dextran Bikarbonat
 Hipertonik  Gelatin (Meylon)
Contoh: NaCl 3%  Cairan RLD
 Cairan G:Z 4:1
PRINSIP TERAPI CAIRAN

 Terapi cairan salah 1 aspek terpenting dari


perawatan pasien
 Pemilihan cairan sebaiknya berdasarkan
status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit,
dan kelainan metabolik yang ada.

Anda mungkin juga menyukai