Anda di halaman 1dari 10

ASPEK HIDROLOGI

NAMA : Rahmat Afandy S


NPM : 07231711045
1.1 Aspek Hidrolika

Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran pada saluran terbuka(open
channel flow) maupun pada saluran tertutup (pipe channel flow). Pada saluran
tertutup dapat dengan saluran penuh dengan air (bertekanan) dan saluran tidak
penuh dengan air (tidak bertekanan)
1.Aliranairpadasaluranterbuka
1.1Aliranlunak(steadyflow)Aliranlunakadalahaliranyangmempunyaikedalamantet
apuntukwaktutertentu.
Aliran lunak di klasifikasikan menjadi :
a. Aliran seragam, tinggi muka air sama pada setiap penampang
b. Aliran berubah, kedalaman air berubah di sepanjang saluran
1.2 Aliran tidak lunak (unsteady flow)
Aliran ini mempunyai kedalaman aliran yang berubah tidak sesuai dengan
waktu. Contoh : banjir.
2. Aliran Air pada Saluran Pipa
Aliran air dalam pipa dapat merupakan aliran yang bertekanan, air penuh
mengisi pipa, dapat pula aliran yang tidak bertekanan, air tidak mengisi penuh
pipa. Seperti halnya gorong – gorong dapat direncanakan muka air memenuhi
sisi atas saluran, merupakan saluran yang bertekanan. Tidak terdapat muka air
bebas, pipa penuh terisi air.
3. Sifat – sifat Aliran
Pada saluran terbuka, aliran yang terjadi pada saluran adalah :
a. Aliran Laminer
Kekentalan (viscocity) relatif sangat besar dibandingkan dengan inersia, sehingga
kekentalan berpengaruh besar terhadap perilaku aliran. Butir – butir air bergerak
menurut lintasan tertentu yang teratur atau lurus. Aliran ini ditandai dengan tidak
terjadinya olakan pada muka air.
b. Aliran Turbulen
Kekentalan (viscocity) relatif lemah dibandingkan dengan inersia. Butir – butir air
bergerak menurut lintasan yang tidak teratur, tidak lancar & tidak tetap. Aliran ini
ditandai dengan terjadinya olakan pada muka air.
4. Rumus – rumus Aliran Air

Penampang saluran terbuka, pada drainase muka tanah, umumnya berbentuk


tampang segitiga, empat persegi panjang, trapseium, dan setengah lingkaran.
Penampang saluran bawah permukaan tanah umumnya berbentuk lingkaran,
terbuat dari tanah liat, buis beton atau pipa PVC.
a. Luas Desain Saluran
Tinggi muka air pada saluran (H) dan lebar saluran (B), merupakan
parameter untuk menentukan luas basah saluran (Fs). Luas
basah/desain saluran (Fs) di analisis berdasarkan debit hujan (Q)
yang menjadi debit saluran dan kecepatan aliran air pada saluran
(v)
Q = Fs . V
V adalah kecepatan aliran air pada saluran drainase, yang
didapatkan dari tabel i/v atau dianalisis dengan formula Manning
atau formula Chezy.
b. Kecepatan Aliran Air
1. Kecepatan aliran air pada saluran, ditentukan berdasarkan :

1. Tabel kemiringan saluran versus kecepatan aliran.

Kemiringan Saluran I Kecepatan rata – rata V


(% ) ( m /d t )
< 1 0 ,4
1-<2 0 ,6
2-<4 0 ,9
4-<6 1 ,2
6-<10 1,5
10-<15 2 ,4
2. Berdasarkan Formula Manning dan Chezy
Formula Manning
V = 1/n Rs2/3I1/2
Ket :
v = kecepatan aliran air saluran (m/dt)
n = koefisien kekerasan dinding, tergantung jenis bahan saluran,
untuk beton/plesteran 0,01.
Rs = radius hidrolik = Fs/Ps
I = kemiringan saluran
Formula Chezy :
V=C .

Koefisien Chezy :
C = (100 . .
)/(0,35 +
/
)
=
Kecepatan Aliran yang diijinkan pada bahan
dinding dan dasar saluran

Lempung kepasiran 0,5

Lanau alluvial 0 ,6
Kerikil halus 0 ,7 5
Lempung keras / kokoh 0 ,7 5
Lempung padat 1 ,1
Kerikil kasar 1 ,2
Batu – batu besar 1 ,5
Beton bertulang 1 ,5
Tabel Kemiringan Dinding Saluran
berdasarkan Bahan Saluran

Kecepatan Aliran Ijin


Jenis Bahan
  (m/dt)

Tanah 0–5

Kerikil 5–7,5

Pasangan 7,5
5. Analisis Dimensi Saluran
Debit aliran saluran yang sama dengan debit akibat hujan, harus dialirkan
pada saluran bentuk empat persegi panjang, bentuk segitiga, bentuk
trapesium dan bentuk setengah lingkaran untuk drainase muka tanah
(surface drainage).
a. Saluran empat persegi panjang
Debit aliran (Q ) = 1,000 m3 / detik
Kemiringan Saluran (I) = 1,50 %
Dasar saluran (B) = 0,75 tinggi saluran (H)
Tentukan dimensi tampang saluran bentuk empat persegi panjang tersebut
Luas tampang saluran (Fs) = B.H = 0,75 HH = 0,75 H2
Keliling basah Ps =B+2H = 0,75H + 2H = 2,75 H
Radius hidrolik = Fs/Ps = (0,75 H2)/(2,75 H)= 0,273 H
= (1/0,01)(0,273H)2/3(0,015)1/2
= 100 . 0,2732/3.0,0151/2. H2/3
= 5,156 H2/3

Anda mungkin juga menyukai