Anda di halaman 1dari 20

TMJ

Temporomandibular joint
Anggota
kelompok Nida Putri Salsabila (P1337430119001)
Rosy Amelia Azhari (P1337430119007)
Rafifah Uswatun Hasanah (P1337430119010)
Pramayhesa Diaz Afrila (P1337430119013)
Rossy Gusma Ningrum (P1337430119017)
Moh.Izzan Biladi (P1337430119023)
Celvin Josua Siagian (P1337430119027)
Alya Prima Wulandari (P1337430119031)
Fauziah Nuril Azmi (P1337430119036)
Ribkha Marwati Azizah (P1337430119039)
Yunita Dewi Nastiti (P1337430119042)
TMJ merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh

ANATOMI TMJ
manusia. TMJ dibentuk oleh kondilus mandibula yang
berada pada fossa mandibular pada tulang temporal.
Kedua tulang ini dipisahkan oleh diskus artikulari. secara
fungsional diskus ini merupakan tulang yang tidak
mengalami osifikasi sehingga sendi dapat bergerak ke
beberapa bidang, melindungi sendi dari kekuatan yang
dapat merusak. Diskus artikularis terdiri atas jaringan
ikat fibrous dengan sedikit pembuluh darah dan
persarafan. TMJ diklasifikasikan sebagai compound
joint, yang secara definisi compound joint adalah sendi
yang tersusun dari hubungan dari tiga tulang. Pada TMJ
walaupun tulang sebenarnya hanya menghubungkan
dua tulang, yaitu mandibula dan temporal. Namun
dengan adanya diskus artikularis yang berfungsi sebagai
non-ossified bone sehingga dianggap sebagai tulang
ketiga yang membentuk compound joint.Komponen
penyusun TMJ, terdiri atas fossa mandibular atau fossa
glenoidalis, eminensia artikularis atau tuberkel, kondilus,
diskus, kapsula fibrosa, dan ligamen ekstra kapsular.
Kondilus mandibula berbentuk oval
memanjang pada arah mediolateral dan
bagian anteroposterior lebih konveks
daripada mediolateral. Permukaan atas
kondilus yang berbentuk konveks dilapisi
oleh lapisan fibrokartilago yang tebal yang
berlanjut menjadi lapisan tipis jaringan
Condilus fibrous yang lebih datar pada bagian
posterior

Mandibularis
Diskus artikularis terdiri atas dua bagian,
yaitu ruang sendi atas dan ruang sendi
bawah. Ruang atas besar dan meluas ke
dalam bidang sagital dari posterior fossa
glenoidalis dan ke depan menuju anterior
tuberkel artikularis. Ruang sendi bawah
yang melapisi kondilus memiliki cekungan
posterior yang relatif besar dan cekungan
Discus anterior yang relatif lebih kecil. Diskus
artikularis berbentuk oval dan bagian sentral
tampak lebih tipis daripada bagian perifer.
Articularis
Eminensia artikularis merupakan bagian
transversal dari arkus zigomatikus dan
merupakan dinding anterior dari fossa
glenoidalis. Bentuk dari eminensia artikularis
tampak seperti sadel, bila dilihat dari
samping berbentuk konkaf. Komposisi
eminensia artikularis terdiri atas lapisan
tebal tulang padat yang dilapisi oleh jaringan
Eminesia fibrous.

Articularis
tulang temporal Fossa glenoidalis berbentuk
konkaf dan merupakan tempat terpasangnya
kondilus pada tulang temporal. Dinding
anterior fossa dibatasi oleh eminentia
artikularis, sedangkan dinding posterior
dibatasi oleh pelat timpani dan dinding
anterior meatus arkustikus eksternal. Pada
bagian medial dibatasi oleh sutura antara
Fossa skuamosa dengan sayap besar tulang
sphenoid yang dilapisi oleh lapisan
fibrokartilago
glenoidalis
PERSIAPAN PASIEN DAN PERSIAPAN ALAT

Persiapan Persiapan alat


Pasien dan bahan
• Melepaskan benda- • Pesawat sinar x
benda logam yang • Kaset dan fim ukuran
dikenakan pasien di 24×30
daerah yang akan • Marker,plester,
diperiksa. gunting
• Mempersilahkan • Apron
pasien untuk
mengganti pakaian
yang dikenakan
dengan baju khusus
yang telah
dipersiapkan.
.
Indikasi Pemeriksaan

DISLOKASI FRAKTUR CALLUS

John Wastson Max Jones Tony Wilson


Programmer Designer Manager
TEKNIK
PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI Proyeksi AP axial
TEMPOROMAN Proyeksi Axiolateral
Proyeksi Axiolateral Oblik

DIBULAR JOINT
A. Proyeksi AP AXIAL
1. Posisi pasien
Menempatkan pasien pada posisi supine atau
berdiri tegak dengan kepala bagian posterior menempel
pada meja pemeriksaan atau Bucky

2. Posisi obyek
• Sesuaikan kepala pasien sehingga mid sagital plane
tegak lurus terhadap IR
• Fleksikan leher pasien sehingga OML (orbitomeatal
line) tegak lurus terhadap kaset
• Expose satu gambar dengan mulut tertutup
• Pusatkan IR berada dipertengahan CR

3. Pengaturan sinar dan eksposi


• Arah sinar /Central ray (CR) : arahkan 35° caudad
• Titik bidik /Central point (CP) : pada pertengahan
antara TMJ dan 3 inchi (7,6cm) diatas nasion
• Focus Film Distance (FFD) : 100cm
• Faktor eksposi : 80 kVp,16 mAs
• Respirasi : tahan nafas 
01
Anatomi :memperlihatkan
procesus condylus of mandibula
KRITERIA dan fossa temporomandibular.
02 Posisi:
EVALUASI Memposisikan pasein dengan
benar dan memastikan tidak ada
rotasi.procesus condylus
divusualisasikan simetris,lateral
ke tulang belakang dan
leher.memperlihatkan dengan
jelas hubungan condylus dan
fossa
temporomandibular.kolimator di
03
area yang benar.
Eksposur:
kontras dan kerapatan(kecerahan) harus benar
dan memperlihatkan procesus condylus dan fossa
temporomandibular.margin tulang yang tajam
menunjukan tidak ada gerakan
A. Proyeksi AXIOLATERAL
1. Posisi pasien 3. Pengaturan sinar dan eksposi
• Beri tanda pada setiap pipi pada titik ½ inchi Arah sinar /Central ray (CR) : atur pada sudut 25-30°
(1,3cm) anterior EAM (External Acoustic Meatus) caudad
dan 1 inchi (2,5 cm) inferior EAM untuk Titik bidik /Central point (CP) : ½ inchi (1,3 cm) anterior
melokalisasi TMJ jika perlu. dan 2 inchi (5 cm) superior di atas EAM
• Posisikan pasien dalam posisi semiprone atau Focus Film Distance (FFD) : 100cm
tempatkan pasien di depan bucky dengan kaset Faktor eksposi : 80 kVp,16 mAs
arah vertical
Respirasi : tahan nafas
• Jaga agar kepala tetap relaks
2. Posisi obyek
• Pusatkan di tengah titik ½ inchi (1,3 cm) anterior OPEN MOUTH
ke EAM ke IR, dan letakkan kepala pasien pada
posisi lateral dengan sisi yang sakit dekat dengan
IR.
• Sesuaikan kepala pasien sehingga MSP sejajar
dengan IR dan interpupillary line tegak lurus
terhadap IR
• Setelah melakukan ekspose dengan mulut CLOSED MOUTH
tertutup, ganti IR (kecuali dikontraindikasikan) lalu
minta agar pasien membuka mulut secara penuh.
• Periksa kembali posisi pasien dan lakukan
ekspose kedua
01
Anatomi:
TMJ dengan IR terlihat dengan
KRITERIA jelas
Gambar mulut tertutup
EVALUASI menunjukan condylus dengan
fossa mandibula:condylus
bergerak ke margin
anterior(tuberkel antikular) of
fossa dalam posisi mulut terbuka

02 Posisi:
TMJ tidak mengalami rotasi yang dibuktikan
tidak superposisi dengan margin lateral.
kolimator di area yang benar.
03
Eksposur:
Kontras dan kerapatan (kecerahan) sudah
memperlihatkan TMJ. margin tulang yang tajam
menunjukan tidak ada gerakan.
A. Proyeksi AXIOLATERAL OBLIQ
1. Posisi pasien 3. Pengaturan sinar dan faktor eksposi
• Tempatkan pasien pada posisi semiprone atau erect Arah sinar /Central ray (CR) : atur pada sudut 15°
• Pada pemeriksaan TMJ keadaan mulut tertutup dan caudad
ketika tidak terjadi kontraindikasi melakukan ekspose
Titik bidik /Central point (CP) : pada titik 1½ inchi (3,8 cm)
dengan mulut terbuka
• Gunakan IR atau bucky sehingga kepala pasien tidak superior di atas EAM
harus disesuaikan diantara dua eksposure Focus Film Distance (FFD) : 100cm
• Periksa kedua sisi untuk perbandingan. Faktor eksposi : 75 kVp,14 mAs
• Jaga agar kepala tetap dalam keadaan relaks Respirasi : tahan nafas 

2. Posisi obyek
• CP berada pada ½ inchi (1,3cm) anterior EAM dan
tempatkan pipi pasien pada grid
• Putar MSP kepala sekitar 15° ke arah IR
• Sesuaikan interpupillary line tegak lurus terhadap
kaset
• Fleksikan leher pasien sehingga AML
(Angiomyolipoma) sejajar dengan tranverse axis
pada kaset.
• Setelah melakukan pemeriksaan dengan mulut
tertutup, ubah IR dan instruksikan kepada pasien
untuk membuka mulut
• Periksa kembali posisi AML dan buat pemeriksan
yang kedua. 
01
Anatomi:
TMJ dekat dengan IR terlihat.gambar
KRITERIA mulut tertutup menunjukan condylus
didalam fossa mandibula.condylus
bergerak ke margin anterior
EVALUASI (tuberkulum artikular) dari fossa
mandibular di mulut terbuka.

Posisi:
gambar yang diposisikan dengan benar
02 menunjukan dengan jelas paling dekat
dengan IR.tanpa superimposisi yang
berlawanan dengan TMJ (rotasi 15º
mencegah superimposisi).TMJ tidak
superposisi dengan cervical spine. kolimator
03 di area yang benar.
Eksposur:
Kontras dan kerapatan(kecerahan) sudah cukup
untuk memperlihatkan TMJ.margin tulang yang
tajam menunjukan tidak ada gerakan.
CONTOH KASUS

Seorang pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Hasan Sadikin karena tidak dapat menutup
mulut kembali setelah menguap, dari anamnesis didapat bahwa kurang lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit,
saat pasien sedang menguap tiba-tiba pasien tidak dapat menutup kembali mulutnya, pasien mempunyai riwayat
keluhan yang sama sebelumnya ± 2 tahun yang lalu, pasien juga mempunyai riwayat mengunyah hanya disatu sisi
yaitu disisi kanan, kemudian pasien langsung dibawa ke IGD Rumah Sakit Hasan Sadikin. Dari pemeriksaan fisik
dan tandatanda vital, diperoleh hasil sebagai berikut: kesadaran compos mentis, tekanan darah normal 120/80
mmHg, nadi 78 kali/menit, suhu 36,3 ºC, pernafasan 18 kali/menit. Pada pemeriksaan keadaan umum tidak
ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan ekstraoral diperoleh hasil: wajah simetris,mulut yang terbuka, dan tidak
ditemukan laserasi.
Pada pemeriksaan intraoral tidak ditemukan adanya kelainan di intra oral pada pasien ini. Pada pemeriksaan
odontogram ditemukan adanya gigi 47 dengan nekrosis pulpa dan kalkulus diregio rahang bawah kiri. Dari
anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, pasien didiagnosa dengan dislokasi sendi temporomandibula anterior
bilateral. Tindakan di IGD, pasien diberikan analgesik dan muscle relaxant, kemudian dilakukan reposisi secara
manual dan pemasangan head bandage. Pasien disarankan untuk tidak membuka mulut terlalu lebar, head
bandage dipertahankan selama tiga hari, dan juga disarankan untuk pembersihan karang gigi serta pencabutan gigi
47 dan kontrol hari keempat setelah tindakan. Pasien datang untuk kontrol pada hari ke 4 setelah tindakan, pasien
sudah tidak ada keluhan baik dari ekstra oral maupun intra oralnya kemudian head bandage dilepas. Pada kasus
ini, pasien telah menyatakan persetujuan untuk dilakukan publikasi mengenai kasus yang dideritanya
DAFTAR PUSTAKA

Frank D. Eugene, Bruce W. Long, Barbara J


Smith. 2011. Merrill’s Atlas of Radiographic
Positioning & Procedures. St. Louis, Missouri:
Elsevier Mosby

jurnal.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai