Anda di halaman 1dari 36

Manajemen Transportasi

dan Distribusi
Nyoman Pujawan, Ph.D, CSCP
Professor of Supply Chain Engineering
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
E-mail: pujawan@gmail.com

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Manajemen Transportasi dan Distribusi

• Mahasiswa bisa menjelaskan fungsi-fungsi dasar Pokok Bahasan:


manajemen distribusi dan transportasi.
• Fungsi persediaan pada SC
• Mahasiswa bisa membedakan beberapa strategi distribusi • Trade offs dalam mengelola persediaan
serta keunggulan dan kelemahan masing-masing. • Jenis-jenis persediaan
• Mahasiswa bisa menjelaskan keunggulan dan kekurangan • Alat ukur kinerja persediaan
berbagai mode transportasi. • Model independent vs integrasi: demand stabil
• Mahasiswa bisa menggunakan metode-metode untuk • Model independent vs integrasi: demand
mengalokasikan kendaraan dalam kegiatan pengiriman musiman
serta untuk menentukan rute transportasi. • Menggunakan informasi respons permintaan
awal
• Mahasiswa bisa menjelaskan persoalan dalam pengelolaan
• Vendor Managed Inventory
proses transportasi dan distribusi serta mencari upaya
untuk meningkatkan produktivitas pengiriman.
• Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya menciptakan Metode:
visibilitas informasi pada kegiatan transportasi dan distribusi • Ceramah
bagi supply chain.
• Latihan
• Laboratorium

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan
pelanggan:
• Gula pasir
• Sabun cuci
• Roti kaleng
• Minyak goreng
• Air mineral
• Semen

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Fungsi Manajemen Transportasi dan Distribusi

• Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.


• Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.
• Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman.
• Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman.
• Memberikan pelayanan nilai tambah.
• Menyimpan persediaan.
• Menangani pengembalian (return).

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Beberapa Strategi
• Direct shipment

• Melalui penyimpanan di DC

• Melalui Cross-Docking

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Direct Shipment

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Kunggulan dari Direct Shipping
• Inventory dalam supply chain lebih sedikit
• Penangangan (handling) dan kemungkinan kerusakan
produk lebih kecil
• Waktu dari produksi sampai ke toko lebih cepat
• Akurasi dokumen lebih baik

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Kelemahan dari Direct Shipping
• Personel toko menjadi lebih sibuk
• Risiko lebih tinggi terhadap persoalan pasokan
dan permintaan
• Biaya transportasi bisa lebih tinggi

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Distribusi Melalui Warehouse

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Keunggulan dari Warehousing
• Ada pengaman (buffer) terhadap masalah pasokan
maupun permintaan

• Biaya transportasi mungkin lebih kecil karena


konsolidasi muatan

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Kelemahan dari warehousing
 Tingkat inventory di dalam supply chain lebih tinggi
 Biaya penanganan (handling), termasuk biaya tenaga
kerja lebih tinggi
 Biaya fasilitas lebih tinggi
 Kemungkinan kerusakan barang karena kesalahan
penanganan atau penyimpanan lebih tinggi

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Cross-Docking
From doc to dock, no storage involved. The cross-dock facility
is doing receiving, sorting, and loading activities.

REC EIVING

SHIPPING
SO RTING

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Cross-Docking

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Keunggulan dari Cross-Docking
• Mempercepat aliran produk dari supplier ke toko

• Menghilangkan aktivitas handling

• Mengurangi inventory barang jadi dalam sistem

• Mengurangi kebutuhan terhadap fasilitas penyimpanan

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Kelemahan dari Cross-Docking
• Membutuhkan kapabilitas IT dan pembagian informasi
secara real-time yang baik

• Membutuhkan koordinasi yang lebih ketat dengan


pembeli

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Konfigurasi Jaringan Distribusi
• Intensive distribution  jaringannya cukup masif, melibatkan sangat
banyak pelaku dengan ukuran dan bentuk yang beragam seperti toko
tradisional, kios kecil, supermarket, minimarket, dan sebagainya.

• Selective distribution  di tiap wilayah ditangani oleh sedikit pelaku


antara, namun biasanya lebih dari satu pelaku.

• Exclusive distribution  pelaku distribusinya hanya sedikit dan para


pelaku ini tidak mendistribusikan produk lain

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Transportasi
 Transportation involves the physical movement of goods
between origin and destination points.

 Transportation facilitates the creation of time and place


utility in the supply chain.

 Transportation enables large scale production and


geographic specialization

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Key players in transportation
• Shipper : the party that requires the movement
of the product between two points

• Carrier : the party that moves or transports the


product

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Basic Transportation Modes
• Motor (Truck)  dipengaruhi oleh banyak aturan lokal, pemain
banyak dengan ukuran perusahaan bervariasi (tidak ekonomis
untuk jarak yang terlalu jauh).

• Kereta (Rail)  hanya ekonomis untuk volume banyak dan jarak


jauh (di atas 30 ribu pounds dan 300 miles). Kebanyakan dikelola
pemerintah.

• Kapal (water)  ukuran kapal bervariasi, biaya relatif murah,


pemain hampir selalu perusahaan besar.

• Pesawat (Air)  mahal, paling aman.


Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Komparasi Moda Transport
Mode transportasi Truk Kereta Kapal Pesawat
Volume yang bisa dikirim sedang sangat sangat banyak
banyak banyak
Fleksibilitas waktu kirim tinggi rendah rendah rendah

Fleksibilitas rute pengiriman tinggi sangat sangat sangat


rendah rendah rendah
Kecepatan sedang sedang rendah sangat
tinggi
Biaya pengiriman sedang rendah rendah tinggi

Inventory (in transit) sedikit banyak sangat rendah


banyak

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Mengelola Proses Transportasi

Ini adalah contoh


proses yang dilalui
truk yang
mengangkut
barang dari pabrik
ke pelanggan dan
kembali lagi.

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Last Mile Deliveries

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
An Illustrative Example

20
One truck has a
70 capacity of 150
boxes. What is the
30 lower bound of
36
40 trucks needed?
DC
45
15 35 50

60 34

18
52
Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Penjadualan dan penentuan rute pengiriman

• Typical objectives:
• Cost minimisation by decreasing the number of deliveries,
total distance traveled, and total travel time
• Eliminating service failure, such as delay in delivery or
shipment
• Typical constraints:
• Time window
• Truck capacity
• Routing restrictions

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Sebuah contoh
• Misalkan sebuah toko menjual item berdasarkan order elektronik. Setiap
pagi manajer akan menerima daftar order dari pelanggan. Berdasarkan
truk yang tersedia, manajer harus memutuskan:

• Truk mana yang mengirim ke pelanggan yang mana


• Rute mana yang akan dilewati truk sehingga truk tidak kelebihan barang dan janji
pengiriman dapat dipenuhi.

• Toko memiliki 3 truk, masing-masing dapat mengangkut 700 unit.


• Misalkan koordinat gudang adalah (0, 0) dan koordinat serta besarnya
pesanan masing-masing pelanggan adalah seperti tabel berikut.
• Tentukan alokasi dan rute kendaraan untuk meminimalkan total jarak
tempuh!

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Order yang Diterima
Pelanggan Koordinat X Koordinat Y Ukuran order
1 10 8 320
2 -3 10 85
3 16 -8 300
4 10 2 150
5 9 1 200
6 4 5 120
7 10 12 180
8 2 6 230

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Prosedur yang Dapat Dipakai
• Savings Matrix
• Generalised assignment method

Savings Matrix Method:


• Tentukan matriks jarak dengan menggunakan rumus jarak yang
umum
• Tentukan savings matrix
• Alokasikan pelanggan ke kendaraan atau rute
• Urutkan pelanggan di dalam rute
Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Langkah 1 - Matriks jarak
Gudang C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8
C1
12.8 0.0
C2
10.4 13.2 0.0
C3
17.9 17.1 26.2 0.0
C4
10.2 6.0 15.3 11.7 0.0
C5
9.1 7.1 15.0 11.4 1.4 0.0
C6
6.4 6.7 8.6 17.7 6.7 6.4 0.0
C7
15.6 4.0 13.2 20.9 10.0 11.0 9.2 0.0
C8
6.3 8.2 6.4 19.8 8.9 8.6 2.2 10.0 0.0

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Langkah 2 - The saving matrix
• Saving yang timbul dari konsolidasi dua pelanggan ke dalam satu truk. Savings dapat
berupa jarak atau ukuran lain
• Contoh:
• Misalkan awalnya pelanggan x and y dikunjungi secara terpisah, sehingga diperoleh
rute berikut:
Gudang  pelanggan x  Gudang
Gudang  pelanggan y  Gudang

- Jika kedua pelanggan dikonsolidasikan akan diperoleh rute sbb:


Gudang  pelanggan x  pelanggan y  Gudang

- Savings dari konsolidasi adalah:


S(x,y) = Jarak (Gudang,x) + Jarak (Gudang,y) – Jarak (x,y)
Diasumsikan jarak (Gudang,x) = jarak (x,Gudang).

- Misalkan, S(1,2) = 12.8 + 10.4 – 13.2 = 10.

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Langkah 2 – The Saving Matrix
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8
C1
0.0
C2
10.1 0.0
C3
13.6 2.2 0.0
C4
17.0 5.3 16.4 0.0
C5
14.8 4.5 15.6 17.8 0.0
C6
12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
C7
24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0
C8
10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Langkah 3 – Alokasi kendaraan
Usahakan untuk memaksimalkan savings.
• Awalnya setiap pelanggan dialokasikan pada rute yang berbeda
• Dua rute dapat digabung menjadi satu rute yang feasibel jika
total pengiriman ke kedua rute tersebut tidak melebihi
kapasitas kendaraan
• Pada setiap iterasi, gabungkan rute dengan savings terbesar
kedalam satu rute baru yang feasibel
• Ulangi sampai tidak ada lagi kombinasi yang memungkinkan.

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Langkah 4 - Mencari rute yang feasibel -
latihan
Maks. savings = 24.4. Gabung rute 1 dan 7. Total beban = 320 + 180 = 500. 
Feasibel. Savings 24.4 tidak diperhitungkan lagi.

Teruskan prosedur sampai semua konsumen teralokasikan!


Alternatif rute :
G-1-7-6-G
G-4-5-3-G
G-2-8-G
Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Urutkan pengiriman
• Tujuan: Meminimalkan jarak yang dilalui setiap kendaraan.
• Rute yang berbeda dapat mempengaruhi jarak tempuh,
misalnya:
• Gudang – Customer 1 – Gudang = 26
• Gudang – Customer 6 – Gudang = 12
• Gudang – Customer 7 – Gudang = 32
• Dua metode:
• Metode nearest insert
• Metode nearest neighbor

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Metode Nearest Insert
• Misalnya dari contoh sebelumnya kita lihat rute 1 yang melayani pelanggan 1, 6 dan 7.
• Metode nearest insert menggunakan prinsip memilih customer yang kalau dimasukkan ke
dalam rute yang sudah ada menghasilkan tambahan jarak yang minimum:
• Langkah 1: hitung jarak dari gudang ke gudang = 0
• Langkah 2: lihat berapa jarak yang terjadi dengan menambahkan masing-masing pelanggan ke
rute yang sudah ada. Hasilnya adalah sebagai berikut:
• G – 1 – G = 26
• G – 6 – G = 12  jarak terpendek, dipilih rute G – 6 – G
• G – 7 – G = 32
• Langkah 3: dengan cara sama pilih toko mana yang akan dikunjungi:
• G – 6 – 1 – G = 25.4  jarak terpendek
• G – 6 – 7 – G = 30.8
• Langkah 4: tambahkan toko terakhir, diperoleh rute sbb:
• G – 6 – 1 – 7 - G = 32

Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain


Management 3rd. Ed, Penerbit Andi
Metode Nearest Neighbor
• Prinsipnya kita selalu menambahkan customer yang jaraknya paling dekat dengan
customer yang kita kunjungi terakhir.
• Di awal, berangkat dari gudang  cari customer yang jaraknya terdekat dari
gudang.
• Di antara 3 customer, yang terdekat adalah customer 6 dengan jarak 6.4.
• Selanjutnya yang terdekat dengan customer 6 adalah customer 1 dengan jarak
6.7.
• Terakhir kunjungi customer 7 dan akhirnya kembali ke gudang.
• Kedua algoritma menghasilkan rute yang sama dengan jarak 32  tidak selalu
terjadi
• Bandingkan beberapa algoritma yang berbeda kemudian memilih yang
memberikan total jarak minimum.
Pujawan, I N., and Mahendrawathi Er. (2017), Supply Chain
Management 3rd. Ed, Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai