Anda di halaman 1dari 46

LESI PRA-KANKER

Feliani Sanjaya
Agilan Sethupathy

Pembimbing: dr. Wayan Indriani Eka Putri, M.Biomed., SpOG


Di negara berkembang, 70% kasus Stadium awal tidak
kanker serviks diketahui pada stadium
lanjut bergejala

Human Papilloma Virus (HPV)


high risk tipe 16 dan 18

Urutan kedua terbanyak pada


perempuan Indonesia
(23,4 per 100.000)

90% di antaranya mengalami regresi spontan dan 10% akan berkembang carcinoma serviks.
DEFINISI

Prekursor terjadinya kanker serviks yang ditandai dengan displasia yaitu


perubahan keadaan sel dengan inti yang menunjukkan proses keganasan namun
tidak mencapai seluruh bagian epitel dan tidak menembus membrane basalis
KLASIFIKASI LESI PRA-KANKER SERVIKS
WHO NIS Bethesda
Tidak terklasifikasi Tidak ASCUS
terklasifikasi
Tidak terklasifikasi LGSIL
Efek HPV
Displasia ringan LGSIL
NIS 1
Displasia sedang HGSIL
NIS 2
Displasia berat HGSIL
NIS 3
Karsinoma in situ HGSIL
NIS 3

Pada era vaksin HPV didapatkan adanya penurunan insiden lesi pra-kanker pada perempuan yang menerima
vaksin HPV di usia 15-19 tahun
ETIOPATOGENESIS DAN FAKTOR RISIKO

 Pada dasarnya, faktor risiko pada lesi pra-kanker serviks dan kanker serviks adalah
sama

 Faktor risiko yang paling berperan : Infeksi HPV high-risk pada organ genitalia dan
meningkatnya usia

 Lesi pra-kanker cenderung menetap dan mengalami progresivitas dibandingkan


regresi pada perempuan usia lanjut
Ada sekitar 130 tipe HPV, sekitar 30-40 tipe
merupakan HPV yang bersifat onkogenik
terhadap epitel anogenital

HPV low risk (tipe 6, 11, 42, 43, 44)


berkaitan dengan kejadian kondiloma
akuminata dan LSIL

HPV high risk (tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45,
51, 52, 56, 58, 59) berkaitan kejadian
dengan HSIL
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko demografis
- Etnis
- Sosiekonomi rendah
- Meningkatnya usia

Faktor risiko perilaku


- Berhubungan seksual usia dini
- Multipartner seksual
- Partner pria dengan multipartner seksual
- Merokok
- Diet kurang

Faktor risiko medis


- Serviks yang terinfeksi HPV high risk
- Hormone eksogen (kontrasepsi hormonal kombinasi)
- Paritas
- Imunosupresan
- Skrining inadekuat
SIKLUS HIDUP HPV
PAP SMEAR

Normal HSIL LSIL


KLASIFIKASI HASIL SITOLOGI

Klasifikasi Klasifikasi Displasia Klasifikasi Bethesda Klasifikasi Histologi


Papanicolau
I Skuamosa atipikal negatif Lesi intraepitelial negatif Negatif
II Skuamosa atipikal ASCUS (Atypical squamous cell of Skuamosa atipikal
unknown significance),
ASC-H (Atypical squamous cells – cannot
exclude HSIL)

LGSIL (Low grade squamous intra-


Ringan epithelial lesions)
NIS 1 (sel abnormal pada 1/3 lapangan pandang; progresivitas
rendah)

III Sedang HGSIL (High grade squamous intra- NIS 2 (sel abnormal termasuk gambaran mitosis pada 2/3
epitelial lesions) lapangan pandang yang sulit dibedakan)
NIS 3 (sel abnormal pada seluruh lapangan pandang; dapat
menjadi lesi invasif jika tidak diobati)

IV Karsinoma in situ yang berat HGSIL (High grade squamous intra- NIS 3 (sel abnormal pada seluruh lapangan pandang; dapat
epitelial lesions) menjadi lesi invasif jika tidak diobati)
V Karsinoma Karsinoma Karsinoma
PERTIMBANGAN PEMERIKSAAN
KOLPOSKOPI
Klinis yang diperoleh
Mendapatkan gambaran saluran genitalia bawah yang
diperbesar
Mengidentifikasi squamocolumnar junction
Mendeteksi lesi yang dicurigai neoplasia
Melakukan biopsi langsung
Memonitor pasien dengan atau riwayat neoplasia saluran
genitalia bawah
Indikasi klinis
Lesi yang tervisualisasi tanpa alat bantu
Hasil skrining kanker serviks yang abnormal
Paparan diethylstilbestrol pada uterus
Kontraindikasi mutlak: tidak ada
Kontraindikasi relative
Infeksi saluran genitalia atas atau bawah
Hipertensi berat yang tidak terkontrol
Pasien yang tidak kooperatif
Sitologi Abnormal

HSIL LSIL ASCUS

KOLPOSKOPI Ulangi pemeriksaan sitologi HPV DNA (+) HPV DNA (-)
setiap 6 bulan selama 2
tahun

KOLPOSKOPI
ABNORMAL
NORMAL
Skrining rutin Skrining rutin

KOLPOSKOPI
DIAGNOSIS BANDING

 Servisitis
 Chlamydia trachomatis
 Neisseria gonorrhoeae
PENATALAKSANAAN

Destruksi Eksisi

Loop Electrosurgical
Cryotherapy Excision Procedure
Electrocautery
Electrocoagulation Large Loop Excision
CO2 laser of the Transformation
Zone

LSIL Rekurensi/HSIL
  Regresi Persisten (%) Progresi menjadi Progresi menjadi
(%) karsinoma in situ invasif (%)
(%)

NIS I 57 32 11 1
NIS II 43 35 12 5
NIS III 32 <56 – >12
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : SWI
Usia : 35 tahun
Tanggal Lahir : 17 April 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Bd Purwayu, Abang, Karangasem
Kebangsaan/Suku : Indonesia/Bali
Status : Menikah 1x ~ 12 tahun lalu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
No CM : 106403
Tanggal MRS : 26 Januari 2020
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Kandungan dan Kebidanan dengan rencana menjalani operasi
TAH-BS yang dijadwalkan tanggal 27 Januari 2020.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Nyeri perut kiri bawah dengan rasa sakit melilit yang mengganggu aktivitas
pasien disertai sulit BAB
• Keluhan memberat ketika pasien menstruasi
• Keluhan keputihan kental kecoklatan juga dialami pasien ketika setelah
menstruasi
• Keluhan-keluhan tersebut dirasakan sejak tahun 2011
• Pada tahun 2017, pasien pernah menjalani Pap Smear di sebuah RS dan
hasilnya dikatakan normal.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien melakukan biopsi Pap Smear pada tanggal 21 September 2019


dan diketahuis hasilnya LSIL (Low grade squamous intraepithelial lesion).
• Keluhan lain seperti nyeri kepala, perdarahan jalan lahir, nyeri saat
berkemih, pusing, demam, mual dan muntah disangkal.
ANAMNESIS
RIWAYAT MENSTRUASI

• Menarche : 12 tahun
• Siklus menstruasi : teratur, 30 hari.
• Banyaknya : normal (±60 cc)
• Lamanya : 3 hari
• Keluhan saat menstruasi : tidak ada
• Pernah keluar darah diluar siklus haid : (-)
• Haid terakhir : 3 Januari 2020
RIWAYAT PERKAWINAN

Pasien mengatakan menikah sebanyak satu kali. Usia pertama kali menikah yaitu 23
tahun. Saat ini telah menikah selama 12 tahun.

RIWAYAT KEHAMILAN

Abortus/
BBL(g Nakes/
No JK preterm/ Pspt/SC Tahun
r) Non Nakes
Preterm

1. L 2700 Aterm Nakes Pspt B 2008

2. P 3000 Aterm Nakes Pspt B 2012

3. P 3200 Aterm Nakes Pspt B 2016


RIWAYAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI

- Pasien menggunakan kontrasepsi implan sejak anak pertama


lahir (tahun 2008). Sebelumnya pasien mengatakan tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi seperti pil ataupun
IUD.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Pasien tidak mengeluhkan adanya riwayat hipertensi, asma, diabetes


mellitus maupun penyakit jantung.
- Tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.
- Memiliki riwayat gastritis dan asam urat tinggi.
- Pemeriksaan papsmear pasien lakukan pada tahun 2017 dan bulan
September tahun 2019 untuk melakukan screening kanker serviks
yang disarankan oleh petugas kesehatan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Pasien mengatakan bahwa orang tua pasien memiliki riwayat hepatitis.

RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL


- Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani. Pasien mengaku tidak
merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol

KONDISI PSIKOLOGIS
• Tidak terdapat masalah perkawinan, tidak mengalami kekerasan fisik,
atau trauma dalam kehidupan.
• Konsultasi dengan psikiater tidak pernah dilakukan sebelumnya oleh
pasien.
• Pasien saat ini menerima keadaannya.
• Dukungan sosial berasal dari suami dan pendamping yang diinginkan
pasien adalah suaminya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present (29/01/2020/Kamboja)
•Keadaan Umum : Baik
•GCS : E4V5M6
•Tekanan Darah : 110/80 mmHg
•Nadi : 80 x/ menit
•Respirasi : 20 x/ menit
•Suhu Aksila : 36,6o Celcius
•Berat Badan : 55 kg
•Tinggi Badan : 157 cm
•IMT : 22,31 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis (29/01/2020/Kamboja)

Kepala : Normocephali
Mata : anemia +/+, ikterus -/-, reflek pupil +/+, isokor
THT : Kesan Tenang
Thorak : simetris (+), retraksi (-)
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur(-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : ~ status ginekologi
Vagina : ~ status ginekologi
Extemitas : akral hangat, edema (–)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak membesar, luka bekas operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal,
Palpasi : Tidak dirasakan adanya benjolan, nyeri tekan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap + Koagulasi
Hasil
Parameter Satuan Nilai
20/01/2020 27/01/2020 (post op) Normal
WBC 9.78 20.47 (T) 103/µU 4.8 – 10.8
HGB 14.8 9.7 (R) gr/dl 11.7 – 15.5
HCT 43.0 28.9 (R) % 35.0 – 47.0
PLT 209 256 103/µU 150 – 450
BT 1’00 Menit 1-3
CT 10’00’’ Menit 5-15
Golongan B Rhesus +
darah negatif negatif
HbsAg
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Kimia Darah


Rentang
Parameter Hasil Satuan Normal Keterangan
SGPT 9 U/L 0-23  
SGOT 18 U/L 0-21  
DIAGNOSIS
Low grade squamous intraepithelial lesion (LSIL)

PLANNING
TERAPI MONITORING
• IVFD RL 20 tpm • Perdarahan, keluhan dan tanda-tanda
• Pro-laparotomi TAH-BSO vital
KIE
• Pasien dan keluarga dijelaskan tentang
keadaan pasien, diagnosis dan rencana
penanganan, pengawasan lanjutan,
komplikasi dan prognosisnya.
LAPORAN OPERASI
Operasi dilakukan pada tanggal 27 Januari 2020 pukul 13:10, anestesi dilakukan pukul 12:55. Pelaksanaan operasi :
- Pasien dikondisikan dalam posisi terlentang
- RA-BSA, aseptik-antiseptik lapangan operasi dengan betadine alkohol, persempit lapangan operasi dengan doek
steril.
- Insisi pfanensteil sepanjang 20 cm, perdalam sampai dengan menembus peritoneum
- Tidak ditemukan asites, masukkan darm gaas
- Evaluasi organ genitalia interna: Tampak uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium dekstra sinistra normal dan
tuba dekstra dan sinistra normal,
- Diputuskan operasi TAH-BSO
- Indentifikasi ligamentum rofundum kanan dan kiri, klem ligamentum, lalu potong dan ikat.
- Identifikasi ligamentum ovarii propium melalui tunnel avaskuler yang dibuat di mesosalpinx, lalu klem, potong,
dan ikat.
- Identifikasi ligamentum infundibulum pelvis kanan dan kiri, klem ligamentum lalu potong dan ikat .
LAPORAN OPERASI
- Buka plika vesikouterina, sisihkan vesika urinaria ke bawah sejauh mungkin
- Skeletonisasi arteri uterina dekstra dan sinistra, lalu klem, potong, dan ikat
- Reseksi uterus kanan dan kiri hingga ligamentum sacrouterina
- Evaluasi batas serviks dan vagina, amputasi uterus
- Lanjutkan reseksi serviks kanan dan kiri sampai batas vagina
- Pasang kocher pada sisi kanan dan kiri batas vagina-serviks, kemudian ambil jaringan untuk PA
- Jahit sudut, jahit hemostasis dilanjutkan anteroposterior
- Evaluasi adanya perdarahan
- Perdarahan tidak ditemukan
- Cuci kavum abdomen dengan NaCl 0,9%, ditemukan jernih
- Keluarkan darm gaas
- Jahit peritoneum jelujur, Jahit fascia dengan jelujur festoon, Jahit lemak interuptus, Jahit kulit subkutikuler
- Tutup luka dengan sufratul, kasa steril, dan hipafix.
Operasi selesai pukul 16:15, dengan durasi 3 jam 5 menit.
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 20 Januari 2020 (Poliklinik Kebidanan) Status general
S: Pasien datang kontrol mencari rencana jadwal Mata : Anemis -/-. Ikterik -/-
operasi tanggal 27 Januari 2020, cek laboratorium Thoraks
dan konsultasi ke interna. Keluhan nyeri simfisis Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
(+). Perdarahan pervaginam (-), keputihan (-). Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing
O:Status Present -/-
Keadaan umum baik Ekstremitas : Edema (-), Akral hangat
Tekanan darah : 110/80 mmHg Status ginekologi
Nadi : 80 kali/menit Abdomen : Bising usus (+) normal, Distensi (-)
Respirasi : 20 kali/menit Vagina : Perdarahan (-)
Suhu aksila : 36oC Hasil kolkoskopi biopsy (21 September 2019) : LSIL
A: LSIL pro TAH-BS
P: Pro Laparotomi TAH-BSO pada tanggal 27 Januari 2020
Kontrol tanggal 20 Januari 2020 untuk cek laboratorium dan
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 26 Januari 2020 (Poliklinik Kebidanan) Status general
S: Pasien datang kontrol LSIL untuk operasi Mata : Anemis -/-. Ikterik -/-
tanggal 27 Januari 2020 Thoraks
O: Status Present Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Keadaan umum baik Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing
Tekanan darah : 120/80 mmHg -/-
Nadi : 80 kali/menit Ekstremitas : Edema (-), Akral hangat
Respirasi : 20 kali/menit Status ginekologi
Suhu aksila : 36,5oC Abdomen : Bising usus (+) normal, Distensi (-)
Vagina : Perdarahan (-)
A:LSIL
P: Pro Laparotomi TAH-BSO pada tanggal 27 Januari
2020
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 27 Januari 2020 (Ruang Kamboja)
Evaluasi Pre-Operasi 3. Pemeriksaan penunjang lain
PA biopsi serviks : LSIL
Pasien perempuan, 36 tahun (P3 ~ 4 tahun)
4. Persiapan darah 4 kantong
Diagnosis : LSIL 5. Konsul sejawat anestesi: ASA II
Tindakan : Pro-laparotomi TAH-BSO 6. Klindamisin 300 mg kapsul setiap 8 jam
1. Informed consent 7. Dulcolax 2 tablet
2. Pemeriksaan laboratorium 8. Lavalement 2 tablet
Darah Lengkap Faal 9. Pasang RL 500 ml 20 tetes per menit
Hemostasis 10. Injeksi ampicillin 2 g IV dalam NaCl 100 ml, drip
WBC : 9,78 BT : 1’ 00” pelan di ruang persiapan
HGB : 14,8 CT : 10’ 00” 11. Pasang kateter urine di ruang operasi
PLT : 209
12. Puasa mulai pukul 00.00 WITA
HCT : 43,0
Kimia Klinik 13. Bersihkan cat kuku dan lepaskan semua perhiasan
Albumin : 4,4 14. Hubungi kembali sejawat anestesi
Glukosa : 115 15. Berdoa
SGOT/SGPT : 18/9
BUN/SC : 28/0,58
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 27 Januari 2020 (Ruang Kamboja)
S: Pasien sudah puasa sejak pukul 00.00 WITA Status ginekologi
O:Status Present Abdomen : Bising usus (+) normal, Distensi (-)
Keadaan umum baik Vagina : Perdarahan (-)
Tekanan darah : 120/80 mmHg A: LSIL
Nadi : 80 kali/menit P: Pro Laparotomi TAH-BSO pada tanggal 27 Januari 2020

Respirasi : 20 kali/menit
Suhu aksila : 36,5oC
Status general
Mata : Anemis -/-. Ikterik -/-
Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Ekstremitas : Edema (-), Akral hangat
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 27 Januari 2020 (Ruang Operasi)
Telah dilakukan operasi TAH - BSO Status ginekologi
S: Nyeri luka operasi (+) Abdomen: Bising usus (+) normal, distensi (-), luka operasi
O: Status Present terawat
Keadaan umum baik Vagina : Perdarahan (-), Kateter Urine (+)
Tekanan darah : 110/70 mmHg A: LSIL post laparotomi TAH-BSO hari 0
Nadi : 88 kali/menit P: Cek DL 6 jam post operasi
Respirasi : 20 kali/menit IVFD RL 20 tetes per menit
Suhu aksila : 36,oC Injeksi cefotaxime 1 gram setiap 8 jam
Status general
Mata : Anemis +/+. Ikterik -/- Analgetik sesuai TS Anestesi
Thoraks Puasa sampai dengan 6 jam post operasi
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Kateter hingga 24 jam post operasi
Wheezing -/-  
Ekstremitas : Edema (-), Akral hangat
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 28 Januari 2020 (Ruang Kamboja)
S: Nyeri luka operasi (+), flatus (-), BAK (+), muntah Status ginekologi
(+) Abdomen : Bising usus (+) normal, Distensi (-), luka
O:Status Present operasi terawat
Keadaan umum baik Vagina : Perdarahan (-)
Tekanan darah : 110/70 mmHg A: LSIL post laparotomi TAH-BSO hari ke 1
Nadi : 80 kali/menit P: Poliklinis kontrol kembali tanggal 30 Januari 2020
Respirasi : 20 kali/menit Cefadroxil 500 mg setiap 8 jam
Suhu aksila : 36,2oC Asam mefenamat 500 mg setiap 8 jam
Status general
Mata : Anemis +/+. Ikterik -/- Paracetamol 500 mg tiap 8 jam
Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : Edema (-), Akral hangat
PROGNOSIS

 Ad Vitam : Dubia ad bonam


 Ad Functionam : Dubia ad malam
 Ad Sanationam : Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Diagnosis lesi prakanker serviks:  Pasien menikah sejak usia 23 tahun (12 tahun lalu)
 Memiliki anak sejak usia 24 tahun
Adanya faktor risiko seperti
• hubungan seksual di usia muda  Pasien multiparitas dengan jumlah kehamilan 3
• multiparitas kali (melahirkan spontan normal 3 kali tanpa
• penggunaan kontrasepsi memiliki riwayat abortus. )
hormonal  Menggunakan KB implan setelah anak pertama
lahir.

Faktor risiko lain


• hubungan seksual multipartner
• sosial ekonomi rendah
• Infeksi
• perokok
sesuai
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Diagnosis lesi prakanker serviks:

Anamnesis  Pada pasien ini tidak disertai gejala


tanpa disertai gejala, namun  Pada pemeriksaan fisik ditemukan erosi serviks
gejala yang dapat terjadi
diantaranya keputihan,
perdarahan pasca senggama,
rasa tidak enak di suprasimfisis.

Pemeriksaan fisik
adanya erosi serviks
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Diagnosis lesi prakanker serviks:

Pemeriksaan  Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan dua


kali pemeriksaan Pap smear. Pap smear pertama
Penunjang dilakukan pada tahun 2017 dan diketahui hasilnya
normal

• Skrining dengan  Selanjutnya dilaksanakan pemeriksaan Pap smear


kedua tahun 2019 dan didapatkan hasil LSIL.
pemeriksaan IVA
• Papsmear
• Kolkoskopi
biopsi
PEMBAHASAN
TEORI KASUS

Berdasarkan uraian anamnesa, pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan penunjang berupa pap smear
dan kolposkopi dapat ditegakkan diagnosis pasien
ini mengarah pada lesi prakanker (LSIL)
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Penatalaksanaan
EKSISI
Laparotomi TAH-BSO (Total Abdominal
Histerektomy Salpingo-Oophorectomy)
(displasia keras karena sudah
DESTRUKSI/EKSISI dikatagorikan sebagai LSIL)

TERAPI
MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA
Cefadroxil 500 mg tiap 8 jam PO
Asam mefenamat 500 mg tiap 8 jam PO
Paracetamol 500 mg tiap 8 jam PO
SIMPULAN

 Etiologi dari NIS adalah infeksi HPV


 Faktor risiko seperti sosioekonomi rendah, usia, hubungan seksual usia
dini, multipartner, merokok dan terinfeksi HPV
 Penegakan diagnosis didasarkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan sitologi dan kolkoskopi biopsi
 Modalitas penatalaksanaan lesi prakanker dibagi dalam 2 golongan, yaitu
destruksi dan eksisi.
 Dapat dicegah secara primer dengan pemberian vaksin HPV serta dicegah
secara sekunder dengan deteksi dini kanker serviks
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai