Anda di halaman 1dari 13

‫الَسال َ ُم َعل َيْك ُ ْم َو َر ْح َم ُة اهللِ َو َب َر َكاتُ ُه‬

َّ‫ّـ‬

WASIAT
ASTARI NATHANIA (E0016084)
AYUNDA LARASATI (E0016091)
HAFIDZ ANUGERAH D (E0016190)
VIDDY FIRMANDIAZ (E0016432)
ANDI LUFFI MEIRANDA (E0017042)
R. ALSEPTIAN ANUGRAH EDOVIAWAN(E0017384)
SETYOHARLANDI CHOIRUL AJI (E0017433)
Pengertian WASIAT
 Wasiat adalah pemberian seseorangkepada orang lain, baik berupabarang,
piutang, maupun manfaatuntuk dimiliki oleh orang yang diberiwasiat setelah
orang yang berwasiattersebut wafat.
 Wasiat (jamak, wasaaya ‫ ) الوصايا‬secara etimologis bermakna menyambung
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dalam terminologi syariah ia memiliki
beberapa arti sbb:
(a) Pemberian seorang manusia pada yang lain dalam bentuk benda, atau
hutang, atau manfaat untuk dimiliki oleh penerima wasiat (al-musho lahu)
atas hibah itu setelah kematian pewasiat.
(b) Amal kebaikan dengan harta setelah matinya pewasiat.
(c) Kepemilikan yang disandarkan pada sesuatu setelah kematian dengan cara
syar'i.
Istilah Wasiat Dalam Bahasa Arab

Al-washi (‫ ) الواصي‬atau pemberi wasiat


al-mushi (‫ = ) الموصي‬pemberi wasiat/pewasiat
Al-Musho bihi ( ‫ = ) الموصى به‬perkara/benda yang dijadikan wasiat.
Al-Musho lahu ( ‫ = ) الموصى له‬penerima wasiat (orang atau sesuatu)
Al-mushu ilaih ( ‫ = ) الموصى إليه‬orang yang menerima amanah menyampaikan
wasiat.
Wasiat (‫ = ) الوصية‬perilaku/transaksi wasiat
Dasar hukum Wasiat
1.Dasar hukum dari wasiat adalah firman Allah swt: Artinya

 ‫ُوف ۖ َحقًّا َعلَى‬


ِ ‫ين بِ ْال َم ْعر‬
َ ِ‫صيَّةُ ِ ْل َوالِ َد ْي ِن َواأْل َ ْق َرب‬
ِ ‫ت إِ ْن تَ َر َك َخ ْيرًا ْال َو‬
ُ ‫ض َر أَ َح َد ُك ُم ْال َم ْو‬
َ ‫ب َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َح‬
َ ِ‫ُكت‬
َ ِ‫ْال ُمتَّق‬
‫ين‬
Diwajibkan atas kamu, apabila seorangdi antara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak,berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnyasecara ma'ruf,
(Ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al
Baqoroh : 180)
Wasiat dilakukan dengan cara
 1.Wasiat dilakukan secara lisan
dihadapan dua orang saksi, atautertulis di hadapan dua orang saksiata
u di hadapan notaris.(pasal 195 ayat 1)
 2. Wasiat hanya diperbolehkan sebanyak-banyaknya sepertiga dari
harta warisankecuali apabila semua ahli warismenyetujui. (pasal 195
ayat 2).
Batasan wasiat

 1. Ketentuan WasiatUntuk melaksanakan wasiat perlu


diperhatikanbeberapa ketentuan sebagai berikut :
A. Tidak boleh lebih dari 1/3 harta yang dimilikioleh pemberi
wasiat. (pasal 195 ayat 2).
B. Apabila wasiat melebihi sepertiga dari hartawarisan,
sedangkan ahli waris ada yangtidak menyetujuinya, maka
wasiat hanyadilaksanakan sampai batas sepertiga
hartawarisan. (pasal 201)
C. Jangan memberi wasiat kepada ahli warisyang sudah
mendapat bagian cukup.
Rukun dan Syarat Wasiat

 Rukun wasiat
1). Orang yang memberi wasiat
2). Orang yang menerima wasiat
3). Harta yang diwasiatkan
4). Shigat wasiatb. (penerima amanah menympaikan wasiat)
Syarat pemberi wasiat
1). Baligh
2). Berakal
3). Dengan sukarela atas kemauan sendiri.
Syarat benda yang diwasiatkan

(a) Wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 (sepertiga). Apabila lebih, maka untuk
kelebihan dari 1/3 harus atas seijin ahli waris.
(b) Wasiat tidak boleh diberikan pada salah satu ahli waris kecuali atas seijin
ahli waris lain.
(c) Boleh berupa benda yang sudah ada atau yang belum ada seperi wasiat buah
dari pohon yang belum berbuah.
(d) Boleh berupa benda yang sudah diketahui atau tidak diketahui seperti susu
dalam perut sapi.
(e) Harta benda yang diwasiatkan harus merupakan hak dari pewasiat.
Syarat penerima wasiat
 Penerima wasiat ada dua macam.
(i) Wasiat umum seperti wasiat pembangunan masjid;
(ii) wasiat khusus yaitu wasiat kepada orang/benda tertentu.

Kalau wasiat bersifat umum, maka tidak boleh untuk hal yang mengandung dosa (maksiat). Contoh,
wasiat harta untuk pembangunan masjid boleh tetapi wasiat untuk membangun klab malam tidak boleh.

Untuk wasiat khusus maka syaratnya adalah sbb:

(a) Penerima wasiat hidup (orang mati tidak bisa menerima wasiat)
(b) Penerima wasiat diketahui (jelas identitas oragnya).
(c) Dapat memiliki. 
(d) Penerima wasiat tidak membunuh pewasiat.
(e) Penerima wasiat menerima (qabul) pemberian wasiat dari pewasiat. Kalau menolak, maka wasiat
batal.
(f)bukan ahli waris yang memberikan wasiat
Hukum Wasiat
 1. WASIAT WAJIB
Wajib apabila (i) manusia mempunyai kewajiban syara’ yang dikhawatirkan akan disia-
siakan bila dia tidak berwasiat, seperti adanya titipan, hutang kepada Allah dan hutang
kepada manusia.
 2. WASIAT SUNNAH
Wasiat adalah Sunnah mu'akkad menurut ijmak (kesepakatan) ulama.Dan diperuntukkan
bagi kebajikan, karib kerabat, orang-orang fakir dan orang-orang saleh.
 3. WASIAT MAKRUH
Makruh apabila (i) orang yang berwasiat sedikit harta, sedang dia mempunyai seorang atau
banyak ahli waris yang membutuhkan hartanya. Dan (ii) wasiat kepada orang yang fasik
jika diketahui atau diduga keras bahwa mereka akan menggunakan harta itu di dalam
kefasikan dan kerusakan. 
 4. WASIAT HARAM
(a) Wasiat yang lebih dari 1/3 (sepertiga)
(b) Wasiat kepada ahli waris.
(c) Haram jika ia merugikan ahli waris.(batil)
 5. WASIAT MUBAH (BOLEH)
Wasiat hukumnya mubah apabila ia ditujukan kepada orang yang kaya, baik orang yang
diwasiati itu kerabat ataupun orang jauh (bukan kerabat)(bukan ibadah)
Hukum Mencabut Wasiat

 Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam) pewasiat dapat mencabut wasiatnya


dengan cara sebagai berikut:

Pasal 199
(1) Pewasiat dapat mencabut wasiatnya selama calon penerima wasiat belum
menyatakan persetujuan atau sesudah menyatakan persetujuan tetapi kemudian
menarik kembali.
(2) Pencabutan wasiat dapat dilakukan secara lisan dengan disaksikan oleh dua
orang saksi atau tertulis dengan disaksikan oleh dua prang saksi atau berdasarkan
akte Notaris bila wasiat terdahulu dibuat secara lisan.
(3) Bila wasiat dibuat secara tertulis, maka hanya dapat dicabut dengan cara
tertulis dengan disaksikan oleh dua orang saksi atau berdasarkan akte Notaris.
(4) Bila wasiat dibuat berdasarkan akte Notaris, maka hanya dapat dicabut
berdasartkan akte Notaris.
Batalnya Wasiat

 Wasiat itu batal dengan hilangnya salah satu syarat dari syarat-syarat yang
telah disebutkan, misalnya sebagai berikut:
-Pemberi wasiat gila. Bila orang yang berwasiat itu menderita penyakit
gila yang parah yang mengantarkannya kepada kematian.
-Penerima mati lebih dulu. Bila orang yang diberi wasiat mati sebelum orang
yang memberinya.
-Barang rusak. Bila yang diwasiatkan itu barang tertentu yang rusak sebelum
diterima oleh orang yang diberi wasiat. 
‫َو ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُهُ‬
‫!‪Thanks for attention‬‬

Anda mungkin juga menyukai