Anda di halaman 1dari 68

KULIAH 4

FORAMINIFERA-2
Morfologi Foraminifera dan Klasifikasi
Foraminifera
MORFOLOGI
FORAMINIFERA

PADA FORAMINIFERA OBSERVASI DILAKUKAN DI BAWAH


MIKROKOP BINOKULER HAL-HAL YANG DIAMATI ADALAH:

 BENTUK CANGKANG
 BENTUK KAMAR
 APERTURE
 BENTUK SUTURE
 HIASAN
 KOMPOSISI DINDING
3 PANDANGAN DALAM
PENGAMATAN FORAMINIFERA
SPIRAL/DORSAL PERIFERAL/APERTURAL VENTRAL/UMBILICAL
BENTUK CANGKANG
BENTUK CANGKANG

Bentuk cangkang foraminifera plangtonik


terdiri atas beberapa macam, dan
menurut Loeblich, et. al (1957),
terdiri atas 2 tipe:

A. Memiliki umbilicus
B. Tidak memiliki umbilicus
BENTUK-BENTUK CANGKANG
FORAMINIFERA
A. MEMILIKI UMBILICUS
 Planispiral biumbilicate
 Evolute
 Involute
 Trochospiral
 Biconvex
 Spiroconvex
 Umbilico-convex
 Enrolled biserial
 Planispiral
biumbilicate
cangkang terputar
secara simetris, kedua
sisi memiliki
umbilicus.

 Contohnya:
Hantkenina sp.
 Evolute:
seluruh putaran
sebagian atau
seluruhnya terlihat
pada dua sisi.

Contohnya:
Hastigerina
aequilateralis (Brady)
 Involute:
Hanya putaran
terakhir yang terlihat
pada tiap sisi.

Contohnya:
Hastigerina pelagica
(d'Orbigny)
 Trochospiral:
cangkang berbentuk
asimetris dengan
seluruh kamarnya
terlihat pada satu sisi
(disebut dengan
sisi/pandangan spiral)
dan hanya putaran
terakhir yang terlihat
mengelilingi umbilicus
pada sisi yang
berlawanan
(sisi/pandangan
umbilical).
 Biconvex:

kedua sisi baik sisi


spiral dan umbilical
berbentuk convex
atau lebih kurang
inflated
(menggembung).

Contohnya:
Globorotalia tumida
 Spiroconvex:

sisi spiral berbentuk konvex, sisi umbilical


berbentuk flat (rata) sampai konkav.

Contohnya:
Globotruncana contusa.
 Umbilico-convex:

sisi umbilicus convex,


sisi spiral rata sampai
konkav.

Contohnya:
Globorotalia truncatulinoides
(d'Orbigny)
 Enrolled biserial:

Merupakan modifikasi dari perkembangan


planispiral, dimana 2 baris kamar yang secara
bergantian terputar.

Contohnya : Cassigerinella.
B. TIDAK MEMILIKI UMBILICUS
 Streptospiral:

 Globular:
Streptospiral:

pada foraminifera
plangtonik bentuk ini
kemungkinan
merupakan modifikasi
dari yang terputar
secara trochospiral
dimana bidang
perputaran selanjutnya
berubah seperti
perputaran sebuah bola
kawat.

Contohnya: Pulleniatina
Globular:
cangkang yang berbentuk
globular atau bulat juga
dijumpai sebagai hasil
menutupnya kamar
terakhir seperti yang
terdapat pada Orbulina
atau perkembangan dari
beberapa kamar
cangkang yang
membesar dengan cepat
ukurannya dan menutupi
kamar sesudahnya.

Contohnya :
Globigerinatheka dan
Globigerinatella
BENTUK KAMAR
 a. Angular conical: kamar-kamar menggembung
(inflated) dengan tepi yang meruncing (angular)
dan membentuk seperti kerucut (conical).
Contohnya: Globorotalia truncatulinoides
(d'Orbigny)
 Angular Rhomboid: kamar-kamar yang apabila
disayat berbentuk rhombic dan sudut-sudutnya
runcing. Contohnya: Rotalipora brotzeni (Sigal).
 Angular Truncate: kamar-kamar menggembung
tetapi tepinya terpancung (truncate), meruncing
(angular) dan umumnya memiliki keel. Contohnya:
Globotruncana arca (Cushman)
 Ovate: kamar-kamar menggembung sedang dan
berbentuk ovate (bulat telur/oval) pada sayatannya.
Contohnya: Rotalipora roberti (Gandolfi)
 a. Angular conical: kamar-
kamar menggembung
(inflated) dengan tepi yang
meruncing (angular) dan
membentuk seperti kerucut
(conical).

Contohnya:
Globorotalia truncatulinoides
(d'Orbigny)
 Angular Rhomboid:
kamar-kamar yang
apabila disayat
berbentuk rhombic
dan sudut-sudutnya
runcing. Contohnya:
Rotalipora brotzeni
(Sigal).
 Angular Truncate:
kamar-kamar
menggembung tetapi
tepinya terpancung
(truncate), meruncing
(angular) dan
umumnya memiliki
keel. Contohnya:
Globotruncana arca
(Cushman)
 Ovate: kamar-kamar
menggembung
sedang dan
berbentuk ovate
(bulat telur/oval)
pada sayatannya.
Contohnya: Rotalipora
roberti (Gandolfi)
 Hemispherical: kamar-kamar
menggembung pada satu sisi, rata pada sisi
yang lain sehingga disebut hemisphere.
Contohnya: Globotruncana helvetica Bolli.
 Spherical: satu buah kamarnya berbentuk
bulat (spheres). Contohnya: Globigerina
bulloides d'Orbigny.
 Hemispherical:
kamar-kamar
menggembung pada
satu sisi, rata pada
sisi yang lain
sehingga disebut
hemisphere.
Contohnya:
Globotruncana
helvetica Bolli.
 Spherical: satu buah
kamarnya berbentuk
bulat (spheres).
Contohnya:
Globigerina bulloides
d'Orbigny.
 Clavate: kamar-kamar berbentuk
memanjang dan agak menggembung pada
ujungnya, berbentuk club (seperti tongkat
golf). Contohnya: Clavigerinella akersi Bolli.
 Tubulospinate: kamar-kamar berpencar
seperti lubang yang memanjang atau
tubulospines. Contohnya: Schackoina.
 Radial Elongate: kamar-kamar berpencar
secara radial. Contohnya: Rugoglobigerina
hantkeninoides Bronniman.
 Clavate: kamar-
kamar berbentuk
memanjang dan agak
menggembung pada
ujungnya, berbentuk
club (seperti tongkat
golf). Contohnya:
Clavigerinella akersi
Bolli.
 Tubulospinate:
kamar-kamar
berpencar seperti
lubang yang
memanjang atau
tubulospines.
Contohnya:
Schackoina.
 Radial Elongate:
kamar-kamar
berpencar secara
radial. Contohnya:
Rugoglobigerina
hantkeninoides
Bronniman.
BENTUK-BENTUK KAMAR FORAMINIFERA
BENTUK DAN POSISI
APERTUR
APERTUR UTAMA (PRIMARY
APERTURE)
 Umbilical:
membuka mulai dari kamar terakhir langsung ke arah
umbilicus, di sisi umbilical pada bentuk-bentuk yang
trochospiral. Kamar-kamar yang terdahulu juga
mungkin masih membuka.
Contohnya: Globigerina.

 Extraumbilical-umbilical:
memanjang mulai dari umbilicus kemudian memanjang
pada sisi depan kamar terakhir menghadap periphery.
Contohnya: Globorotalia
 Equatorial:
merupakan karakteristik dari bentuk planispiral, dan
aperture simetrical interiomarginal pada kamar
terakhir, sedikit di atas peripheral margin pada
putaran sebelumnya. Dapat tinggi seperti pada
Clavigerinella, triradial seperti Hantkenina atau
berlekuk rendah seperti pada Hastigerinoides.

 Spiro-umbilical:
aperture interiomarginal memanjang dari umbilicus
ke periphery dan berakhir di sisi spiral; yang paling
jelas dijumpai pada bentuk trochospiral.
Contohnya: Hastigerinella.
Secondary Aperture
 Relict Aperture:
pada Planomalininae, bagian umbilicus dari
aperture equatorial tidak ditutupi kamar-kamar
selanjutnya tetapi masih membuka seperti celah
radial yang sempit mengelilingi umbilicus.

 Supplementary apertures:
merupakan aperture tambahan dan berdiri
sendiri. Pada beberapa kasus menggantikan
sepenuhnya primary aperture.
BENTUK DAN POSISI APERTUR
FORAMINIFERA
HIASAN
FORAMINIFERA
MACAM-MACAM HIASAN
 LIP
 FLANGES
 TEETH
 TEGILLA
 BULLA
HIASAN
 Simple Apertural Lip:
merupakan bentuk yang paling sederhana dari modifikasi
apertur atau penutup. Dapat berbentuk sempit dan panjang,
pendek dan berbentuk seperti spatula, atau variasi lainnya.
Contohnya: Globorotalia.

 Lateral apertural flanges:


sama dengan apertural lip pada bentuk-bentuk trochospiral
tetapi dijumpai pada kedua sisinya dan umumnya
meninggikan apertur peripheri.
Contohnya: Hantkenina, Clavigerinella.

 Umbilical teeth:
modifikasi berbentuk segitiga dari apertural lip dimana
sesudah kamar-kamar pada daerah umbilical terdapat
barisan gigi yang menyerupai gigi ikan hiu.
 Chamber flanges:
lipatan yang lebar yang berkembang sepanjang
pinggiran dasar kamar-kamar yang cenderung
menyamarkan sutura atau mentupi sutura dan
umbilical aperture.
Contohnya: Sphaeroidinella

 Tegilla:
merupakan kepanjangan dari kamar yang menutupi
umbilicus, hampir menyerupai apertural lip yang
sangat besar namun memanjang memotong
umbilicus, menutupi seluruh aperture utama dan
menempel pada sisi yang paling pinggir atau pada
tegilla kamar-kamar yang sebelumnya. Secara umum
sangat halus dan dengan dinding yang lebih tipis
dibandingkan dengan kamar yang sesungguhnya,
dapat pula pecah dan lepas dari daerah umbilicus dan
umumnya dijumpai hanya seperti serpihan fragmen.
 Bulla:

istilah ini digunakan untuk struktur hiasan


yang dijumpai pada beberapa foraminifera
plangtonik dari famili Orbulinidae yang secara
umum hiasan ini tidak terlalu berhubungan
dengan kamar-kamar utama, melainkan
berhubungan hanya dengan apertur. Bulla ini
dapat sebagian atau seluruhnya menutupi
apertur utama atau sekunder dan mungkin
dapat memiliki asesori apertur pada
pinggiran-pinggirannya.
Macam-macam Bulla:
 Umbilical Bulla:
sebuah bulla yang menutupi umbilicus dan apertur-apertur yang
mengikutinya.
Contohnya:Catapcydrax.

 Sutural bulla:
bulla yang menutupi sutural apertur sekunder dan hanya pada posisi
suture.
Contohnya: Globigerinatheka

 Umbilical-sutural bulla:
bulla yang menutupi baik umbilicus dan aperture dan memanjang
sepanjang suture.
Contohnya: Globigerinita

 Areal bulla:
bulla yang menutupi daerah multipel aperture.
Contohnya: Globigerinatella
HIASAN FORAMINIFERA
KOMPOSISI
DINDING
KOMPOSISI DINDING CANGKANG
 A. DINDING KHITIN ATAU TEKTIN
 B. DINDING AGLUTIN ATAU ARENACEOUS
 C. DINDING SILICEOUS
 D. DINDING GAMPINGAN (CALCAREOUS)
A. DINDING KHITIN ATAU TEKTIN
 KOMPISISI DINDING YANG PALING
PRIMITIF
 TERBUAT DARI ZAT ORGANIK YANG
MENYERUPAI ZAT TANDUK.
 KENAMPAKAN: TRANSPARAT, BERWARNA
KUNING DAN TIDAK BERPORI
(IMPERFORATE)
 CONTOH FOSIL: Miliolidae, Lituolidae dan
Asthorizidae.
B. DINDING
AGLUTIN/ARENACEOUS
 TERBUAT DARI MATERIAL ASING YANG DIREKATKAN
SATU SAMA LAIN DENGAN SEMEN

 BERDASARKAN KOMPOSISI MATERIALNYA:


ARENACEOUS – TERDIRI ATAS BUTIRAN PASIR SAJA.
AGLUTIN – BERMACAM-MACAM MATERIAL (MIKA,
SPONGE-SPIKULE, CANGKANG FORAM, LUMPUR)

 ZAT PEREKAT (SEMEN) BERUPA TEKTIN/KHITIN YANG


DIHASILKAN OLEH ORGANISME ITU SENDIRI, SEMEN
GAMPINGAN (DAERAH HANGAT), SEMEN SILIKAAN
(DAERAH DINGIN).
 Dinding Agglutinated:
merupakan dinding yang terbentuk
dengan bahan material dari sekelilingnya
di dasar laut, yaitu mineral dan bahan
organik yang direkatkan satu sama lain
dengan bahan organik, calcareous dan
semen ferric oxide. Butiran tersebut
umumnya seragam dalam ukuran, texture
dan komposisinya (Misalnya: coccolith,
sponge spicules dan mineral berat).
Contoh: Textulariina.
C. DINDING SILIKAAN
 JARANG DIJUMPAI
 MATERIAL DIHASILKAN OLEH
ORGANISME ITU SENDIRI ATAU JUGA
MATERIAL SEKUNDER DALAM
PEMBENTUKANNYA
 CONTOH: Ammodiscidae,
Hyperamminidae, Silicimidae dan
beberapa Miliolidae
D. CALCAREOUS TEST
 1. PORCELANECEOUS TEST
 2. VITRICALCAREOUS (HYALIN) TEST
 3. DINDING GAMPINGAN GRANULAR
 4. DINDING GAMPINGAN KOMPLEKS
1. PORCELANECEOUS TEST
 TERBUAT DARI ZAT GAMPINGAN
 TIDAK BERPORI (IMPERFORATE)
 OPAK (BURAM), PUTIH, DENGAN SINAR
TRANSPISI (DIASKOPIK) BERWARNA
AMBER
 TERIDIRI ATAS KALSIT YANG KRIPTO-
KRISTALIN
 CONTOH: Quinqueloculina, Triloculina,
Pyrgo, Peneroplis, Sorites, Orbitolites
2. DINDING HYALIN
 KOMOSISI DINDING TERBANYAK DARI
FORAMINIFERA
 KENAMPAKAN: BENING, TRANSPARANT,
BERPORI (SECARA UMUM PORI HALUS
LEBIH PRIMITIF DARI YANG KASAR)
 CONTOH: Nodosarinidae, Globigerinidae,
Polymorphinidae, Cibicides, Anomalina,
Planulina
3. DINDING GAMPINGAN
GRANULAR
 DINDING CANGKANG TERDIRI ATAS
KRISTAL KALSIT YANG GRANULAR TANPA
ADA MATERIAL ASING SEBAGAI SEMEN
 DALAM SAYATAN TIPIS BERWARNA
GELAP
 CONTOH: Endothyra, Bradyna,
Hyperramina, Ammodiscus, Spirillina
4. DINDING GAMPINGAN
KOMPLEKS
 DINDING TERDIRI ATAS BEBERAPA
LAPISAN
 CONTOH: GOLONGAN Fusulinidae yaitu
Fusulinellid dan Schwagerinid
PERBANDINGAN STRUKTUR DINDING
BERDASARKAN KOMPOSISI DINDING
PADA DINDING YANG GAMPINGAN, PERMUKAAN CANGKANGNYA
DAPAT MEMBERIKAN BERMACAM-MACAM ORNAMENTASI, YAITU:

 SMOOTH: PERMUKAAN DINDING SANGAT HALUS, CONTOHNYA:


CANDEINA NITIDA
 CANCELLATE: PERMUKAANNYA MENYERUPAI LUBANG PADA SARANG
LEBAH (HEXAGONAL/6 TEPI), CONTOHNYA: GLOBIGERINA RETICULATE
 SPINOSE: PERMUKAANNYA TERDAPAT DURI YANG HALUS DAN
MEMANJANG, CONTOHNYA: HASTIGERINELLA RHUMBLERI GALLOWAY.
 HISPID: SANGAT HALUS, PENDEK DAN SEPERTI RAMBUT DURI HALUS,
CONTOHNYA: GLOBOROTALIA TRUNCATULINOIDES.
 RUGOSE: ORNAMEN YANG BERBENTUK KASAR DAN TIDAK BERATURAN
YANG MEMBENTUK UNDAKAN, CONTOHNYA: RUGOGLOBIGERINA
RUGOSA
 BEADD: BULATAN KECIL YANG MENONJOL YANG UMUMNYA TERDAPAT
SEPANJANG SUTURE ATAU KEEL, NAMUN DAPAT JUGA TERDAPAT PADA
DINDING KAMAR, CONTOHNYA: GLOBOTRUNCANA ARCA
 PITTED: KECIL, SECARA UMUM BERBENTUK LEKUKAN BULAT PADA
PERMUKAAN DINDING.

Anda mungkin juga menyukai