Anda di halaman 1dari 17

ENSEPHALOKEL

DISUSUN OLEH :

I K A R I S M A W AT I (P1337420418069)
E R V I N A D A M AYA N T I (P1337420418071)

D O S E N P E M B I M B I N G : E R N I N U R YA N T I , S K E P. , N S , M K E S
T I N G K AT : 2 A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


D III KEPERAWATAN BLORA
2019
Definisi Ensephalokel

Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang


ditandai dengan adanya penonolan meningens
(selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti
kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.
Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan
tabung saraf selama perkembangan janin. Bisa di
belakang kepala, puncak kepala, atau di antara dahi
dan hidung. Melalui celah inilah, sebagian struktur
otak dan selaput otak keluar. Akibat kelainan ini:
kelumpuhan anggota gerak, keterlambatan
perkembangan, retardasi mental, dan kejang berulang.
Etiologi

Ada beberapa faktor penyebab ensefalokel diantaranya :


 1.      Infeksi
 2.      Faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil
 3.      Mutasi genetik
 4.      Pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat
 5.      Kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin. Kegagalan
penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang
cranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama
kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi
gen (terpapar bahan radiologi), obat – obatan yang mengandung bahan yang
terotegenik.
 6.      Defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang – kadang juga
dibagian nasal, frontal, atau parietal.
Manifestasi klinis

Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa :

 1.      Hidrosefalus
 2.      kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik)
 3.      Gangguan perkembangan
 4.      Mikrosefalus
 5.      Gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan.
 6.      Ataksia
 7.      Kejang.
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali disertai
dengan kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya.
Patofisiologi

Encefalokel disebabkan oleh


kegagalan penutupan tabung saraf
selama perkembangan janin.
Kegagalan penutupan tabung
saraf ini disebabkan oleh
Ensefalokel disebabkan oleh
gangguan pembentukan tulang
defek tulang kepala, biasanya
cranium saat dalam uterus seperti
terjadi dibagian occipitalis,
kurangnya asupan asam folat
kadang – kadang juga dibagian
selama kehamilan, adanya infeksi
nasal, frontal, atau parietal.
pada saat kehamilan terutama
infeksi TORCH, mutasi gen
(terpapar bahan radiologi), obat –
obatan yang mengandung bahan
yang terotegenik.
Pemeriksaan Penunjang

1. X foto kepala : untuk melihat deformitas


2. USG : untuk melihat isi benjolan dan kelainan
hidrosefalus
3. CT Scan : untuk melihat kelainan kongenital lain yang
menyertai seperti anensefali , hidrosefalus dan melihat
lokasi serta besarnya defek tulang.
Pathway

Untuk Pathway
Ensephalokel kami
belum bisa
menemukan .
Kami
menggunakan
pathway
meningokel karena
ada banyak
kemiripan tentang
keduanya
Therapi

Untuk ensefalokel biasanya dilakukan


pembedahan untuk mengembalikan jaringan
otak yang menonjol ke dalam tulang
tengkorak, membuang kantung dan
memperbaiki kelainan kraniofasial yang
terjadi.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

 Disorientasi
 Kelumpuhan keempat kelompok anggota gerak
 Gangguan perkembangan
 Mikroshepalus
 Gangguan penglihatan
 Keterbelakangan mental dan pertumbuhanya
 Ataksia
 Kejang
Diagnosa Keperawatan

 1. gangguan resiko teruma injui b/d Tonjolan mirip kantong pada


meninges dan cairan cerebo spina
 2. gangguan mobilisasi fisik b/d kelainan sistem saraf
Intervensi

Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional

Dx Tujuan : BHSP 1. Membina hubungan


1 Setelah dilakukan saling percaya
tindakan keperawatan
Kaji benjolan
2x24 jam bayinya bisa  2. Mengkaji pembesaran
 
tidur dan tidak menangis benjolan
KH : 3. Mengetahui keadaan
Monitor ttv
Pasien mampu umum pasien
 
beristirahat 4. Untuk
Kolaborasi dengan
tim medis dalam melakukanpemberian
memberikan obat/mengurangi nyeri
 
antibiotik
 
Dx 2 Tujuan BHSP Membina hubungan saling
Setelah dilakukan   percaya
tindakan Kaji nyeri di  
keperawatan 2x24 kepala Mengkaji nyeri
benjolan pada  
oksipitalis mengecil  
Monitor ttv
dan bayinya tidak  
menangis lagi Mengetahui keadaan umum
Masase kulit dengan
KH:  
perlahanselama
Px terlihat tenang pembersihan Untuk meningkatkan sirkulasi
danpemberian lotion  
  Menggambarkan adanya
Observasi warna kegagalan pada kulit yang
kulit kepala
memerlukan tindakan segera
 
 
Pemberian alat
memberi lapisan pelindung agar
pelindung kepala
tidak terjadi iritasi serta infeksi
Implementasi
 1. Dx 1
1. Intervensi : BHSP
Implementasi : Membina hubungan saling percaya
2. Intervensi : Kaji Benjolan
Implementasi : Mengkaji pembesaran benjolan
3. Intervensi : Monitor TTV
Implementasi : Mengetahui keadaan umum pasien
4. Intervensi : Kolaborasikan dengan tim medis dalam
memberikan antibiotik
Implementasi : Untuk melakukan pemberian obat atau
mengurangi nyeri
Dx 2
1. Intervensi : BHSP
Implementasi : Membina hubungan saling percaya
2. Intervensi : Kaji Benjolan
Implementasi : Mengkaji pembesaran benjolan
3. Intervensi : Monitor TTV
Implementasi : Mengetahui keadaan umum pasien
4. Intervensi : Masase kulit dengan perlahan selama pembersihan dan
pemberian lotion
Implementasi : Untuk meningkatkan sirkulasi
5. Intervensi : Observasi warna kulit kepala
Implementasi : Menggambarkan adanya kegagalan pada kulit yang
memerlukan tindakan segera
6. Intervensi : Pemberian alat pelindung kepala
Implemenstasi : Memberi lapisan pelindung agar tidak terjadi iritasi serta
infeksi
Evaluasi

1. Resiko teruma injuri b.d tonjolan mirip antong pada meninges dan
cairan cerebro spina

S : Keluarga pasien mengatakan bayinya masih menangis


O : Oedema/ benjolan bagian oksipitalis , lemas , cek ulang
TTV
A : masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai