Anda di halaman 1dari 68

DECUBITUS ULCER

FISIOTERAPI INTEGUMEN
Learning Outcome
After completing this chapter, you should be able to do the following:
▪ Understand the concept of decubitus ulcer.
▪ Describe the causes and symptoms of decubitus ulcer.
▪ Evaluate and record decubitus ulcer.
▪ Perform physical therapy interventions.
▪ Solve clinical case problems.
Definition
Decubitus Ulcer

▪ Ulkus dekubitus adalah suatu kondisi di mana jaringan lunak atau jaringan
diatas tulang yang menonjol terluka akibat gangguan peredaran darah
perifer atau tekanan yang terus menerus pada area terlokalisasi, yang
mengakibatkan nekrosis iskemik karena hipoksia dan defisiensi nutrisi.
▪ kerusakan kulit pada Ulkus dekubitus terjadi pada pasien bed rest jangka
panjang dan pasien dengan penyakit vaskular, lesi neuron sensoris,
diabetes, demensia, dan cedera medulla spinalis, sering terjadi pada
jaringan lunak (Charette 2012)
▪ Tujuan pembelajaran  dengan menguasai intervensi fisioterapi sesuai
dengan gejala dan diagnosis ulkus dekubitus, mencegah infeksi sekunder
atau komplikasi walaupun tidak menyembuhkan ulkus dekubitus.
Etiologi
Pressure

▪ Ulkus dekubitus sering terjadi pada pasien dengan bed rest lama atau pengguna kursi
roda.
▪ Tekanan berkepanjangan pada bagian tulang yang menonjol adalah penyebab utama
berkembangnya ulkus dekubitus.
▪ Umumnya, tekanan > 32 mmHg (0,04 kg)  menghambat aliran darah kapiler 
resistensi jaringan  merusak jaringan lunak.
▪ >> tekanan yang didapatkan + >> semakin lama waktunya  >> derajat ulkus dekubitus.
Terutama Bagian-bagian distal tubuh.
▪ bahkan di bawah tekanan yang kurang kuat. Tekanan yang terus menerus menyebabkan
oklusi kapiler, pembentukan trombus, dan hipoksia jaringan regional, yang akhirnya
menyebabkan pressure ulcer.
▪ Dalam kasus berbaring terlentang, tempat predileksi dari ulkus tekan adalah sakrum,
tengkuk, tulang belakang skapula, dan tumit
Types of the decubitus ulcers caused by different positions
Skin Trauma

▪ Cedera kulit menyebabkan terkelupasnya kulit dari tubuh


(deskuamasi) dan perdarahan. Jika tidak diobati dengan baik, pada
akhirnyaakan menyebabkan infeksi bakteri dan edema interstisial
(berisi cairan) menyebabkan nekrosis dermoepidermal, yang
mengarah pada pengembangan ulkus dekubitus.
Skin Friction

▪ Gesekan kulit dengan permukaan kontak, terutama gesekan kulit


oleh kekuatan eksternal atau benda tajam, bisa menjadi penyebab
ulkus dekubitus dengan abrasi.
Sense Deprivation/ kehilangan
sensitifitas

▪ Ketika sensasi kulit hilang atau menurun, jaringan kulit mengalami


kerusakan. Karena pasien dalam kondisi seperti itu tidak dapat
merasakan bahwa kulit mereka rusak, ulkus dekubitus sekunder
dapat berkembang. Contohnya pada kasus Tabes dorsalis/locomotor
ataxia yang merusak neuron sensorik, mengakibatkan hilangnya
sensasi (terutama nociperception dan arthresthesia). Contoh klasik
adalah ulkus perforasi plantar, yang berkembang pada telapak kaki
pasien dengan tabes dorsalis.
Impaired Vasomotor Response

▪ Regulasi vasomotion yang terganggu menghambat aliran darah,


yang menyebabkan pembentukan ulkus dekubitus. Dalam kasus
pasien dengan cedera sumsum tulang belakang (SCI), misalnya,
vasomotion kedua kaki di bawah tingkat cedera tidak teratur,
sehingga mengakibatkan perkembangan ulkus dekubitus
Body Temperature and Humidity

▪ Karena kelembapan pada permukaan kulit bertindak sebagai media


pertumbuhan bakteri, kulit yang lembap merupakan subjek terbentuknya
ulkus dekubitus.
▪ Peningkatan suhu tubuh juga merupakan faktor risiko untuk ulkus
dekubitus.
▪ Suhu tubuh yang lebih tinggi menghasilkan kebutuhan metabolisme yang
lebih tinggi (seperti kebutuhan oksigen dan energi), dan ketika kebutuhan
yang meningkat tidak cukup disediakan, ulkus dekubitus berkembang.
▪ Dengan demikian, tekanan atau tekanan yang relatif lebih rendah dengan
durasi yang lebih pendek dapat menyebabkan dekubitus ketika suhu
tubuh meningkat
Malnutrition

▪ Tidak hanya gizi buruk yang terkait dengan kegagalan


penyembuhan, tetapi juga menyebabkan pasokan oksigen dan
nutrisi yang tidak memadai ke jaringan epidermis, membuat mereka
rentan terhadap ulkus dekubitus.
klasifikasi
Setelah ulkus terjadi, apakah itu dari tekanan atau diabetes harus
ditentukan. Fisioterapis dapat membedakan ulkus sampai tingkat
tertentu dengan mengamati bentuk dan posisinya secara cermat.
Sebagai contoh, ulkus merah pada bony prominensia (tulang yang
menonjol) dan ulkus hitam dengan edema lokal pada pergelangan kaki
bawah merupakan ulkus tekan dan ulkus diabetes.
Pressure Ulcer

ulkus tekan secara klinis disebut sebagai bed sore.

Hal ini disebabkan oleh tekanan yang berkepanjangan dan terus


menerus di atas bagian tulang yang menonjol

menghentikan aliran darah dan pasokan oksigen

menyebabkan nekrosis iskemik & menginduksi nekrosis sel-sel kulit


Diabetic Ulcer

▪ Ulkus diabetik disebabkan oleh gangguan peredaran perifer bukan


tekanan, dan ini mengarah pada pembentukan gangren pada kaki atau jari
kaki.
▪ Kebanyakan ulkus diabetes biasanya berwarn hitam & disertai dengan
edema lokal.
▪ Sebuah gangren yang terletak di malleolus medial menunjukkan ulkus
dekubitus dari gangguan sirkulasi vena perifer,
▪ gangren kecil yang terletak secara sporadis pada jaringan lunak berarti
ulkus dekubitus dari gangguan sirkulasi arteri perifer.
▪ Tidak seperti ulkus tekanan, ulkus diabetes memerlukan perawatan ruang
hiperbarik pada tahap awal.
▪ tipe Ulkus Dekubitus Menurut Postur Berbeda
▪ Daerah yang tertekan dapat bervariasi sesuai dengan postur yang
cenderung diambil pasien untuk waktu yang lama, dan ada pasien
dengan gangguan sensasi tekanan, mereka yang tidak dapat
mengubah postur mereka sendiri, mereka yang tidak memiliki
jaringan lunak pada tulang yang menonjol, dan mereka yang
memiliki kesulitan dalam komunikasi.
▪ Fisioterapis harus hati-hati mengamati kondisi kulit. Lokasi predileksi
ulkus dekubitus menurut postur
Symptom
Tahapan progresif Ulkus Decubitus menurut The NPUAP (National
Pressure Ulcer Advisory Panel) dikategorikan ulkus tekanan menjadi
empat tahap:
(1) eritema pada kulit
(2) kerusakan pada epidermis dan dermis
(3) kerusakan jaringan subkutan
(4) kerusakan pada jaringan otot
Test and assesment
Assessment of Decubitus Ulcer When physical therapists assess decubitus ulcer, they should check the following ten
evaluation factors:
1. After ocular inspection and palpation, record the result.
2. Observasi bentuk dan warna darijaringan yang berdekatan dengan ulkus decubitus, catat hasilnya.
3. Catat jenis dan jumlah eksudat
4. Jika berbau temukan jenis dan tingkat baunya.
5. Check if there are symptoms of inflammation or infection.
6. Examine if there is a trace of being pressured or stimulated.
7. If there is an edema, fi gure out the location and the degree of it.
8. After recording the location of the decubitus ulcer, measure the size and the depth of it.
9. Take a photograph of the site of the decubitus ulcer.
10. If the decubitus ulcer is caused by a wound (abrasion, penetrating injury, laceration), fi gure out the kind of it.
The Guidelines for Recording

After the assessment of decubitus ulcer is finished, record the result on a PT progress note according to the following ten
guidelines:
1. Record the site of the decubitus ulcer.
2. Record the stage of the decubitus ulcer according to NPUAP categories.
3. Measure the size and the depth of the decubitus ulcer and record the result.
4. Assess the depth of the decubitus ulcer tunnel that is under the skin and invisible to the naked eye.
5. Examine the color of the decubitus ulcer (red, yellow, black) and assess the percentage of the decubitus ulcer that is covered
on the skin.
6. Record the shape (concentration, viscosity, color) and the amount of the exudate.
7. After cleansing the decubitus ulcer with saline solution, record the smell associated with necrosis.
8. Observe the edema, infl ammation, or sclerosis of the tissues adjacent to the decubitus ulcer and record it.
9. Observe the condition (dry, wet, loose, tense, warm) of the skin adjacent to the decubitus ulcer.
10. If there is a pain, record its relevance to the decubitus ulcer and the pain intensity in VAS (visual analog scale).
The Assessment Tools for Decubitus
Ulcer

▪ Braden Scale
Braden scale is a risk assessment tool made up of six indicators: sensory perception,
moisture, activity, mobility, nutrition, and friction.
Each indicator is scored 1–4 (1–3 for friction) with total score ranging 6–23.
The lower the total score, the higher the risk for decubitus ulcer.
a score of 15–18  lower indicate low risk
a score of 13–14  middle risk
13 or lower  high risk.
In the case of non-patient elderly, a score of 17 or lower indicates high risk of
pressure ulcer
PUSH Scale

▪ PUSH scale (Pressure Ulcer Scale for Healing scale), developed by the
NPUAP, sorts out the pressure ulcer with respect to surface area,
exudate, and type of wound tissue, and each category is scored
accordingly. The progression of pressure ulcer can be assessed by
comparing the total scores (Table 3.2 ).
Pressure Ulcer Healing Chart

▪ Pressure ulcer healing chart, also developed by the NPUAP, allows to


monitor and record trends in PUSH scores over time (Table 3.3 ).
Peripheral Vascular Examination

Ulkus dekubitus biasa dikaitkan dengan pembentukan gangren yang


disebabkan oleh gangguan peredaran darah perifer, sehingga
fisioterapis, sebelum melangkah ke intervensi fisioterapi, harus
memeriksa sirkulasi vaskular (arteri / vena) pada pasien dengan
diabetes
Peripheral Arterial Examination

The rubor of dependency test dilakukan untuk


mengevaluasi kondisi sirkulasi arteri perifer.
Tes dilakukan dengan mengamati perubahan warna
ekstremitas bawah pasien setelah dielevasikan dan
dikembalikan (pasif)
① catat warna dari kaki pada saat pasien supine lying
(normal, pink)
② elevasikan kaki pasien sebanyak 60°, tahan selama 1
menit, dan observasi warna permukaan kulit pada
ekstremitas bawah (abnormal, pink color disappeared).
③ kembalikan posisi kaki, amati warnanya (normal,
foot color returns to pink in seconds; abnormal, it takes
more than 30 s for the color to return).
Peripheral Venous Examination

The venous filling time test digunakan


untuk menilai kondisi dari sirkulasi vena
perifer. Dilakukan dengan mengukur
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
vena setelah ekstremitas pasien di
elevasikan dan diturunkan.
① supine position  elevasikan
ekstremitas bawah dan tahan selama 1
menit..
② turunkan kaki dan biarkan
menggantung di tempat tidur.
③ catat waktu yang dibutuhkan
Peripheral Vascular CT Angiography

▪ Setelah menyuntikkan media


kontras ke dalam pembuluh
darah, lakukan pengukuran
visual dari waktu yang
dibutuhkan untuk konsentrasi
intravaskular media kontras
untuk mencapai puncak
maksimum. Hal ini
memungkinkan diagnosis
aneurisma atau varix yang
disebabkan oleh ulkus
dekubitus dan penilaian tiga
dimensi patensi dan stenosis
Intervensi
Intervention

▪ Fisioterapis perlu memeriksa faktor-faktor yang dapat menjadi tanda-


tanda ulkus dekubitus (kompresi lokal, luka akibat geskan, olahraga
dan dysesthesia (gangguan neurologis pada indera eraba, defisiensi
gizi, usia lanjut, riwayat medis masa lalu) dan membentuk program
terapi fisik untuk mencegah terjadinya ulkus dekubitus .
▪ Sebuah kasus pada risiko ulkus dekubitus membutuhkan pendekatan
tim antara bidang terkait - fisioterapi, terapis okupasi, ahli kulit atau
ahli bedah, perawat, ahli gizi, pekerja sosial, dan perawat. Intervensi
yang efektif dapat dicapai melalui komunikasi yang efektif antara
anggota tim. Sangat penting untuk mendidik pasien dan meminta
mereka untuk melaporkan kepada fisioterapis segera jika mungkin
gejala ulkus dekubitus muncul (Kane et al. 2011).
Advices for Physical Therapists

Hubungi Dokter segera jika salah satu gejala berikut terjadi:


① Ulkus membesar.
② Daerah ulkus dekubitus melepaskan bau tak sedap.
③ Warna kemerahan menjadi lebih buruk.
④ Nyeri atau edema yang parah.
⑤ Luka baru.
Physical Therapy Intervention

Postures Preventing Decubitus Ulcers


Pengaturan postur

mencegah deformitas dan komplikasi ulkus decubitus

bantal/ cushion  menyebarkan tekanan pada tulang yang menonjol


① Supine position

1. Head/ cervical  small pillow or a cervical roll under


the patient’s head  The height of the pillow should
not make the neck and body bend too much or
round shoulders.
2. Knee  Placing a small cushion under the knees
helps to make the patient comfortable and prevent
lumbar lordosis. If a cushion is too big, it may cause
contracture on the iliopsoas and hamstring so the
long time used should be avoided.
3. heel  a small towel can be used, but it should be
used carefully to avoid hyperextension.
4. Don’t let the patient’s arms fall outside of the bed;
put them next to the body or on the chest.
Prone position

1. Utk pasien yg tdk memiliki maslah sensasi pada tangan dan tidak memliki masalah
komunikasi lengan diletakkandisamping tubuh atau kepala.
2. FT tetap menanyakan apakah tangan mengalami mati rasa atau tidak sensitif ketika dalam
posisi ini dalam jangka waktu yang lama karena ulkus decubitus dapat terjadi atau
bertambah parah karena adanya kompresi pada syaraf dan sirkulasi darah yang tidak baik.
3. Kepala  letakkan bantal kecil di bawah kepala dengan kepala menghadap kesamping
atau gunakan tempat tidur dengan lubang kepala
4. Bantal dibawah perut mencegah lordosis lumbal.
5. Handuk dibawah bahu  menambah adduksi scapula & melindungi caput humerus
(mengurangi tekanan)
6. Relax pelvis dan lumbal serta mengurangi tekanan pada otot hamstring dengan
meletakkan bantal kecil atau roll pada ankle pasien . Hindari menggunakan bantal yang
besar  otot hamstring menjadi kontraksi karena lulut fleksi
Side-lying position

1. Make the patient’s hip and knee joints semiflexed.


2. Support bagian atas kaki dengan beberapa bantal dan letakkan kaki bawah
sedikit kebelakang.
3. Cegah tubuh bagian atas pasien agar tidak miring dengan meletakkan
bantal di depan dada pasien. Gunakan sabuk pengaman dan bantal tebal
saat pasien tidak bisa berbaring miring sendiri.
4. Jika proteksi diperlukan di bawah spur yang berkaitan dengan
perkembangan ulkus dekubitus karena kompresi, letakkan bantal di ujung
distal ekstremitas dan letakkan bantal kedua di bawah tonjolan tulang.
hindari kompresi langsung ke tulang adalah yang paling penting dalam
posisi berbaring yang panjang. Oleh karena itu, posisi miring harus
dipertimbangkan.
Sitting position

▪ Gunakan kursi yang stabil. Posisi kaki menapak diatas lantai atau pijakan
kursi roda.
▪ Jaringan otot femoralis dan jaringan didalam seharusnya tidak tertekn oleh
bagian tepi kursi atau kursi roda.
▪ Gunakan lebih dari satu bantal ketika seorang pasien dengan bertopang pada
meja untuk menopang bagian atas tubuh.
▪ Ketika pasien telah bersandar di belakang kursi untuk waktu yang lama,
letakkan bantal di punggung pasien. Pindahkan lengan pasien ke lutut atau
ke lengan kursi. Ketika pasien duduk untuk jangka waktu yang lama, minta
mereka melakukan push-up memegang lengan kursi dan mengangkat
pinggu, menggerakkan tubuh bagian atas ke kiri dan kanan, atau menekuk
tubuh bagian atas setiap 15 menit untuk mengurangi kompresi pinggul.
Changing Position

▪ Karena kompresi terus menerus adalah


penyebab ulkus dekubitus, ubah posisi
setidaknya setiap 2 jam saat pasien
berbaring dan setiap 15 menit ketika
pasien duduk.
▪ Ketika seorang pasien berbaring di 1
sisi (misalnya, menonton TV), posisikan
tubuh 30 ° ke segala arah mengikuti
hukum sudut 30 °. Pertahankan sudut
30 ° dari lengan, kaki, dan bahkan
kepala pasien dengan menggunakan
bantal (O’Sullivan dan Schmitz 2010).
Exercise Therapy

▪ Terapi latihan untuk ulkus dekubitus berfokus pada latihan aerobik dan meningkatkan
sirkulasi perifer.
▪ Ketika ulkus dekubitus kompresi telah terjadi, naikkan sirkulasi pada ulkus melalui
peningkatan deep breathing dan pumping action pada ankle
▪ Pasien yang mengalami ulkus dekubitus kompresi di kaki harus melakukan latihan
aerobik, misalnya, meningkatkan jumlah olahraga dengan berjalan di atas treadmill
atau tanah atau mengendarai sepeda statik selama 15 hingga 40 menit. Mereka harus
melakukan latihan ini tiga atau lima kali seminggu dengan intensitas 60-80% dari
HRmax mereka.
▪ Ketika mencoba untuk meningkatkan sirkulasi perifer, lakukan latihan ankle pumping
exc. 20 kali satu set, dan lakukan dua atau tiga set per hari.
▪ Heel raise 10 kali satu set, tiga set sehari. Dengan latihan ini, perawatan diet akan lebih
efektif.
Manual Therapy

Operasi ulkus dekubitus seperti skin graft atau flap meninggalkan


bekas luka.
1. Bekas luka akan membatasi epidermis dan mobilitas jaringan
subkutan terhadap jaringan di sekitarnya.
2. menyebabkan rasa sakit di dalam bekas luka. Beberapa pasien
dapat mengalami lebih banyak rasa sakit daripada yang lain
terutama pada hari-hari hujan atau di lingkungan yang lembab
karena kepekaan mereka terhadap rasa sakit telah meningkat.
3. Skin rolling dan scar tissue release adalah cara efektif untuk
menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan mobilitas kulit.
Skin rolling

▪ Fisioterapi memegang kulit yang terluka


dengan lembut dengan ibu jari dan jari
telunjuk dan menggulungnya ke atas, ke
bawah, dan diagonal
▪ Ketika luka yang dijahit terlalu tebal untuk
digulung, pegang kulit yang terjauh dari
luka dan gulung kulit dengan bergerak ke
arah pusat.
▪ Lakukan penggulungan kulit dengan
berbagai cara. Namun, sebelum
melakukan skin rolling, bersihkan atangan
ft dan area terapi jaga kebersihan area
Scar Tissue Release

▪ Tanyakan pada pasien bagian luka yang paling sensitif,


dan tekan dengan ujung jari telunjuk.
▪ putar searah jarum jam dan terapis harus terus
bertanya pada pasien bagian luka mana yang paling
sensitif.
▪ Pada titik ini, ulangi kegiatan diatas untuk menginduksi
pelonggaran jaringan melalui tekanan ringan dan
kemunduran jaringan
▪ Rasa sakit dan pendarahan dapat terjadi selama proses
ini.
▪ Setelah perawatan, pasien mungkin lemas dan
mungkin ingin tidur. Biarkan mereka beristirahat
dengan nyaman dan tetap hangat
Physical Agent Modalities
Whirlpool Bath Treatment

▪ Lepaskan dressing ulkus dekubitus dan gunakan


whirlpool bath selama 10 menit dengan 92 ~ 98 ° F.
▪ Jika kontraktur buruk karena ulkus dekubitus, lakukan
gerakan sendi ringan saat berada di pusaran air.
▪ Setelah selesai, bersihkan ulkus dengan larutan garam
fisiologis.
▪ Whirlpool Bath Treatment menghilangkan fragmen
ulkus yg kotor, bakteri, eksudat, dan residu darah,
mengurangi rasa sakit, dan menstimulasi
penyembuhan ulkus dekubitus melalui hidrasi area
ulkus dengan air.
▪ Para terapis harus mengenakan sarung tangan, masker,
penutup kepala, dan jubah bersih untuk mencegah
infeksi sekunder ketika melakukan perawatan bak
pusaran air.
Ultraviolet Therapy

▪ Terapi radiasi Ultraviolet efektif untuk meningkatkan imunitas dengan menciptakan vitamin D

sambil mensterilkan area di sekitar ulkus dekubitus (http: // www. Vitaminmd.co.kr/).

▪ Terapi ultraviolet menghancurkan sel-sel tua meningkatkan regenerasi sel, dan meningkatkan

pengobatan untuk ulkus dekubitus dengan menimbulkan jaringan kulit mengeras terbentuk

pada jaringan nekrotik.

▪ Radiasi ultraviolet memiliki tiga bentuk berbeda, yaitu UVA, UVB, dan UVC. UVC dengan

panjang gelombang terpendek digunakan dalam terapi karena UVC menstimulasi fibroblast

yang menciptakan kolagen, membunuh bakteri dan virus, dan meningkatkan transfer oksigen ke

jaringan ulkus melalui perluasan pembuluh darah.

▪  Gunakan lampu ultraviolet 2 ~ 4 inch dari area ulkus dekubitus dan mulai dengan dosis eritemal

1 ° untuk ulkus tk 1 ~ 2 dan 2 ° eritemal untuk ulkus tingkat 3 ~ 4, dan secara bertahap tingkatkan

dosis. Waktu perawatan ditentukan oleh intensitas dengan jarak dari lampu ultraviolet
Iontophoresis
▪ Iontophoresis adalah elektroterapi obat yang melewati ion pengaktif lokal ke
jaringan parut pada ulkus dekubitus dengan menggunakan anoda kontinyu
dan katoda menembus ke dalam kulit.
▪ Iontophoresis memiliki efek anestesi yang dapat mengurangi rasa sakit dan
inflmasi pada area ulkus dekubitus. Efek ini tergantung pada jenis obat yang
digunakan untuk elektroda.
▪ Menggunakan tembaga untuk kutub positif dan negatif memiliki efek
sterilisasi, dan
▪ menggunakan deksametason dan Xylocaine untuk kedua kutub mengurangi
inflmasi.
▪ Magnesium meningkatkan relaksasi otot dan salisilat mengurangi edema.
▪ Menggunakan katoda asam asetat mendegradasi endapan kalsium, dan
▪ menggunakan katoda klorida meningkatkan adhesi kulit. Atur elektroda obat
dan elektroda reduksi 4–6 inci. Terpisah satu sama lain,
▪ dilakukan dua hari sekali selama 3 minggu. Jangan gunakan iontophoresis
pada bagian kulit yang tidak sensitif atau pada jaringan granulasi.
▪ Hentikan segera jika muncul tanda-tanda reaksi alergi.
Laser Therapy

▪ Laser berkekuatan rendah secara efektif ditunjukkan oleh percobaan hewan dan uji klinis
yang mengurangi inflmasi, meningkatkan konsentrasi prostaglandin, meningkatkan
pembentukan ATP, meningkatkan kolagen, dan meningkatkan sel fibroblast.
▪ Ini juga meningkatkan fagositosis makrofag, mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan
meningkatkan proliferasi sel dengan merangsang penyerapan eksudat dan reaksi difusi.
▪ Metode yang menentukan waktu dan dosis dari aplikasi laser adalah sebagai berikut. Dua
jenis perawatan laser adalah probe kontak dan aplikasi probe non-kontak. Probe kontak
dapat menyebabkan kompresi pada ulkus dekubitus. Oleh karena itu, probe noncontact
digunakan dalam uji klinis. Menggunakan laser He-Ne (632.8 nm) dan laser inframerah
(904 nm) pada saat yang sama menunjukkan efek positif. Kepadatan energi 4 J / cm2
ditempatkan sekitar 15 ~ 20 cm dari ulkus dekubitus dengan sudut yang tepat diterapkan
selama 15 menit setiap hari, selama 4-6 minggu. Setelah perawatan laser, tutup luka
dengan dressing luka dan sterilkan ulkus untuk mencegah infeksi sekunder.
Prevention and Management
Diabetic Ulcer

1. Cegah ulkus dekubitus dengan merawatan kaki dgn bersih.


2. Pakailah sepatu khusus untuk mencegah tekanan dan deformitas jari
kaki.
3. Pakailah kaos kaki berlapis untuk mengurangi gaya gesekan
4. Ajarkan pasien mencegah neuropati perifer melalui pengendalian
glukosa darah
5. Meningkatkan kekuatan otot dan aliran aliran darah melalui olahraga
teratur (latihan aerobik, pelatihan ketahanan, dan latihan ketahanan
progresif) untuk meningkatkan keseimbangan dan kemampuan berjalan.
6. Turunkan berat badan dengan perawatan diet
Pressure Ulcer

1. Hilangkan tekanan tulang yang menonjol melalui penggunaan bantal atau


cushion.
2. Ajarkan pasien untuk mengubah posisi setiap 2 jam [misalnya, perubahan
posisi, angkat pantat mereka di kursi roda, angkat panggul mereka dalam
posisi terlentang, atau angkat tubuh mereka dari posisi duduk
3. Pisahkan tekanan melalui penggunaan kasur udara atau kasur air.
4. Lindungi area tonjolan tulang dengan menggunakan pelindung sendi dan
perban.
5. Berhati-hati dalam mengganti seprai/ posisi pasien shg tidak membuat lecet
pada kulit pasienT
6. Tetapkan program dan praktik mobilisasi awal
Management (Maki and Mallroy 2000 )

▪ Kurangi tekanan pada area tonjolan tulang yang dapat dengan mudah membentuk ulkus
dekubitus.
▪ Buat program untuk mengubah posisi pasien dan latihan.
▪ Berikan nutrisi dan cairan yang cukup.
▪ Berlatih gerakan dan program latihan pada tahap awal.
▪ Tingkatkan regenerasi jaringan baru melalui debridemen.
▪ Jagalah kebersihan kulit.
▪ Pertahankan organ urogenital bersih setelah buang air kecil dan buang air besar ketika seorang
pasien mengalami inkontinensia urin atau inkontinensia fecal.
▪ Sterilkan dan tempelkan dressing area ulkus secara teratur.
▪ Ajarkan pasien dan perawat tentang cara menangani ulkus dekubitus. ཹ Buat program
pencegahan ulkus dekubitus.
Patient/Carer Education

Komunikasi (Myers 2011)


① pengobatan untuk ulkus dekubitus membutuhkan pendekatan tim
dan komunikasi di antara pasien / perawat, ahli kulit, ahli bedah,
fisioterapis, terapis okupasi, perawat, dan ahli diet.
② Isi komunikasi termasuk mengubah postur pasien, perilaku
bergerak, faktor tekanan, berpakaian, menghilangkan metode jaringan
nekrotik, perawatan kulit, dan pencegahan.
③ Pasien / pengasuh harus menyadari pentingnya mobilisasi dini dalam
menyembuhkan ulkus dekubitus.
Item-item Pelatihan
① Metode sistematis untuk pemeriksaan kulit (terutama daerah yang
tidak sensitif dan daerah tulang yang menonjol)
② Pengamatan eritema dengan cermin
③ Cara yang tepat untuk menggerakkan dan mengubah postur
④ Cara-cara untuk menghindari gesekan saat bergeser
⑤ Cara-cara untuk mengelola inkontinensia urin / feses
⑥ Metode perawatan kulit (pembersih / popok / pelembab / pembalut)
Advices for Physical Therapists

▪ Fisioterapi memegang peran penting karena mereka memberikan nasihat


profesional tentang intervensi terapi, manajemen ulkus dekubitus, posisi yang
tepat, dan mobilitas dini.
▪ Catat penilaian ulkus dekubitus menggunakan skala Braden, dan peka dengan
perubahan ulkus dan evaluasi ulkus dekubitus setidaknya setiap bulan. Terapis
harus mengamati pasien untuk faktor-faktor risiko yang mengarah pada
terjadinya ulkus dekubitus, apakah pasien dapat mengubah posisi mereka, dan
juga memeriksa sekitar pasien untuk menghentikannya dari perubahan posisi.
▪ Berikan pemahaman kpd pasien untuk menjaga kulit mereka bersih dan kering
terutama yang menderita inkontinensia urin, diare, atau konstipasi. Periksa
kemungkinan kontak kulit dengan ekskresi. Merekomendasikan pasien untuk
menggunakan kolektor urine dan feses untuk mencegah maserasi kulit yang
dapat disebabkan oleh refluks urin.
▪ Tekanan dan gaya gesekan harus diminimalkan terhadap kulit saat
mandi. Memeriksa komposisi sabun adalah penting karena beberapa
sabun mengandung bahan-bahan beralkohol yang dapat
menyebabkan bernanah atau sakit
▪ fisioterapisharus membersihkan tangan mereka setelah intervensi
fisioterapi dan memakai alat pelindung (masker, sarung tangan, dll.)
Untuk melindungi pasien yang memiliki kontak langsung dengan
mereka. Semua peralatan perawatan harus disterilisasi setelah
digunakan dan peralatan sekali pakai harus dibuang ..

Anda mungkin juga menyukai