Anda di halaman 1dari 20

CHAIR SIDE TEACHING MODUL 4 -

EKSTRAKSI
GIGI 23, 24, DAN 25
GANGREN RADIX
DISERTAI ABSES
PERIAPIKAL KRONIS
Ahmad Fauzi 041.115.016
Pembimbing: drg. Wiwiek Poedjiastoeti, M. Kes, Sp.BM
IDENTITAS PASIEN

■ Nama :M
■ Jenis Kelamin : Laki-laki
■ Usia : 44 tahun
■ Suku : Jawa
■ Status Perkawinan : Menikah
■ Agama : Islam
■ Pekerjaan : Karyawan Swasta
■ Berat Badan : 70 kg
■ Tinggi Badan : 167 cm
■ Keinginan pasien : Ingin mencabut gigi-gigi kiri atasnya.
KELUHAN UTAMA DAN
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
■ Ingin mencabut gigi-gigi kiri atas yang keropos karena terasa tajam.
 
Anamnesis:
■ Pasien pria berusia 44 tahun datang ke RSGM-P FKG Usakti untuk
mencabut gigi-gigi kiri atasnya yang keropos karena terasa tajam. Gigi
tersebut berlubang namun keropos sudah sekitar 2 tahun yang lalu. Gigi
tersebut memiliki riwayat bengkak hilang timbul.
PEMERIKSAAN KLINIS

■ Pemeriksaan Umum:
– Tekanan Darah : 120/80 mmHg
– Frekuensi Nadi : 81 x/ menit
– Frekuensi Pernapasan : 22 x/ menit
– Temperatur : 36.2C
■ Asimetri Wajah : Simetris, ovoid
■ Pemeriksaan Sistemik : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN LOKAL (Ekstra
Oral)
■ Inspeksi : Tidak ada kelainan
■ Palpasi : Tidak ada kelainan
■ Perkusi : Tidak ada kelainan
■ Kelenjar Limfe : Teraba dan tidak sakit
■ Kelenjar Saliva : Tidak teraba dan tidak sakit
PEMERIKSAAN LOKAL (Intra
Oral)
■ Pergerakan sendi rahang : Tidak ada kelainan
■ Gigi Geligi : Gigi 23  Sisa akar
Gigi 24  Sisa akar
Gigi 25  Sisa akar
■ Gingiva : Gigi 24  Fistula
Gigi 25  Fistula
■ Mukosa Alveolar : Tidak ada kelainan
■ Mukosa Labial : Tidak ada kelainan
■ Bibir : Tidak ada kelainan
■ Mukosa Bukal : Tidak ada kelainan
■ Palatum Keras dan Lunak : Tidak ada kelainan
■ Lidah : Tidak ada kelainan
■ Dasar Mulut : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOGRAFI
 Tidak terdapat mahkota gigi pada regio 23,
24, dan 25.
 Terdapat gambaran radiopak menyerupai sisa
akar gigi 23, 24, dan 25.
 Terdapat lesi radiolusen berbatas tidak jelas
dan tidak tegas pada ujung akar gigi 23, 24,
dan 25.

Radiodiagnosis: Gangren radix gigi 23, 24, dan


25 disertai abses periapikal kronis
RIWAYAT KESEHATAN
■ Pasien tidak sedang dalam perawatan dokter.
■ Pasien tidak pernah menderita penyakit serius/masuk rumah sakit/menjalani operasi.
■ Pasien tidak pernah membutuhkan transfusi darah.
■ Pasien tidak menderita penyakit Diabetes Melitus.
■ Pasien tidak menderita penyakit Rheumatic Fever, Inflammatory rheumatism, Jaundice,
Hepatitis A,B,C,D, HIV, Tuberculosis, Venereal disease, Heart attack dan Gastric ulcer.
■ Dokter tidak pernah mengatakan pasien menderita penyakit jantung.
■ Pasien tidak lekas lelah apabila bekerja ringan/berjalan dekat.
■ Pasien tidak pernah batuk dalam jangka waktu lama.
■ Pasien tidak pernah batuk darah.
■ Pasien tidak alergi pada obat aspirin, sulfa, penicillin, bahan anaestheticum, dan
barbiturate.
■ Pasien tidak alergi pada udang/ kepiting, ikan dan telur.
RIWAYAT KESEHATAN
■ Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma.
■ Pasien tidak sedang dalam perawatan penyakit paru-paru maupun penyakit kelamin.
■ Pasien tidak menderita hipertensi dan hipotensi.
■ Pasien tidak pernah mengalami pendarahan yang lama/luar biasa bila terluka.
■ Pasien tidak pernah mengalami cedera pada muka dan rahang.
■ Pasien tidak pernah dioperasi/ mendapat perawatan penyinaran untuk suatu tumor atau
keadaan lain-lain dalam mulut dan bibirnya.
■ Pasien pernah mengalami sakit gigi.
■ Gusi pasien tidak berdarah saat menyikat gigi.
■ Pasien pernah mencabut gigi
■ Pasien tidak mengalami kesukaran pada waktu membuka mulut lebar-lebar.
■ Rahang pasien tidak mengeluarkan bunyi “klik” waktu mengunyah.
■ Pasien tidak sedang hamil, tidak haid, dan tidak memasuki masa menopause.
PEMERIKSAAN GIGI-GELIGI

No. Gigi Sondasi Perkusi Druksasi Ch/pt Diagnosis Sementara


1 23 - + - - Gangren radix disertai abses
periapikal kronis
2 24 - + - - Gangren radix disertai abses
periapikal kronis
3 25 - + - - Gangren radix disertai abses
periapikal kronis
TEMUAN KASUS
■ Pasien pria berusia 44 tahun datang ke RSGM-P FKG
Usakti untuk mencabut gigi-gigi kiri atasnya yang
keropos karena terasa tajam. Gigi tersebut berlubang
namun keropos sudah sekitar 2 tahun yang lalu. Gigi
tersebut memiliki riwayat bengkak hilang timbul.
■ Pada pemeriksaan ekstraoral, bentuk wajah ovoid
simetris dan tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan
intraoral, terdapat sisa akar gigi 23, 24, dan 25. Tes
sondasi positif, tes perkusi positif, druksasi negatif, chlor
etil negatif. Tedapat fistula pada gingiva regio tersebut.
Mukosa lidah, dasar mulut, bibir, palatum, mukosa tidak
ada kelainan. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik,
alergi, dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan.
Pasien pernah mencabut gigi lainnya.
DIAGNOSIS DAN RENCANA
PERAWATAN
■ Dari anamnesis, pemeriksaan klinis, dan radiografi diagnosis gigi 23, 24, dan 25 adalah
gangren radix disertai abses periapikal kronis. Pada kunjungan pertama pasien
dilakukan anamnesis, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, pemeriksaan radiografi
periapikal, penegakkan diagnosis, dan premedikasi.
■ Rencana perawatan yang akan dilakukan untuk pasien adalah pemberian antibiotik
Amoxicillin tablet 500 mg 3 kali sehari selama 5 hari diikuti dengan pencabutan gigi
tersebut setelah obat habis.
PERSIAPAN ROSEDUR
PERAWATAN
■ Alat dan bahan:
– Satu set alat standar steril: 2 kaca mulut, 1 sonde halfmoon, satu pinset, dan satu
ekskavator
– Anestesi topikal: precaine dan anestesi lokal: pehacaine
– Forsep sisa akar rahang atas, elevator lurus, dan kuret dalam keadaan steril
– Povidone iodine
– Cotton roll dan tampon steril
PROSEDUR PERAWATAN

1. Pengukuran tekanan darah pasien


2. Pasien menandatangani informed consent
3. Persiapan alat yang sudah disterilkan.
4. Operator melepaskan jam tangan dan aksesoris tangan, mencuci tangan dengan cara
WHO denagn 6 tahap , kemudian mengenakan alat pelindung diri berupa masker, head
cap, google, face shield,gaun bedah, dan sarung tangan.
5. Posisi operator berdiri tegak dengan berat badan dibagi rata pada kedua kaki, dan
berada di depan kanan pasien (arah jam 8 pasien).
6. Persiapan posisi pasien di dental unit, kepala, leher, punggung pasien diposisikan pada
1 garis lurus semi supine. Rahang atas pasien membentuk sudut 45-60 o terhadap lantai
serta berada di antara siku dan bahu operator.
PROSEDUR PERAWATAN
7. Aplikasi antiseptik povidone iodine dengan cotton roll ektstraoral dan intraoral
8. Keringkan mukosa, lalu aplikasikan anestesi topikal precaine dengan cotton roll selama
30 detik
9. Anestesi infiltrasi supraperiosteal, bevel jarum menghadap tulang, insersi jarum pada
lipatan mukobukal sampai mendekati apeks gigi 23, aspirasi, bila negatif, deposisi
cairan sebanyak 1.5 cc untuk menganestesi nervus alveolaris superior anterior dan
antara 24/25 sebanyak 1.5 cc untuk menganestesi nervus alveolaris superior media.
10. Anestesi infiltrasi supraperiosteal, bevel jarum menghadap tulang, insersi jarum pada
daerah palatal sekitar 1 cm apikal dari margin gingiva gigi 23 sebanyak 0.3 – 0.5 cc
untuk menganestesi nervus nasopalatinus, dilanjutkan pada gigi 24, dan 25 sebanyak
0.3-0.5 cc untuk menganestesi nervus nasopalatinus .
11. Numbness test menggunakan punggung pinset
PROSEDUR PERAWATAN
12. Melepaskan perlekatan gigi dengan jaringan periodontal menggunakan elevator lurus, posisi tangan kiri: jari
telunjuk di bukal, ibu jari di palatal.
13. Ambil forcep yang sesuai yaitu yang berbentuk S dan beak nya tertutup, masukan sedalam apikal gigi 23 dan jepit
hingga tidak bergerak
14. Melakukan gerakan luksasi dengan forsep, sambal melakukan gerakan rotasi kearah servikal hingga sisa akar keluar
dari soket
15. Soket bekas ektraksi diperiksa apakah ada tulang tajam, perdarahan,serta cek morfologi akar gigi 23 apakah utuh
atau ada yang patah
16. Melepaskan perlekatan gigi dengan jaringan periodontal menggunakan elevator lurus, posisi tangan kiri: jari
telunjuk di bukal, ibu jari di palatal.
17. Ambil forcep yang sesuai yaitu yang berbentuk S dan beak nya tertutup, masukan sedalam apikal gigi 24 dan jepit
hingga tidak bergerak
18. Melakukan gerakan luksasi dengan forsep, sambal melakukan gerakan rotasi kearah servikal hingga sisa akar keluar
dari soket
19. Soket bekas ektraksi diperiksa apakah ada tulang tajam, perdarahan,serta cek morfologi akar gigi 24 apakah utuh
atau ada yang patah
20. Melepaskan perlekatan gigi dengan jaringan periodontal menggunakan elevator lurus, posisi tangan kiri: jari
telunjuk di bukal, ibu jari di palatal.
PROSEDUR PERAWATAN

21. Ambil forcep yang sesuai yaitu yang berbentuk S dan beak nya tertutup, masukan
sedalam apikal gigi 24 dan jepit hingga tidak bergerak
22. Melakukan gerakan luksasi dengan forsep, sambal melakukan gerakan rotasi kearah
servikal hingga sisa akar keluar dari soket
23. Soket bekas ektraksi diperiksa apakah ada tulang tajam, perdarahan,serta cek morfologi
akar gigi 24 apakah utuh atau ada yang patah
24. Melepaskan perlekatan gigi dengan jaringan periodontal menggunakan elevator lurus,
posisi tangan kiri: jari telunjuk di bukal, ibu jari di palatal.
PROSEDUR PERAWATAN

25. Kuretase dan spooling


26. Gigitkan tampon pada daerah soket
27. Instruksi pasien pasca ekstraksi
– Tampon digigitkan selama kurang lebih 1 jam
– Jangan makan makanan yang asam, pedas, dan asam
– Jangan memainkan bekas luka dengan lidah atau jari
– Jangan minum menggunakan sedotan
– Jangan melakukan gerakan meludah atau berkumur keras
– Jangan menggosok daerah bekas luka
Pemberian resep untuk penanganan nyeri pasca ekstraksi
R/ Amoxicillin tab 500 mg No. XV
S.3.d.d.1 tab 1 p.c.
_______________________________
 
R/ Asam mefenamat tab 500 mg No. XV
S.3.d.d.1 tab 1 p.c.
_______________________________
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai