Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN FISIOTERAPI GANGGUAN FUNGSI

GERAK EKSTREMITAS SUPERIOR DAN INFERIOR


SINISTRA BERUPA MUSCLE WEAKNESS,
GANGGUAN KESIMBANGAN DAN GANGGUAN
ADL ET CAUSA STROKE NON HAEMORAGIK
SEJAK 2 BULAN YANG LALU

Delfina Sisilia Nurak,S.Ft. R024191003


Nuryanti Rahma S.,S.Ft. R024191025
BAB I
PENDAHULUAN
• Manusia pastinya makhluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat. Aktivitas
pergerakan normal sangat di perlukan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.
Pergerakan yang dilkukan baik secara volunter maupun involunter dipengaruhi oleh
interaksi orgenisme dengan sekitarnya. Gangguan gerak pada manusia dapat
disebabkan oleh beberapa penyakit dimana salah satunya adalah stroke (Irawan,
2014).
• Terjadinya stroke akan memunculkan gejala berupa gangguan fungsi otak yang
dapat menimbulkan kematian maupun kelainan yang menetap lebih dari 24 jam
akibat gangguan vaskuler. Stroke adalah cedera sub akut pada otak dimana serangan
terjadi secara mendadak dan berat yang akan berdampak kematian jaringan di otak
secara permanaen.

Latar Belakang
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
2004

Anatomi
BAB II
ANALISIS KEPUSTAKAAN BERDASARKAN KASUS
Klasifikasi Stroke
• Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu,
stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun sekarang mulai usia
40 tahun seseorang sudah memiliki risiko stroke, meningkatnya penderita
stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola makan tinggi
kolesterol. Berdasarkan pengamatan di berbagai rumah sakit, justru stroke di
usia produktif sering terjadi akibat kesibukan kerja yang menyebabkan
seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan stres berat yang juga jadi faktor
penyebab (Dourman, 2013).

Etiologi
• Usia
• Jenis Kelamin

Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi


• Stress
• Hipertensi
• DM
• Hiperkolesterolemia
• Merokok
• Konsumsi Alkohol

Fator resiko yang dapat dimodifikasi


• Kasus stroke di Indonesia banyak terjadi pada penduduk tua, namun dalam
beberapa kasus terakhir terdapat peningkatan kasus stroke pada usia remaja
dan produktif berkaitan dengan peningkatan perilaku berisiko terhadap stroke.
Perbandingan kasus stroke pada penduduk muda dan penduduk usia 65 tahun
adalah 3: 10 atau sekitar 28% kasus stroke dialami oleh penduduk muda
(Tjikoe dkk., 2014).

Epidemiologi
• Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan
menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang lama dapat menyebabkan iskemik
pada otak. Iskemik yang terjadi pada waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit
dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan
iskemik yang terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian sel
permanen dan mengakibatkan infark pada otak. Setiap defisit fokal permanen akan
bergantung pada daerah otak mana yang terkena.
• Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena disebabkan trombus atau
emboli, maka mula terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan
oksigen dalam waktu satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti
kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama
dapat menyebbkan nekrosis mikroskopis neuron-neuron. Area yang mengalam
nekrosis disebut infrak

Patomekanisme
• Kelumpuhan Anggota Gerak
• Asimetris Wajah
• Gangguan Bicara
• Nyeri kepala
• Penurunan Kesadaran

Manifestasi Klinik
• Monoplegia
• Diplegia
• Paraplegia
• Paralisis non-neurogik

Diagnosis Banding
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI
• Anamnesis Umum
• Nama : Ny. B
• Usia : 60 tahun
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Antang
• Agama : Islam
• Vital Sign
Tekanan darah : 140/90 mmHg
• Pernafasan : 72x/menit
• Denyut Nadi : 20x/menit
C :Chief of Complaint
• Kelemahan pada bagian ekremitas superior dan inferior sinistra
H: History Taking
• Serangan terjadi pada bulan Januari 2020. Pasien sempat dirawat di rumah
sakit selama 1 minggu. Pada saat ini pasien sudah mampu berjalan sendiri
dengan menggunakan tongkat, tetapi aktifitas lainnya terganggu dan semua
harus menggunakan bantuan orang lain karena kelemahan otot. Ada riwayat
penyakit hipertensi, DM, dan kolesterol.
A : Asymmetry
• Inspeksi Statis
• Pasien nampak cemas.
• Tampak wajah mencong ke kiri
• Berdiri dengan kaki menumpu pada kaki
yang sehat/kanan
• Inspeksi Dinamis
• Pasien datang dengan menggunakan
tongkat Palpasi
Suhu : Normal
• Ambulasi pasien dibantu Kontur Kulit : Elastik
• Pola jalan tidak normal, kehilangan fase Oedema : Tidak ada
Tendernes : Tidak ada
heel strike, midstance dan heel off
Sendi Gerakan Aktif Pasif

Sin Dex Sin Dex


Terbatas Terbatas Mampu
  Fleksi Mampu
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
  Ekstensi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
  Abduksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
  Adduksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
  Eksorotasi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Shoulder Endorotasi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Protraksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Retraksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Elevasi Shoulder
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Depresi Shoulder
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Elbow Fleksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Ektensi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
  Fleksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
  Ekstensi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Wrist Ulnar Deviasi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Radial Deviasi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Hip Fleksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Ekstensi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Abduksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Adduksi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Aksorotasi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Endorotasi
Terbatas Mampu Terbatas Mampu
Knee Fleksi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Ekstensi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Ankle Dorso Fleksi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Plantar Fleksi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Inversi

Terbatas Mampu Terbatas Mampu


Eversi
• R :Restrictive
• Limitasi ROM : terjadi limitasi ROM pada ekstremitas superior dan
inferior terutama pada gerakan aktif.
• Limitasi ADL : pasien mengalami gangguan ADL (dressing, praying,
walking, toileting, dan self care)
• Limitasi Pekerjaan : terganggu sebagai ibu rumah tangga
• Limitasi Rekreasi : Tidak dapat melakukan aktifitas rekreasi yaitu
berkebun
• T : Tissue Impairment
• Psikogen : Kecemasan.
• Neurogen : N. Cranialis, Parese saraf VII dan XII tipe sentral
• Musculotendinogen : Kelemahan otot-otot ekstremitas superior dan
ektremitas inferior.
• Osteoartrogen: -
S : Specific Test
• Vital Sign
• TD : 150/100 mmHg
• DN : 90/ menit
• S : 36ºC
• R : 20x/ menit
Zona latihan:
• DL = DI + (30%-40%)(220-Usia-DI)
• Batas bawah Batas atas
• DI = 90 + 30% (220-45-90) DI = 90 + 40% (220-45-90)
• DI = 115,5 DI = 124
• Batas denyut nadi latihan untuk pasien adalah antara 115,5 – 124 x/m
Tes Sensori
• Tes Rasa Nyeri ( Tajam, tumpul)
• Tes Rasa Raba (halus,kasar)
• Tes Diskriminasi (1 titik atau 2 titik)
• Hasil : sensori pasien normal
• Interpretasi : tidak ada gangguan sensori
MMT (Manual Muscle Testing):
• Ekstremitas Superior Sinistra : 2
• Ekstremitas Superior Dekstra : 5
• Ekstremitas Inferior Sinistra : 2
• Ekstremitas Inferior Sinistra : 5
Pemeriksaan Indeks Bhartel
• Hasil : 5
• Interpretasi : Ketergantungan Berat
Hamilton Depression Scale
• Hasil : 14
• Interpretasi : depresi sedang
Manajemen Fisioterapi Gangguan Fungsi Gerak Ekstremitas Superior Dan
Inferior Sinistra Berupa Muscle Weakness, Gangguan Kesimbangan Dan
Gangguan ADL et causa Stroke Non Haemoragik sejak 2 Bulan Yang Lalu”.

Diagnosis Fisioterapi
Problem:
• Primer : muscle weaknes
• Sekunder: kecemasan, dan gangguan keseimbangan
• Kompleks: Gangguan ADL
Planning:
• Tujuan jangka panjang: Mengoptimalkan ADL (dressing, praying, walking,
toileting, dan self care)
• Tujuan jangka pendek : Mengatasi kecemasan, mengatasi gangguan
keseimbangan dan meningkatkan kekuatan otot.
Problem FT Modalitas Dosis
Kecemasan Komunikasi Terapeutik F : 1x / hari
I : Selama Pasien Fokus
T : Inter Personal
T : Selama terapi
Stres Metabolik IRR F : 1x / hari
Reaction I : 30 cm
T : Lokal Area
T : 5 menit
  Interferensi F : 1x / hari
  I : 30 ma
  T : coplanar (muscle grup)
  T : 1 mnt (60 sekon) grup otot
  Exercise therapy F : 1x / hari
  I : 8x hitungan, 3x pengulangan
Muscle Weaknes T : MMBTS
T : 15 – 20 detik
Exercise Therapy F : 1x / hari
I : 8x hitungan
T: strengthening ektremitas
Superior dan inferior sinistra
T : 3 menit
Gangguan Muscle Fasilitasi Propriosensor Sendi F : 1x / hari
I : 8x hitungan, 3 x repetisi
T : Aproksimasi
T : 10-20 detik
Fasilitasi Exercise F : 1x / hari
I : 8x hitungan, 3 x repetisi
T : AROMEX
T : 2 menit
Gangguan Fasilitasi Exercise F : 3x / hari
Keseimbangan I : 8x hitungan, 3x repetisi
T : Bridging, sitting, standing, ambulasi exc
semua posisi
T : 10-20 detik
Gangguan ADL Exercise Therapi F : 1x / hari
I : 8x hitungan
T : Pola PNF
T : 3 menit
No Problem FT Parameter Setelah 6 kali intervensi Interpretasi
Sebelum intervensi Setelah intervensi

1 Muscle weakness MMT MMT : Ekstremitas Terdapat


Ekstremitas superior superior sinistra: peningkatan
sinistra: 3 4 kekuatan otot
Ekstremitas inferior Ekstremitas
sinistra 3 inferior sinistra: 4

2 Kecemasan HRS-A 29 (berat) 27 (sedang) Kecemasan


menurun
3 Gangguan ADL Indeks Barthel 14 (sedang) 14 (sedang) Tidak ada
perubahan
gangguan ADL

Evaluasi
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai