Anda di halaman 1dari 21

STASE INTEGUMEN

RS ‘AISYIYAH KUDUS

PRESENTASI KASUS
ULKUS DIABETICUM
SULTHAN TAJUDDIN A. (2210306049)
SUGENG RIYANTO (22010306097)
19 B
Definisi
Ulkus diabetikum adalah keadaan
ditemukannya infeksi, tukak dan atau
destruksi ke jaringan kulit yang paling
dalam di kaki pada pasien Diabetes
Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf
dan gangguan pembuluh darah arteri
perifer. Ulkus diabetikum dapat dicegah
dengan melakukan intervensi
sederhana sehingga kejadian angka
amputasi dapat diturunkan hingga 80%.
Amputasi memberikan pengaruh besar
terhadap seorang individu, tidak hanya
dari segi kosmetik tapi juga kehilangan
produktivitas, meningkatkan
ketergantungan terhadap orang lain
serta biaya mahal yang dikeluarkan
untuk penyembuhan. 2
Anatomi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-
kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan
beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis
1 dan 2 di belakang lambung.
Jaringan penyusun pankreas terdiri dari:
• Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti
anggur yang disebut sebagai asinus/Pancreatic acini merupakan
jaringan yang menghasilkan enzim pencernaan ke dalam
duodenum.
• Jaringan endokrin yang terdiri dari pulau-pulau Langerhans/Islet of
Langerhans yang tersebar di seluruh jaringan pankreas, yang
menghasilkan insulin dan glukagon ke dalam darah.
3
Patofisiologi
Ulkus diabetes disebabkan tiga faktor yang sering disebut trias, yaitu: iskemik,
neuropati dan infeksi. Kadar glukosa darah tidak terkendali akan menyebabkan
komplikasi kronik neuropati perifer berupa neuropati sensorik, motorik, dan
autonom.
Neuropati autonom ditandai dengan kulit kering, tidak berkeringat, dan
peningkatan pengisian kapiler sekunder akibat pintasan arteriovenosus kulit. Hal
ini mencetuskan timbulnya fisura, kerak kulit, sehingga kaki rentan terhadap
trauma minimal.
Kelainan neurovaskular pada penderita diabetes diperberat dengan
aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan kondisi arteri menebal dan menyempit
karena penumpukan lemak di dalam pembuluh darah. Menebalnya arteri di
tangan dapat mempengaruhi otot-otot tangan karena berkurangnya suplai
darah, kesemutan, rasa tidak nyaman, dan dalam jangka lama dapat
mengakibatkan kematian jaringan yang akan berkembang menjadi ulkus
diabetes.
4
Etiologi

Pada DM tipe 2 dicirikan oleh resistensi insulin dan


berkurangnya sekresi insulin oleh β pankreas, yang akan
semakin berkurang sekresinya dari waktu ke waktu. Faktor
genetik dan pola hidup cukup besar dalam menyebabkan
terjadinya DM tipe 2 antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan
rendah serat, serta kurang gerak badan. Sebagian besar pasien
dengan DM tipe 2 menunjukkan obesitas abdomen, yang mana
hal tersebutlah yang menyebabkan resitensi insulin

5
Klasifikasi Ulkus Diabeticum
Klasifikasi ulkus diabetik menurut (Wijaya, Andra Saferi dan Mariza
Putri, 2013) adalah sebagai berikut:
• Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, luka masih dalam keadaan
utuh dengan adanya kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki
seperti “claw, callus”
• Derajat I : Ulkus superfisial yang terbatas pada kulit.
• Derajat II : Ulkus dalam yang menembus tendon dan tulang.
• Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa adanya osteomielitis.
• Derajat IV : Gangren yang terdapat pada jari kaki atau bagian
distal kaki dengan atau tanpa adanya selulitis.
• Derajat V : Gangren yang terjadi pada seluruh kaki atau sebagian
pada tungkai.
6
STATUS KLINIK
Keterangan Umum Penderita

•Nama : Ny. Siti Rochmatun


• Umur : 52 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Tukang jahit pakaian
• Alamat : Wergu Wetan RT. 1/5 Kudus
• No. CM : 267264

8
Data Medis Rumah Sakit
• Diagnosa medis :
Post operasi integumen metacarpal sinistra

• Hasil lab : gula darah


Pre op : 600 mg/dl
Post op : 250 mg/dl

• Medika mentosa :
Mengkonsumsi obat-obatan diabetes dari dokter.
9
Pemeriksaan Subjektif
Anamnesa (Autoanamnesis)

Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan kaku dan tidak bisa


menggerakkan wrist dan fingger nya sebelah kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang: Sembilan bulan yang lalu pasien
operasi pada metacarpal sinistra dan dilakukan pengambilan
integumen karena luka diabetes dan sekarang pasien sulit
menggerakkan wrist dan finggernya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Paman pasien penderita Diabetes
Mellitus
Riwayat Penyakit Penyerta : Diabetes Melitus
10
Pemeriksaan Obyektif

Vital Sign Inspeksi Dinamis

V D
TD: 130/84 mmHg sulit menggerakkan wrist, finger,
HR: 70x/menit dan shoulder
RR: 22x/menit
TB: 168 cm
BB: 60 kg
Inspeksi Statis Palpasi

S P
• terdapat bekas luka pada • Adanya stiffnes pada wrist
metacarpal sinistra dan fingger sinistra
• pergelangan tangan dan finger • Adanya muscle spasme pada
terlihat stiffnes bagian otot ekstensor
• fingger sinitra terlihat semi
fleksi.

11
Pemeriksaan Gerak Dasar
AKTIF
Gerakan ROM Nyeri
Fleksi shoulder Tidak full ROM -
Ekstensi shoulder Full ROM -
Abduksi shoulder Tidak full ROM -
Adduksi shoulder Full ROM -
Endorotasi shoulder Tidak full ROM +
Eksorotasi shoulder Tidak full ROM +
Fleksi elbow Full ROM -
Ekstensi elbow Full ROM -
Palmar Tidak full ROM -
Dorsal Full ROM -
Ulnar deviasi Tidak full ROM -
12
Radial deviasi Tidak full ROM -
Pemeriksaan Gerak Dasar
PASIF
Gerakan ROM Nyeri
Fleksi shoulder Tidak full ROM -
Ekstensi shoulder Full ROM -
Abduksi shoulder Tidak full ROM -
Adduksi shoulder Full ROM -
Endorotasi shoulder Tidak full ROM +
Eksorotasi shoulder Tidak full ROM +
Fleksi elbow Full ROM -
Ekstensi elbow Full ROM -
Palmar Tidak full ROM -
Dorsal Full ROM -
Ulnar deviasi Tidak full ROM -
Radial deviasi Tidak full ROM - 13
Muscle Test
MMT
Fleksi shoulder 2
Ekstensi shoulder 4
Abduksi shoulder 2
Adduksi shoulder 4
Endorotasi shoulder 3
Eksorotasi shoulder 3
Fleksi elbow 4
Ekstensi elbow 4
Palmar 1
Dorsal 4
Ulnar deviasi 1
Radial deviasi 1
14
Neurological Test
Dermatom test :
Dekstra
• Tajam – tumpul: Normal
• Kasar – halus : Normal

Sinistra
• Tajam – tumpul: Hiposensasi
• Kasar – halus : Hiposensasi

15
Pemeriksaan Spesifik
Gerakan ROM normal ROM
Shoulder:
Ekstensi/fleksi S: 50◦-0◦-170◦ S: 50◦-0◦-160◦
• VAS
Abduksi/adduksi F: 170◦-0◦-75◦ F: 145◦-0◦-75◦
• Nyeri diam: 0
Ekso/endo R: 90ᵒ-0ᵒ- 80ᵒ R: 40◦-0◦-60◦
• Nyeri tekan : 0
Elbow:
• Nyeri gerak : 4
Ekstensi/fleksi S: 0◦-0◦-150◦ S: 0◦-0◦-150◦
Wrist:
Ekstensi/fleksi S: 50◦-0◦-60◦ S : 45◦-0◦-0◦
Radial/ulnar deviasi F: 20◦-0◦-30◦ F: 0◦-0◦-0◦

16
Underlying Process

17
Diagnosis Fisioterapi
Impairment
• Stiffness
• Keterbatasan ROM
• Muscle weakness
• Muscle spasme
Functional Limitation
• Tidak mampu menggenggam menggunakan tangan kiri
• Tidak bisa mengangkat benda, mencuci, memasak, dan mengancing baju
menggunakan tangan kiri karena adanya stifness
Disability/Participation restriction
• Pasien mengalami kesulitan ketika bekerja karena bekerja sebagai tukang
jahit, sehingga berhenti bekerja karena adanya keterbatasan fungsional pada
18
Program Fisioterapi
Jangka pendek:
• Mengurangi spasme Intervensi :
• Meningkatkan kekuatan otot • EMS (15 menit)
• Mengurangi stifness • TENS ( 15 menit)
• Meningkatkan ROM • US ( 7 menit)
• Mengurangi nyeri • Aktif/pasif exercise
• Hold relax
Jangka panjang: • Massage
• Melanjutkan tujuan jangka • Strengthening
pendek
• Mengembalikan kemampuan
aktifitas fungsional pasien
19
Edukasi

• Menjaga luka agar tetap kering


• Pasien dianjurkan untuk menjaga pola makannya agar kadar
gula dalam darah terpelihara dengan baik, sehingga
mempercepat penyembuhan luka
• Pasien diminta untuk melakukan latihan yang telah diajarkan
oleh terapis

20
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai