onset orang dewasa sekitar 54-67 tahun. Ciri klinisnya adalah degenerasi neuron motorik
upper dan lower, menyebabkan atrofi dan kelemahan otot progresif, dan akhirnya
lumpuh. Kematian, yang sering diakibatkan oleh masalah menelan dan kegagalan
pernapasan, biasanya terjadi dalam 2-4 tahun sejak awal penyakit, meskipun 5-10%
Eksitotoksisitas
Agregasi protein
Stres Oksidatif
Disfungsi inflamasi dan kontribusi sel
non-saraf
Disfungsi mitokondria
inklusi intraneuronal dalam degenerasi neuron dan glia. Patologi UMN pada ALS ditandai dengan depopulasi
sel Betz di korteks motorik (area Brodmann 4), gliosis astrositik yang mempengaruhi substansia grisea dan
subtansia alba sub korteks disertai hilangnya akson pada descending pyramidal motor pathway akibat gliosis
dan rusaknya myelin traktus kortikospinalis (Wijesekera dan Nigel, 2009). Jumlah sel dapat berkurang hingga
kram otot (74%), shortness of breath (66%), sulit tidur (60%), nyeri (59%), gelisah
affect (38%), kehilangan nafsu makan (37%), dan penurunan berat badan (29%).
Kelelahan tidak hanya gejala yang paling sering dilaporkan, tetapi juga merupakan
Interval yang panjang dari pertama kali gejala Interval yang pendek dari pertama kali gejala muncul
Malnutrisi
Penanganan secara holistic
Gangguan fungsi eksekutif
Varian (contoh varian motorik esktremitas atas
Perburukan skor Revised ALS Functional Rating Scale
murni, varian motorik ekstremitas bawah
Scores
murni)
Forced vital capacity
Muscle Manual Testing • ekstremitas sebelah kanan superior dan inferior 4 dan ekstremitas
(MMT) sebelah kiri superior 3 dan inferior 2
Cemas Gangguan
ADL
(walking,
kelemahan Muscle toileting
otot di 4 artrophy dan
ekstrimitas praying)
tangan dan
Spastik
kaki
Nyeri
Limitasi
ROM
Tujuan Penanganan Fisioterapi
• Mengurangi kecemasan
• Mengurangi nyeri
Tujuan jangka • Menurunkan spastik
pendek •
•
Meningkatkan kekuatan otot
Mengurangi atropi
• Meningkatkan ROM
panjang praying)
Intervensi
No Problem Modalitas Dosis
F : 1x/ sehari
Kecemasan Komunikasi I : Pasien fokus
1 Terapeutik
T : Interpersonal approach
T : selama proses Ft
F : 1x/ sehari
I : 30 mA – 50 mA
2 Nyeri TENS
T : Segmental Animal
T : 10 menit
F : 1x/ sehari
I : 15 hitungan/ 3 repetisi
3 Muscle Atrophy Exercise Therapy T : stretching exercise
T : 10 menit
F : 1x/ sehari
4 Limitasi ROM Exercise Therapy I : 8 hitungan/ 3 repetisi
T : ROM exercise
Intervensi
Problem Modalita Dosis
N0 s
F : 1x/ sehari
I : 15 hitungan/ 3 repetisi
5 Spastik Exercise Therapy
T : stretching exercise
T : 10 menit
F: 1x/sehari
I : 8 hitungan/ 3 repetisi
6 Kelemahan Otot Exercise Therapy
T : Strengthening exercises
T : 2 menit
F: 1x/sehari
7 Gangguan ADL Exercise Therapy I : 8 hitungan/ 3 repetisi
T : functional exercise
Evaluasi
No Problem Parameter Sebelum terapi Setelah 3 kali terapi Keterangan
Belum ada perubahan skala
12 (Depresi Ringan) 12 (Depresi Ringan) kecemasan namun tetap pada
1 Kecemasan ALS-12 kategori
cemas ringan