Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN FISIOTERAPI GANGGUAN AKTIVITAS

FUNGSIONAL BERUPA WALKING, TOILETING DAN


PRAYING AKIBAT MUSCLE WEAKNESS, MUSCLE
ATROPHY, SPASTISITAS, NYERI, LIMITASI ROM
E.C ASL SEJAK 3 BULAN YANG LALU’’
Nurvianti Aulia Eka Safutri (R024191026)

Ulfah Widyastuti Arsal (R024191027)


Anatomi
Fisiologi
DEFINISI
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit
neurodegeneratif yang menyerang neuron motorik.
Amyotrophy menunjukkan adanya atrofi serat otot, yang
diinervasi oleh anterior horn cell yang mengalami
degenerasi, menyebabkan kelemahan otot dan fasikulasi.
Lateral Sclerosis menunjukkan pengerasan traktus
kortikospinalis lateral maupun anterior dimana neuron
motorik di daerah tersebut mengalami degenerasi melalui
proses gliosis . Melalui gabungan istilah ini, bisa
tergambarkan bahwa pada penyakit ini terjadi lesi
campuran Upper Motor Neuron dengan Lower Motor
Neuron. ALS merupakan penyakit degeneratif yang paling
banyak ditemukan pada sistem motor neuron.
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah gangguan neurologis yang fatal dengan

onset orang dewasa sekitar 54-67 tahun. Ciri klinisnya adalah degenerasi neuron motorik

upper dan lower, menyebabkan atrofi dan kelemahan otot progresif, dan akhirnya

lumpuh. Kematian, yang sering diakibatkan oleh masalah menelan dan kegagalan

pernapasan, biasanya terjadi dalam 2-4 tahun sejak awal penyakit, meskipun 5-10%

pasien ALS bertahan hidup lebih dari 10 tahun (Bello-Haas, 2018).


ETIOLOGI
Faktor Genetik Agregasi neurofilamen

Eksitotoksisitas
Agregasi protein

Stres Oksidatif
Disfungsi inflamasi dan kontribusi sel
non-saraf
Disfungsi mitokondria

Defisit dalam faktor-faktor neurotropik


Gangguan transportasi aksonal dan disfungsi jalur sinyal
 Indisen di Eropa 2-3 kasus per 100.000 populasi
sedangkan di Inggris, kasus baru terjadi sekitar 1-2 orang
per 100.000 populasi dengan angka kematian mencapai 1
per 500 penderita sampai 1 per 1000 penderita ALS
EPIDEMIOLOGI dewasa dengan kecendrungan pasien meninggal akibat
paralisis pernapasan dalam kurun waktu 5 tahun setelah
onset penyakit.
 Insiden ALS lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan
wanita, dengan perbandingan secara keseluruhan 1,5 : 1.
Onset ALS dapat terjadi dari usia remaja hingga usia 80
tahun, namun usia insiden puncak terjadi pada usia 55-75
tahun. Onset rata- rata usia sporadis ALS (SALS) adalah
65 tahun, onset rata-rata usia familial ALS (FALS) adalah
46 tahun.
PATOLOGI
Ciri patologis ALS adalah degenerasi dan hilangnya neuron motorik dengan gliosis astrositik dan adanya

inklusi intraneuronal dalam degenerasi neuron dan glia. Patologi UMN pada ALS ditandai dengan depopulasi

sel Betz di korteks motorik (area Brodmann 4), gliosis astrositik yang mempengaruhi substansia grisea dan

subtansia alba sub korteks disertai hilangnya akson pada descending pyramidal motor pathway akibat gliosis

dan rusaknya myelin traktus kortikospinalis (Wijesekera dan Nigel, 2009). Jumlah sel dapat berkurang hingga

50% pada otopsi pada pasien ALS.


Manifestasi klinis
Telah dilaporkan gejala ALS sebagai berikut: kelelahan (90%), kekakuan otot (84%),

kram otot (74%), shortness of breath (66%), sulit tidur (60%), nyeri (59%), gelisah

(55%), depresi (52%), peningkatan saliva (52%), konstipasi (51%), pseudobulbar

affect (38%), kehilangan nafsu makan (37%), dan penurunan berat badan (29%).

Kelelahan tidak hanya gejala yang paling sering dilaporkan, tetapi juga merupakan

gejala yang paling jarang diobati (Bello-Haas, 2018).


DIAGNOSIS BANDING

Penyakit Motor Neuron Abnormalitas anatomi/


Lainnya sindrom kompresi:

• Primary lateral sclerosis • Lesi Batang Otak


• Progressive muscular • Spondilosis myelopati atau
atrophy radikulopati.
• Progressive bulbar palsy • Infeksi
• Neuromuscular Junction
PROGNOSIS
Indikator prognostik buruk
Indikator prognostik baik
 Umur >65 tahun
 Umur < 50 tahun
 Onset dimulai dari bulbar
 Onset dimulai dari ekstremitas bawah  Onset dimulai dari penyakit pernapasan

 Interval yang panjang dari pertama kali gejala  Interval yang pendek dari pertama kali gejala muncul

muncul sampai terdiagnosis sampai terdiagnosis

 Malnutrisi
 Penanganan secara holistic
 Gangguan fungsi eksekutif
 Varian (contoh varian motorik esktremitas atas
 Perburukan skor Revised ALS Functional Rating Scale
murni, varian motorik ekstremitas bawah
Scores
murni)
 Forced vital capacity

 Sniff nasal inspiratory pressure


Manajemen
Fisioterapi
Nama : Tn. Y
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Pernafasan : 21
Denyut Nadi : 97 kali/menit
Suhu : 36,5◦C
Chief of Complain
kelemahan pada keempat
anggota badan tangan dan kaki
History Taking
Pertanyaan Jawaban
Sudah berapa lama keluhan tersebut dirasakan? Sejak 3 bulan yang lalu
Apakah bapak merasa nyeri? Kalo ada bagaimana bentuk Ada ketika tangan ataupun kaki saya terlalu banyak digerakkan
nyerinya?
Apakah bapak merasa rasa kebas, kram ataupun mati rasa Tidak ada
ditempat tertentu?
Apakah kelemahan yang bapak rasa terjadi tiba tiba atau Sepertinya terjadi secara perlahan-lahan
secara perlahan?
Bagaimana awal mula terjadi keluhan tersebut? diawali dengan timbulnya rasa kedutan pada otot-otot badan dari
ujung jari dan menjalar ke bagian atas pada keempat anggota
badan tangan dan kaki sekitar ± 6 bulan yang lalu. Awalnya saya
mengalami kelemahan pada kedua ekstremitas bawah terutama
kaki kiri kemudian kaki kanan, kemudian pada tangan kiri dan
terakhir pada tangan kanan, saya juga tidak dapat bangkit dari
posisi tidur dan apabila duduk saya juga tidak dapat
mempertahankan posisi tubuhnya pada saat duduk.

sebelumnya apakah bapak pernah demam? Tidak ada


History Taking
Pertanyaan Jawaban
Apakah bapak merasa sesak nepas? Ada, terutama pada saat terutama pada saat beraktifitas
berat juga meraskan nyeri pada tangan ataupun
Apakah bapak pernah jatuh atau terbentur Tidak ada
sebelumnya? Terutama dibagian leher atau tulang
belakang?
Apa ada penyakit lain selain ini? Tidak ada
Apakah di keluarga bapak ada yang mengalami Saya tidak tau
keluhan serupa seperti ini?
Apakah bapak ada riwayat tekanan darah tinggi? Tidak ada
Apakah bapak ada riwayat kolestrol? Tidak ada
Apakah bapak ada riwayat gula? Tidak ada
apakah bapak sudah ke dokter sebelumnya ? sudah
Apakah bapak mengonsumsi obat tertentu? Ada
Inspeksi Inspeksi Palpasi
statis dinamis
Suhu: Normal

Asymetric wajah cemas,


pasien dating
dengan kursi roda,
Tampak muscle
pasien tidak
dapat bangkit
dari posisi tidur
Kontur kulit:
Normal
wasting pada otot- dan apabila
otot badan seperti duduk pasien
otot trapezius, Oedem :
juga tidak Tidak ada
deltoideus,
pectoralis major dapat
serta otot-otot mempertahank
keempat an posisi
Tenderness :
ekstremitas seperti tubuhnya pada
otot gastrocnemius, saat duduk. Tidak ada
thenar, hypothenar
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Restrictive

Limitasi ROM • limitasi ROM semua regio

Limitasi ADL • walking, toileting dan praying

Limitasi pekerjaan • terganggu

Limitasi rekreasi • terganggu


Tissue Impairment
dan Psycogenic Prediction

Muskulotendinogen Osteoarthrogen Neurogen Psikogen

susp. Muscle weakness, suspec. Lesi


muscle atrhopy Stiffness joint Kecemasan
UMN, lesi LMN
Spesific Test
• Nyeri diam : 0
Visual Analog Scale (VAS) • Nyeri gerak : 4
• Nyeri tekan : 0

ALS-Depression-Inventory (ADI- • 28 (depresi ringan)


12)

Muscle Manual Testing • ekstremitas sebelah kanan superior dan inferior 4 dan ekstremitas
(MMT) sebelah kiri superior 3 dan inferior 2

• 3 pada keempat ekstrimitas (berarti peningkatan tonus otot lebih nyata


Asworth Scale sepanjang sebagian besar ROM, tetapi sendi masih bisa digerakkan)

Berg Balance Scale • 8 (Risiko jatuh tinggi)

Barthel Index • 10 (ketergantungan sedang)


Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Refleks • dengan hasil kadar protein dalam CSS
normal atau sedikit meninggi, enzim CPK
• Pemeriksaan Reflek Biseps (++) Hiperefleks
meningkat (pada 70% kasus)
• Pemeriksaan Refleks Triseps (++)Hiperefleks EMG
• Pemeriksaan Refleks Brakhioradialis (+) Normal
• Pemeriksaan Refleks Patella (++)Hiperefleks • terdapat adanya potensial denervasi dan otot-
• Pemeriksaan Refleks Achilles (++)Hiperefleks otot yang dipersarafi oleh dua atau lebih akar
• Pemeriksaan Reflek Dinding Perut Superfisialis
safar pada setiap tiga daerah atau lebih
(Refleks Abdominalis) (+) terdapat kontraksi otot, (ekstremitas, badan, kranium). Biasanya terdapat
dimana terlihat pusar bergerak kea rah otot yang potensial sinkron, kadang-kadang terdapat giant
berkontraksi. potential. KHS: normal
• Pemeriksaan Refleks Hoffmann (+) Refleks positif
• Pemeriksaan Refleks Babinski (Extensor Plantar
Response) (+) Refleks positif Biopsi Otot
• terdapat gambaran histologis yang sesuai dengan
atrofi neurogen serta biopsi saraf: tidak terdapat
kelainan pada saraf
Diagnosis Fisioterapi
“Gangguan Aktivitas Fungsional Berupa Walking,
Toileting Dan Praying Akibat muscle weakness,
muscle atrophy, spastisitas, nyeri, limitasi ROM e.c
ASL sejak 3 Bulan yang Lalu’’
Problem
Fisioterapi
Problem Problem Problem
Primer Sekunder
Kompleks

Cemas Gangguan
ADL
(walking,
kelemahan Muscle toileting
otot di 4 artrophy dan
ekstrimitas praying)
tangan dan
Spastik
kaki

Nyeri

Limitasi
ROM
Tujuan Penanganan Fisioterapi

• Mengurangi kecemasan
• Mengurangi nyeri
Tujuan jangka • Menurunkan spastik
pendek •

Meningkatkan kekuatan otot
Mengurangi atropi
• Meningkatkan ROM

Tujuan jangka • Mengembalikan fungsional ADL (walking, toileting dan

panjang praying)
Intervensi
No Problem Modalitas Dosis

      F : 1x/ sehari
   Kecemasan Komunikasi I : Pasien fokus
1 Terapeutik
T : Interpersonal approach
T : selama proses Ft
F : 1x/ sehari
I : 30 mA – 50 mA
2 Nyeri TENS
T : Segmental Animal
T : 10 menit
F : 1x/ sehari
I : 15 hitungan/ 3 repetisi
3 Muscle Atrophy Exercise Therapy T : stretching exercise

T : 10 menit
F : 1x/ sehari
4 Limitasi ROM Exercise Therapy I : 8 hitungan/ 3 repetisi
T : ROM exercise
Intervensi
Problem Modalita Dosis
N0 s
F : 1x/ sehari
I : 15 hitungan/ 3 repetisi
5 Spastik Exercise Therapy
T : stretching exercise
T : 10 menit
F: 1x/sehari
I : 8 hitungan/ 3 repetisi
6 Kelemahan Otot Exercise Therapy
T : Strengthening exercises
T : 2 menit
F: 1x/sehari
7 Gangguan ADL Exercise Therapy I : 8 hitungan/ 3 repetisi
T : functional exercise
Evaluasi
No Problem Parameter Sebelum terapi Setelah 3 kali terapi Keterangan
        Belum ada perubahan skala
  12 (Depresi Ringan) 12 (Depresi Ringan) kecemasan namun tetap pada
1 Kecemasan ALS-12 kategori
cemas ringan

    Diam: 0 Diam: 0 Terdapat perubahan nyeri


2 Nyeri VAS Gerak: 4 Gerak: 3 setalah di
Tekan: 0 Tekan: 0 terapi
    Belum terdapat perubahan nyeri
3 Spastisitas Skala Asworth 3 3 setalah di
terapi
Terdapat
peningkatan kekuatan otot
Ekstermitas superior kanan : 4 Ekstermitas superior kanan : 4 pada pasien
Kelemahan Ekstermitas superior kiri : 3 Ekstermitas superior kiri : 4
4 MMT
Otot Ekstermitas inferior kanan : 4 Ekstermitas inferior kanan : 4
Ekstermitas inferior kiri : 2 Ekstermitas inferior kiri : 3

Belum terdapat perubahan pada


ADL pasien
 
5 Barthel Index 10 (ketergantungan sedang) 10 (ketergantungan sedang) khususnya walking, toileting dan
Gangguan ADL praying
Home Program
Penggunaan othosis /splint /brace dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan
efisiensi dan keamanan gaya berjalan. Alat adaptif untuk kelemahan tangan dapat
meningkatkan kemandirian dengan pekerjaan rumah tangga dan tugas yang berhubungan
dengan pekerjaan.

Terapis juga mengedukasi tentang teknik konservasi energi untuk mencegah


terjadinya fatique atau kelelahan.

Anda mungkin juga menyukai