Anda di halaman 1dari 28

LOW BACK PAIN

(LBP)

dr Pembimbing : dr. Anastasia Maria L, Sp.S


Low back pain (LBP)
■ Nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliaka.

■ Nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan


nyeri lokal, maupun nyeri radikuler atau keduanya, atau nyeri yang
berasal dari punggung bawah yang dapat menjalar ke daerah lain atau
sebaliknya (referred pain).
International Association for the Study of Pain (IASP):
– Lumbar Spinal Pain  T12 – S1
– Sacral Spinal Pain  S1 – sendi sakrokoksigeal posterior
– Lumbosacral Pain  1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan
1/3 atas daerah sacral spinal pain
Klasifikasi

■ Low Back Pain Akut  kurang dari 3 bulan.

■ Low Back Pain Subakut  minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih
dari 12 minggu.

■ Low Back Pain Kronik  sekurangnya 3 bulan.


KLASIFIKASI
Acute Low Back Pain
■ Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba
■ Rentang waktunya hanya sebentar (hari – minggu)
■ Rasa nyeri dapat hilang/sembuh
■ Dapat disebabkan karena luka traumatik: kecelakaan mobil atau
terjatuh → rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.
■ Sampai saat ini penatalaksanan awal terfokus pada istirahat dan
pemakaian analgesik.
Chronic Low Back Pain
■ Rasa nyeri bisa menyerang lebih dari 3 bulan
■ Rasa nyeri dapat berulang-ulang atau kambuh kembali
■ Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh
pada waktu yang lama
■ Dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Nyeri yang bersifat lokal
■ Berasal dari proses patologik yang merangsang ujung saraf sensorik
■ Umumnya menetap , dapat pula interminten
■ Nyeri dipengaruhi perubahan posisi
■ Bersifat tajam atau tumpul.
Nyeri radikular
■ Distribusi radiks saraf saraf spinal (spinal never root)
■ Keluhan lebih dirasakan berat pada posisi membungkuk dan berkurang
dengan istirahat.
Nyeri menjalar (referred pain)
■ Dari pelvis visera umum yang mengenai dermatom tertentu
■ Bersifat tumpul dan terasa lebih dalam.
Epidemiologi
Di Indonesia, low back pain (LBP) dijumpai pada golongan usia 40 tahun.
Secara keseluruhan, low back pain (LBP) merupakan keluhan yang paling
banyak dijumpai (49 %).

Pada negara maju, sekitar 80-90% pasien low back pain (LBP)
menyatakan mereka tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati,
dapat disimpulkan bahwa meskipun prevalensi tinggi namun penyakit
ini dapat sembuh dengan sendirinya
Etiologi

Viscerogenik LBP Neurogenik LBP


Gangguan penyakit Vascular LBP 
Gangguan sistem syaraf
dalam (ginjal,tomur  (thalamic Gangguan sirkulasi
didaerah tumor,arachnoid (Aneurysma)
retroperitoneal) irritasion, tumor pada
spinal dura

Spondylogenik LBP
Psychogenic LBP
Gangguan struktur tulang
Faktor pikiran,dan
belakang  dan struktur  
emosi
penyokongnya   
Faktor Risiko
01 Usia 05 Riwayat Trauma

Kurangnya latihan
02 06 Wanita hamil
atau olahraga

03 Postur tulang belakang


Postur tubuh yang tidak proporsional yang
dikombinasikan dengan mekanisme gerak tubuh
yang tidak benar dapat menyebabkan stres dari
lumbal spine

04 Berat badan (Obesitas)


PATOFISIOLOGI

FAKTOR Menekan
PENYEBAB syaraf yg
berdekatan
dengan syaraf
spinal

Nyeri Punggung
Bawah
Menimbulkan
rasa Nyeri
MANIFESTASI KLINIS

LBP Traumatic
■ Nyeri
■ Timbul mendadak waktu melakukan gerakan yang
melampaui batas kemampuan ototnya.

LBP Spondilogenik
■ Nyeri disertai iskialgia
■ Nyeri di pinggang, menjalar kebokong, paha
belakang tumit sampai telapan kaki.
LBP neoplasma (Tumor)
■ Nyeri hebat terutama pada malam hari.

LBP Viscerogenik
■ Nyeri tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas maupun
istirahat dan tidak berkurang dengan istirahat
■ Motalitas punggung didapati tetap dalam keadaan baik
■ Nyeri ini disebut juga nyeri pinggang akibat referred pain.
LBP Psikogenik
■ Keluhan nyeri hebat tidak seimbang dengan kelainan organik yang
ditemukan

LBP vaskulogenik
■ Nyeri menjalar kebawah (mirip iskialgia), tidak dipengaruhi aktivitas
(membungkuk atau mengangkat benda berat.
■ Nyeri hanya sakit pinggang.
■ Nyeri sering menjalar kebokong, belakang paha, dan kedua tungkai,
LBP Neurogenik
■ Nyeri sangat hebat dan bersifat menetap
■ sedikit berkurang pada saat bediri tenang
■ terutama dirasakan pada saat malam hari
Diagnosis
Anamnesis
■ Letak atau lokasi nyeri
■ Penyebaran nyeri
■ Sifat nyeri
■ Pengaruh aktivitas terhadap nyeri
■ Pengaruh posisi tubuh dan anggota tubuh
■ Trauma
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
■ Inspeksi
■ Palpasi
Pemeriksaan motoris
■ Pemeriksaan sensorik
Tanda-tanda rangsangan meningeal :
■ Tanda Laseque
■ Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign)
■ Tes Bragard
■ Tes Sicard
■ Tes valsava
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologis
■ Foto rontgen
■ CT scan
■ MRI (akurasi 73-80%)
■ Mielografi atau CT mielografi dan/atau MRI
Tatalaksana
Medikamentosa
• Nonopioid : NSAID, aspirin, paracetamol

• Relaksan otot: eperison, tizanidin, diazepam

Nonmedikamentosa
Edukasi
a. Terapi Konservatif
1. Tirah baring

2. Pembatasan aktivitas pasien


Sebaiknya hingga 3 bulan. Juga pembatasan mengangkat berat hingga 10
kg untuk nyeri punggung sedang hingga berat.
b. Terapi fisik
1. Diatermi/kompres panas/dingin
 mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi
dan spasme otot.
 akut dan edema: kompres dingin
 kronik: dapat digunakan kompres panas
maupun dingin
 macam pemanasan: radiasi infra merah atau
gelombang elektromagnet (diatermi)

2. Korset lumbal
 untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau
nyeri pada NPB kronis
 mengurangi beban pada diskus serta dapat
mengurangi spasme.
3. Latihan
 segera setelah
nyeri menghilang.
 stres minimal:
jalan kaki, naik
sepeda atau
berenang.
 memelihara
fleksibilitas
fisiologik, kekuatan
otot, mobilitas sendi
dan jaringan lunak.
 pemanjangan
otot, ligamen dan
tendon sehingga
aliran darah
semakin meningkat.
YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. WAKTU BERDIRI
 Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi
 Jangan berdiri waktu yang lama, selingi
dengan jongkok
 Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih
tinggi untuk mengurangi hiperlordosis
lumbal

Bila mengambil sesuatu di tanah,


jangan membungkuk, tapi tekuklah
lutut
Bila mengangkat benda berat,
renggangkan kedua kaki lalu tekuklah
lutut dan punggung tetap tegak dan
angkatlah barang tersebut sedekat
mungkin dengan tubuh
2. WAKTU BERJALAN
Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.

3. WAKTU DUDUK
 Pilihlah tempat duduk dengan kriteria :
 Busa jangan terlalu lunak
 Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan kursi.

4. WAKTU TIDUR
 Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar.

5. OLAH RAGA
 Hindari oleh raga beregu, satu lawan satu karena akan meningkatkan stress
pada punggung
 Dianjurkan oleh raga perorangan seperti renang dan jogging.
Pencegahan
■ Menjaga agar berat badan Anda sehat.
■ Berolahraga secara teratur.
■ Mengangkat barang dengan kekuatan kaki, bukan
punggung.
■ Pastikan posisi kerja Anda tidak berkontribusi terhadap rasa
sakit Anda.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai