Neuroophthalmology
Neurobehaviour
Tidur dan bangun (siaga)
suatu contoh YIN
(sisi bayangan) dan YANG
(sisi matahari)
RLS adalah lebih
merupakan gangguan
tansisi dari apakah tidur
atau bangun
RLS lebih merupakan
sindrom dari pada suatu
penyakit
RLS mengalami gerakan tungkai yang
periodik (PLM)
RLS : fenomen sensorik saat bangun dengan
gerakan akibat sensasi yang tidak
mengenakan
PLMD : suatu fenomen motorik periodik saat
tidur
RLS dan PLMD dapat terjadi bersama sensasi
Sensasi tidak enak Subyektif dan
Anggota gerak sulit dilukiskan
Penatalaksanaan
belum mamadai
Dorongan menggerakkan tungkai
Sensasi yang tidak menyenangkan
(disagreeable / unpleasant /
uncomfortable )
Memburuk selama istirahat, tidak
beraktivitas
Membaik dengan aktivitas / gerakan
Memburuk pada sore dan malam hari
Riwayat keluarga
Muncul gejala PLM
RLS 10% pada populasi umum
Gender, usia, riwayat keluarga
Levigne (1994) 10 – 15 %, umur ≥ 18 thn
Philips dkk – variasi geografi
0,1% Singapura
12% Korea
10,6% Jerman Timur
Prevalensi RLS 9,4%, umur ≥ 18 thn
3% usia yang 29 thn
10% usia 30 -74 thn
19 % usia lebih dari 80 thn
Usia < 45 thn riwayat keluarga
Usia produktif perempuan : laki – laki : 11,4 %
: 5,8%
Anak : ADHD – RLS, prevalensi ?
Berdasar etiologi :
RLS primer (herediter) autosom dominan
,onset dini < 45 thn
RLS sekunder : kehamilan, gagal ginjal dan
defisiensi besi, Onset lambat : > 45 thn
Berdasar cara pengobatan :
- RLS intermitten
- RLS harian
- RLS refrakter
RLS – kelompok gejala (sindrom)
Tidak diketahui
Tidak ada hubungan dengan suatu penyakit
Primer : riwayat keluarga RLS autosom
dominan terutama kurang 20 – 45 thn (onset
dini) > 50 %
Kasus paling banyak
Onset dini tapi progresi lambat
Defisiensi besi
Kehamilan (26%)
Gangguan fungsi ginjal (ESRD : 20-57%)
Neuropati perifer (DM)
Fibromialgia, RA, Thyroid desease
Obat-obat : TCA, SSRI, MAOI, anti histamin,
dopamin antagonis
Lain-lain : kopi, perokok, alkohol
Rest induced
Gets better with activity
Evening and night worsening
Riwayatkeluarga RLS
Respon terhadaap terapi
dopamin
Adanya PLM
Tes provokasi (SIT) = The Suggested
Immobilization test
Penderita mencoba tenang
Duduk ditempat tidur
Kurang lebih 1 jam
diwaktu sore hari / malam
dicatat tingkat kegelisahan / RLS
dihitung jumlah PLM
1. Untuk eklusi penyebab sekunder : gangguan
vaskuler, neuropati, kram malam hari, dan
ansietas
2. Pemeriksaan fisik neurologik dan vaskuler
serta MRI
3. Pemeriksaan darah, kadar feritin, B12 , asam
folat, glukosa, LFT, urine & elektrolit
A. Gangguan kegelisahan (Restlessness)
1. Akatisia akibat neuroleptik
2. Kegelisahan posisional (posisi tidur abnormal)
3. Perasaan gelisah (fidgets)
4. Gerak tungkai involunter (goyangan)
5. Mioklonus menjelang tidur
B. Gangguan kegelisahan dan kurang resah
1. Nyeri tungkai dan gerakan ibu jari kaki involunter
2. Hynic jerks
C. Gangguan kaki resah (discomfort)
1. Neuropatik perifer
2. Kram tungkai malam
3. Klaudikasio intermitten
4. Arthritik tungkai
5. Varises / DVT
6. Fasikulasi
Tingkatan :
◦ RLS Intermitten
◦ RLS Harian
◦ RLS Refrakter
• Strateginya :
Non farmakologik
Farmakologik
Etiologi :
RLS Primer
RLS Sekunder
Tujuan utama : menghilangkan gejala
Pengobatan non farmokologik : sebelum terapi
obat
Aktivitas mental / fisik
◦ Sleep hygiene ( tidur teratur, tidur sehat)
◦ Pencegahan stimulasi / pemicu :
◦ Kopi, merokok, alkohol, antihistamin,
neuroleptik, anti depresan
◦ CAM ( pengobatan alternatif)
◦ Pemberian vitamin, obat herbal
◦ Ciropraktik / akupuntur
◦ Kompresi menggunakan stocking
Algoritma pengobatan RLS intermitten
- Carbidopa/ levodopa
- Dopamin agonis
- Low potency opioid / analgetik (kodein,
tramadol)
- Sedatif hipnotik (clonasepam, zolpidum,
triamsolam)
Seperti RLS intermitten
Dopamin agonis
Gabapentin
Dopamin agonis lain
Low potency opioid ( hydrocodon, tramadol)
Diubah ke agonis dopamin yang berbeda
Dirubah ke antikonvulsan
Ditambah obat sekunder (gabapentin,
opioid)
Dirubah ke high potency opioid (methadon)
Dipertimbangkan rotasi terapi atau drug
holiday
Kelompok I : sedatif ( tidak memperbaiki
gejala) tapi membuat tidur
Kelompok II : mengurangi gejala
Diberikan 1 – 3 jam sebelum gejala atau 30 –
60 menit sebelum duduk ( penawar nyeri atau
levodopa – carbidopa )
Pemberian opium hati – hati adiktif dan
drug abuse
Dapat menghilangkan gejala subjektif dan
simtomatik, serta memperbaiki tidur
Pilihan pertama : dopaminergik,
Levodopa dan dompaminergik umumnya
ditoleransi
Levodopa augmentasi paling baik
digunakan pada RLS ringan dan
intermitten
Semua agonis dopamin golongan ergot, efektif
(studi EBM)
Efek samping fibrotik katub jantung atau
fibrotik lain
Tidak ada obat pilihan monitor efek samping
Golongan non ergot (pramipexol, ropinirol)
Lisensei di USA, Eropa, Australia, Brasil,
Meksiko, Canada Dan Korea
Efektif untuk RLS sedang sampai berat
Efek samping tidak mengemudi tapi tanpa
hipersomnolen dan augmentasi
Opioid :
Oxycodon, Methadon, Tramadol
Efek samping mayor
Benzodiazepin (Clonazepam, Zolpidem,
Triamzolam tidak efektif waktu paruh
panjang)
Anticonvulsan (Gabapentin, Carbamazepine,
Valproic Acid, Topiramate)
Dapat mengurangi nyeri & mengurangi
tidur
tanpa augmentation (Gabapentin)
1. Rebound : kembalinya gejala pada tengah atau
pagi akibat dosis dopamin drop
2. Augmentation : peningkatan berat gejala setelah
respon awal, terjadi oleh karena :
Respon paradoks
Waktu maju munculnya gejala, dapat 4 atau 2
jam
Onset gejala setelah terapi lebih pendek
Penyebaran ke berbagai bagian badan yang
sebelumnya tidak terkena
Peningkatan intensitas dan gejala
Pemendekan durasi hilang gejala setelah
terapi/Durasi lebih pendek
3. Seperti terapi RLS refrakter
1. ESRD : End Stage Renal desease
◦ RLS lebih banyak sebelum dan sesudah HD
◦ Merupakan prediktor mortalitas
◦ Transplantasi ginjal lebih baik dari pada terapi obat pada
uremia
2. Kehamilan :
Tampak pada akhir trisemester ketiga
Hilang dengan persalinan
Meningkatkan resiko terjadi RLS lebih lanjut
3. Defisiensi besi
1. Perbaikan dapat diharapkan dengan suplemen
besi
2. Ferrous Sulfate 325 mg 3 dd 1
3. Ditambah vitamin C
4. Serum feritin harus dibawah 50 mg/L
PROGNOSIS