Anda di halaman 1dari 14

HUKUM HIDROSTATISTIKA,

HUKUM PASCAL, DAN HUKUM


ARCHIMEDES
Kelompok 1
1. Mutiara Putri S
2. Nadia Putri M
3. Najma Maulidina
4. Natasha Syafa L
5. Qotrun Nada S
6. Rivan Fadila Y
7. Torcha Addinto P
Hukum Hidrostatistika
Hukum Hidrostatistika adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-
bidang kajian mekanika fluida. Statika fluida mencakup kajian
kondisi  fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. 
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak.
Menurut hukum tekanan hidrostatis “Tekanan hidrostatis
yang terletak pada semua titik yang terletak pada suatu
bidang datar dalam suatu jenis zat cair yang sama,
besarnya sama”
Rumus tekanan hidrostatis
Rumus pokok hidrostatis
Hukum Pascal
Hukum Pascal dinyatakan oleh seorang filsuf sekaligus
ilmuwan Prancis, Blaise Pascal (1623-1662) menyatakan
bahwa:
“Jika tekanan eksternal diberikan pada sistem tertutup, tekanan
pada setiap titik pada fluida tersebut akan meningkat sebanding
dengan tekanan eksternal yang diberikan.”
Hukum Pascal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 
tekanan pada permukaan fluida, harus diteruskan ke segala
arah fluida tersebut. Hukum pascal hanya dapat diterapkan
pada fluida, umumnya fluida cair.
Rumus Hukum Pascal
Rumus hukum Pascal dalam sistem tertutup dapat disimpulkan dengan:

Seperti yang sudah kita tahu bahwa tekanan adalah gaya dibagi besar luasan
penampangnya (P = F/A), maka persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai berikut:

Besarnya keuntungan mekanis dari sistem fluida/hidrolik yang menggunakan hukum


Pascal dapat diketahui dari rasio gaya yang keluar dibagi gaya yang diberikan.

Karena luasan penampang berbanding lurus dengan gaya, maka keuntungan mekanis
juga dapat langsung diketahui dari rasio kedua luasan penampang.
Penerapan Hukum Pascal
Hukum Pascal banyak diterapkan untuk
memudahkan pekerjaan manusia. Salah satu
contoh yang paling sederhana adalah pengungkit
hidrolik. Pada pengungkit hidrolik, sedikit gaya
masuk yang diberikan digunakan untuk
menghasilkan gaya keluar yang lebih besar
dengan cara membuat luasan piston bagian luar
lebih besar daripada luasan piston bagian dalam.
Dengan cara ini, keuntungan mekanis yang
didapatkan akan berlipat ganda tergantung rasio
perbedaan luasan piston. Sebagai contoh, jika
luasan piston luar 20 kali lebih besar daripada
piston bagian dalam, maka gaya yang keluar
dikalikan dengan faktor 20; sehingga jika gaya
yang diberikan setara dengan 100 kg,  maka dapat
mengangkat mobil hingga seberat 2000 kg atau 2
ton.
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah hukum yang
menyatakan bahwa setiap benda yang tercelup baik
keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka
benda tersebut akan menerima dorongan gaya ke atas
(atau gaya apung). Besarnya gaya apung yang
diterima, nilainya sama dengan berat air yang
dipindahkan oleh benda tersebut (berat = massa
benda x percepatan gravitasi) dan memiliki arah gaya
yang bertolak belakang (arah gaya berat kebawah,
arah gaya apung ke atas).
Jika benda memiliki berat kurang dari berat air yang
dipindahkannya, maka benda tersebut akan mengapung (berat
benda < gaya apung atau   . Jika benda memiliki
berat lebih dari berat air yang dipindahkannya, maka benda
tersebut akan tenggelam (berat benda > gaya apung atau
). Dan benda akan melayang, jika beratnya sama
dengan berat air yang dipindahkan (berat benda = gaya apung),
yang berarti massa jenis benda sama dengan massa jenis air (
).
Rumus Hukum Archimedes

FA = ρc.Vb.g

FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = gravitasi (m/s2).
Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair atau fluida, maka ada 3
kemungkinan yang terjadi yaitu tenggelam, melayang, dan terapung.
1. Benda Terapung

Benda akan mengapung apabila massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair (ρb < ρc). Saat
benda terapung maka hanya sebagian volume benda yang tercelup ke dalam zat cair, sedangkan sebagian lagi
dalam keadaan mengapung. Volume total benda sejumlah dari volume benda yang tercelup ditambah dengan
volume benda yang mengapung.
Vb = V’ + V”FA = ρc.V”.g
Dengan :
V’ = volume benda yang terapung (m3)
V” = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda keseluruhan (m3)
FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
2. Benda Melayang

Benda akan melayang apabila massa jenis benda sama dengan massa
jenis zat cair (ρb = ρc). Benda melayang akan berada di antara
permukaan zat car dan dasar bejana.
Karena massa jenis benda dan zat cair sama, maka berlaku :
FA = ρc.Vb.g = ρb.Vb.g
Dengan :
FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
ρb = massa jenis benda (kg/m3)
Vb = volume benda (m3)
g = gravitasi (m/s2)
3. Benda Tenggelam

Saat massa jenis benda lebih besar daripada masas jenis zat cair (ρb > ρc), maka benda akan tenggelam
dan berada di dasar bejana. Berlaku:
FA = Wu − Wc
Dengan :
FA = gaya apung (N)
Wu = berat benda di udara/ berat sebenarnya (N)
WC = berat benda dalam zat cair
(N) g = gravitasi (m/s2) Wu > Wc
Karena berata benda merupakan hasil kali massa dengan gravitasi, maka diperoleh :
ρc.Vb = mu − mc
Dengan :
ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
mu = massa benda di udara (kg)
mc = massa seolah-olah benda dalam zat cair (kg)
Vb = volume benda (m3)
Contoh Soal
1. Sebuah pengungkit hidrolik digunakan untuk mengangkat
mobil. Udara bertekanan tinggi digunakan untuk menekan
piston kecil yang memiliki jari-jari 5 cm. Takanan yang
diterima diteruskan oleh cairan didalam sistem tertutup ke
piston besar yang memiliki jari-jari 15 cm. Berapa besar
gaya yang harus diberikan udara bertekan tinggi untuk
mengangkat mobil yang memiliki berat sebesar 13.300 N?
Berapa tekanan yang dihasilkan oleh udara bertekanan tinggi
tersebut?
2.  Hitunglah gaya apung yang dialami oleh benda bervolume
400 cm3 yang dimasukkan ke dalam air dan berada dalam
posisi melayang.

Anda mungkin juga menyukai