Medication Therapy Management: Penerapan Pada Pelayanan Kefarmasian Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Medication Therapy Management: Penerapan Pada Pelayanan Kefarmasian Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Pemberdayaan Pasien
Long-term
Outcomes
Patient Care
Penatalaksanaan Terapi Obat (MTM)
Process
Pasien
lebih sering
bertemu
Apoteker
Peran Apoteker dalam PRB
Selama Pandemi Covid-19
Pasien
Dokter FKTP Apoteker (di rumah
saja)
Safety
Efficacy Product Oriented
Stability
Acceptable
DrugMTM
Product Responsible use Pharmaceutical
of medicines CareCare
Needed
Indication
Effectiveness
Safety Patient Oriented
Patient Care Adherence
Memahami Proses Pengambilan Keputusan Pasien
Pengalaman pasien terhadap Kebutuhan pasien terkait terapi Proses pengambilan keputusan
terapi obat obat yang dikonfirmasi apoteker bersama (apoteker-dokter)
•
• Apakah kondisi saya Diperlukan t
erapi obat
serius? Pemahaman tambahan
•
• Mengapa saya butuh Indikasi
Terapi obat ti
dak
?
mengatasi kondisi saya diperlukan
• Terapi obat ti
• Apa yang saya inginkan Harapan d ak
efektif/ diper
untuk kondisi saya? lukan
terapi obat la
• Bagaimana saya tahu Efektivitas • in
Dosis terlalu
obatnya efektif? rendah
jika
• Apa yang akan terjadi Kebiasaan
saya tidak menggunak
an • Pasien tidak
dapat
semua obat ini? Kepatuhan mematuhi
• Dapatkah obatnya saya
saya
gunakan dengan obat
yang lain?
Cipolle et.al. Pharmaceutical Care Practice: The Patient-Centered Approach to Medication Management Services, 3 rd edition. 2012. Mc.Graw Hill
The Patient Care Process
1. Menjamin bahwa semua terapi Pasien dan praktisi kesehatan Mencatat hasil terapi untuk mengkaji
Evaluation
Assessment
Care Plan
obat yg diberikan kepada pasien secara bersama-sama perkembangan dalam pencapaian
sesuai indikasi, efektif dan tujuan terapi dan menilai kembali
membuat suatu perencanaan munculnya masalah baru.
aman, serta meningkatkan untuk menyelesaikan dan
kepatuhan pasien mencegah masalah terapi obat
2. Mengidentifikasi setiap serta mencapai tujuan terapi.
masalah terapi obat yang muncul Tujuan perencanaan dan
atau memerlukan pencegahan dini intervensi ini dirancang untuk
menyelesaikan setiap masalah
terapi yang muncul, mencapai
tujuan terapi individual, serta
mencegah masalah terapi
obat yang potensial terjadi
kemudian.
Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to Medication
Management. 2012. 3rd edition. p.222. New York, NY: McGrawHill;
Standard of Care
• The Pharmacotherapy Workup was used to develop a standard
outline of information needed each time a practitioner develops a
care plan for a patient receiving pharmaceutical care.
• This standard outline was developed from the decisions made during
the workup and follows the logical evaluation process to ensure :
• first, appropriateness of each medication,
• then, effectiveness,
• then safety, and
• finally, the convenience of the regimen for the patient so that adherence is
possible.
Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to Medication
Management. 2012. 3rd edition. p.252. New York, NY: McGrawHill;
Model Praktik
MTM
Medication Personal
Medication Related Intervention and
Therapy Review Medication Record Follow Up
Action Plan (MAP) Referral
(MTR) (PMR)
Efektivitas
Indikasi
Tidak paham bahwa efektivitas
Tidak paham instruksi,tujuan dan pengobatan dipengaruhi waktu
target penggunaan obat
Understandin
penggunaan obat
g Kepatuhan
Keamanan
Tidak paham jumlah obat yg diterima
Tidak paham potensial efek obat berhubungan dengan durasi pengobatan
tidak diinginkan
Perhitungan unit insulin peresepan per bulan
Lantus 0-0-15 IU : 2 pen (600 IU) Novorapid 10-10-10 IU : 3 pen (900 IU)
Indikasi Efektivitas
Disebabkan kondisi lain (takut ketergantungan) Tidak efektif untuk kondisi yang dialami
Problem medis belum diterapi (neuropati)
Diperlukan terapi preventif (CVD risk)
Keamanan Medication
Experiences Kepatuhan
Efek obat tidak dikehendaki (peningkatan berat Produk obat tidak tersedia untuk pasien
badan, kesemutan)
Penetapan rencana pelayanan kolaboratif
Indikasi Efektivitas
Tidak efektif untuk kondisi yang dialami : target
Edukasi pengetahuan tentang obat & tujuan terapi jangka panjang
terapi
Gejala neuropati perlu tindak lanjut
Keamanan Care Plan
Diperlukan terapi preventif (CVD risk)
Kepatuhan
Perubahan regimen untuk pencegahan Ketersediaan obat dan memberikan informasi
peningkatan berat badan, kesemutan setiap ada rekonsiliasi
Pemantauan Terapi Obat
Pemberdayaan Pasien
Assessment Intervention/referral
Understand Positive
Experience Participation Adherence
Attitude
31
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May 2020. https://
doi.org/10.1007/s00125-020-05164-x
Pharmaceutical Care
32
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May 2020. https://
doi.org/10.1007/s00125-020-05164-x
Pharmaceutical Care
33
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May 2020. https://
doi.org/10.1007/s00125-020-05164-x
Poin Konseling
34
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May 2020. https://
doi.org/10.1007/s00125-020-05164-x
Point of Preventive Care
• Tindakan pencegahan umum untuk mencegah infeksi COVID-19 sangat penting bagi
penyandang diabetes dan keluarga mereka
• Pasien dengan multi komorbiditas perlu perhatian ekstra
• Mendorong kontinuitas melakukan pengaturan pola diet yang baik, aktivitas fisik
yang aman, dan pemantauan glukosa darah secara teratur
• Ketaatan pada pola makan dan gaya hidup sehat serta akses ke perawatan kesehatan
dibatasi oleh tindakan pengendalian infeksi di masyarakat, seperti lockdown, isolasi
mandiri dan karantina
• Langkah-langkah seperti layanan telekonsultasi dan pelayanan obat untuk jangka
waktu yang lama atau dengan pengiriman ke rumah harus diterapkan untuk
mengurangi pajanan pasien diabetes sambil memastikan kesinambungan perawatan
tanpa terputus
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May 2020. https://doi.org/10.1007/
s00125-020-05164-x
Point of Treatment Care
• Penyandang diabetes yang terpapar COVID-19 berisiko lebih tinggi untuk mengalami
komplikasi dan kematian
• Penyandang diabetes yang terpapar COVID-19 harus melanjutkan pengobatan rutin
mereka kecuali jika penyakitnya parah
• Penyandang diabetes yang terpapar COVID-19 dan memiliki kondisi yang parah, kontrol
glikemik paling baik dicapai dengan insulin
• SGLT-2 inhibitor sebaiknya dihentikan kecuali penyakitnya ringan
• ACE inhibitor / ARB harus dilanjutkan kecuali terdapat kontraindikasi atau bukti lebih
lanjut terhadap penggunaannya
• Keputusan individual harus diambil untuk melanjutkan pemberian aspirin dan statin
• Penelitian terapi farmakologi untuk pengobatan dan pencegahan COVID-19 pada
penderita diabetes sangat dibutuhkan
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May 2020. https://doi.org/10.1007/
s00125-020-05164-x
Glucose-lowering agents as potential therapeutic
option for COVID 19
Metformin Terapi berbasis incretin
Metformin tidak hanya memiliki efektivitas Terapi berbasis incretin, DPP-4, adalah glikoprotein
dalam meningkatkan sensitivitas reseptor transmembran tipe II yang diekspresikan dalam banyak
insulin, menghambat glukoneogenesis dan sel, termasuk epitel alveolar dan sel-sel inflamasi MERS-
meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan CoV menggunakan DPP-4 untuk mendapatkan entri ke
dalam pengelolaan DM tipe-2; secara teoritis sel host.
Penghambatan DPP-4 memitigasi respons inflamasi
metformin juga dapat menurunkan ikatan
pada studi eksperimental. Tidak diketahui apakah
reseptor SARS-CoV-2 melalui aktivasi AMPK,
SARS-CoV-2 menggunakan DPP-4 untuk entri sel.
yang mengarah pada fosforilasi ACE2 dgn
Sampai saat ini, tidak ada manfaat maupun kerusakan
perubahan konformasi dan fungsional pada yang ditunjukkan pada manusia oleh penghambat DPP-
reseptor ACE2. 237 825
4 selama infeksi CoV. Karena itu,527 penghambat DPP-4
Metformin dapat mengatasi edema paru bisa dilanjutkan, setidaknya dalam kasus COVID-19
yang diinduksi Description
lipopolisakarida, kebocoran Description Description
yang ringan, sementara potensi manfaat dalam
pembuluh Adarah dan
wonderful akumulasi
serenity has taken neutrofil, A wonderful serenity
mengobati
has takeninfeksi CoV tetap perlu
A wonderful dipelajari
serenity has taken lebih
serta mengurangi
possession ofkadar
my entireTNF-α,
soul, likeIL-1β, IL-6 possession of my
lanjut.
entire soul, like possession of my entire soul, like
dan IL-17 dalam thesemodel ARDS hewan coba. these
sweet mornings Demikian
sweet mornings pula, GLP-1RA diketahui
these sweetmemiliki
mornings efek anti-
Namun, dibatasi penggunaannya pada inflamasi dan telah menunjukkan potensi untuk
kondisi hipoksia penyakit yang berat karena manfaat terapeutik pada cedera paru akut. Namun
37
risiko asidosis laktat. data terbatas pada model eksperimental dan
manfaatnya, masih spekulatif.
Katulanda et.al., Prevention and management of COVID-19 among 38
patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia. May
2020. https://doi.org/10.1007/s00125-020-05164-x
Terima kasih