Anda di halaman 1dari 16

AKUNTASI

SYARIAH
Muhammad Irfan Afif (01031481922023)
Kintan Nur Arasyi (01031481922026)
Liri Putri Amanda (01031481922049)
Bella Ersa Vamela (01031481922051)
Rakai Bhisma Devabharata (01031481922065)
 
TEORI AKUNTANSI
SYARIAH

KERJA &
TAUHID PRINSIP PRODUKTIVITAS
FILOSOFIS

MASLAHAH KEPEMILIKAN

ADIL KEBEBASAN &


TANGGUNG
JAWAB

KHILAFAH
JAMINAN
SOSIAL

UKHUWAH
NUBUWWAH
4 KONSEP DASAR AKUNTANSI SYARIAH

PROPRIETARY ENTITY
THEORY THEORY

ENTERPRISE SYARIAH ENTERPRISE


THEORY THEORY
1. PROPRIETARY THEORY
Secara umum dapat dikatakan proprietary berasal dari
akar kata property yang berhubungan dengan
kepemilikan, meskipun dalam konsep property maupun
proprietary sebenarnya terkandung beberapa arti lain
yang nantinya dapat dijadikan rujukan konseptual dalam
proprietary theory baik yang sudah diakomodasi maupun
belum dalam konsep dasar teoritis akuntansi. Pelaku
proprietary disebut proprietor (pemilik). Proprietor
dalam ranah akuntansi, yaitu proprietary theory, menurut
Kam (1990, 302) adalah pemilik dan pusat kepentingan
akuntansi itu sendiri.
Tujuan Proprietary Theory
konsep ini bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran pemilik. Entitas dianggap sebagai
agen, perwakilan atau penugasan pemilik atau
pengusaha.
Tujuan utama dari teori ini menentukan dan
menganalisis kekayaan bersih (net worth)
perusahaan yang merupakan hak si pemilik.
Persamaan akuntansi konsep
proprietary theory
Asset – Liability = Proprietor’s Equity
(Aset – Kewajiban = Ekuitas Pemilik)
Berdasarkan persamaan di atas, pemilik asset
dan sekaligus memiliki kewajiban.
Kekayaan besihnya adalah kekayaan
perusahaan dikurangi dengan kewajiban
perusahaan.
Pendapat Proprietary theory

Teori ini berpendapat bahwa pendapatan


adalah kenaikan atas hak pemilik, sedangkan
biaya adalah penurunan. Dengan demikian laba
bersih akan secara langsung menjadi hak
pemilik dan mencerminkan kenaikan kekayaan
pemilik dan karena laba adalah kenaikan
kekayaan, maka segera pula ditambahkan
kepada modal pemilik.
Bentuk Laba Rugi Versi Proprietary
Theory
menurut Suwardjono (2005)

Penjualan (Pendapatan) XXX


Biaya
Bahan baku dan bahan habis pakai XXX
Gaji Manajer dan karyawan XXX
Overhead non tenaga kerja XXX
Depresiasi XXX
Bunga XXX
Pajak XXX XXX
Laba Bersih (Net Income) yyy
Penggunaan Laba:
Dibagi dalam bentuk dividen XXX
Reinvenstasi atau Retained Earnings XXX
yyy
2. ENTITY THEORY
Menurut Oxford-Erlangga (Hawkins 1999) entity
diartikan sebagai "wujud, kesatuan atau ada". Konsep
entity theory menganggap entitas sebagai sesuatu yang
terpisah dan berbeda dari pihak penanam modal dalam
perusahaan. Unit usaha menjadi pusat perhatian yang
harus dilayani, bukannya pemilik. Entitas dikonsepsikan
memiliki eksistensi terpisah (Lorig 1964; Kam 1990;
Belkaoui 2000; Suwardjono 2006) Paton
mendeskripsikan entity theory dalam dua asumsi dasar.
Pertama, investasi dan keputusan finansial adalah
independen. Kedua, nilai perusahaan tidak dipengaruhi
oleh tipe atau berbagai tipe modal dalam struktur modal,
Clark (1993).
TUJUAN ENTITY THEORY
Konsep Entity Theory merupakan konsep
entitas perusahaan yang sudah dipisahkan
dengan pemilik. Dalam konsep itu,
perusahaan sudah berdiri sendiri dalam aspek
ekonomi dan hukum, tanggung jawab
transaksi ekonomi menjadi tanggung jawab
hukum perusahaan. Konsep Entity Theory
secara normative telah diperlakukan dalam
akuntansi, namun dalam kenyataan empiric,
konsep ini belum pernah diperlakukan.
 
Persamaan akuntansi konsep
proprietary theory
Asset = Liability + Stokeholder’s Equity
(Aset = Kewajiban + Pemilik Modal)
Berdasarkan persamaan di atas, pemilik asset
dan sekaligus memiliki kewajiban.
Kekayaan besihnya adalah kekayaan
perusahaan dikurangi dengan kewajiban
perusahaan.
3. Enterprise Theory
Selain Entity Theory, sudut pandang
akuntansi yang lain adalah Enterprise
Theory. Dalam Enterprise theory,
perusahaan dipandang sebagai lembaga
sosial uang beroperasi untuk kepentingan
banyak pihak yang telang membantu
terciptanya prestasi perusahaan.
Value Added
Value Added adalah metode manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
manakala perusahaan mampu memenuhi
semua biaya operasi dan biaya modal.
Value Added Statement
Value added statement pada dasarnya adalah semacam Laporan Laba-
Rugi (dalam pengertian akuntansi konvensional).Berbeda dengan
Laporan Laba Rugi ,Value added statement ini lebih menekankan pada
distribusi nilai tambah yang diciptakannya kepada mereka yang berhak
menerimanya
Menurut Meek dan Gray (1988, 185-186) Value Added Statement dapat
berguna dalam empat hal.
1.Menekankan pada interdependensi stakeholders.
2.Value Added Statement memberikan pengkondisian ekspektasi dan
prospek penerimaan karyawan.
3.Value Added Statement dapat menjadi bentuk dasar skema insentif
produktifitas.
4.Untuk mengukur penciptaan kekayaan oleh perusahaan.
4. Syariah Enterprise Theory
Syariah Enterprise Theory Triyuwono (2012: 356)
menjelaskan bahwa yang harus mendasari dalam
setiap penetapan konsepnya adalah Allah sebagai
Pencipta dan Pemilik Tunggal dari seluruh sumber
daya yang ada di dunia ini. Sedangkan sumber
daya yang dimiliki oleh para stakeholders pada
prinsipnya adalah amanah dari Allah SWT yang di
dalamnya melekat tanggung jawab untuk
digunakan dengan cara dan tujuan yang ditetapkan
oleh Sang Pemberi Amanah
KARAKTERISTIK SYARIAH ENTERPRISE
THEORY

1.Menunjukkan upaya memenuhi akuntabilitas


vertikal terhadap Tuhan dan akuntabilitas horizontal
terhadap direct stakeholders, indirect stakeholders,
dan alam.
2.Menunjukkan upaya memenuhi kebutuhan material
dan spiritual seluruh stakeholders, sebagai bagian
dari upaya untuk memenuhi konsep keseimbangan.
3.Mengungkapkan informasi kualitatif dam
kuantitatif sebagai upaya untuk memberikan
informasi yang lengkap dan menyeluruh.
 

Anda mungkin juga menyukai