Riwayat Jabatan
• Direktur Eksekutif, Pusat Studi Tatakelola Pemerintahan dan Reformasi
Birokrasi UI (2017-2019)
• Dosen Paska-Sarjana FIA dan FISIP UI (2014-Sekarang)
• Senior Policy Analyst, Tim Independen Reformasi Birokrasi (2014- 2019)
• Staf Khusus, Komite Ahli –Administrasi Publik Sedunia (PBB), New York,
Amerika Serikat (2014-2017)
• Penasehat Menteri PAN-RB untuk Kerjasama Internasional (2013-2014)
• Staf Khusus Wakil Menteri PANRB utk Reformasi Birokrasi (2012-2014)
• Penasehat/Senior Konsultan untuk reformasi birokrasi pada beberapa
donor: UNDP, DFAT, USAID, KSI, Prospera, JICA, KOICA, dll (2000-2019)
• Dll
OUTLINE PAPARAN
Sistem Visi-Misi Presiden dan RPJMN 2020-2024
Manajemen
ASN: Tata Kelola Global dan Nasional
Kebijakan
Pengisian Reformasi Manajemen ASN & Tusi KASN
JPT Bagi IP
Pusat dan Sistem Merit & Seleksi Terbuka
Daerah
Panitia Seleksi
3
C o n fi d e n
ti a l
PA NRB
ARAHA Kementerian
KEPALA NEGARA/PEMERINTAHAN
N
DALAM PIDATO PELANTIKAN
1 PEMBANGUNA
N SDM
4 PENYEDERHANAAN
BIROKRASI
2 PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
5 TRANSFORMASI
3 SIMPLIFIKASI
REGULASI
EKONOMI
ARAHAN PRESIDEN
RI
DALAM PIDATO PELANTIKAN
PENYEDERHANAAN
PEMBANGUNAN SDM
BIROKRASI
SDM YANG: PANGKAS ESELONEERING (3 4 5)
PEKERJA KERAS
DINAMIS PERALIHAN JABATAN STRUKTURAL KE
TERAMPIL FUNGSIONAL
MENGUASAI IPTEK
FOKUS PADA:
TALENTA GLOBAL TUJUAN PEMBANGUNAN
INVESTASI LAPANGAN KERJA
ENDOWNMENT FUND
PENERAPAN TEKNOLOGI
SISTEM MERIT DALAM RENCANA
PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2020-2024
“Terwujudnya kepemerintahan
Indonesia berpenghasilan menengah-tinggi yang baik, bersih, dan
yang sejahtera, adil, dan berkesinambungan berwibawa yang berdasarkan
hukum serta birokrasi yang
profesional dan netral”
Sasaran
Terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih, KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
dan berwibawa yang berdasarkan hukum serta
birokrasi yang profesional dan netral
Arah Kebijakan
BISNIS ORGANISASI
APARATUR SIPIL
AKUNTABILITAS
KELEMBAGAAN
PENGAWASAN
KINERJA DAN
DAN PROSES
Memperkuat implementasi manajemen
NEGARA
ASN berbasis merit
Strategi
1. Penerapan manajemen talenta nasional
2. Pengawasan dan evaluasi penerapan sistem
merit dalam bentuk penguatan kapasitas
Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
pengawasan dan evaluasi implementasi
sistem merit
3. Penguatan kebijakan kesejahteraaan ASN
OUTLINE PAPARAN
Sistem Visi-Misi Presiden dan RPJMN 2020-2024
Manajemen
ASN: Tata Kelola Global dan Nasional
Kebijakan
Pengisian Reformasi Manajemen ASN & Tusi KASN
JPT Bagi IP
Pusat dan Sistem Merit & Seleksi Terbuka
Daerah
Panitia Seleksi
Pengisian JPT dalam Masa Pandemi Covid-19
Pelantikan JPT di Masa Pandemi Covid-19
7
SEKTOR PUBLIK
GLOBAL
GOVERNMENT EASE OF DOING CORRUPTION
COMPETITIVENESS
EFFECTIVENES INDEX BUSINESS PERCEPTION INDEX
INDEX
• Mutu layanan publik, • Adopsi ICT, • Memulai Berusaha, • Manipulasi
Mutu SDM ASN, Dinamika Bisnis, Perizinan, prosedur,
Derajat Kemandirian Infrastruktur, Penyambungan PEnyalahgunaan
ASN Institusi, Listrik, Pendaftaran jabatan, Menjual
Kemampuan Properti, Akses pengaruh, Transaksi
Inovasi, Kesehatan, Perkreditan, biaya, Hadiah,
Ketrampilan, Pasar Perlindungan Transparansi
Naker, Produk, Investor, Pajak, Pembayaran,
Sistem Keuangan, Perdagangan Lintas Percaloan,
Stabilitas Makro Negara, Penegakan Perbuatan Curang
Ekonomi dan Ukuran Kontrak, dan Transaksi
Pasar. Penyelesaian Rahasia.
Perkara Kepailitan.
8
OUTLINE PAPARAN
Sistem Visi-Misi Presiden dan RPJMN 2020-2024
Manajemen
ASN: Tata Kelola Global dan Nasional
Kebijakan
Pengisian Reformasi Manajemen ASN & Tusi KASN
JPT Bagi IP
Pusat dan Sistem Merit & Seleksi Terbuka
Daerah
Panitia Seleksi
Pengisian JPT dalam Masa Pandemi Covid-19
Pelantikan JPT di Masa Pandemi Covid-19
11
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG KASN
Tugas: Wewenang:
1. Menjaga netralitas Pegawai ASN. 1. Mengawasi setiap tahapan dan proses pengisian
2. Melakukan pengawasan atas Jabatan Pimpinan Tinggi.
pembinaan profesi ASN.
2. Mengawasi dan mengevaluasi penerapan asas,
3. Melaporkan pengawasan dan
nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku
evaluasi pelaksanaan kebijakan
Pegawai ASN.
Manajemen ASN kepada
Presiden. 3. Meminta informasi dari pegawai ASN dan
masyarakat mengenai laporan pelanggaran nilai
Fungsi: dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai
1. Mengawasi pelaksanaan norma ASN.
dasar, kode etik dan kode 4. Memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma
perilaku ASN. dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai
2. Mengawasi penerapan sistem ASN.
merit dalam kebijakan dan 5. Meminta klarifikasi dan/atau dokumen untuk
manajemen ASN pada instansi pemeriksaan laporan atas pelanggaran nilai dasar
pemerintahan. serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
14
AREA PENGAWASAN KASN
No Tugas Area Pengawasan
1 Pengawasan Penerapan Nilai Dasar ASN, Kode Etik 4,286 Juta PNS
dan Kode Perilaku pegawai ASN
2 Pengawasan dan Evaluasi Penerapan Sistem Merit 73 K/L, 98 LNS, 34 Prov, 514
dalam Manajemen ASN Kab/Kota
3 Pengawasan Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT ) 20.427 posisi JPT di 73 K/L, 98
Utama, Madya dan Pratama (Seleksi Terbuka dan LNS, 34 Prov, 514 Kab/Kota
Mutasi/ Rotasi)
4 Pengawasan Pelaksanaan Netralitas pegawai ASN 4,286 Juta PNS
5 Pengawasan atas Pembinaan Profesi ASN 4,286 Juta PNS
6 Pengawasan Seleksi Pemilihan Rektor PTN +/- 120 Perguruan Tinggi Negeri
(permintaan dari Menristekdikti)
15
OUTLINE PAPARAN
Sistem Visi-Misi Presiden dan RPJMN 2020-2024
Manajemen
ASN: Tata Kelola Global dan Nasional
Kebijakan
Pengisian Reformasi Manajemen ASN & Tusi KASN
JPT Bagi IP
Pusat dan Sistem Merit & Seleksi Terbuka
Daerah
Panitia Seleksi
Pengisian JPT dalam Masa Pandemi Covid-19
Pelantikan JPT di Masa Pandemi Covid-19
16
UU NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG
APARATUR SIPIL NEGARA
Latar Belakang
• Efektivitas pemerintahan yang kurang mendukung;
• Reformasi untuk mewujudkan birokrasi yang efisien dan efektif, bersih dan akuntabel,
serta melayani;
• Perubahan manajemen ASN sebagai upaya percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi;
Tujuan
Mewujudkan ASN yang berkualitas: kompeten, netral, berintegritas dan
berkinerja tinggi;
Amanat
• Menjadikan ASN sebagai profesi;
• Merubah manajemen SDM aparatur dari sistem karier ke sistem merit;
• Mengamanatkan pengisian JPT melalui seleksi terbuka;
• Membentuk KASN untuk mengawasi pelaksanaan sistem merit;
17
SISTEM MERIT MENURUT UU ASN
Pengertian
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan secara adil dan wajar
dengan tanpa diskriminasi.
Merekrut ASN yang profesional dan berintegritas dan menempatkan
mereka pada jabatan-jabatan birokrasi pemerintah sesuai
kompetensinya;
Mempertahankan ASN melalui pemberian
Tujuan kompensasi yang adil dan layak;
Diharapkan dapat :
mengatasi spoil system dan jual beli
jabatan
meningkatkan mobilitas ASN
19
MENGAPA PERLU DILAKUKAN
SELTER?
• Proses seleksi yang transparan telah menciptakan
keadilan, mengurangi nepotisme dan peluang untuk
melakukan “transaksi” dalam pengangkatan, promosi
dan mutasi dalam jabatan birokrasi.
• Seleksi terbuka mengembalikan penghargaan terhadap
kompetensi seseorang sebagai syarat utama menduduki JPT
untuk mewujudkan “the right man on the right place”.
• Seleksi terbuka JPT akan melahirkan calon pejabat
pimpinan tinggi yang memiliki kompetensi, kualitas, dan
profesionalisme.
• Seleksi terbuka membuka ruang bagi unsur eksternal
pemerintahan (akademisi, pakar, dan ahli di bidangnya)
untuk turut serta dalam proses penilaian kompetensi
kandidat PPT secara langsung.
PENETAPAN JABATAN LOWONG
REORGANISASI
PENSIUN
HUKUMAN
HUKUMAN
DISIPLIN
DISIPLIN
MENINGGAL TINGKAT
TINGKAT
DUNIA BERAT
Penetapan
DITUGASKAN Jabatan TIDAK
PENUH DI Lowong* MENCAPAI
LUAR JPT KINERJA
DIANGKAT
DALAM
JABATAN
LAIN
MENGUNDURKAN CUTI DI
DIRI LUAR DIBERHENTIKAN
NEGARA SEMENTARA
*Dibuktikan dengan
dokumen resmi
C
SELEKSI ADMINISTRASI
ALUR SELEKSI TERBUKA • Penilaian berkas
• Minimal 3 Calon untuk setiap
jabatan
A PELAMARAN
• Disampaikan kepada
Pansel
B REKAM JEJAK
• Evaluasi profil pelamar
• Menyusun kriteria
• Perpanjangan 2 kali apabila
jumlah
terpenuhi
minimal tidak
F
WAWANCARA
E G
SELEKSI KOMPETENSI AKHIR TES KESEHATAN
D
SELEKSI KOMPETENSI
MANAJERIAL DAN BIDANG • Bekerjasama
• Oleh Panitia Seleksi
SOSIAL KULTURAL dengan unit
• Menggunakan • Materi terstandar
• Menggunakan metode metode
sesuai jabatan yang pelayanan
assessment center atau tertulis dan wawancara
dilamar kesehatan
metode lainnya sesuai dan/atau metode
• Bersifat klarifikasi pemerintah
kebutuhan instansi lainnya • Wajib
• Standar kompetensi Bidang • Dapat melibatkan
• Standar kompetensi menyerahkan
disusun dan ditetapkan unsur pengguna
manajerial dan kisi-kisi (user) atau hasil uji
wawancara disusun dan oleh setiap instansi sesuai
narasumber terkait kesehatan bagi
ditetapkan oleh setiap ketentuan dan kebutuhan
• Narasumber tidak peserta yang
instansi dan dapat dibantu jabatan (dapat dibantu oleh
memiliki lulus
oleh assessor; assessor)
kewenangan menilai
DOKUMEN RENCANA SELEKSI TERBUKA
01 03 05 07
Nama Metode
Jabatan Seleksi
Yang Akan Panitia Konsep
dan
Diisi dan
Seleksi Pengumu-
Deskripsi Penyusun
man
Tugas an Materi
Seleksi
Kualifikasi
Sistem
dan Jadwal
Standar Setiap
Tahapan
Kompetensi Tahapan
Pengisian
Setiap
JPT
Pengisian www.sijapti.kasn.go.id
Jabatan JPT
02 04 06
PENGELOLAAN HASIL SELEKSI TERBUKA
a. Pansel mengolah hasil dari setiap tahapan seleksi sebagai bahan menyusun peringkat nilai;
b. Panitia Seleksi mengumumkan hasil dari setiap tahap kepada peserta seleksi;
c. Panitia Seleksi menyampaikan peringkat nilai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
(PPK);
d. Peringkat nilai yang disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian bersifat rahasia.
e. Persyaratan usia paling tinggi untuk diangkat dalam jabatan pimpinan tinggi adalah usia
pada saat diangkat dalam jabatan pimpinan tinggi tersebut oleh PPK, kecuali bagi jabatan
pimpinan tinggi yang ditetapkan oleh Presiden.
f. Panitia Seleksi menyampaikan hasil penilaian jabatan tinggi pratama (setara dengan eselon
IIa dan IIb) dan memilih sebanyak 3 (tiga) calon untuk disampaikan kepada Pejabat yang
berwenang. Pejabat yang berwenang mengusulkan 3 (tiga) nama calon yang telah dipilih
Panitia Seleksi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
g. Penetapan calon harus dilakukan konsisten dengan jabatan yang dipilih dan sesuai dengan
rekomendasi Panitia Seleksi
h. Panitia Seleksi menyampaikan laporan hasil seleksi berupa Berita Acara, Keputusan
Pansel, nilai pada setiap tahapan seleksi dan hasil assessmen kepada KASN
APAKAH SELEKSI TERBUKA DAPAT DIBATALKAN?
26
TAHAP PERSIAPAN PEMBENTUKAN PANSEL
1. Panitia seleksi untuk JPT Madya dan JPT Pratama dibentuk oleh PPK.
2. Panitia seleksi untuk JPT Utama JPT Madya tertentu dibentuk oleh Presiden.
3. Dalam membentuk Pansel, PPK Instansi Pusat dan Instansi Daerah berkoordinasi dengan KASN.
4. Koordinasi KASN dilakukan dalam bentuk usulan susunan anggota panitia seleksi dengan
melampirkan biodata.
5. Panitia seleksi terdiri atas unsur:
a Pejabat pimpinan tinggi terkait dari lingkungan Instansi Pemerintah yang f Khusus untuk jabatan pimpinan tinggi Sekda Kab/Kota, Pansel dapat diangkat dari
bersangkutan Pemrpov yang bersangkutan, dan jabatan pimpinan tinggi Sekda Prov, Pansel dapat
diangkat dari K/L terkait.
b Pejabat pimpinan tinggi dari Instansi Pemerintah lain yang terkait dengan g Panitia seleksi berjumlah gasal yaitu paling sedikit 5 orang dan paling banyak 9 orang,
bidang tugas Jabatan yang lowong kebutuhan kompetensi teknis tertentu dengan presentase anggota Pansel berasal dari internal paling banyak 45% dan dari
eksternal 55%.
c Akademisi, pakar, atau profesional yang mempunyai keahlian terkait jabatan H Panitia seleksi melaksanakan seleksi dapat dibantu oleh Tim penilai kompetensi
yang akan diisi (assessor) yang independen, bersertifikat dan memiliki pengalaman di bidangnya
d Untuk Panitia Seleksi dari internal harus memiliki kedudukan minimal sama dari I BKNmelakukan standardisasi terhadap assesmen center instansi pemerintah dan
jabatan yang akan diisi menetapkan lembaga serta assessor yang memenuhi standar untuk melakukan
assesmen
e Panitia seleksi mendiskusikan kembali/memantapkan standar kompetensi j Dalam melaksanakan tugasnya panitia seleksi dibantu oleh sekretariat yang
jabatan yang lowong bersama PyB dan assessor dilaksanakan oleh unit organisasi yang membidangi urusan kepegawaia
02
SYARAT PANITIA SELEKSI Memiliki
Memiliki
pengetahuan
pengetahuan mengenai
dan pengalaman penilaian
01
sesuai dengan jabatan kompetensi
yang kosong
03
Menaati
Tidak menjadi
kode etik anggota/pengurus
sebagai Pansel
PANITIA SELEKSI partai
politik (surat
pernyataan
bermaterai)
06
Tidak berpotensi
04
Integritas,
netral, dan menimbulkan konflik
independent kepentingan
(Pakta 05
Integritas)
TUGAS PANSEL
1) Menyusun dan menetapkan
jadwal dan tahapan pengisian
2) Menentukan metode seleksi dan
menyusun materi seleksi
3) Menentukan sistem yang digunakan
pada setiap tahapan pengisian
4) Menentukan kriteria penilaian seleksi
administrasi dan seleksi kompetensi
Makalah
15%-
[PERCENTAGE]
Wawancara
25%-
[PERCENTAGE]
Rekam Jejak
15%-
[PERCENTAGE]
Assesment
20%-
[PERCENTAGE]
KONDISI YANG KERAP DIHADAPI PANSEL
Memahami Regulasi: Hasil evaluasi KASN banyak Pansel yang belum memahami secara utuh
peraturan perundang-undangan tentang seleksi terbuka, sehingga saat pelaksanaan seleksi
terbuka dinilai terjadi beberapa penyimpangan dalam proses.
Seleksi Administrasi: Pada beberapa selter, peserta yang telah melewati proses seleksi
administrasi atau bahkan telah dilantik ternyata memiliki rekam jejak yang buruk dan tidak
memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai PPT.
Seleksi Kompetensi: Hasil evaluasi KASN saat melakukan pengawasan banyak Pansel yang
tidak melakukan elaborasi lebih dalam terhadap kompetensi dan kinerja para calon PPT.
Tidak sesuai Kompetensi: Ada PPT yang telah dilantik dan ditempatkan pada posisi JPT namun
tidak sesuai kompetensinya sehingga PPT tersebut tidak dapat menjalankan organisasi dan
sebelum 1 tahun PPK meminta rekomendasi KASN untuk dilakukan mutasi/rotasi/demosi.
Tindak Lanjut Hasil Selter: cukup banyak kasus yang terjadi hasil seleksi terbuka tidak
ditindaklanjuti oleh beberapa PPK sehingga merugikan para peserta yang telah masuk 3 (tiga)
besar dan tentunya merugikan anggaran negara/daerah.
TANTANGAN PANSEL
Adanya Intervensi politik dari PPK atau eksternal Pansel untuk mengkondisikan proses
seleksi terbuka ke arah praktik nepotisme.
Menggali dan mengelaborasi lebih dalam kompetensi para kandidat PPT agar
mewujudkan “the right man on the right place and the right man on the right place job”.
Memberikan penilaian sesuai hasil uji kompetensi para calon PPT secara objektif dan
bebas dari intervensi siapa pun.
Ikut mengawal proses seleksi terbuka dari awal sampai dilantiknya para PPT. Banyak
kasus yang terjadi hasil seleksi terbuka tidak ditindaklanjuti oleh beberapa PPK sehingga
merugikan para peserta yang telah masuk 3 (tiga) terbaik dan tentunya merugikan
anggaran negara/daerah.
Melakukan inventaris dan simplifikasi para pendaftar JPT secara detil, mengingat
banyak kasus PPT yang sudah terpilih memiliki rekam jejak yang tidak baik dan tidak
memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai PPT.
BEBERAPA LARANGAN PANSEL
Melakukan tindakan diskriminasi terhadap kandidat berdasarkan suku,
agama, ras, jenis kelamin, asal daerah, usia, keterbatasan fisik, status
perkawinan atau afiliasi politik tertentu;
Melakukan diskriminasi berdasarkan perilaku seseorang yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan dan tidak mempengaruhi kinerja dari kandidat;
Meminta atau mempertimbangkan rekomendasi kerja berdasarkan
faktor-faktor lain selain kualifikasi, pengetahuan atau kemampuan yang
berhubungan dengan pekerjaan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangan;
Memaksakan aktivitas atau afiliasi politik kepada seseorang kandidat;
Menipu atau melakukan kegitan dengan sengaja dengan
menghalangi atau mendorong seseorang kandidat dari persaingan untuk
mendapatkan kesempatan promosi;
Lanjutan…BEBERAPA LARANGAN PANSEL
X Pansel dipilih dari pejabat yang kurang netral dan berpotensi menimbulkan konflik
kepentingan;
X Seleksi tidak menggunakan metode yang standar sehingga hasil seleksi kurang dapat
dipercayai obyektivitasnya;
Panitia Seleksi
38
PERSYARATAN PENGISIAN JPT
1 Penulisan makalah dilakukan melalui email atau fasilitas lain yang disiapkan oleh
Pansel, dan wawancara dilakukan dari jarak jauh melalui video conference
2 Sebagai penganti asesmen dapat dilakukan uji kompetensi manajerial dan sosio
kultural dengan metode wawancara
4 Penelusuran rekam jejak dapat dilakukan oleh Pansel dengan data-data yang
tersedia
5 Mutasi tetap dilakukan dengan uji kompetensi melalui analisis rekam jejak dan
wawancara
45
PENGISIAN JPT DALAM
PP NOMOR 17 TAHUN 2020
PERSYARATAN PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
TERTENTU PASAL 106 PP NOMOR 17 TAHUN 2020
Ayat (1) JPT utama dan JPT madya tertentu dapat diisi dari kalangan non-PNS dengan
persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta
ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
Ayat (2) JPT utama dan JPT madya tertentu di bidang rahasia negara, pertahanan,
keamanan, pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber
daya alam tidak dapat diisi dari kalangan non-PNS.
Ayat (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikecualikan sepanjang
mendapatkan persetujuan dari Presiden setelah mendapatkan pertimbangan dari
Menteri, Kepala BKN, dan Menteri Keuangan.
Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai JPT utama dan JPT madya tertentu yang dapat
diisi dari kalangan non-PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Presiden.
PERSYARATAN UNTUK DAPAT DIANGKAT DALAM JPT DARI
KALANGAN PNS PASAL 107 PP NOMOR 17 TAHUN 2020
JPT Utama JPT Madya JPT Pratama
1. memiliki kualifikasi pendidikan paling 1. memiliki kualifikasi pendidikan paling 1. memiliki kualifikasi pendidikan paling
rendah sarjana atau diploma IV; rendah sarjana atau diploma IV; rendah sarjana atau diploma IV;
2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi 2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi 2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural
Kultural sesuai standar kompetensi sesuai standar kompetensi Jabatan yang sesuai standar kompetensi Jabatan yang
Jabatan yang ditetapkan; ditetapkan; ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam 3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang 3. memiliki pengalaman Jabatan dalam
bidang tugas yang terkait dengan Jabatan tugas yang terkait dengan Jabatan yang bidang tugas yang terkait dengan Jabatan
yang akan diduduki secara kumulatif akan diduduki secara kumulatif paling yang akan diduduki secara kumulatif
paling singkat selama 10 (sepuluh) tahun; singkat selama 7 (tujuh) tahun; paling singkat selama 5 (lima) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki JPT 4. sedang atau pernah menduduki JPT madya 4. sedang atau pernah menduduki JPT madya
madya atau JF jenjang ahli utama paling atau JF jenjang ahli utama paling singkat 2 atau JF jenjang ahli utama paling singkat 2
singkat 2 (dua) tahun; (dua) tahun; (dua) tahun;
5. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, 5. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, 5. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas,
dan moralitas yang baik; dan moralitas yang baik; dan moralitas yang baik;
6. usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) 6. usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) 6. usia paling tinggi 56 (lima puluh enam)
tahun; tahun; tahun;
7. sehat jasmani dan rohani. 7. sehat jasmani dan rohani. 7. sehat jasmani dan rohani.
*Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Presiden (Ayat (2) Pasal 107)
PERSYARATAN UNTUK DAPAT DIANGKAT DALAM JPT DARI
KALANGAN NON-PNS PASAL 108 PP NOMOR 17 TAHUN 2020
JPT Utama JPT Madya
1. warga negara Indonesia; 1. warga negara Indonesia;
2. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah pascasarjana; 2. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah pascasarjana;
3. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan 3. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang
ditetapkan; ditetapkan;
4. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait 4. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait
dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat
15 (lima belas) tahun; 10 (sepuluh) tahun;
5. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik paling singkat 5 5. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik paling singkat 5
(lima) tahun sebelum pendaftaran; (lima) tahun sebelum pendaftaran;
6. tidak pernah dipidana dengan pidana penjara; 6. tidak pernah dipidana dengan pidana penjara;
7. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, dan moralitas yang baik; 7. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, dan moralitas yang baik;
8. usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun; 8. usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun;
9. sehat jasmani dan rohani; dan 9. sehat jasmani dan rohani; dan
10. tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, PPPK, 10. tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, PPPK,
prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia atau pegawai swasta. Republik Indonesia atau pegawai swasta.
*Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Presiden (Ayat (2) Pasal 108)
PELAKSANAAN MUTASI PEJABAT PIMPINAN TINGGI
PASAL 132 PP NOMOR 11 TAHUN 2020