1 Jurnalistik 2 Pers
menunjuk pada proses kegiatan berhubungan dengan media
dengan pencatatan atau pelaporan dan karangan untuk surat kabar, majalah dan
media massa lainnya seperti radio dan televisi
setiap hari.
(Kridalaksana, 1977: 441).
Definisi Jurnalistik Menurut Para Ahli
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang melakukan sesuatu (how to do it), misalnya petunjuk cara
yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang membuka internet, cara praktis merawat tanaman bonsai.
sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan 2. Artikel ringan lazim ditemukan pada rubrik anak-anak,
untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan remaja, wanita, keluarga. Artikel jenis ini lebih banyak
meyakinkan (persuasif argumentatif), atau mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara
menghibur khalayak pembaca (rekreatif). penyajian yang ringan pula. dalam arti tidak menguras
pikiran kita.
3. Artikel halaman opini lazim ditemukan pada halaman
khusus opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk
rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca.
Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan
tuntas dengan merujuk pada pendekatan analitis akademis.
C. PRODUK
JURNALISTIK
Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin,
atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media on line
internet.
2. Jurnalistik di Eropa
pada tahun 1605 Abraham Verhoeven di Antwerpen, Belgia, mendapat izin
untuk mencetak Nieuwe Tijdinghen. Baru pada tahun 1617 selebaran ini terbit
dengan teratur yaitu 8-9 hari sekali. Tahun 1620 sudah nomor urut dan nama
yang tetap Nieuwe Tijdinghen. Bentuknya seperti buku dari delapan halaman,
formatnya kecil seperti format selebaran, judul beritanya panjang-panjang, di
bawahnya terdapat kata-kata yang menarik dengan huruf-huruf tebal. Pada
tahun 1629 Nieuwe Tijdinghen berganti nama menjadi Wekelijksche
Tijdinghen.
3. Zaman Penjajahan di Indonesia
Di Indonesia, aktivitas jurnalistik dapat dilacak jauh ke belakang sejak zaman penjajahan
Belanda. Di Indonesia jurnalistik pers mulai dikenal pada abad 18, tepatnya pada 1744, ketika
sebuah surat kabar bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan dengan penguasaan orang-
orang Belanda.
Pada 1776, juga di Jakarta, terbit surat kabar Vendu Niews yang mengutamakan diri pada
berita pelelangan. Menginjak abad 19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang kesemuanya
masih dikelola oleh orang-orang Belanda untuk para pembaca orang Belanda atau bangsa
pribumi yang mengerti bahasa Belanda, yang pada umumnya merupakan kelompok kecil saja.
Pasal 9 Ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, setiap warga negara
Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers Pada
pasal yang sama ayat berikutnya (2) ditegaskan lagi, setiap
perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.
Secara kuantitatif, dalam lima tahun pertama era reformasi 1998-2003,
jumlah perusahaan penerbitan pers di Indonesia mengalami
pertumbuhan sangat pesat. Dalam kurun ini setidaknya tercatat 600
perusahaan penerbitan pers baru, 50 di antaranya terdapat di Jawa
Barat.
7. Pers Indonesia Menggenggam Bara
Pers Indonesia Menggenggam Bara. Judul itulah yang ditampilkan
Harian Pagi Kompas edisi 7 Februari 2005 ketika mengangkat laporan
hasil jajak pendapat (polling) memperingatiHari Pers Nasional 9
Februari 2005.
Jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas, 2-3 Februari
2005 itu, dilakukan terhadap 872 responden berusia minimal 17 tahun
denganmenggunakan metode pencuplikan sistematis dari buku telepon
terbaru. Responden berdomisili di Jakarta, Yogjakarta,
Surabaya,Medan, Padang, Pontianak, Banjarmasin, Makassar,
Manado,dan Jayapura.
Di satu sisi, runtuhnya kekuasaan represif Orde Baru membuat dunia
pers menikmati masa gemilang dengan kebebasan yang seolah tak
terbatas. Namun, di sisi lain, liberalisasi pada akhirnya mengundang
kekhawatiran publik.
Apresiasi yang tinggi dari publik terhadap era kebebasan pers
saat ini, tulis Kompas, ternyata tidak membebaskan pers dari
munculnya masalah baru, yakni dampak-dampak negatif dari
kebebasan dan industrialisasi pers.