Anda di halaman 1dari 7

NAMA KELOMPOK

AFIFAH RHIHADATUL AISYI


GURISA ADELIA
JACINDA QOIDATUN SHANDY
MAULANA MASPRIANSYAH
M.ZULFADLI HASIBUAN
PERKEMBANGAN DAN KEBIJAKAN VOC
AWAL PERKEMBANGAN VOC
Pada tahun 1610, VOC berhasil mendirikan pos perdagangan di Banten. Kemudian pada tahun 1611
Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, untuk pembelian sebidang
tanah seluas 50 x 50 m. Kemudian pada tahun 1611, VOC membeli lahan sekitar satu hektar di Sunda
Kelapa seharga 1.200 ringgit. Kekuatannya menyingkirkan kekuasaan Jayakarta dan mengubah
Jayakarta menjadi Batavia tanggal 30 Mei 1619 menundukkan Banten. Daerah Tangerang selanjutnya
dapat dikuasai VOC dengan perjanjian antara Sultan Haji pada tanggal 17 April 1684.VOC
memperlemah kerajaan Mataram di Jawa Tengah melalui perjanjian Gianti dan Salatiga. Makassar
berhasil direbut melalui perjanjian Bongaya.
Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal VOC antara
lain:
1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di
Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari
Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan
pelayaran ke Belanda.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur
tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa
(Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya
sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi
perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-
benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
KEBIJAKAN VOC
1.      Memberlakukan 2 jenis pajak kepada rakyat
yaitu contingenten dan verplichte leverantie.
2.      Menyingkirkan pedagang-pedagang lain baik
dari Negara-negara lain maupun pedagang
jawa,melayu,arab,dan cina dari aktivitas perdagangan
rempah-rempah diIndonesia.
3.      Menentukan Luas Areal penanaman rempah-
rempah serta menentukan jumlah rempah-rempah
yang ditanam.
4.      Melakukan Kebijakan Ekstirpasi.
Dalam rangka mendukung Kebijakan-
kebijakanya,secara garis besar VOC melakukan dua hal
sebagai berikut:
1.      Pertama,VOC tidak segan-segan mengunakan
cara-cara kekerasan untuk menghukum siapa saja yang
menentang kemauan dan kebijakanya.
2.      Kedua,VOC memakai taktik yang selama berabad-
abad terbukti itu: Devide et impera,yang secara harfiah
berarti “pecah belahlah dan kuasai”.Salah satu
bentuknya dengan mencampuri urusan dalam negeri
setiap kerajaan.
KEBIJAKAN VOC DI INDONESIA

• Berikut ini adalah kebijakan yang dibuat oleh VOC di Indonesia.


• Mengusai pelabuhan dan bangun benteng untuk melakukan monopoli
perdagangan.
• Melaksanakan perpecahan et impera politik untuk menyelesaikan kerajaan-
kerajaan di Indonesia.
• Untuk meningkatkan posisinya, ia perlu ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal.
• Diimplementasikan sepenuhnya dari Oktroi yang diberikan oleh pemerintah
Belanda.
• Membangun basis VOC, yang semula di Banten dan Ambon, dipindahkan ke
Jayakarta (Batavia).
• Lakukan pelayaran Hongi (Hongi tochten).
• Adanya hak pemekaran, yaitu hak untuk memusnahkan tanaman rempah yang
merupakan ketentuan berlebihan.
Pengaruh kebijakan VOC terhadap rakyat Indonesia

• Ini adalah kebijakan yang dibuat oleh VOC untuk rakyat Indonesia.
• Kekuasaan raja lebih baik jika ditangani oleh VOC.
• Wilayah kerajaan itu dibagi dengan melahirkan kerajaan dan
penguasa baru di bawah kendali VOC.
• Hak istimewa VOC, membuat rakyat Indonesia miskin dan menderita.
• Rakyat Indonesia mengakui uang, sistem intelektual, senjata, dan
kemajuan modern (senjata api, meriam).
• Pelayaran Hongi, dapat dikatakan melakukan penyitaan, perampokan,
perbudakan, dan pembunuhan.
• Hak pemudaran bagi rakyat adalah ancaman kematian atau sumber
yang bisa berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai