Anda di halaman 1dari 9

Perkiraan kebutuhan untuk sapras Kota Indonesia Adalah :

1. Besarnya :
- Rp. 1.923,7 Trilyun dengan rincian
- Pusat Rp 559 ,54 trilyun
- Pemkab/pempro v Rp. 355.07 trilyun
- swasta 344,67 trilyun
- BUMN 340.85 trilyun
- kekurangan dana 323,67 trilyun yang bila tak tercukupi maka pertumbuhan 7
% tak akan tercapai

2. Cara pembayaran :
- langsung melalui APBN dan tidak langsung melalui kerjasama dengan pihak swasta
- amggaran biaya langsung oleh pemerintah dapat berasal dari :
- pendapatan sendiri,
- bantuan luar negeri : hibah, pinjaman luar negeri,
Pemerintah berapa tahun terakhir, pemerintah mulai menyisihkan sebagian
dana APBN untuk dana jaminan proyek2 pemerintah atau atau
kerjamsa dengan pihak swasta
Pinjaman luar negeri digunakan untuk pembiayaan proyek2 strategis
ALTERNATIF PEMBIAYAAN :
no BELANJA SWASTA KPS (Kerjasama
Pem-Swasta)
PEMERINTAH
1 Public Finance Refinancing , corporate Non recourse project
finace finance

2 DANA DARI APBN ATAU Dana dari HUTANG,


BANTUAN LN SAHAM PERUSAHAAN,
ATAU KOMBINASI DANA
BANK DAN OBLIGASI

3 PROYEK PEMBANGUNAN BIAYA PROYEK


SARANA PRASARANA
Taman : dibangun swasta

Sumber : desytamara.blogspot.com diunggah tanggal 2 Agustsu 2020


Cara –cara REFINANCING :
 PERTAMA : Saat bunga bank rendah ,
perusahaan pinjam bank lain, pinjaman
sebelumnya dikembalikan
 KEDUA : menerbitkan obligasi
perusahaan , saat proyek telah beroperasi
yg meningkatkan arus kas dan keuntungan
.hasil penjualan obligasi digunakan untuk
melunasi hutang, shg hutang jangka
pendek dan menengah berubah jd jangka
panjang “ istilahnya corporate finance”
Proyek-Proyek Kerjasama
1. Perusahaan pemilik proyek tak memberi recourse/akses terhadap
aset perusahaan kpd pemberi pinjaman, artinya jika proyek gagal
maka bank pemberi pinjaman tak berhak meminta ganti.
2. Pembiayaan dilakukan di luar neraca/off balance sheet artinya
pinjaman untuk membiayai pembangunan proyek bukan
merupakan hutang perusahaan, tetapi hutang proyek
3. Sangat ditentukan oleh proyeksi arus kas proyek yg akan dibangun
4. Struktur ring fenced artinya bank pemberi pinjaman dapat
memperoleh dananya lagi , karena perjanjian pinjaman dilindungi
berbagai pinjaman agar proyek dapat berjalan lancar.
5.Proyek dikelola badan tersendiri/special purpose vehicle /SPV yg
dibentuk perusahaan pemilik proyek
6. Kemungkinan bankrut kecil karena berbagai penjamin proyek
7. Struktur proyek sangat kompleks cocok untuk proyek2 besar
STRUKTUR PROYEK KPS
PEMILIK
PROYEK

PERJANJIAN PERJANJIAN INVESTOR


LANGSUNG PROYEK KPS EKUITAS

PENYANDAN PERJANJIAN PERUSAHAAN PERJANJIAN SPONSOR


G DANA HUTANG PROYEK EKUITAS
PROYEK

KONTRAK KONTRAK KONTRAK


OPERASI
KONTRUKSI PASOKAN

PERUSAHAAN
KONTRAKTOR PERUSAHAAN PERUSAHAAN
OPERATOR PEMASOK
Contoh kasus
 TAHUN 1979 DIUSULKAN TEROWONGAN BAWAH LAUT KE PEMERINTAH INGGRIS
DG NAMA MOUSE HOLE PROJECT :
 PEMERINTAH INGGRIS MENYETUJUI BILA OLEH SWASTA
 USULAN KEGIATANNYA ADA 4 :
 1.) Untuk Rel Ka  Channel Tunnel Group/France Manche,
 2) Euro Bridge  Jembatan Suspensi Dalam Tabung 4,5 Km,
 3) Euro route  terowongan 21 km  diantara pulau2 buatan,
 4) channel express way  terowongan jalan raya,
Pemenangnya channel tunel dan ditetapkan sebagai built owned operate transfer, dengan
modal awal :
 a) £ 45 juta , b) ditambah £ 206 juta, c) penerbitan saham publik £ 770 juta ,
 d) Total ekuitas adalah £ 1.021 juta, hutang yang diperoleh adalah £ 5 milyar
Channel tunnel selesai dibangun 1988 dengan pekeja 15.000, penmgeluaran per hari £ 3 juta

RELEVANSI INDONESIA
 Pertama sektor swasta dapat menggantikan peran pemerintah dalam penyediaan sapras
 Pem mencanangkan proyek selat sunda sebagai proyek kerjasama pemerintah swasta,
bukan APBN atau Bantuan Luar Negeri seperti Jembatan SURAMADU
 Kedua Proses perencanaan panjang sedang pembangunannya pendek, shg banyak
pejabat tidak sabar shg memilih APBN atau Bantuan Luar Negeri
 Ketiga investor proyek hanya menyediakan modal/ekuitas sangat kecil, sebagian besar
dana dari hutang cocok untuk Indonesia
 Keempat Peranan pemerintah masih sangat besar untuk mengatur kualitas dan operasi
prasarana , misal tentang tunt utan standar keselamatan keamanan dan lingkungan yg
lebih tinggi, shg terjadi eskalasi biaya pembangunan
POTENSI KPS DALAM PEMBIAYAAN
 Pemerintah Kekurangan Dana , Maka Perlu Mitra
 Hambatan Bukan Pada Masalah Dana Tapi Lembaga2 Menyebabkan Para Mitra Tidak Dapat
Mencapai Pembangunan Sapras Kota
 CONTOH :
 1.) TAHUN 2010 s/d 2014 rencana menyerap Rp. 340,85 trilyun, namun kontrak yg terealisir
hanya PT PLN US$ 3 miliar untuk pembangunan tenaga listrik di Jateng
 2) Konsep KPS baru berkembang 1980-an dan pr oyek pertama tahun 1990 an
 Konsep KPS telah berkembang dan diadopsi di dunia
 Investasi swasta dalam air minum dan sewerage jauh lebih kecil dibidang transportasi,
energi dan telekomunikasi
 ALASANNYA ADALAH :
 PERTAMA :
 AIR MINUM DAN PENGENDALIAN BANJIR SEJAK DULU OLEH PEMERINTAH
 SEDANG TELEPON, SEJAK DITEMUKAN ALEXANDER GRAHAM BELL DAN
THOMAS WATSON SELALU DIKELOLA SWASTA
 KEDUA :
 TARIF TRANSPORTASI, AIR DAN SEWERAGE PENENTUANNYA SULIT,
MISALNYA PADA JALAN TOL PEMENANGNYA ADALAH YG TARIF TOL NYA
TERENDAH PER JARAK KM-NYA
 KETIGA :
 MEKANISME PEMUNGUTAN TARIS SECARA SENDIRI PADA JALAN TOL DLL
 PADA AIR MINUM DAN AIR LIMBAH SERTA SEWERAGE SWASTA TIDAK
MEMILIKI HAK MEMUNGUT

Anda mungkin juga menyukai