Anda di halaman 1dari 17

EKSTRAKSI DENGAN

PELARUT
• Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan
dari suatu padatan atau cairan.
• Ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian
dari suatu bahan berdasarkan pada perbedaan sifat
melarut dari masing-masing bagian bahan terhadap
pelarut yang digunakan
Berdasarkan wujud bahannya, ekstraksi dapat dibedakan
menjadi dua cara yaitu:
• Ekstraksi padat cair, digunakan untuk melarutkan zat
yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat
yang tidak dapat larut.
• Ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat
cair yang saling bercampur, dengan menggunakan pelarut
yang dapat melarutkan salah satu zat
• Pelarut organik yang biasa digunakan adalah senyawa
hidrokarbon pelarut lemak dan minyak, seperti alkohol
dan aseton.
Metode ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu
A. Ekstraksi tunggal yaitu dengan mencampurkan bahan
yang akan diekstrak dihubungkan satu kali dengan
pelarut.
Disini sebagian dari zat yang akan diolah akan larut
dalam bahan pelarut sampai tercapai suatu
keseimbangan. Metode ekstraksi tunggal mempunyai
kekurangan yaitu rendemennya rendah.
B. Ekstraksi multi tahap, bahan yang akan diekstrak
dihubungkan beberapa kali dengan bahan pelarut yang
baru dalam jumlah yang sama besar. Setelah melalui
beberapa kali pencampuran dan pemisahan maka
didapatkan ekstrak dengan rendemen yang lebih tinggi
daripada ekstraksi tunggal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Ekstraksi
Ukuran Bahan
• Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas
permukaan bahan sehingga mempercepat penetrasi
pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan
mempercepat waktu ekstraksi.

Suhu Ekstraksi
• Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi,
tetapi untuk beberapa komoditas dapat menimbulkan
kerusakan. Ekstraksi baik dilakukan pada kisaran suhu
30-50 oC
Pelarut
• Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting
dalam ekstraksi.
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut ini :
a. Selektifitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,
bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
b. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan
melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih
sedikit).
c. Kemampuan untuk tidak saling bercampur
Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya
secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.
d. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin
terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut
dan bahan ekstraksi.
e. Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan
perubahan secara kimia pada komponen-komponen
bahan ekstraksi.
f. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan
dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka
titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat.
Kriteria yang lain
• Pelarut sedapat mungkin harus murah, tersedia dalam
jumlah besar, tidak beracun, tidak terbakar, tidak eksplosif
bila bercampur dengan udara, tidak korosif, tidak
menyebabkan terbentuknya emulsi, memiliki viskositas
yang rendah dan stabil secara termis
Contoh Ekstraksi dengan pelarut :
• Ekstraksi Oleoresin secara Multi Tahap
Ekstraksi oleoresin merupakan ekstraksi padatan-cairan
yang melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : Ekstraksi
diawali dengan pindahnya pelarut kebagian permukaan
solid, pelarut akan melarutkan solut dan membentuk
senyawa atau larutan campuran. Larutan campuran
tersebut akan bergerak menuju permukaan bahan dan
kemudian keluar
• Ekstraksi multi tahap adalah menghubungkan bahan yang
akan diekstrak dengan bahan pelarut baru beberapa kali
dengan jumlah besar.
• Campuran bahan yang akan diekstrak dengan pelarut
dilakukan pengadukan secara intensif dalam suatu
instalasi aduk, dengan adanya pengadukan kontak antara
pelarut dengan bahan utama lebih lama sehingga daya
larutnya lebih besar.
Penyaringan
• Hasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan
ikutan lain yang terdapat dalam residu.
• Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan antara
filtrat dan residu karena dalam filtrat tersebut komponen
oleoresin yang diinginkan.
• Penyaringan dilakukan dengan menggunakan penyaring
vakum untuk mempercepat proses penyaringan dan juga
supaya pelarut tidak menguap
Evaporasi
• Pelarut yang masih terdapat dalam filtrat harus diuapkan
dengan metode evaporasi untuk mendapat oleoresin.
Penguapan pelarut oleoresin lada hitam dilakukan dalam
keadaan vakum menggunakan rotary vacuum evaporator.
Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang
menguap, masing-masing perlakuan mempunyai waktu
penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang
digunakan
• Campuran antara oleoresin dan pelarut dipisahkan
dengan cara penyulingan pada titik uap pelarut. Jika
dipergunakan heksan maka penyulingan dilakukan pada
suhu + 40ºC dan + 65ºC jika digunakan etanol 96%

Anda mungkin juga menyukai