Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOGNOSI

Ilmu yang mempelajari tentang bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan
sebagai obat dan telah melewati berbagai macam uji seperti farmakodinamik,
toksisitas dan biofarmasetika.

Farmakognosi analitik yaitu mempelajari tentang analisa dari senyawa yang


diperoleh dari tanaman maupun hewan yang bermanfaat sebagai obat.
METABOLIT
PRIMER

SIMPLISIA
METABOLIT
SEKUNDER

SENYAWA
AKTIF
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI METABOLIT SEKUNDER

A. Kandungan Kimia
- Geofisika dan cuaca
1. Suhu kadang-kadang suhu terlalu
rendah atau tinggi
2. Cahaya intensitas, panjang gelombang
3. Curah Hujan pengairan
4. Ketinggian
 Angin
6. Tanah (fisik, kimia, mikroorganisme,
pestisida)
7. Nutrisi:
• mineral: Mn, Mo, Mg, B
• hormon tumbuh:
asam giberillat merangsang biosintesis
alkaloid
B. FAKTOR BIOTIK
- mikroorganisme misalnya jamur, bakteri, virus
- Curah Hujan
- Serangga
- kerapatan jarak tanam
- tanaman lain
C. PEMBUAHAN
D. GENETIKA
SIMPLISIA TUMBUHAN
 berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman
 Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya , atau zat-
zat nabati lainnya yang denga cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya
Nama simplisia Asal Kegunaan
Euricomae radix Akar pasak bumi (Eurycoma Diuretik,antipiretik
longifolia Jack)
Granati Cortex Kulit batang delima(Punica Astringen
granatum L.)
Basilici folium Daun selasih(Ocimum Peluruh dahak (ekspektoran),
basilicum L.) peluruh haid (emenagoga),
karminatif, pencegah mual,
penambah nafsu makan, pengelat
(adstringen), penurun panas
(antipiretik), pereda kejang
(antispasmodik), pengobatan
pasca persalinan
Bunga belimbing manis
(Averrhoa carambola L.) Peluruh dahak/obat batuk
Carambolae flos (ekspektoran)
SIMPLISIA HEWANI
 berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni
SIMPLISIA HEWANI
Nama simplisia asal kegunaan
Oleum iecoris asselli Ikan Sebagai sumber vitamin D
(minyak ikan)
Mel depuratum Lebah Sumber energi dan penambah
(madu lebah) stamina tubuh
Adeps lanae Domba (Ovis aries) Bahan tambahan pada sediaan
(lemak bulu domba) farmasetik umumnya sebagai
dasar pembuatan salep, bahan
pembuatan sabun, pasta, dsb.
Bahan salep
Sebagai salah satu bahan baku
Cera Flava Lebah(Apis mellifera) dari permen lunak, jeli, dan es
Gelatinum Ikan, sapi, dan babi krim, dan sebagai bahan
pembuatan salep, dsb.
SIMPLISIA MINERAL
 berupa bahan pelikan atau mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa zat kimia murni
Nama Simplisia Asal Kegunaan
Vaselin flavum Dari minyak mineral Bahan salep

Vaselin album Vaselin flavum yang telah Bahan salep (kecuali


diputihkan dengan salep mata)
menggunakan asam sulfat
Parafin liquidum Destilasi minyak mineral Bahan salep
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KANDUNGAN KIMIA
TUMBUHAN

 Keanekaragaman genetik
 Lingkungan tempat tumbuh (habitat)
Faktor biotik
Tanah dan nutrisi
Air
Temperatur
Cahaya (Kualitas, Intensitas, Lama)
Ketinggian tempat tumbuh
 Panen dan pasca panen
SUMBER TANAMAN

 Tumbuhan liar.
 Persediaan terbatas.
 Mutu tidak seragam
 Permintaan banyak bisa tanaman mengalami kepunahan
 Tumbuhan budidaya.
 Persediaan bisa tergantung kebutuhan.
 Mutu bisa seragam .
 Kandungan bioaktif bisa ditingkatkan.
 Penyakit tanaman bisa diawasi.
 Gen tanaman bisa dikontrol.
KANDUNGAN YANG PALING BANYAK TERKANDUNG PADA
SIMPLISIA
 Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
 Saponin, yang bermanfaat sebagai:
 sumber anti bakteri dan anti virus
 meningkatkan sistem kekebalan tubuh
 meningkatkan vitalitas
 mengurangi kadar gula dalam darah
 mengurangi penggumpalan darah
 Flavonoid
 melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan
pada pembuluh darah
 mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah
 mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner
 mengandung antiinflamasi (antiradang)
 berfungsi sebagai anti-oksidan
 membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
 Polifenol
 berfungsi sebagai anti histamin (antialergi)
PANEN DAN PASCA PANEN
 Panen merupakan rangkaian tahapan dalam proses budidaya tanaman
obat.
 Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen merupakan
periode kritis yang sangat menen-tukan kualitas dan kuantitas hasil
tanaman.
 Oleh karena itu waktu, cara panen dan penanganan tanaman yang tepat
dan benar merupakan faktor penentu kualitas dan kuantitas.
 Setiap jenis tanaman memiliki waktu dan cara panen yang berbeda.
 Tanaman yang dipanen buahnya memiliki waktu dan cara panen yang
berbeda dengan tanaman yang dipanen berupa biji, rimpang, daun, kulit
dan batang.
 Begitu juga tanaman yang mengalami stres lingkungan akan memiliki
waktu panen yang ber-beda meskipun jenis tanamannya sama.
 Berikut ini diuraikan saat panen yang tepat untuk beberapa jenis tanaman
obat
BIJI
. Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu
pematangan dari buah atau polong yang berbeda.
 Pemanenan biji di-lakukan pada saat biji telah masak fisiologis.
 Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau
polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna.
 Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna misalnya kulit polong
yang semula warna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai
mengering.
 Pemanenan biji pada tanaman se-musim yang sifatnya determinate
dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu.
 Pemanenan dilaku-kan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai
mongering. Hal ini berbeda dengan tanaman se-musim indeterminate dan
tahunan, yang umumnya dipanen secara ber-kala berdasarkan pemasakan
dari biji/polong.
BUAH
 Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-
metik.
 Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah
dengan kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang.
 Buah yang dipanen pada saat masih muda, seperti buah
mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah ceplukan akan
memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya kurang sedap.
 Begitu pula halnya dengan pemanenan yang terlambat akan
menyebabkan pe-nurunan kualitas karena akan terjadi
perombakan bahan aktif yang ter-dapat di dalamnya menjadi
zat lain. Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan buah
menjadi lebih cepat busuk.
DAUN
 Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan
sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan
memangkas tanaman.
 Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau
gunting stek.
 Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh
rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah,
 seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5
tahun,
 jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan
 lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam.
 Demikian juga dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun
mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan
aktifnya sudah ter-degradasi.
 Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses
panen.
RIMPANG
 waktu panen bervariasi tergantung penggunaan.
 Umumnya pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 8 - 10 bulan.
 Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar jahe
dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12
bulan.
 Untuk keperluan pem-buatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen
umur 4 - 6 bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu
tinggi.
 Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan
setelah tanam. Untuk temu-lawak pemanenan rimpang berumur 10 - 12 bulan.
 Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak
atsiri dan kurkumin yang tinggi.
 Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen pada
pertengahan musim kemarau.
 Saat panen yang tepat ditandai dengan mulai menge-ringnya bagian tanaman
yang berada di atas permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya
kunyit, temulawak, jahe, dan kencur.
BUNGA
 Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam
bentuk segar maupun kering.
 Bunga yang digunakan dalam bentuk segar,
 pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah per-
tumbuhannya maksimal.
 Berbeda dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering,
pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar.
 Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan
masih kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.
KAYU
 Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu
terbentuk senyawa metabolit sekunder secara
maksimal.
 Umur panen tanaman berbeda-beda tergantung jenis
tanaman dan ke-cepatan pembentukan metabolit
sekundernya.
 Tanaman secang baru dapat dipanen setelah berumur
4 sampai 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda
kandungan zat aktifnya seperti tanin dan sappan
masih relatif sedikit.
HERBA
 Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada saat
pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase
generatif atau dengan kata lain pemanenan dilakukan sebelum ta-naman
berbunga.
 Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibat-kan produksi tanaman
yang kita dapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah.
 Sedang-kan jika pemanenan terlambat akan menghasilkan mutu rendah
karena jumlah daun berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu.
 Contohnya tanaman sambiloto sebaiknya di-panen pada umur 3 - 4 bulan,
pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam,
 meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum berbunga dan
tanaman ceplukan dipanen setelah umur 1 - 1,5 bulan atau segera setelah
timbul kuncup bunga, terbentuk

Anda mungkin juga menyukai