Inklusi:
1. Dewasa usia 18-55 tahun.
2. LBP sedang-berat dibuktikan melalui penilaian Skor VRS 4
poin (tanpa nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri hebat)
3. LBP Akut (selama 1 minggu)
Eksklusi:
1. LBP Kronik
2. Penggunaan analgesik dalam 6 jam terakhir
3. Sciatalgia
4. Laseque test positif
5. Defisit neurologi
6. Transplantasi ginjal atau hati
7. Menolak persetujuan dalam informed consent.
8. Malignancy
9. Alergi terhadap obat yang akan digunakan
10. Hamil
Metode Pengukuran
Pengukuran intensitas nyeri dilakukan dengan skala analog 100 mm (VAS) (dibatasi
oleh 'tanpa rasa sakit' dan 'rasa sakit terburuk') dan VRS 4 poin (tanpa rasa sakit,
nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri hebat) sebelum pemberian obat dan pada
menit ke-15 dan ke-30. Pasien tidak mengetahui skor VAS sebelumnya. Kebutuhan
akan obat penyelamat setelah menit ke-30 juga dicatat. Kejadian yang tidak
diinginkan, seperti mual, muntah, reaksi alergi, pusing atau vertigo dicatat dalam
formulir penelitian.
hasil
pembahasan
Parasetamol intravena adalah obat yang aman dan efektif untuk manajemen
nyeri akut walaupun mekanisme kerjanya masih dalam penelitian lanjut. Pada
ditemukan sama efektifnya dengan opioid. Dua penelitian terbaru oleh Bektas
et,al dan Serinken et,al melaporkan bahwa morfin tidak lebih unggul daripada
parasetamol pada pasien yang mengalami kolik ginjal yang datang ke IGD
Meskipun NSAID direkomendasikan dalam sebagian besar pedoman
pada orang dengan LBP dan mungkin tidak lebih efektif daripada parasetamol
sistem gastrointestinal.
Penelitian yang dipresentasikan adalah untuk menyelidiki kemanjuran
Meskipun tidak ada perbedaan antara morfin dan paracatemol pada menit