Standar Profesi
Menyajikan berbagai
Menerapkan dalam
Standar praktek Teknik dan proses
lingkungan audit
profesi audit pengembangan staf
internal yang spesifik
audit internal
Dalam tahap pertama proses merevisi Standar, IAS' ingin mencapai tujuan-tujuan berikut
ini :
Memperbaiki
Memodifikasi Mengintegrasikan
standar yang ada
standar ke dalam standar
saat ini
Mengklarifikasi
Memperbaharui beberapa
standar yang ada masalah
Pengembangan standar
Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor, tanpa disadari tidak
memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material.
SAS (Statement of Auditing Standards) No. 47, tentang Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit (AU 312), meminta auditor untuk menilai risiko audit. SAS No. 47,
juga menjelaskan bahwa:
Risiko salah saji (misstatement) yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh penipuan merupakan bagian dari risiko audit dan meminta auditor secara khusus
menilai risiko tersebut.
Risiko Audit
Semakin tinggi kepastian yang ingin diperoleh auditor dalam menyatakan pendapat
yang benar, semakin rendah risiko audit yang akan ia terima.
Jika 99% kepastian diinginkan, maka risiko audit (AR) adalah 1%,
sementara jika kepastian sebesar 95 % dianggap memuaskan, maka risiko audit (AR)
adalah 5%.
Biasanya pertimbangan professional berkenaan dengan keyakinan yang memadai
dan keseluruhan tingkat risiko audit dirancang sebagai satu kebijakan kantor akuntan
public, dan risiko audit akan dapat dibandingkan antara satu audit dengan audit
lainnya. (Boynton, Jhonson, Kell, 2003).
Risiko Audit
5% 100% 70% ?
Risiko Audit
5%
7%
Audit Risk
Detection Risk
100% 70%
0– 16% = Mendalam
17% - 55% = Sedang
56% - 100% = Terbatas
Audit Berbasis Risiko
Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah metodologi pemeriksaan yang
dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam
batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi.
1. Perusahaan telah memiliki proses manajemen risiko, dan proses tersebut telah dirancang dengan baik;
2. Proses manajemen risiko telah diintegrasikan oleh manajemen ke dalam semua tingkatan organisasi mulai
tingkat korporasi, divisi sampai unit kerja terkecil dan telah berfungsi dengan baik;
3. Kerangka kerja internal dan tata kelola yang baik telah tersedia secara cukup dan berfungsi dengan baik guna
mengendalikan risiko.
Manfaat
1. Meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian internal
2. Membantu manajemen dalam meningkatkan kemampuan analisis dan identifikasi
dari kesalahan yang terjadi baik kesalahan dari sisi material maupun non material.
3. Membantu manajemen untuk mengukur risiko di suatu daerah yang ada dalam
organisasi.
4. Membantu manajemen dalam mengidentifikasi adanya indikasi terjadinya fraud
5. Membantu manajemen dalam mengungkapkan temuan-temuan serta melakukan
aktivitas perbaikan.
Proses RBA
Menilai kematangan risiko