Anda di halaman 1dari 22

ISA and RBA

International Standards on Auditing and Risk Based Audit


Kelompok I

Desri Erniza 19158006


Hasabi Sailendra 2040512001
Inka Anakusuma 2040512002
International
Standards on
Auditing
Latar
Belakang
Pada 2013 Indonesia mengadopsi
ISA secara penuh dalam SPAP
Adopsi ini dalam rangka memenuhi
salah satu butir Statement of
Membership Obligation, menjalankan
amanah Undang-Undang, dan respon
terhadap rekomendasi World Bank
untuk pelaksanaan komitmen
Indonesia sebagai salah satu anggota
dari G-20
SPAP sebelum
penerapan
ISA
Standar Auditing yang lama memiliki
sepuluh standar audit yang terbagi
pada 3 kategori; standar umum,
pekerjaan lapangan, dan pelaporan
yang tidak berlaku lagi.
SPAP-ISA
Proses Penyusunan
Standar Profesi
proses penyusunan standar profesi

Standar Profesi

ukuran tertentu yg dipakai sbg patokan ,


Bidang pekerjaan yang di landasi oleh
sesuatu yg dianggap tetap nilainya sehingga
Pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan,
dapat dipakai sbg ukuran nilai dan sifatnya
dsb) tertentu
baku
3 Kategori petunjuk profesi
audit
Bantuan
Etika dan Practice
pengembangan
standar Advisory
dan praktik
Produk edukasi,
Mengimplementasika penelitian, seminar,
Kode etik
n standar konferensi dan
bantuan lainnya

Menyajikan berbagai
Menerapkan dalam
Standar praktek Teknik dan proses
lingkungan audit
profesi audit pengembangan staf
internal yang spesifik
audit internal
Dalam tahap pertama proses merevisi Standar, IAS' ingin mencapai tujuan-tujuan berikut
ini :

Memperbaiki
Memodifikasi Mengintegrasikan
standar yang ada
standar ke dalam standar
saat ini

Mengklarifikasi
Memperbaharui beberapa
standar yang ada masalah
Pengembangan standar

Standar Standar Standar


atribut kinerja implementasi
RISK BASED
AUDIT (RBA)
(Audit Berbasis Risiko)
Risiko Audit
 Risiko audit (audit risk) merupakan Risiko kesalahan auditor dalam memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara
material.
 Menurut SA seksi 312 (PSA No. 25) yang dikutip oleh Soekrisno Agoes (2004):

Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor, tanpa disadari tidak
memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material.

 SAS (Statement of Auditing Standards) No. 47, tentang Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit (AU 312), meminta auditor untuk menilai risiko audit. SAS No. 47,
juga menjelaskan bahwa:

Risiko salah saji (misstatement) yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh penipuan merupakan bagian dari risiko audit dan meminta auditor secara khusus
menilai risiko tersebut.
Risiko Audit
 Semakin tinggi kepastian yang ingin diperoleh auditor dalam menyatakan pendapat
yang benar, semakin rendah risiko audit yang akan ia terima.
 Jika 99% kepastian diinginkan, maka risiko audit (AR) adalah 1%,
 sementara jika kepastian sebesar 95 % dianggap memuaskan, maka risiko audit (AR)
adalah 5%.
 Biasanya pertimbangan professional berkenaan dengan keyakinan yang memadai
dan keseluruhan tingkat risiko audit dirancang sebagai satu kebijakan kantor akuntan
public, dan risiko audit akan dapat dibandingkan antara satu audit dengan audit
lainnya. (Boynton, Jhonson, Kell, 2003).
Risiko Audit

Audit Risk Inherent Risk Control Risk Detection Risk

5% 100% 70% ?
Risiko Audit
5%

7%
Audit Risk
Detection Risk

Inherent Risk Control Risk

100% 70%
0– 16% = Mendalam
17% - 55% = Sedang
56% - 100% = Terbatas
Audit Berbasis Risiko
 Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah metodologi pemeriksaan yang
dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam
batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi.

 Risk-Based Audit memastikan bahwa seluruh tanggung jawab manajemen telah


dilakukan secara efektif. Tanggung jawab manajemen yang utama termasuk
memastikan  internal control telah memadai dan manajemen risiko telah dilakukan
dengan tepat, diikuti oleh berbagai fungsi dan unit kerja di perusahaan.
Tujuan RBA
memberikan keyakinan kepada Komite Audit, Dewan Komisaris dan Direksi bahwa:

1.  Perusahaan telah memiliki proses manajemen risiko, dan proses tersebut telah dirancang dengan baik;

2.  Proses manajemen risiko telah diintegrasikan oleh manajemen ke dalam semua tingkatan organisasi mulai
tingkat korporasi, divisi sampai unit kerja terkecil dan telah berfungsi dengan baik;

3.   Kerangka kerja internal dan tata kelola yang baik telah tersedia secara cukup dan berfungsi dengan baik guna
mengendalikan risiko.
Manfaat
1. Meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian internal
2. Membantu manajemen dalam meningkatkan kemampuan analisis dan identifikasi
dari kesalahan yang terjadi baik kesalahan dari sisi material maupun non material.
3. Membantu manajemen untuk mengukur risiko di suatu daerah yang ada dalam
organisasi.
4. Membantu manajemen dalam mengidentifikasi adanya indikasi terjadinya fraud
5. Membantu manajemen dalam mengungkapkan temuan-temuan serta melakukan
aktivitas perbaikan.
Proses RBA
Menilai kematangan risiko

Menetapkan Strategi Audit

Penugasan Audit Individual


1. Menilai Kematangan
Risiko
 Pada tahap ini auditor berusaha untuk memeriksa gambaran sejauh mana
manajemen menilai, mengukur, mengelola dan memantau risiko. Manfaat dari auditor
menilai kematangan risiko untuk membuat perencanaan audit. Rencana audit
berbasis risiko akan mempertimbangkan tingkat kematangan risiko.
 Pemahaman atas risiko perusahaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Inquiry dengan manajemen
2. Prosedur Analitis
3. Observasi
4. Inspeksi
2. Menetapkan Strategi Audit
 Pada tahap ini auditor berusaha untuk menetapkan strategi audit, dimana bentuk
strategi akan berbeda sesuai dengan tingkat risiko berdasarkan wilayah-wilayah yang
sudah teridentifikasi risikonya.
3. Penugasan Audit
Individual
 Pada tahap ini auditor melaksanakan tugas berdasarkan risiko individu untuk
memberikan jaminan terhadap kerangka kerja manajemen.

Anda mungkin juga menyukai