Anda di halaman 1dari 28

TEORI-

TEORI
FEMINIS Mata Kuliah:
Kajian Gender
Dosen:
Dari Buku: Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, MS
Feminism Thought
Karya
Rosemarie Tong
1. FEMINISME LIBERAL
Akar Pemikiran:
• Otonomi individu sebagai anggota
masyarakat Laki-laki dan Perempuan
memiliki persamaan hak
• Perempuan bukan hanya dalam konteks
rumah dan keluarga, namun sebagai
individu otonom yang memiliki hak yang
melekat pada diri mereka sendiri
Konsep:
• Perempuan dapat mengklaim kesetaraan
dengan laki-laki berdasarkan
kemampuan hakiki manusia untuk
menjadi agen moral yang menggunakan
akalnya.
• Ketimpangan gender adalah akibat dari
pola pembagian kerja yang seksis dan
patriarkhal
Implementasi:
• Reformulasi pembagian kerja melalui pemolaan
ulang institusi kunci dalam hukum, kerja,
keluarga, pendidikan dan media.
• Menciptakan lembaga politik, ekonomi dan
sosial yang memaksimalkan kebebasan individu
tanpa merusak kesejahteraan sosial
• Pada tahun 1848, terdapat Declaration of
Sentimens yang merupakan konvensi pertama
hak-hak perempuan di Seneca Falls:
- Laki-laki dan perempuan diciptakan setara
- Political Will pemerintah untuk menjamin
kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan
Kritik:
• Dapatkah perempuan menjadi seperti laki-
laki?
• Apakah perempuan menginginkan atau
harus menginginkan menjadi seperti laki-
laki?
• Perempuan tidak hidup dengan nalar dan
otonomi semata
• Feminisme liberal dianggap rasis, klasis
dan heteroseksis
2. FEMINISME RADIKAL
Akar Pemikiran:
• Perempuan secara historis adalah kelompok
opresi yang pertama
• Opresi terhadap perempuan menyebar ke
hampir semua struktur dan kultur masyarakat
• Opresi terhadap perempuan adalah yang paling
sulit dihapuskan
• Opresi terhadap perempuan mengakibatkan
penderitaan
• Opresi terhadap perempuan memberikan model
konseptual untuk memahami opresi bentuk lain.
Konsep:
• Androgini: Penggabungan maskulinitas
dan feminitas
• Menganalisis bentuk opresif gender
(Maskulinitas dan Feminits)
• Menganalisis bentuk opresif Seksualitas
(Dominasi laki-laki, subordinasi
Perempuan)
• Reproduksi Alamiah sebagai bentuk
opresi dan pembebasan perempuan
Implementasi:
• Membangkitkan kesadaran dasar
perempuan sehingga setiap perempuan
mengenali nilai dan kekuatan mereka
• Menolak tekanan patriarkhal yang melihat
dirinya lemah, tergantung dan kelas kedua
• Bersatu dengan perempuan lain terlepas
dari perbedaan yang terdapat diantara
mereka
• Membangun persaudaraan luas bagi
kepercayaan, dukungan, apresiasi dan
pembelaan timbal balik
Kritik:
• Turut memakai argumen yang
dikemukakan feminis sosialis dan
psikoanalisis ttg alasan terjadinya
subordinasi
• Apakah karakter perempuan adalah akar
dari “kebaikan”nya?
• Pendikotomian: Apakah justru hambatan
yang mengerdilkan pengembangan
feminis radikal?
3. FEMINISME SOSIALIS DAN
MARXIS
Akar Pemikiran:
• Opresi terhadap perempuan bukanlah
hasil tindakan disengaja dari satu individu,
melainkan produk dari struktur politik,
sosial dan ekonomi tempat individu hidup.
• Laki-laki dan perempuan melalui produksi
secara kolektif menciptakan masyarakat
yang pada gilirannya membentuk mereka
seperti mereka yang sekarang
Konsep:
• Pekerjaan perempuan membentuk
pemikiran perempuan dan karena itu
membentuk sifat-sifat alamiah perempuan
• Kapitalisme adalah sustu sistem
hubungan kekusaan dan pertukaran di
mana semua hal masuk di dalamnya
termasuk perempuan
• Perempuan sebagai kelas kedua dalam
masyarakat
Implementasi:
• Pembebasan perempuan dari kekuatan
yang mengopresikannya
• Sumbangan pekerja laki-laki dan
perempuan secara bersama-sama
berjuang untuk transisi dari kapitalisme ke
sosialisme
• Melalui politik memperjuangkan hak-hak
pekerja perempuan untuk hambatan
bekerja di sektor publik (pemberian cuti
hamil)
Kritik:
• Institusi keluarga adalah perlindungan
terbaik manusia melawan dominasi
negara
• Keluarga adalah perlindungan yang baik
untuk rasa nyaman dan aman, serta cinta
dan kasih
• Feminisme marxis jarang membahas
persoalan seksualitas
4. FEMINISME PSIKOANALISIS
Akar Pemikiran
Inspirasi dari Psikoanalisis Sigmund Freud;
Ketidaksetaraan gender berakar dari rangkaian
pengalaman pada masa kanak-kanak yang
bukan saja mengakibatkan cara pandang laki-
laki sebagai maskulin dan perempuan sebagai
feminin melainkan masyarakat juga memandang
bahwa maskulinitas lebih baik daripada
feminitas
Konsep
• Masyarakat Androgini; Manusia
seutuhnya yang menggabungkan
sifat positif feminin dan maskulin
Implementasi:
Tidak membedakan perlakuan antara
anak laki-laki dan perempuan, baik di
dalam keluarga, masyarakat dan
pendidikan
Kritik:
• Peran reproduksi,identitas gender, dan
kecenderungan seksual perempuan ditentukan
oleh ketidakadaan penis pada perempuan, dan
perempuan yang tidak mengikuti jalan yang
ditentukan oleh alam adalah “tidak normal”
• Adanya pembenaran subordinasi perempuan,
mendorong perempuan untuk menjadi
represif,pasif,bergantung pada orang lain, dan
siap hanya pada tujuan akhir dari kehidupan
yaitu “penghamilan”
• Konsep kecemburuan terhadap penis
merupakan contoh transparan dari egosentrisme
laki-laki
5. FEMINISME POSMODERN
Akar Pemikiran:
• Curiga setiap pemikiran feminis yang selalu memberikan
penjelasan tertentu, mengenai penyebab opresi
terhadap perempuan
• Curiga mengenai pemikiran feminis tradisional
• Memperkaya pluralitas,multiplitas, dan perbedaan dalam
feminisme
• Feminis posmodern mengharap perempuan dalam
merefleksikan tulisannya untuk menjadi feminis dengan
cara yang diinginkan, tidak ada rumusan tertentu untuk
menjadi “feminis yang baik”
Konsep:
• Dekonstruksi Derrida dan Lacan
• Penolakan label “isme”
• Penawaran kebebasan yang paling fundamental
bagi perempuan: kebebasan dari pemikiran
yang opresif
• Penolakan atas oposisi biner
• Penentangan seksualitas perempuan sebagai
ketidakhadiran
• Penentangan identifikasi “feminin” dengan
perempuan biologis, dan “maskulin” dengan laki-
laki biologis
Implikasi:
• Menantang perempuan untuk keluar dari
dunia yang dikonstruksi oleh laki-laki
• Merayakan pluralitas, multi wacana, dan
perbedaan
• Perempuan menciptakan bahasa bagi
perempuan
Kritik:
• Feminisme Posmodern sulit dimengerti
• Epicureans kontemporer – melarikan diri
dari perjuangan revolusioner yang
sesungguhnya
• Wacana Feminisme posmodern tidak
relevan bagi kebanyakan perempuan
• Feminisme posmodern berada pada posisi
yang “salah”
6. FEMINISME MULTIKULTURAL
DAN GLOBAL
Akar Pemikiran:
• Meski dalam satu negara atau wilayah,
perempuan adalah kelompok yang heterogen
• Perempuan tidak dikonstruksi secara setara;
bergantung ras dan kelas, kecenderungan
seksual, usia, agama, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, kondisi kesehatan
• Di tingkat global, perempuan terdiferensiasi atas
perempuan warga negara dunia kesatu, ketiga,
industri maju, sedang berkembang, negara yang
menjajah atau dijajah mengalami opresi
yang berbeda
Konsep
Feminisme Multikultural
• Dukungan terhadap pemikiran multikultural,
ideologi yang mendukung keragaman
• Kelompok kebudayaan harus diperlakukan
sebagai dengan penuh penghargaan sebagai
orang-orang yang setara
Feminisme Global:
• Terfokus pada opresi perempuan karena
kebijakan dan praktek kolonial maupun
nasionalis
• Perbedaan isu-isu strategis yang menyebabkan
kesenjangan gender
Implikasi:

• Gerakan sosial intelektual yang


mempromosikan nilai keragaman sebagai
prinsip dasar
• Penolakan klaim bahwa semua
perempuan adalah sama
• Isu perempuan versus isu politik
• Bahwa perempuan berbeda dan bahwa
mereka juga memiliki prioritas yang
berbeda
7. EKOFEMINISME
Akar Pemikiran:
• Modus berpikir patriarkhi, dualistik, dan opresif
telah merusak perempuan dan alam
• Perempuan secara kultural dikaitkan dengan
alam, Isu lingkungan adalah isu perempuan
• Penghargaan terhadap alam
• Membahayakan lingkungan = membahayakan
diri sendiri
Konsep:
• Ada keterkaitan penting antara opresi
terhadap perempuan dan opresi terhadap
alam
• Pemahaman terhadap alam adalah penting
untuk juga memahami pemahaman terhadap
• Teori dan praktek feminis harus memasukkan
perspektif ekologi
• Pemecahan masalah ekologi harus
menyertakan perspektif feminis
Implikasi:
• Ekofeminisme spiritual
• Ekofeminis Sosialis Ekofeminisme
Transformatif
• Dekonstruksi dikotomi perempuan-laki-laki
Kritik:
• Membiologiskan perempuan dengan asumsi
perempuan adalah makhluk ekologis yang unik.
• Reaksioner, tidak revolusioner
• Ekofeminisme spiritual menghabiskan waktu
terlalu banyak untuk menari di bawah bulan
dengan meditasi, yoga dan sebagainya
• Ide-ide ekofeminisme secara praksis sukar
dilakukan terutama pada perempuan yang telah
mapan

Anda mungkin juga menyukai