Anda di halaman 1dari 25

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

(ISPA)

Disusun Oleh :
Kelompok 2

ADELLYA MAHARANI

ALDILA RAMADHANIL
PULBA

DHEA ELVARANI

FARIDA

MUHAMMAD IQBAL
FERDINAN

SUCI AMALIA
ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi


yang bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran
pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk ( sinus,
rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2011).
LANJUTAN.....
PENGERTIAN ISPA MENURUT ( Fillacano, 2013) :

Infeksi adalah proses masuknya kuman atau mikroorganisme lainnya ke dalam


manusia dan akan berkembang biak sehingga akan menimbulkan gejala suatu
penyakit.

Saluran pernapasan adalah suatu saluran yang berfungsi dalam proses respirasi
mulai dari hidung hingga alveolus beserta adneksanya seperti sinus-sinus, rongga
telinga tengah, dan pleura.

Infeksi akut merupakan suatu proses infeksi yang berlangsung sampai 14 hari.
Batas 14 hari menunjukan suatu proses akut meskipun untuk beberapa penyakit
yang dapat di golongkan ISPA ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Etiologi

Ispa disebabkan beberapa hal :


• Bakteri meliputi Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus,
Streptacoccus pyogenes, Staphylococcus aureus, Haemophilus
• influenze, dan lain – lain.
• Jamur meliputi Aspergilus sp., Candinda albicans, Histoplasma, dan
• lain – lain.
• Virus meliputi Orthomyxovirus, Paramyxovirus, Metamyxovirus,
• Adenovirus, dan lain-lain.
• ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteria maupun riketsia, sedangkan
infeksi bakterial sering merupakan penyulit ISPA yang disebabkan oleh
virus, terutama bila ada epidemi atau pandemi. Penyulit bakterial
umumnya disertai peradangan parenkim. (Alsagaff & Mukty, 2010).
Klasifikasi ISPA

Berdasarkan lokasi anatomi :

Infeksi saluran pernafasan akut atas


Infeksi saluran pernafasan akut atau
merupakan infeksi yang menyerang saluran
pernafasan bagian atas (faring). Terdapat
beberapa gejala yang ditemukan pada
infeksi ini yaitu demam, batuk, sakit
tenggorokan, bengkak di wajah,nyeri
telinga, ottorhea, dan mastoiditis
(parthasarathy, 2013).  
lanjutan

Infeksi saluran pernafasan bawah


Infeksi saluran pernafasan akut bawah
merupakan infeksi yang menyerang saluran
pernafasan bagian bawah. Seseorang yang
terkena infeksi pada saluran pernafasan bawah
biasanya akan ditemukan gejala takipnea,
retraksi dada, dan pernafasan wheezing
(Parthasarathy (ed), et al, 2013). Beberapa
penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran
pernafasan akut bawah yaitu bronchiolitis,
bronchitis akut, dan pneumonia (Zuriyah.2015).
 Berdasarkan kelompok umur:

Kelompok umur kurang dari 2 bulan


a) Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar
bernafas, ditemukan nafas cepat (>60 kali/menit)
atau tarikan kuat dinding dada bagian bawah ke
dalam.
b) Bukan Pneumonia : hanya ditemukan batuk dan atau
sukar bernafas, namun tidak ditemukan nafas cepat
(nafas <60 kali/menit) dan tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
• Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun
• Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun

 Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar bernafas


 Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar bernafas
juga ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah ke
juga ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam (Chest Indrawing)
dalam (Chest Indrawing)
 Pneumonia : tidak ditemukan tarikan dinding dada bawah
 Pneumonia : tidak ditemukan tarikan dinding dada bawah
ke dalam,namun ditemukan nafas cepat sesuai golongan
ke dalam,namun ditemukan nafas cepat sesuai golongan
umur (2 bulan - < 1 tahun : 50 kali atau lebih/menit; 1-<5
umur (2 bulan - < 1 tahun : 50 kali atau lebih/menit; 1-<5
tahun : 40 kali atau lebih/menit).
tahun : 40 kali atau lebih/menit).
 Bukan Pneumonia : tidak ditemukan nafas cepat dan
 Bukan Pneumonia : tidak ditemukan nafas cepat dan
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, namun hanya
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, namun hanya
ditemukan batuk dan atau sukar bernafas.
ditemukan batuk dan atau sukar bernafas.
Pengobatan

Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,


oksigendan sebagainya.
Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak
mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu
ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di
rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk
lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat
penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat)
disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin)
selama 10 hari.
Manifestasi Klinis

• Djojodibroto (2009) menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai


dengan anatomi saluran pernafasan yang terserang yaitu:
a. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering
timbul yaitu pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan,
bersin, obstruksi nasal, mata berair, konjungtivitis ringan, sakit
tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering pada bagian
posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala, malaise, lesu, batuk
seringkali terjadi, dan terkadang timbul demam.
b. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang timbul
biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas
seperti hidung buntu, pilek, dan sakit tenggorokan. Batuk yang
bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya dimualai dengan batuk
yang tidak produktif. Setelah beberapa hari akan terdapat produksi
sputum yang banyak; dapat bersifat mucus tetapi dapat juga
mukopurulen.
Pencegahan ISPA

• Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara


lain:
 Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
 Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan
mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang
terutama antara lain penyakit ISPA
 Imunisasi
 Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada
anak-anak maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan
untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah
terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan
oleh virus / bakteri.
LANJUTAN....
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
• Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik
akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di
dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup
asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh
virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah
terjangkit penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke
dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri di
udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang
melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei
(sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh
secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet
(campuran antara bibit penyakit).
ASKEP
 Pengkajian
 Identitas pasien
• Nama : An. A
• Umur : 4 tahun
• Agama : islam  
• Jenis kelamin : Laki-laki  
• Pendidikan :- 
• Pekerjaan :- 
• Status perkawinan : -  
• Alamat : Jl. Amran No 2 RT 005 RW 004, Kel.
IV suku kota solok
• Suku/bangsa : Indonesia
• Tanggal MRS : 29 September 2020
• Tanggal Pengkajian : 30 September 2020
• Jam Masuk : 20:00 WIB
• No. RM : 00-32-13-83
• Diagnosa masuk : ISPA
 Identitas penanggung jawab
• Nama : Tn. A
• Umur 37 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Hubungan dengan pasien : Ayah kandung
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Status : Menikah
• Alamat : Jl. Amran No. 2 RT 005 RW 004, kel. IV
suku kota solok
• Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
• Tn. A dari An. A mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk
disertai sputum berwarna kuning kental, sesak nafas dan disertai
dengan demam selama 5 hari.
 Riwayat kesehatan sekarang
• Pada saat pengkajian tanggal 30 September 2020 Tn. A dari An.
A mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk disertai sputum
berwarna kuning kental, sesak nafas dan disertai dengan demam
selama 5 hari. Ibu klien mengatakan hanya memberikan kompres
air dingin di rumah dan memberikan OBH sirup tetapi tidak
kunjung sembuh. Dan pada tanggal 29 September 2020 keluarga
klien membawa klien ke UGD RSUD Bangil Pasuruan dan di rawat
inap di ruang anak pukul 20.00 WIB kamar Donald 1.
 Riwayat kesehatan dahulu
• Tn. A mengatakan an. A sebelumnya sudah pernah
mengalami penyakit sekarang tetapi tidak disertai
sputum dan sakit tenggorokan.
 Riwayat kesehatan keluarga
• Tn. A mengatakan jika anggota keluarga dari
bapak/ibu tidak mempunyai riwayat penyakit seperti
an. A.
 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Lemah
• Kesadaran : Composmentis
• GCS : 4-5-6
• TTV :
• TD : -
• S : 39°C
• N : 127 x/menit
• RR : 30x/menit
 
 Pemeriksaan kulit dan kuku
• Inspeksi : warna kulit kecokelatan, tidak tampak lesi,
kuku tampak pendek dan bersih, sianosis +
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
edema/benjolan, tugor kulit normal, kulit halus, akral
hangat
 Pemeriksaan kepala
• Inspeksi : persebaran rambut merata, rambut
berwarna hitam
• Palpasi : tidak ada benjolan serta nyeri tekan
 Pemeriksaan mata
• Inspeksi: kunjungtiva pucat dan sclera merah, reflek
kedip baik, tidak terdapat radang, pupil isokor.
 Pemeriksaan hidung
• Inspeksi: tidak ada inflamasi, bentuk simetris,
terdapat sekret berlebih, terpasang O² dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
• Palpasi: tidak aja nyeri tekan dan benjolan.
 Pemeriksaan telinga
• Inspeksi: bentuk simetris, bersih tidak terdapat lesi dan
peradangan.
• Palpasi: tidak ada respon nyeri di daun telinga.
 Pemeriksaan mulut
• Inspeksi: bentuk simetris, bibir pecah-pecah, tidak terdapat
peradangan, klien mual dan muntah 1x/hari.
 Pemeriksaan leher
• Inspeksi : tidak terdapat bekas luka dileher dan tidak tampak
nyeri ada nyeri telan.
• Palpasi : kel. Limfe tidak teraba dan tidak ada nyeri tekan ketika
dipalpasi. Tidak terdapat deviasi trakea, tidak terdapat distensi
vena jagularis
 Pemeriksaan thorax
• Inpeksi: bentuk dada simetris, terdapat tarikan dinding dada.
• Palpasi: dinding dada simetris, tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
• Perkusi: hipersonor
• Auskultasi: Ronki.
 Pemeriksaan abdomen
• Inpeksi: bentuk simetris, tidak ada asites, tidak terlihat benjolan.
• Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
 
 Penatalaksanaan medis
• Paracetamol 3x 0,5 cc
• Cefotaxime 3x40 unit
• Pulmicort 3x0,5 flsh
• Ventolin 3x0,5 flsh
• Terapi cairan infus 1:2 20tpm
 Pemeriksaan penunjang
• Hasil pemeriksaan hemoglobin (29-09-2020)
• Kadar HB : 10,8 g/dl
• Leukosit : 12.400/ cmm
• Eritrosit : 5,12 /cmm
• Trombosit : 303.000 /cmm
• P.C.V : 34,9
Anlisa data

Data Etiologi Masalah


Data subjektif : Virus,bakteri,jamur Bersihan jalan napas tidak efektif
Tn. A mengatakan anaknya batu   b/d peningkatan akumulasi
disertai sputum berwarna kuning Invasi saluran napas atas secret
kental. Kuman berlebih di bronkus
Data objektif : Proses peradangan
·         Kesadaran : Composmentis Produksi sputum meningkat
·         Terdengar suara nafas  
ronchi. Sekret menutupi jalan nafas
RR : 30x/menit Bersihan jalan napas
·         N : 127x/menit tidak efektif
S : 39°C
·         Batuk disertai sputum
berwarna kuning kental.
Hb 10,8 g/dL (menurun)
·         Terpasang O²
Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional


Bersihan jalan napas tidak efektif b/d Tujuan jangka panjang : 1. Jelaskan rencana dan tujuan 1. Diharapkan pasien dan keluarga
peningkatan akumulasi secret. tindakan kepada psien dan keluarga dapat kooperatif
DData subjektif : Setelah dilakukan intervensi 1.      Berikan O² tambahan sesuai 2.      Diharapkan dengan diberikannya
keperawatan dalam 3x24 jam kebutuhan jika pasien sesak O², kebutuhan O² dapat terpenuhi
·         Tn. A mengatakan anaknya batu bersihan jalan nafas kembali 1. Kaji pola nafas 3. Diharapkan dengan mengkaji pola
disertai sputum berwarna kuning efektif. napas pasien, dapat diketahui
kental. kebutuhan O² pasien
·         Tn. A mengatakan anaknya merasa Tujuan jangka pendek : 1.      Obs TTV 4.      Diharapkan dapat mengetahui
sulit bernapas. perkembangan pasien
  Setelah dilakukan intervensi 1. Anjurkan kepada orang tua untuk 5. Diharapkan dengan banyak minum
keperawatan dalam 2x24 jam memberikan air putih hangat air putih hangat dapat mengencerkan
diharapkan bersihan jalan napas sputum
dapat berkurang dengan KH :
Data objektif : ·         Klien tidak lagi batuk disertai 1.      Kolaborasi dengan dokter : 6.      Diharapkan dengan diberikan nya
sputum nebulizer dapat membantu
mengencerkan sputum sehingga
mudah dikeluarkan dan diharapkan
mendapatterapi yang tepat
·         Kesadaran : Composmentis Klien tidak lagi merasakan sesak Pemberian ekspetoran sesuai  
ketentuan (nebulizer)
·         Terdengar suara nafas ronchi. ·         Tidak terdengar sura nafas ·         Pemberian terapi dan cairan  
ronchi
·         RR : 30x/menit Ttv kembali normal

·         N : 127x/menit ·         Hb kembali normal

·         S : 39°C Tidak lagi terpasang O²

·         Batuk disertai sputum berwarna


kuning kental.
·         Hb 10,8 g/dL (menurun)

Anda mungkin juga menyukai