Anda di halaman 1dari 28

TES FUNGSI

HATI
( FAAL HATI )
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
ADE PUTRI HANDAYANI ( 1911E2147 )
SITI NURAIDA ( 1911E2145 )
Organ Hati
• Hati adalah organ kelenjar terbesar dengan berat kira-kira 1200-1500 gram.
• Hati memiliki peran sangat penting dalam metabolisme glukosa dan lipid,
membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik

Tes Fungsi Hati


• Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis
protein yang disebut sebagai enzim.
• Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan
produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes
yang mengukur tingkat produk ini, yang disebut sebagai tes fungsi hati
(liver function test / LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.
PEMERIKSAAN FUNGSI HATI :

SGPT / ALT
SGOT / AST
ALBUMIN
BILIRUBIN
ALKALI
FOSFATASE
GAMMA GT
SGPT / ALT
Alanine Aminotransferase

• Alanine aminotransferase; dulu disebut Serum glutamic-pyruvic


transaminase (SGPT)

• ALT ditemukan paling banyak di liver (hati); sedikit di ginjal,


jantung dan otot rangka

• Luka atau penyakit di sel hati → pelepasan enzim ini ke


aliran darah → peningkatan kadar ALT

• Sensitif & sangat spesifik terhadap penyakit hepatoseluler


PEMERIKSAAN SGPT

• Tes UV Optimal menurut


IFCC (Internasional
METOD Federation of Clinical
E : Chemistry and Laboratory CARA KERJA :
• Medicine)
Penambahan pyrodoxal-5-
phosphate (P-5-P) dapat
menstabilkan aktivitas SAMPEL ATAU
100 ul
transaminase dan KALIBRASI
PRINSI menghindari terjadinya nilai REAGEN 1 1000 ul
P : rendah palsu pada sampel
Campurkan, inkubasi selama 5 menit kemudian
yang kadar P-5-P endogennya tambahkan :
rendah, contoh pasien infark
jantung, penyakit hati dan REAGEN 2 250 ul
pasien perawatan intensif Campurkan, baca absorbansinya setelah 1 menit dan
nyalakan stopwatch. Baca kembali absorbansinya
REAKSI setelah 1, 2, dan 3 menit.
:  340 nm
Implikasi Klinis
Nilai
Sampel:
rujukan: Peningkatan ALT:

Laki-laki:
• Penyakit hepatoseluler (peningkatan sedang-tinggi)
• Sirosis alkohol (peningkatn ringan)
10–40 U/L
Serum • Tumor liver metastasis (peningkatn ringan)
atau 0.17– • Jaundis obstruktif atau obstruksi bilier (peningkatn ringan)
0.68 μkat/L • Hepatitis virus, infeksi, atau toksik (30-50 x normal)
Perempuan: • Mononukleosis infeksiosa
Plasma 7–35 U/L • Pankreatitis (peningkatn ringan)
Heparin atau 0.12– • Infark miokardium, gagal jantung
0.60 μkat/L • Polimyositis
Nenonatus: • Luka bakar berat
Plasma 13–45 U/L • Trauma otot lurik
EDTA or 0.22–0.77 • Syok berat
μkat/L
SGOT / AST
Aspartate Aminotransferase

• Aspartate transaminase; disebut serum glutamic-oxaloacetic


transaminase (SGOT)
• AST ditemukan dalam jantung, liver, otot rangka, ginjal, otak,
pancreas, limpa, dan paru
• Jejas atau kerusakan sel → pelepasan enzim ini ke aliran darah →
peningkatan kadar AST
• AST serum meningkat dalam waktu 8 jam setelah kerusakan sel,
meningkat pada 24-36 jam, kembali normal dalam 3-7 hari
(hilang dari sirkulasi dalam beberapa hari)
• Bila kerusakan sel kronis, kadarnya akan meningkat persisten.
PEMERIKSAAN SGOT

• Tes UV Optimal menurut


IFCC (Internasional
METOD Federation of Clinical
E : Chemistry and Laboratory CARA KERJA :
• Medicine)
Penambahan pyrodoxal-5-
phosphate (P-5-P) dapat
menstabilkan aktivitas SAMPEL ATAU
100 ul
transaminase dan KALIBRASI
PRINSI menghindari terjadinya nilai REAGEN 1 1000 ul
P : rendah palsu pada sampel
Campurkan, inkubasi selama 5 menit kemudian
yang kadar P-5-P endogennya tambahkan :
rendah, contoh pasien infark
jantung, penyakit hati dan REAGEN 2 250 ul
pasien perawatan intensif Campurkan, baca absorbansinya setelah 1 menit dan
nyalakan stopwatch. Baca kembali absorbansinya
REAKSI setelah 1, 2, dan 3 menit.
:  340 nm
Implikasi Klinis
Nilai
Sampel:
rujukan: Peningkatan AST pada
Peningkatan AST pada
penyakit liver (10-100x
Laki-laki: infark miokard
normal)
14–20 U/L or • AST dapat meningkat 4-
Serum
0.23–0.33
• Hepatitis akut dan kronis
μkat/L 10x normal (ALT > AST)
• AST mencapai puncak • Sirosis aktif (drug-
Perempuan:
Plasma 10–36 U/L or dalam 24 jam dan induced; alcohol-
Heparin 0.17–0.60 kembali normal 3-7 hari induced: AST > ALT)
μkat/L pasca-MI • Mononukleosis
Neonatus:
• Peningkatan sekunder infeksiosa
Plasma 47–150 U/L mengindikasikan MI • Nekrosis dan metastasis
EDTA or 0.78–2.5 berulang atau perluasan hepar
μkat/L • Kurva AST pada MI • Karsinoma primer atau
Anak-anak: parallel dengan metastasis
9–80 U/L or creatinine phosphokinase • Hepatitis alkoholik
0.15–1.3 (CPK)
μkat/L
• Sindroma Reye
AST / ALT Ratio

AST/ALT ratio
meningkat pada
Kadar AST selalu penyakit liver AST/ALT ratio Ratio <1,0 dapat
meningkat pada alkoholik; ALT biasanya > 1,0 terlihat pada
Peningkatan ALT Ratio kurang
MI akut, namun lebih spesifik pada pasien sirosis pasien hepatitis
> AST pada akurat bila AST
ALT tidak selalu untuk liver alkoholik, akut, hepatitis
obstruksi bilier meningkat >10x
meningkat kecuali dibandingkan kongesti liver, atau viral, atau
ekstrahepatik normal
ada kerusakan AST, namun AST tumor metastasis mononucleosis
liver lebih sensitif liver. infeksiosa.
untuk penyakit
liver alkoholik
ALBUMIN
• Albumin adalah protein yang disintesis liver, membentuk 60% protein
total.
• Penyakit yang mempengaruhi sel liver → hepatosit (sel hati) kehilangan
kemampuan untuk sintesis albumin → serum albumin menurun
• Fungsi :
• Menjaga tekanan osmosis koloid agar tidak terjadi edema
• Transport isi darah seperti obat, hormon, enzim
• Waktu paruh 12-18 hari, sehingga gangguan sintesis albumin mungkin
tidak dapat dikenali hingga periode tersebut
• Albumin digunakan untuk mengevaluasi status nutrisi, hilangnya
albumin pada penyakit akut, liver, dan ginjal yang disertai dengan
proteinuria, peredarahan, luka bakar, eksudat atau kebocoran GI tract,
serta penyakit kronis lain
PEMERIKSAAN ALBUMIN
• BCG
Metod
( BROMOCRESOL
e: • Albumin
GREEN )yang terdapat
dalam serum dengan
pereaksi BCG akan CARA KERJA :
membentuk senyawa
komplek yang berwarna
Prinsip
hijau, yang intensitasnya Blanko Standar Sampel
:
sesuai dengan kadar
albumin dalam sampel, Lar. Std - 10µL -
yang dapat ditentukan Serum - - 10µL
dengan fotometer
dengan  546 nm Pereaks 1000µL 1000µL 1000µL
Campur,
i inkubasi selama 5 menit
baca pada fotometer dengan  546
nm.
Sampel:
Nilai Implikasi
rujukan: Klinis
Peningkatan albumin Penurunan albumin:
Anak-anak: 3.8–5.4
Serum
g/dL atau 38–54 g/L
• Tidak terkait dengan kondisi • Inflamasi dan infeksi akut dan
tertentu. kronis
• Penyebab utama peningkatan • Sirosis, penyakit liver,
albumin yaitu penurunan alkoholisme
Dewasa: 3.5–5.2 g/dL cairan plasma: dehidrasi • Sindrom nefrotik, penyakit
Plasma Heparin
atau 35–52 g/L ginjal (peningkatan ekskresi
albumin dalam urine)
• Penyakit Crohn, kolitis
Setelah usia 40 tahun • Albuminemia kongenital
dan pada orang yang • Luka bakar, penyakit kulit
tinggal di area
Plasma EDTA
subtropis dan tropis, berat
kadar dapat menurun • Gagal jantung
(akibat infeksi parasit) • Kelaparan, malnutrisi,
malabsorpsi, anoreksia
(penurunan sintesis)
Nilai kritis: 1,5 g/dL • Penyakit tiroid: Cushing,
atau 15 g/L tirotoksikosis
Faktor yang Mempengaruhi
Penurunan
albumin dapat
dipengaruhi oleh:

Kehamilan
trimester 3 Kontrasepsi oral
Tirah baring Cairan IV, hidrasi
(akibat (estrogens) dan
berkepanjangan cepat, overhidrasi
peningkatan obat lain
volume plasma)

• Kadar 2,0 − 2,5 g/dL atau 20 − 25 g/L dapat


menyebabkan edema
• Kadar menjadi turun pada perawatan inap yang lama
• Spesimen lipemik dengan konten tinggi lemak dapat
BILIRUBIN
• Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin
dari eritrosit, merupakan produk dari
hemolisis
• Dalam jumlah sedikit ditemukan dalam
serum
• Peningkatan bilirubin terjadi akibat
produksi (destruksi eritrosit) atau ekskresi
oleh liver
• Jenis:
1. Bilirubin tidak terkonjugasi (indirek) →
bersirkulasi bebas, sebelum masuk liver
2. Bilirubin terkonjugasi (direk) → dikonjugasi
oleh glucuronide transferase
PEMERIKSAAN BILIRUBIN

METODE • Jendrassik - Grof


: • Bilirubin bereaksi dengan diazotized
sulphanitic acid (DSA) untuk membentuk
larutan azo merah. Absorbsi dari larutan
pada 546 nm sesuai dengan kadar
bilirubin dalam sampel. Bilirubin
glucoronida yang larut dalam air bereaksi
PRINSIP :
langsung (direct) dengan DSA sedangkan
bilirubin yang terikat pada albumin
bereaksi tak langsung (indirect) dengan
DSA dengan adanya acellerator. Total
bilirubin = bilirubin direct + bilirubin
CARA KERJA :

• BILIRUBIN TOTAL : • BILIRUBIN DIRECT :


BLANKO SAMPEL BLANKO SAMPEL
REAGEN TOTAL REAGEN DIRECT
- 40 ul
NITRIT NITRIT - 40 ul
REAGEN TOTAL
1000 ul 1000 ul
BILIRUBIN REAGEN DIRECT
1000 ul 1000 ul
CAMPUR, INKUBASI SELAMA 5 MENIT BILIRUBIN
BLANKO SAMPEL CAMPUR, INKUBASI SELAMA 2 MENIT
SAMPEL SERUM 100 ul 100 ul BLANKO SAMPEL
CAMPUR DAN INKUBASI SELAMA 10 – 30 SAMPEL SERUM 100 ul 100 ul
MENIT PADA SUHU KAMAR. UKUR CAMPUR DAN INKUBASI SELAMA 10 – 30
ABSORBANS SAMPEL TERHADAP MENIT PADA SUHU KAMAR. UKUR
BLANKO SAMPEL  546 nm ABSORBANS SAMPEL TERHADAP
BLANKO SAMPEL  546 nm
KADAR BILIRUBIN INDIRECT

Kadar bilirubin indirect


Kadar bilirubin total –
dapat dihitung dengan
bilirubin direct
cara :
Sampel:
Nilai Implikasi
rujukan: Klinis
Peningkatan bilirubin Peningkatan bilirubin tidak
terkonjugasi (direk) terkonjugasi (indirek)
Serum Dewasa :
• Batu empedu • Hemolytic disease of the
• Obstruksi sumbatan saluran newborn
empedu • Hemolytic jaundice
Bilirubin Total: (tumor, inflamasi, batu • Transfusi darah volume besar
0,3 − 1,0 mg/dL empedu, jaringan parut, atau • Resolusi dari hematoma besar
Plasma Heparin trauma operasi)
atau 5 − 17 • Hepatitis
μmol/L • Metastasis luas pada liver • Sepsis
• Kolestasis akibat obat • Hiperbilirubinemia
Bilirubin • Sindroma Dubin-Johnson neonatorum
terkonjugasi • Sindroma Rotor • Anemia hemolitik
(direk): 0,0 − 0,2 • Sindroma Crigler-Najjar
mg/dL atau 0,0 −
• Sindroma Gilbert
3,4 μmol/L
• Anemia pernisiosa
• Sirosis
Nilai kritis: 12 • Reaksi transfusi
mg/dL atau 200 • Anemia sel sabit
μmol/L
GAMMA GT
Gamma Glutamyl Transferase

• Adalah enzim yang terdapat pada hati dan saluran empedu, merupakan
indikator yang paling sensitif untuk penyakit hepatobilier

• Enzim ini memiliki tiga fungsi utama :


• Berperan dalam sintesis protein.

• Ikut dalam regulasi aktivitas gluthatione dalam jaringan

• Berperan dalam transport asam amino melalui membran sel

• Meningkat pada kerusakan / penyakit organ tsb → mis : keracunan obat

• Waktu paruh : 7 – 10 hr
PEMERIKSAAN GGT

• Kinetik menurut Szasz / CARA KERJA


METOD
Persijn
E : • Gamma-GT mengkatalisis
perpindahan asam glutamat
ke akseptornya yaitu BLANKO SAMPEL
glycylglycine. Pada proses ini SAMPEL - 100 ul
akan dilepaskan 5-amino-2- AQUADEST 100 ul -
PRINSI
nitrobenzoate yang dapat REAGEN 1 1000 ul 1000 ul
P :
diukur pada 405 nm.
Peningkatan absorbansi pada CAMPUR, INKUBASI KIRA – KIRA 1
MENIT, LALU TAMBAHKAN :
panjang gelombang ini
langsung berkaitan dengan REAGEN 2 250 ul 250 ul
aktivitas gamma-GT. CAMPURKAN, BACA ABSORBANSINYA
SETELAH 1 MENIT DAN NYALAKAN
REAKSI STOPWATCH. BACA KEMBALI
: ABORBANSINYA SETELAH 1, 2, DAN 3
MENIT  405 nm
Nilai
Sampel:
rujukan:
DEWASA
• Perempuan : < 38 U/L
Serum • Laki-laki : < 55 U/L

ANAK – ANAK
( perempuan )
Plasma Heparin • 1 hari – 6 bulan : 15 – 132
U/L
• 6 bulan – 1 tahun : 1 – 39
U/L
• 1 – 12 tahun : 4 – 22 U/L
• 13 – 18 tahun : 4 – 24 U/L
ANAK – ANAK ( Lk )
• 1 hari – 6 bulan : 12 – 122
U/L
• 6 bulan – 1 tahun : 1 – 39
U/L
• 1 – 12 tahun : 3 – 22 U/L
Implikasi Klinis
PENINGKATAN KADAR GGT :
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan
laboratorium :
• Sirosis hati • Obat fenitoin dan barbiturat dapat
• Nekrosis hati akut dan subakut menyebabkan tes gamma-GT positif palsu.
• Alkoholisme
• Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka
• Hepatitis akut dan kronis
• Kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paru-paru, waktu lama dapat menyebabkan peningkatan
otak) kadar gamma-GT.
• kolestasis akut
• mononukleosis infeksiosa
• hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati)
• DM
• steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe IV
• infark miokard akut (hari keempat)
• CHF
• pankreatitis akut
• Epilepsi
• sindrom nefrotik
• Pengaruh obat : Fenitoin (Dilantin), fenobarbital,
aminoglikosida, warfarin (Coumadin).
ALP
alkaline phosphatase

• Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang


diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk
tulang baru)
• Peningkatan fisiologis :
• Terjadi selama pertumbuhan tulang pada masa kanak-kanak
• Kehamilan
• Post meal ( fatty meal )
• Peningkatan patologis :
• Sebagian besar terkait dengan hepatobiliari dan penyakit tulang
• Fosfatase alkali di sekresi melalui saluran empedu
PEMERIKSAAN ALP

• Kinetik, mengacu pada


METO
Internasional Federation of CARA KERJA
Clinical Chemistry and
DE :
Laboratory Medicine
• (IFCC).
Dalam suasana basa ALP
BLANKO SAMPEL
SAMPEL - 20 ul
mengkatalisis hidrolisis p-
nitrofenilfosfat menjadi p- AQUADEST 20 ul -
nitofenol dan fosfat. REAGEN 1 1000 ul 1000 ul
PRINSI Aktivitas ALP ditentukan CAMPUR, INKUBASI KIRA – KIRA 1
P : dengan mengukur MENIT, LALU TAMBAHKAN :
peningkatan absorban, REAGEN 2 250 ul 250 ul
diukur sebagai p-nitofenol CAMPURKAN, BACA ABSORBANSINYA
pada panjang gelombang 405 SETELAH 1 MENIT DAN NYALAKAN
STOPWATCH. BACA KEMBALI
nm ABORBANSINYA SETELAH 1, 2, DAN 3
MENIT  405 nm
Nilai
Sampel : Ket :
rujukan :
DEWASA : 42 –
136 U/L  ALP1 menandakan
Serum • ALP1 : 20 – 130 U/L penyakit hati
• ALP2 : 20 – 120 U/L
• Lansia : agak lebih
tinggi dari dewasa

ANAK-ANAK : 
• Bayi dan anak (usia 0 – ALP2 menandakan
Plasma Heparin 20 th) : 40 – 115 U/L), 
• Anak berusia lebih tua
penyakit tulang.
(13 – 18 th) : 50 – 230
U/L.
Implikasi Klinis
PENINGKATAN KADAR : PENURUNAN KADAR :
• obstruksi empedu (ikterik) • Hipotiroidisme
• kanker hati • Malnutrisi
• sirosis sel hati • sariawan/skorbut (kekurangan vit C)
• Hepatitis • Hipofosfatasia
• Hiperparatiroidisme • anemia pernisiosa
• kanker (tulang, payudara, prostat) • isufisiensi plasenta
• Leukemia • Pengaruh obat : oksalat, fluoride, propanolol (Inderal)
• penyakit Paget
• osteitis deforman
• penyembuhan fraktur
• myeloma multiple
• Osteomalasia
• kehamilan trimester akhir
• arthritis rheumatoid (aktif)
• Ulkus
• Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin,
linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa
(Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang,
indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi
oral, tolbutamid, isoniazid, asam para-aminosalisilat.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai