Anda di halaman 1dari 17

BAB V

HUBUNGAN TEMPERATUR
DENGAN
KESUBURAN TANAH
• Hub. Temperatur dengan desintegrasi
Batuan
• Hub. Temperatur dengan dekomposisi
bahan organik tanah
• Hub. Temperatur dengan reaksi kimia tanah
• Temperatur lapisan tanah atas mengalami
perubahan selama 24 jam dalam satu hari, yang
tergantung pada musim.
• Perubahan temperatur tanah bergantung pada
banyaknya panas yang diterima dari matahari.
Hal ini dipengaruhi oleh keadaan cuaca, bentuk
wilayah dan keadaan tanah.
• Cuaca berawan secara langsung menghalangi
pancaran energi matahari yang dipancarkan.
• Contohnya di gurun pasir yang terang dan
kering, penerimaan panas oleh permukaan tanah
sangat besar. Hal ini menyebabkan kenaikan
temperatur yang sangat besar di siang hari dan
penurunan temperatur yang menyolok di malam
hari.
• Bentuk wilayah, baik datar atau miring,
menentukan arah tegaknya sinar matahari.
• Perbedaan dalam arah tegak jatuhnya sinar
matahari di permukaan tanah menyebabkan
temperatur tanah di dataran rendah pada siang
hari lebih tinggi dari pada pagi hari atau sore
hari.
• Besarnya panas yang diterima tanah
dipengaruhi oleh beberapa sifat tanah seperti
warna tanah, penutup tanah, dan kandungan air
tanah.
• Tanah-tanah berwarna gelap lebih banyak
penyerap panas dari pada tanah-tanah
berwarna cerah. Hal ini berakibat tanah-tanah
berwarna gelap lebih cepat panas.
• Sedangkan peranan penutup tanah dapat
menyeragamkan dan menstabilkan
temperatur tanah, sehingga antara
temperatur siang dan malam tidak terlalu
banyak perbedaan.
• Tanah-tanah yang banyak mengandug air
lebih lambat mengalami kenaikan
temperatur karena sifat air membutuhkan
kalori yang banyak untuk menaikan
remperaturnya.
• Pada tanah sawah umumya perbedaan
temperatur siang dan malam hari kecil,
sedangkan pada tanah-tanah tegalan atau
ladang perbedaan ini lebih besar.
Hubungan Temperatur dengan Desintegrasi Batuan

• Desintegrasi atau hancuran batuan karena pengaruh


iklim adalah semua peristiwa pembongkaran batuan
induk serta pecahan-pecahan yang berlangsung secara
mekanis.
• Dalam peristiwa ini ikatan-ikatan antara bagian di
dalamnya yang pada mulanya teguh dan kuat itu menjadi
longgar dan diubah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil.
• Oleh karena itu peristiwa ini dinamakan hancuran iklim
mekanis.
• Selanjutnya dinyatakan pula bahwa di dalam peristiwa ini
tidak ada perubahan kimia, sehingga susunan kimia
batuan tetap tidak berubah.
1. Hancuran batuan karena
panas matahari,
• Penyinaran matahari terik berarti
penambahan panas yang intensif
sehingga menyebabkan pemuaian
batuan.
• Kalau penambahan panas terhenti maka
batuan itu turut dingin dan mengkerut.
• Meskipun penambahan panas umumnya
kecil tetapi peranannya tidak dapat
diabaikan, karena koefisien muai dari tiap-
tiap mineral tidak sama.
• Mineral berwarna gelap lebih banyak
menyerap panas dari pada mineral yang
berwarna cerah dan oleh karenanya di
dalam batuan akan terjadi tegangan.
• Akibat tegangan ini maka batuan akan
terpecah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil.
• Pada bagian yang kecil-kecil tadi juga
akan terjadi proses yang sama sehingga
akan terpecah lagi dan demikian
seterusnya sehingga terbentuk kerikil
halus dan pasir.
2. Hancuran batuan oleh
iklim dingin,
• Pada daerah yang mmiliki iklim
dingin, air memegang peranan
penting dalam proses penghancuran
batuan.
• Air pada temperatur 4o C mempunyai
berat terbesar, dan dengan
sendirinya mempunyai volume
terkecil.
• Dengan naik dan turunya
temperatur akan berlangsung
pembesaran serta pengerutan
volume, lagi pula bila air itu
membeku volumenya akan lebih
besar.
• Air yang dibekukan akan
meningkat volumenya menjadi
lebih besar seper sebelas dari
volume awalnya.
• Pada siang hari, ketika suhu di atas titik
beku, air akan memasuki retakan-retakan.
• Pada malam hari, air tsb akan mengalami
pembekuan dan bila terjadi terus menerus
sehingga pada akhirnya mengakibatkan
terbelahnya batuan tersebut menjadi
beberapa bagian.
• Masing-masing bagian pecahan batuan
akan mengalami proses yang sama
sehingga terjadilah kerikil-kerikil halus dan
pasir.
Hubungan Temperatur dengan
Dekomposisi Bahan Organik

• Perubahan-perubahan yang
berlangsung pada bahan organik
tanah dapat dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu :
1 perubahan secara mineralisasi dan
2 perubahan secara humifikasi.
Peranan Temperatur dalam
Proses Mineralisasi

• Perubahan-perubahan yang berlangsung pada


bahan organis secara oksidasi atau mineralisasi
memberikan hasil akhir berupa CO2, NH4, P2O5,
dan SO4.
• Proses ini dikakukan oleh jasad mikro. Selama
proses ini berlangsung di dalam tanah harus
tersedia oksigen dan air dalam jumlah yang
cukup.
• Kondisi air yang berlebihan akan memperlambat
proses mineralisasi, bahkan akan menghentikan
sama sekali, karena tanah kekurangan oksigen.
• Pada temperatur kurang atau lebih dari
temperatur optimum, proses mineralisasi juga
akan terhambat dan bahkan organisme akan
mati.
• Di daerah sedang seperti di Eropa, proses
mineralisasi berlangsung lambat.
• Oleh sebab itu, di daerah tropis. Misalnya di
Indonesia pada umumnya di dalam tanah
ditemukan bahan organik dengan kadar yang
lebih rendah di bandingkan dengan daerah sub
tropis, oleh karena proses mineralisasi di daerah
tropis berlangsung lebih cepat.
Hubungan Temperatur dengan
Reaksi Kimia Tanah
• Reaksi kimia yang berlangsung di dalam tanah,
misalnya hidratasi, dehidratasi, oksidasi, reduksi
dan hidrolisis sangat dipengaruhi oleh kondisi
tempertur tanah.
• Hidratasi merupakan suatu reaksi antar molekul-
molekul air dengan senyawa-senyawa kimia. Pada
proses ini seluruh molekul air itu terikat, seperti yang di
gambarkan dalam reaksi dibawah ini :
• 2 Fe2O3 + 3 H2O  2 Fe2O3 . 3 H2O
• CaSO4 + 2 H2O  CaSO4 . 2 H2O
• Molekul air yang terikat secara kimia tersebut mudah
dilepaskan dengan kenaikan temperatur.
• Dehidratasi adalah terlepasnya molekul air
dari suatu kristal dan merupakan kebalikan
dari hidratasi. Dehidratasi banyak
berlangsung di daerah beriklim tropis.
• Oksidasi merupakan proses berkurangnya
elektron. Di dalam banyak reaksi kimia,
oksidasi berarti pula penambahan atau
pengikatan oksigen. Sebagai hasil oksidasi
dari bahan organis, dan hasil akhir dari
reaksi ini adalah CO2 dan air.
• Reduksi berarti penambahan elektron.
Oksidasi akan berlangsung dengan baik
bila persediaan oksigen cukup memadai.
• Tetapi reduksi berlaku sebaliknya, akan
berlangsung bila tidak ada oksigen.
• Proses ini akan nampak jelas pada tempat
yang dalam di bawah permukaan tanah,
terutama jika drainase buruk atau jika air
memenuhi seluruh ruang pori tanah.
• Tanah yang sering mengalami reduksi
ditandai dengan warna abu-abu atau
pucat.
• Hidrolisis adalah persenyawaan
antara ion-ion air dengan dengan
ion-ion garam. Di dalam proses-
proses hancuran sangat sedikit
didisosiasikan. Hasil disosiasi
adalah ion hidrogen (H+) dan ion
hidroksil (OH-).

Anda mungkin juga menyukai