Anda di halaman 1dari 43

MOBILISASI

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
2018
Latar Belakang
1. Upaya mempercepat pengembangan alsintan dilakukan
melalui bantuan alsintan kepada kelompok tani dan
pengembangan UPJA sekaligus mendukung UPSUS pajale
2. Bantuan alsintan tahun 2015 : 26.100 traktor tangan,
3.340 pompa air, 5.000 transplanter dan 1.000 traktor
roda 4, combine harvester, power thresher, corn sheller,
dryer.
3. Pemanfaatan alsintan bantuan belum optimal (traktor 8-15 ha
& mesin perontok < 10 ha permusim tanam) dan perkembangan
UPJA lamban  12.044 (2 % profesional, 14% berkembang, 84%
pemula)
Dukungan
Tantangan: DUKUNGAN kelembagaan dan
1.Target DATABASE
SDM
produksi
2.Penurunan
tenaga kerja
pertanian investasi 1. Kapasitas kerja
BANTUAN
3.Perubahan SARANA PASCA 2. Efisiensi
iklim PANEN prioritas 3. Produktivitas
4.Konversi lahan TANAMAN 4. Pendapatan
5.Kepemilikan PANGAN layak 5. Keberlanjutan
lahan rendah usaha
6.Daya beli
rendah
7.Pemanfaatan
alsin belum PENGELOLAAN SARANA PASCA PANEN
optimal TNM PGN
Produksi Pajale
2008 2009 2010 2011 2012
PADDY :
- Total land ( mil. ha) 12.299 12.669 12.870 13.567 13.441
- Productivity (ton/ha) 4.89 4.94 5.06 5.02 5.10
- Production (mil. ton dried) 60.326 64.399 65.150 68.062 68.594
MAIZE :
- Total land (mil. ha) 4.002 4.096 4.184 3.896 3.997
- Production (mil. ton dried) 16.317 17.041 18.016 17.392 18.945
SOYBEAN :
- Total land (mil. ha) 0.590 0.701 0.678 0.592 0.566
- Production (mil. ton dried) 0.776 0.934 0.927 0.819 0.779
Tahun Kelas UPJA Total
Pemula Berkembang Professional
2008 8,571 851 100 9,522
2009 8,145 1,783 318 11,103
2010 8,887 2,250 219 11,356
2011 8,801 2,693 453 11,947
2012 9,485 2,136 423 12,044
Trend Tenaga Kerja Pertanian

perkotaan

desa

Less labor shortage in rural area


Prefence of young people not to work in agricultural sector
Kondisi di lapang

Pelayanan jasa alsintan belum memuaskan pelanggan


Terbatasnya sense of bussiness dalam kelompok
Hasil penyewaan sebagian besar utk operator & pengelola
Kapasitas kerja belum optimal
Sparepart untuk alsin baru, cth Combine harvester
SDM terbatas
Klaster kinerja alsintan bantuan berdasarkan persentase

Alsintan Baik Sedang Kurang Jumlah kasus


Traktor tangan 28 21 50 14 kasus
Transplanter 50 0 50 2 kasus
Combine H 83 17 0 6 kasus
Power Thresher 0 13 67 6 kasus
Dryer 0 20 80 5 kasus

Lokasi : Barito Kuala (Kalsel), Pinrang (Sulsel), Kampar (Riau),


OKI (Sumsel), Kendal (Jateng)
Kinerja alsintan bantuan menurut klaster
Klaster Traktor Transplanter P Thresher Combine H Dryer

Kurang Cov area < Cov area < 25 Cov area < Cov area < Cov area < 40
15ha/th ha/th 13 ha/th 40 ha/th ha/th
B/C < 1,2 B/C < 1,2 B/C < 1,2 B/C < 1,2 B/C < 1,2
BEP 25 Ha BEP 30 ha BEP 15 ha BEP 45 ha BEP 50 ha

Sedang Cov area Cov area 25- Cov area Cov area Cov area 40-
15-25 ha/th 30 ha/th 13-25 ha/th 45-50 ha/th 50 ha/th
1,2 <B/C 1,8 1,2 <B/C<1,8 1,2 1,2 1,2 <B/C<1,8
<B/C<1,8 <B/C<1,8
Baik Cov area Cov area >30 Cov area Cov area Cov area >50
>25 ha/th ha/th >25 ha/th >50 ha/th ha/th
B/C >1,8 B/C >1,8

Keterangan :
Traktor 8,5 HP Kapasitas 14-16 jam/ha atau 0,07 ha/jam
Transplanter 8 jam/ha atau 0,125 jam/ha
Power Thresher 0,7-1 ton/jam
Combine Harvester 2,5 jam/ha
Dryer kapasitas 4 ton/proses
Alsintan Bantuan Pemerintah Cukup Baik
Alsintan Bantuan Pemerintah Kurang Baik
Faktor-faktor Pendukung Kinerja Baik
 Kesesuaian dengan kondisi lahan dan kebutuhan
 Ketersediaan operator dan teknisi terampil
 Keterbatasan tenaga kerja utk usahatani
 Adanya pendampingan dan pembinaan oleh penyuluh
 Ketersediaan bahan operasi dan perbaikan
 Ketersediaan bengkel alsintan
 Jalan usahatani cukup memadai
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Kinerja Alsintan
Faktor-faktor Traktor Transplanter Combine H P Thresher Dryer

Kesesuaian dgn kondisi lahan * * *


Kesesuaian dgn kebutuhan * * * * *
petani
Ketersediaan operator * * * * *
terampil
Bengkel * * * * *
Suku cadang * * * * *
BBM & Pelumas * * * * *
Jalan usaha tani * *
Pelatihan/pendampingan * * *
Alsintan Formula Keterangan
Padi
Traktor Roda 2 i1 = indeks penggunaan traktor
roda 2, %
i1 = f(topografi)
BEP1 =BEP traktor roda 2, ha
Traktor Roda 4 i2 = indeks penggunaan traktor
roda 4, %
i2 = f(topografi, ukuran petakan,
jalan usaha tani, agroekosistem)
BEP2 = BEP traktor roda 2, ha
Transplanter i3 = indeks penggunaan
transplanter, %
i3 = f(topografi, ukuran petakan,
jalan usaha tani, agroekosistem,
tanaga kerja pertanian, upah buruh
tani)
BEP3 = BEP transplanter, ha
Power thresher i4 = indeks penggunaan alsin
atau combine perontok padi, %
harvester BEP4 = BEP alsin perontok padi, ton
Dryer i5 = indeks penggunaan dryer, %
i5 = f(hari hujan, kapasitas PPB,
upah jemur)
BEP5 = BEP mesin pengering padi, ton
Apa yang dimaksud pengelolaan yang optimal ??
• layak secara teknis
• layak secara ekonomis
Optimalisasi
• Mengelompokkan daerah kecamatan dalam satu
kabupaten berdasarkan jadwal tanam yang sama
• Menghitung jumlah alsintan yang ada, yang
dibutuhkan berdasarluasan tanam, dan jumlah
kekurangan traktor di masing-masing kelompok
kecamatan tsb
• Kekurangannya dipenuhi dengan memobilisasi dari
kelompok kecamatan lain yang mempunyai jadwal
tanam yang berbeda dan masih dalam radius
jangkauan wilayah pelayanan alsin
Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan

• Kekurangan dicukupi sebagian dari mobilisasi dari kecamatan yg berbeda musim


tanam
• Kapasitas kerja pertahun meningkat 12%
DATA KABUPATEN (contoh kab sragen)
. Optimalisasi Power Thresher di Kabupaten Grobogan
JUMLAH
KOREKSI
KECAMATAN MUSIM TANAM KEBUTUHAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN KECUKUPAN (%) STATUS KECUKUPAN REKOMENDASI MOBILISASI MOBILISASI
Kekurangan
THRESHER
PENAWANGAN, KLAMBU,
BRATI NOV I-II 140 67 73 48 KURANG GODONG, KARANGRAYUNG, 109 0
PULOKULON, TEGOWANU,
NGARINGAN, WIROSARI,
GABUS DES II-III 163 102 61 63 SEDANG TAWANGHARJO, TOROH, 152 0
PURWODADI, GROBOGAN,
GEYER NOV III-DES I 80 90 0 112 JENUH CUKUP 0 0
GUBUG, BRATI, PURWODADI,
GODONG SEP III-OKT I 428 124 304 29 SANGAT KURANG GROBOGAN, TOROH, 241 63
TAWANGHARJO, GEYER,
PENAWANGAN, PULOKULON,
GROBOGAN NOV I-II 197 81 116 41 KURANG KLAMBU, GODONG, 109 7
KARANGRAYUNG, GABUS,
TEGOWANU, TANGGUNGHARJO,
GUBUG NOV III-DES I 208 59 149 28 SANGAT KURANG GODONG, KARANGRAYUNG, 143 6
KEDUNGJATI, KLAMBU,
GUBUG, BRATI, PURWODADI,
KARANGRAYU
SEP III-OKT I 183 53 130 29 SANGAT KURANG TOROH, GEYER, GROBOGAN, 222 0
NG
TAWANGHARJO, PULOKULON,
KEDUNGJATI OKT II-III 19 29 0 153 JENUH CUKUP 0 0
BRATI, GUBUG, GROBOGAN,
KLAMBU SEP III-OKT I 152 62 90 41 KURANG PURWODADI, TOROH, 168 0
TAWANGHARJO, GEYER,
KRADENAN NOV III-DES I 164 287 0 175 JENUH CUKUP 0 0
GABUS, PULOKULON,
NGARINGAN NOV I-II 275 116 159 42 KURANG 91 68
PENAWANGAN, KLAMBU,
PURWODADI, BRATI, TOROH,
PENAWANGAN SEP III-OKT I 296 46 250 16 SANGAT KURANG GROBOGAN, GUBUG, GEYER, 259 0
TAWANGHARJO, PULOKULON,
TOROH, WIROSARI,
TAWANGHARJO, PURWODADI,
PULOKULON DES II-III 220 147 73 67 SEDANG NGARINGAN, GROBOGAN, 207 0
BRATI, PENAWANGAN,
KARANGRAYUNG, GODONG,
PENAWANGAN, PULOKULON,
PURWODADI NOV I-II 305 38 267 12 SANGAT KURANG KARANGRAYUNG, GODONG, 109 158
KLAMBU, GABUS,
TANGGUNGHAR SEP III-OKT I 84 42 42 50 KURANG GUBUG, BRATI, TOROH, 84 0
JO PURWODADI,PENAWANGAN,
PULOKULON, GEYER
TAWANGHARJ
NOV I-II 172 84 88 49 KURANG GABUS, KLAMBU, GODONG, 109 0
O
KARANGRAYUNG, TEGOWANU,
GUBUG, BRATI, PURWODADI,
TEGOWANU SEP III-OKT I 158 69 89 44 KURANG TOROH, GROBOGAN, GEYER, 138 0
TAWANGHARJO, PULOKULON
PENAWANGAN, PULOKULON,
TOROH NOV I-II 302 213 89 71 SEDANG KARANGRAYUNG, GODONG, 109 0
KLAMBU, GABUS,
PULOKULON, GABUS,
WIROSARI NOV I-II 282 169 113 60 KURANG 91 22
PENAWANGAN, KLAMBU,
TOTAL 3.828 1.878 2.093 2.341 324
PENYALURAN DAN PENGELOLAAN ALSINTAN
DINAS PERTANIAN
KAB/KOTA

MASYARAKAT TANI DIKELOLA SISTEM UPJA


 POKTAN  Bersifat Pemberdayaan
DITJEN PSP  Mengoptimalkan
 GAPOKTAN
pemanfatan alsintan
 UPJA

DIKELOLA

PENGELOLAAN  PEMDA
(DISTAN/UPT di PROV/KAB)
SISTEM BRIGADE
ALSINTAN
 Bersifat task force
KOREM/KODIM
ALSINTAN  Mengatasi mobilisasi
Alsintan

1. Bantuan Alsintan kepada Poktan/Gapoktan harus dikonsolidasi


pemanfaatannya dan dioperasionalkan sebagai Brigade.
2. Alsin bantuan bukan sekedar alat tetapi juga sebagai barang modal
yang harus dapat berkembang sebagai modal usaha.
3. BPP/BP3K harus menjadi basis konsolidasi Alsintan, penyuluh dan
Babinsa sebagai Pendamping.
22
BRIGADE ALSINTAN
1. Brigade Alsintan adalah : Manajemen pengelolaan alsintan yg
bertujuan mengoptimalkan penggunaan alsintan untuk
percepatan olah tanah, tanam dan panen secara serempak.

2. Maksud & Tujuan Pengelolaan Alsintan melalui Brigade:


a. Alsintan yang sudah diadakan/disalurkan kepada
poktan/gapoktan/UPJA dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk mendorong kegiatan percepatan olah tanah, tanam
dan panen secara serempak
b. Pengelolaan pemanfaatan alsintan melalui Brigade Alsintan
dapat memberikan contoh sekaligus mengawal
pemanfaatan alsin oleh poktan/ gapoktan/UPJA.
c. Terorganisirnya pengelolaan alsintan dalam bentuk
brigade, yg dikelola secara terintegrasi antara Dinas
Pertanian, Korem/Kodim, Penyuluh, UPJA/ Poktan/Gapoktan,
dan Generasi Muda Penggerak Modernisasi Pertanian.
brigadealsintan 23
Lanjutan,

3. Prinsip : memberikan layanan kepada


petani yang membutuhkan alsintan
untuk proses budidaya dan pasca panen
4. Komponen pembiayaan yang
ditanggung oleh pengguna adalah :
 Bahan Bakar ± 20%;
 Upah operator ± 30%;
 Mobilisasi ± 20%;
 Perawatan dan Pemeliharaan ± 30%.

24
PENGORGANISASIAN BRIGADE ALSINTAN

Bentuk Brigade Alsintan sbb :


a. Brigade Alsintan di Dinas Pertanian (Provinsi/
Kabupaten/ Kota),
b. Brigade Alsintan di Korem/Kodim, dan
c. Brigade Alsintan di tingkat kecamatan dan
desa (Poktan/Gapoktan/UPJA).
brigadealsintan 25
ALUR PINJAM PAKAI ALSINTAN
DI BRIGADE KABUPATEN
UPTD/BPP
STOK ALSINTAN
DI BRIGADE
KABUPATEN
Aksi
alsintan

1
oleh UPJA

Pinjam
pakai oleh

1 UPJA

3
Bimtek
OPA
Dinas/UPTD Mekanisasi
Balai Pelatihan Mobilisasi
1
alsintan dari
STPP Brigade ke
BPTP
Perusahaan produsen alsintan
1 UPJA

26
BRIGADE
KECAMATAN
UPTD/BPP

GAPOK GAPOK
TAN TAN
A B, dst..

1. Brigade Kecamatan dibentuk untuk mengelola UPJA antar Gapoktan


2. Brigade Kecamatan berperan dalam menjembatani mobilisasi alsintan antar
gapoktan
3. Brigade Kecamatan melekat di UPTD/BPP 27
KONSOLIDASI ALSINTAN
ANTAR POKTAN
1. Gapoktan membentuk UPJA yang
anggotanya adalah poktan-
poktan pemilik alsin
2. Mengidentifikasi jenis alsintan
masing-masing poktan
3. Mengidentifikasi ketersediaan
operator
GAPOKTAN
Ketua
Sekretaris
4. Membuat perencanaan
Bendahara
Divisi Olah, Panen,
Pompa pemanfaatan alsin berdasarkan
jenis, lokasi, dan luas (olah dan
panen)
5. Melatih operator dan manajemen
alsintan
6. Membentuk jaringan komunikasi
antar operator
7. Menyusun mobilisasi alsintan

28
29
SOSIALISASI OPA
PENGOLAHAN LAHAN SAWAH

31
COMBINE HARVESTER MELAKUKAN
PANEN

32
33
PENDAMPINGAN MAHASISWA

34
PELATIHAN TEMATIK OPSIN
PENGOLAHAN LAHAN KEDELAI DAN KAPAS

36
PENGOLAHAN LAHAN CABAI

37
PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN

38
PENGOLAHAN LAHAN
PENGOLAHAN LAHAN SINGKONG
JAGUNG

39
PEMANFAATAN ALSINTAN DILAHAN
PATB

40
RELOKASI ALSINTAN
ALSINTAN YANG BELUM
DIMANFAATKAN

42
TERIMA KASIH

43

Anda mungkin juga menyukai