PENYUSUNAN RP3KP
PEND
AHUL
UAN
Pada Bab
Pendahulua
n ini akan
diuraikan
beberapa
hal
diantaranya
:
1. Latar
Belakan
g;
2. Maksud
1.1 Latar Belakang
,
Pembangunan perumahan dan kawasan Tujuan,
permukiman merupakan kebutuhan dasar dan
Sasaran
manusia dalam rangka meningkatkan ;
kesejahteraan masyarakat secara adil dan 3. Dasar
Hukum;
merata. Salah satu bentuk terwujudnya
4. Ruang
kesejahteraan masyarakat secara adil dan Lingkup
merata terlihat dengan meningkatnya kualitas ;
5. Metodo
kehidupan masyarakat yang layak dan logi
bermartabat dengan terpenuhinya kebutuhan 6. Keluara
n
papan sebagai kebutuhan dasar manusia.
(Output
Pembangunan perumahan dan kawasan )
permukiman merupakan salah satu bidang 7. Hasil
(Outco
pembangunan strategis yang bersifat me);
multisektor dalam upaya membangun manusia dan
8. Sistema
tika
Penyaji 1-1
an
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN RP3KP
26. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman.
27. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Fasilitasi Pra dan Pasca Sertifikasi Hak Atas Tanah untuk
Memberdayakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Membangun Rumah
Swadaya.
28. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 25 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Perumahan Murah.
29. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian
Berimbang, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Nomor 07 Tahun 2013.
30. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota.
31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh.
32. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032.
33. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2035.
34. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bangunan.
35. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Payakumbuh Tahun 2012-2032.
36. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyediaan
dan Penyerahan PSU.
37. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh tentang IMB.
38. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana
Detail Ruang Wilayah Kota Payakumbuh.
39. SPM Perumahan Kota Payakumbuh Tahun 2017.
b. Substansi Materi
Substansi materi yang wajib dimuat dalam penyusunan RP3KP Kota Payakumbuh,
adalah : (1) Backlog, (2) Kumuh, (3) Rumah tidak layak huni, (4) Squatter, (5)
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU), (6) Penyediaan Lahan, (7) Pembiayaan, dan (8)
Kelembagaan.
Gambar 1
Diagram Penyusunan RP3KP
1. Persiapan
N
PA a. Penganggaran biaya penyusunan RP3KP
b. Pembentukan Pokja PKP dan Pokjanis RP3KP
c. Penyepakatan Tugas dan Tanggung Jawab Pokja PKP dan
IA
RS Pokjanis RP3KP
PE d. Penyepakatan rencana kerja dan jadwal kerja
2. Pendataan
- Data Sekunder
3. Analisis
BUKU DATA
a. Analisis Data PKP Berdasarkan Kondisi Eksisting DAN
b. Analisis ANALISIS
4. Konsep Rencana
a. Visi dan Misi Pembangunan PKP BUKU
b. Kebijakan dan Strategi pembangunan PKP RENCANA
N c. Pengendalian Pembangunan PKP
AA
AN 5. Indikasi Program
KS
LA
6. Peta Eksisting, Peta Analisis dan Peta Rencana ALBUM PETA
PE
I
7. LEGALISASI
AS
LIS
GA a. Pengajuan Ranperda PERDA
DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
LE b.KOTA
Pembahasan Ranperda
PAYAKUMBUH 2018 RP3KP
1-9
c. Penetapan Perda
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN RP3KP
Gambar 2
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan RP3KP
B. Pendekatan Metodologi
Penyusunan RP3KP dilakukan melalui proses penjaringan dan pengumpulan data
dan informasi, kemudian melakukan analisis sederhana terhadap data yang telah
divalidasi dan prediksi data untuk 20 (dua puluh) tahun yang akan datang. Setelah
diperoleh analisa data, maka dilakukan perumusan konsep untuk mengeluarkan indikasi
program.
1. Proses penjaringan dan pengumpulan data
Metode pengumpulan data terdiri dari metode sekunder dan primer. Metode
sekunder terdiri studi dokumen dan literatur, sementara metode primer dilakukan dengan
survei dan observasi lapangan.
a. Metode Sekunder
Studi dokumen dan literatur merupakan metode yang digunakan untuk
mendapatkan informasi melalui produk-produk kegiatan terkait yang telah ada. Metode
studi literatur disebut pula metode studi dokumenter dalam identifikasi dan kajian materi
pekerjaan. Studi literatur digunakan untuk mengkaji program pembangunan dan
pengembangan perumahan yang pernah dilakukan. Pekerjaan ini memiliki kecenderungan
sifat studi yang memerlukan dukungan kegiatan kajian, baik terhadap literatur berupa
tulisan, jurnal, dan hasil studi terkait, hingga berbagai jenis regulasi dan kebijakan yang
terkait dengan upaya pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.
Untuk itu, diperlukan model pendekatan studi dokumenter yang akan menginventarisasi
dan mengeksplorasi berbagai dokumen terkait dengan materi pekerjaan. Studi
dokumenter memiliki ciri pendekatan yang mengandalkan dokumen / data-data sekunder
seperti :
Peraturan perundangan-undangan dan dokumen kebijakan yang terkait.
Laporan perencanaan dan program pengembangan perumahan dan permukiman
di wilayah Kota Payakumbuh.
Teori maupun konsep-konsep pengembangan perumahan permukiman, termasuk
dalam aspek pendukungnya seperti kelembagaan, pengelolaan, aspek pembiayaan
serta peran masyarakat dalam mewujudkan perumahan dan permukiman.
Survei Data Sekunder, dilakukan pula terhadap Instansi Pemerintah Daerah atau
institusi terkait dengan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Survei
dilakukan guna memperoleh data mengenai kondisi permukiman, kondisi
infrastruktur perkotaan, lahan serta berbagai dokumen terkait permukiman dan
infrastruktur perkotaan lainnya.
Gambar 3
Diagram Proses Pengumpulan Data
2. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ada beberapa hal yang harus dikerjakan yaitu :
1. Editing, yaitu meneliti/memilih kembali kelengkapan dan kebenaran atas data yang
dibutuhkan.
2. Koding, yaitu dengan mengklasifikasikan frekuensi data dalam masing-masing
kelompok/kategori sesuai dengan kebutuhan dalam analisis yaitu dengan
pengkodean data agar data lebih mudah dicari.
3. Tabulasi, yaitu dengan mengelompokkan data untuk mempermudah proses analisis.
4. Klasifikasi, yaitu data yang dipilah berdasarkan kebutuhan analisis yang akan
dikerjakan.
5. Analisis, yaitu perhitungan data berdasarkan data yang ada dan model analisis yang
sudah dikembangkan berdasarkan maksud dan tujuan studi yang sudah disusun.
a. Deskriptif, yaitu metode analisis dengan cara melihat keadaan obyek melalui
uraian, pengertian atau penjelasan terhadap analisis yang bersifat terukur maupun
tidak terukur.
b. Normatif, yaitu metode analisis terhadap keadaan obyek yang seharusnya
mengikuti suatu aturan atau pedoman ideal tertentu. Adapun aturan baku tersebut
merupakan standar yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai landasan hukum,
dalam hal ini berupa peraturan-peraturan atau standar baku terhadap kawasan
perumahan, permukiman dan rencana tata ruang kawasan.
c. Spatial, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan metode interaksi keruangan
yang diukur dari aksesibilitas dan kesesuaian lokasi permukiman secara spasial.
2. Pendekatan Kuantitatif, digunakan untuk mengetahui faktor–faktor yang
berpengaruh dalam suatu kawasan. Metode ini dengan menggunakan data numerik,
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan analisis.
Dalam Penyusunan RP3KP analisis yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam
beberapa aspek :
1. Aspek Kebijakan
Dilakukan teknis analisis terhadap :
a. Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang nasional
dan daerah provinsi dan Kota Payakumbuh terhadap pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
b. Analisis sistem pusat-pusat pelayanan yang didasarkan pada sebaran daerah
fungsional perkotaan dan perdesaan.
c. Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan
dan/atau perdesaan yang berbatasan dalam wilayah Kota Payakumbuh terhadap
rencana pengembangan wilayah Kota Payakumbuh secara keseluruhan.
d. Analisis terhadap rencana investasi PSU dan rencana induk sistem.
besar. Analisis ini akan menghasilkan prediksi perubahan luas perumahan dan
permukiman kumuh 10-15 Ha dalam satu hamparan.
5. Aspek Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Analisis dilakukan terhadap Jumlah, sebaran dan kondisi RTLH. Output dari analisis
ini berupa klasifikasi RTLH, sebaran berdasarkan klasifikasinya serta target
penanganan RTLH bagi MBR.
6. Aspek Squatter
Analisis dilakukan terhadap status tanah dan kondisi bangunan, sehingga
menghasilkan informasi luas lahan dihuni squatter, lokasinya (tanah negara/tanah
private), serta kondisi bangunan.
7. Aspek Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU)
Analisis kesesuaian terhadap rencana investasi prasarana, sarana dan jaringan utilitas
regional atau rencana induk sistem menggunakan overlay data dari beberapa peta,
seperti :
a. Peta Eksisting
b. Peta Rencana Jaringan Jalan
c. Peta Rencana Struktur Ruang
Sehingga didapatkan kesesuaian pembangunanan PSU dan kebutuhan PSU pada
suatu wilayah.
2. Partisipatif, yaitu selama kegiatan atau proses sosialisasi RP3KP dan pendataan
terkait data masyarakat yang dibutuhkan untuk perumahan dan kawasan
permukiman selalu melibatkan secara aktif.
3. Advokatif, yaitu selalu siap memberikan pendampingan dan arahan strategik pada
permasalahan yang mungkin timbul selama kegiatan penyusunan RP3KP
berlangsung. Agar proses penyusunan RP3KP berjalan dengan lancar dan tetap
mengarah pada tujuan serta sesuai dengan pedoman yang berlaku.
4. Efektif, yaitu kegiatan sosialisasi dan pelatihan RP3KP berlangsung sesuai
dengan pedoman, ditujukan kepada stakeholder perumahan dan permukiman,
mempunyai manfaat yang luas berdaya guna serta berhasil guna. Utamanya dapat
mendorong kepedulian para stakeholder untuk dapat mengenali dan memahami
pentingnya perencanaan di bidang perumahan dan permukiman, sehingga secara
bersama-sama dapat disusun suatu perencanaan perumahan dan kawasan
permukiman yang baik.
5. Efisien, yaitu kegiatan harus berlangsung sesuai dengan jadwal kegiatan, tidak
boros sumber daya, mudah, murah, cepat dan tetap berkualitas.
6. Transparan, yaitu informasi tentang pelaksanaan pekerjaan terbuka dan mudah
dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
7. Akuntabel, yaitu hasil pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan secara kualitas
dan kuantitas kepada semua pihak, terutama pemberi pekerjaan.
8. Azas demokrasi, yaitu pembangunan dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
BAB 5 ANALISIS
Berisikan tentang analisis data perumahan dan permukiman dan analisis
kebijakan pembangunan dan pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
BAB 6 RENCANA RP3KP
Bab ini menguraikan tentang Rencana Pembangunan dan pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman di Kota Payakumbuh.