Anda di halaman 1dari 11

Bagian Anestesiologi MBL

FK UMI
2020

SYOK NEUROGENIK
P e m b i m b i n g : d r. H a i z a h N u r d i n , S p . A n , K I C , M . K e s
DEFINISI
Syok neurogenik adalah kondisi di mana sirkulasi darah penderita menjadi
tidak teratur. Tekanan darah penderita juga bisa tiba-tiba menurun drastis. Kondisi
yang juga disebut syok vasogenik ini merupakan komplikasi fatal dari cedera saraf
sumsum tulang belakang (spinal cord injury). 
Cedera pada saraf sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kekuatan saraf
simpatis tubuh yang menurun. Kondisi ini akhirnya memicu ketidakstabilan pada
pengaturan sirkulasi tubuh, yang ditandai dengan tekanan darah rendah, detak
jantung yang lambat, dan ketidakstabilan suhu tubuh. 
TA N D A D A N G E J A L A
Gejala syok neurogenik yang khas meliputi:
• Tekanan darah rendah akibat sirkulasi darah yang tak lancar. Keluhan ini bisa ditandai dengan pusing, mual, muntah,
berkeringat, tatapan kosong, kegelisahan, kulit yang pucat, hingga pingsan.
• Detak jantung yang lambat.
• Kulit yang tampak merah dan terasa hangat ketika diraba. 
Pada kasus syok neurogenik yang lebih parah, gejala-gejala yang muncul bisa berupa:
• Nyeri dada.
• Kesulitan bernapas.
• Kelemahan yang disebabkan oleh sirkulasi darah yang tidak teratur.
• Hipotermia atau penurunan suhu tubuh.
• Sianosis atau perubahan warna bibir dan jari yang membiru.
ETIOLOGI
Penyebab syok neurogenik yang paling sering adalah cedera atau trauma pada saraf tulang
belakang. Akibatnya, tubuh akan kehilangan fungsi dan stimulasi sistem saraf simpatik.
Beberapa kejadian yang bisa menyebabkan trauma atau cedera pada saraf sumsum tulang belakang
meliputi:
• Kecelakaan berkendara.
• Cedera saat olahraga.
• Luka tembak pada tulang belakang.
• Obat-obatan tertentu yang memengaruhi sistem saraf otonom yang mengatur pernapasan.
• Prosedur pembiusan di saraf tulang belakang yang tidak benar, sehingga memicu komplikasi.
• Penyakit tertentu. Meski jarang, syok neurogenik juga bisa terjadi gangguan medis tertentu,
misalnya Guillain-Barre syndrome, toksin pada sistem otonom tubuh, serta myelitis transversa.
DIAGNOSIS
Anamnesis perlu difokuskan pada riwayat penyakit yang dapat menyebabkan syok neurogenik,
seperti adanya cedera medula spinalis atau cedera otak traumatik. Syok neurogenik dapat terjadi
beberapa menit setelah terjadinya cedera medula spinalis atau otak.
Diagnosis syok neurogenik dapat dipastikan dengan kombinasi pemeriksaan pencitraan, monitor
fungsi hemodinamik, dan pemeriksaan klinis. Semua langkah ini harus dilakukan di rumah sakit.
Terdapat 3 tanda khas syok neurogenik, yaitu penurunan tekanan darah, detak jantung yang lambat,
dan suhu tubuh yang teraba hangat. Kecurigaan akan semakin tinggi apabila Anda pernah
mengalami trauma pada tulang belakang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• CT scan
CT scan bertujuan membantu dalam proses diagnosis tingkat keparahan cedera saraf tulang belakang,
perdarahan dalam tubuh, atau kerusakan pada bagian tubuh lainnya.
• MRI
Tes pemindaian ini berfungsi membantu dokter dalam mendiagnosis sumber nyeri pada punggung
dan syok neurogenik.
• Tes urine
Langkah ini dianjurkan untuk mengukur volume urine dan status cairan tubuh pada kebanyakan
kasus cedera saraf tulang belakang. Selain itu, tes urine dapat membantu dalam mendeteksi tanda-
tanda infeksi
TATA L A K S A N A
Tujuan pengobatan syok neurogenik yang utama adalah menstabilkan kondisi dan mencegah cedera
atau kerusakan yang lebih parah. Berikut langkah penanganan :
• Membatasi pergerakan tubuh penderita
Langkah ini berguna untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Contohnya, memasang collar neck
pada leher agar cedera saraf tulang belakang tidak bertambah parah.
• Memberikan cairan melalui infus
Memberi cairan melalui infus untuk mengendalikan tekanan darah agar tetap dalam batas normal.
• Memberikan obat-obatan
Jika tekanan darah penderita terlalu rendah, dokter akan memberikan obat golongan vasopressor.
Obat berfungsi menyempitkan diameter pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Beberapa contohnya meliputi norepinefrin, epinefrin, dopamin, serta vasopressin.
P E N A G A N A N P E RTA M A
• Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
• Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan
menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi
yangberat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat
dianjurka
• Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi
cairan.Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya
diberikan perinfus secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai
respon terhadap terapi
• Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif
KOMPLIKASI
Syok neurogenik dapat menyebabkan :
• Penurunan kesadaran,
• Iskemia organ
• Penumpukan laktat yang dapat berkembang menjadi asidosis laktat
• Oliguria.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai