Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR FILSAFAT

Oleh:
Dr. Imelda Hutasoit, M.Kes., M.A
Filsafat Ilmu:
Memberikan penjelasan atas 3 hal

Untuk apa
ilmu itu Apa yang
(digunakan) dikaji
Aksiologi Ontolologi
oleh Ilmu
Filsafat
Ilmu

Epistemologi

Sumber: Suriasumantri, Filsafat


Ilmu: Sebuah Pengantar, Pustaka Bagaimana
Sinar Harapan, Jakarta, 1998
mendapatkan ilmu
ONTOLOGI
• Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos = being atau
ada, dan logos = logic atau ilmu. Jadi, ontologi bisa diartikan: The
theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan), atau Ilmu tentang yang ada.
• Ontologi adalah pemahaman tentang “what and how” secara
sangat mendalam, termasuk asumsi
• Pengertian menurut istilah: Ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality yang
berbentuk jasmani/kongkret maupun rohani/abstrak (Bakhtiar,
2004).
ONTOLOGI

• Asumsi merupakan landasan berpikir yang dianggap benar sebagai


titik awal berangkat dalam pemahaman tentang ilmu dan bagi
pengembangan ilmu (baik teori maupun penerapan)
• Batasan adalah kelemahan/kekurangan yang dikaitkan dengan
keputusan (hasil)
• Dalam pemahaman ontologi dapat ditemukan pandangan-pandangan
pokok/aliran-aliran pemikiran antara lain: Monoisme, Dualisme,
Pluralisme, Nihilisme, dan Agnotisisme.
ONTOLOGI
• Kriteria benar dalam matematika adalah konsistensi berbagai asumsi,
definisi, aksioma, postulat, teorema, proposisi, dan aturan
matematika.
• Artinya: sesuatu dikatakan benar bila tidak terbantahkan
• Terjadi spesialisasi, yang merupakan penyempitan lingkup bahasan
• Batas ilmu: terbatas pada hal yang biasa dialami oleh indera karena
berarti dapat dibuktikan; terbatas pada benar atau salah, bukan pada
baik atau buruk
• Baik atau buruk adalah bahasan dalam aksiologi
Epistemologi

• Epistemologi membahas metoda ilmiah (scientific method)


• Cara kerja filsafat (Suriasumantri, 1998):
• Bertitik pangkal dari pengalaman dan uraian ilmu (khasanah ilmu, literatur
yang sudah terbukti kebenarannya)
• Melalui jalan reduksi untuk mencapai pokok-pokok/inti (pengembangan
hipotesis, pembuktian hipotesis, penarikan kesimpulan)
• Dengan proses reduksi ini maka ontologi, epistemologi, dan aksiologi dapat
dimengerti dan dijelaskan: Ilmu
• Induktif: penarikan kesimpulan dari data
• Deduktif: penarikan kesimpulan berbasis logika
Epistemologi
• Secara etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani
episteme berarti pengetahuan, dan logos berarti teori.
• Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang
mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitasnya) pengetahuan.
• Pengertian lain, menyatakan bahwa epistemologi merupakan
pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan:
apakah sumber-sumber pengetahuan? apakah hakikat, jangkauan
dan ruang lingkup pengetahuan? Sampai tahap mana pengetahuan
yang mungkin untuk ditangkap manuasia (William S.Sahakian dan
Mabel Lewis Sahakian, 1965, dalam Jujun S.Suriasumantri, 2005).
Ruang Lingkup Epistemologi
• M.Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat,
sumber dan validitas pengetahuan.
• Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur,
macam, tumpuan, batas, dan sasaran pengetahuan.
• A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup
pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya,
apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana membangun ilmu yang
tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu
yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah
batasannya.
• Semua pertanyaan itu dapat diringkas menjadi dua masalah pokok;
masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu.
Objek dan Tujuan Epistemologi
• Objek epistemologi (Jujun S. Suriasumatri) berupa “segenap proses yang
terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.”
• Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang menjadi sasaran teori
pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan,
sebab sasaran itu merupakan suatu tahap pengantara yang harus dilalui
dalam mewujudkan tujuan.
Objek dan Tujuan Epistemologi

• Tujuan epistemologi (Jacques Martain) mengatakan: “Tujuan


epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab pertanyaan,
apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
memungkinkan saya dapat tahu”.
• Hakikat Epistemologi berusaha memberi definisi ilmu pengetahuan,
membedakan cabang-cabangnya yang pokok, mengidentifikasikan
sumber-sumbernya dan menetapkan batas-batasnya. “Apa yang bisa
kita ketahui dan bagaimana kita mengetahui” adalah masalah-
masalah sentral epistemologi, tetapi masalah-masalah ini bukanlah
semata-mata masalah-masalah filsafat
AKSIOLOGI
• Menurut Kamus Filsafat, Aksiologi Berasal dari bahasa
Yunani Axios (layak, pantas) dan Logos (Ilmu).
• Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang
mempelajari nilai.
• Jujun S.Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai
teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
AKSIOLOGI
• Aksiologi membahas kaitan ilmu dan moral
• Ilmu bebas nilai? Perjalanan sejarah keilmuan menunjukkan bahwa ilmu
pernah disebutkan sebagai bebas nilai. Sekarang masih bebas nilai?
• Ada pembatasan dalam pengembangan ilmu bioteknologi, nuklir

• Ilmu tidak bebas nilai karena (Suriasumantri, 1998):


1. Ilmu banyak digunakan secara destruktif
2. Ilmu berkembang semakin esoteric yang membuka kemungkinan
penyalahgunaan dengan dampak negatif
3. Revolusi ilmu genetika yang mungkin dapat mengubah manusia
dan kemanusiaan
Aksiologi
• Tanggungjawab ilmuwan (Suriasumantri, 1998):
• Produk keilmuan sampai kepada kegunaan: seluruh tahap
dalam knowledge cycle harus dijalankan
• Memberi perspektif yang benar (untung rugi-produk
keilmuan)
• Memberi contoh
• Menyadari keberadaan pilar lain yang hidup di dalam
masyarakat, di luar ilmu dan teknologi

Anda mungkin juga menyukai