Anda di halaman 1dari 10

Klasik VS Modern

Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN

 Konsumen adalah pembeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan, oleh


karena itu kita perlu memahami perilaku konsumen karena perilaku
konsumen itu akan mempengaruhi hasil usaha perusahaan.
 Permintaan konsumen menentukan macam serta jumlah barang yang
harus dihasilkan oleh produsen dengan biaya dan penetapan harga
tertentu.
 Permintaan konsumen didukung oleh pendapatan konsumen yang
sekaligus merupakan kendala atau batasan kemampuan konsumen dalam
mengkonsumsi barang dan jasa.
 Tiga pendekatan perilaku konsumen:
- Pendekatan Guna Batas Klasik (kardinal)
- Pendekatan Indifference Curve (ordinal)
- Pendekatan Atribut
Pendekatan Guna Batas Klasik (Cardinal)

Seorang konsumen dianggap melakukan kombinasi konsumsi terhadap


berbagai macam barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal
dimana tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi suatu
barang secara terus-menerus akan semakin berkurang.

Konsep pendekatan guna batas klasik menerapkan hukum tambahan


kepuasan yang semakin berkurang
“The law of diminishing marginal utility “ Herman Henrich Gossen (1810-1859).

asumsi-asumsi

• Satuan kepuasan = util


• Kepuasan diukur dengan satuan nilai ekonomi (uang)
• Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum
Hukum Gossen I :
Jika jumlah barang tertentu yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu
ditambah terus maka kepuasan total (total utility) makin bertambah, tetapi
tambahan kepuasan (marginal utility) dari setiap satuan tambahan barang
akan semakin menurun (berkurang).

Hukum Gossen II
Konsumsi yang rasional akan membagi-bagikan penghasilannya untuk
membeli berbagai macam barang, sehingga rupiah terakhir yang
dibelanjakannya akan memberikan (menghasilkan) tingkat kepuasan yang
sama.

Nilai guna total (TU)


Jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang
tertentu.

Nilai guna marginal (MU)


Perubahan nilai kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan
konsumsi unit barang tertentu.
Kepuasan
Total

TU
MU3
Kurva Kepuasan Total
MU2
(Total Utility)
Semakin banyak mengkonsumsi barang A
kepuasan terus bertambah dengan tambahan
MU1
yang semakin berkurang hingga mencapai
titik maksimal

1 2 3 4 QA

Kepuasan
Marginal

Kurva Kepuasan Marginal


(Marginal Utility)
Pertama kali mengkonsumsi barang A,
kepuasannya sangat tinggi dan terus
MU menurun pada konsumsi berikutnya hingga

titik nol


1 2 3 4 QA
Jika konsumsi ditambah terus maka kepuasan marginal (MU) akan
semakin kecil. Dalam menambah konsumsinya seorang konsumen akan
memperbandingkan antara kepuasan marginal (MU) dengan harga
barang yang bersangkutan.

MUX
Konsumsi barang X =
PX

Seorang konsumen dalam mengkonsumsi berbagai macam barang akan


berusaha mencapai kepuasan yang maksimal, sehingga:

MUA MUB MUC MUZ


= = = .... Keseimbangan Konsumen
PA PB PC PZ

MUA MUB
=1 maka = 1
PA PB
MUA MUB
Bila >
PA PB

Maka konsumen akan berusaha membeli barang A lebih banyak lagi


dengan kata lain kepuasan marginal terhadap barang A (MUA ) menjadi
semakin lebih kecil, sedangkan MUB tetap sehingga akan tercapai kondisi
yang seimbang

MUA MUB
=
PA PB

Hal ini terjadi pula pada jenis barang yang lain sehingga tercapai kondisi
keseimbangan untuk semua jenis barang yang dikonsumsi.
Barang A dan Harga Barang B, Serta Kepuasan Marginal
Masing-masing Bar
Barang menurut Konsumen (P.Udin)
Diketahui:
Pendapatan P.Udin Rp 13,- Barang A MUA Barang B MUB
Harga barang A Rp 1,-
Harga Barang B Rp 1,- 1 50 1 40

2 45 2 36

Agar pendapatannya habis dibelanjakan 3 40 3 32

dengan kepuasan marginal yang tertinggi 4 35 4 28

5 30 5 24
maka P.Udin akan mengkonsumsi 7
6 25 6 20
barang A dan 6 barang B
7 20 7 16
Total kepuasan barang A : 8 15 8 12
245 util
9 10 9 8
Total kepuasan barang B :
180 util 10 5 10 4

Total kepuasan : 425 util

Latihan: Lakukan perhitungan kembali bila pendapatan konsumen turun menjadi Rp 12,- harga barang A Rp
2,- dan harga barang B Rp 1,-
Pendekatan Kurva Tak acuh (Indifference Curve/Ordinal)

Merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam barang yang


dikonsumsi seorang konsumen pada tingkat kepuasan yang sama

Premis:
• Konsumen diasumsikan berusaha selalu memaksimumkan kepuasan (asumsi
rasionalitas)
• Cita rasa konsumen tercermin dalam peta tak acuh (indifference map) yang jumlahnya
tidak terhingga
• Berlaku derajat penggantian marginal yang semakin kecil antara barang yang satu
dengan lainnya (Marginal Rates of Substitution = dX/dY)
• Asumsi Konsistensi (Consistency) artinya konsumen dapat menentukan pilihan secara
konsisten diantara berbagai kombinasi barang.
• Asumsi tidak ada kejenuhan (Nonsaliation), artinya tidak ada batas kepuasan terhadap
semua barang-barang yang di konsumsinya, meskipun ia dapat saja merasa jenuh
terhadap konsumsi satu jenis barang
Ciri kurva tak acuh:
A
 Kurva tak acuh berbentuk turun
dari kiri atas ke kanan bawah
 Kumpulan kurva-kurva tak acuh
disebut indifference map KT4

 Kurva tak acuh dalam KT3

indifference map tidak saling


KT2
berpotongan satu dengan yang
lain KT1

 Semakin jauh letak kurva tak 0 B


acuh dari titik nol, menunjukkan
tingkat kepuasan yang semakin
tinggi
 Berlaku marginal rate of
substitution

Anda mungkin juga menyukai