Anda di halaman 1dari 18

Laba Atas Transaksi Antarperusahaan—

Aset Tetap

Umiyati, SE.I, MSi


Transaksi antara perusahaan-
perusahaan afiliasi yang
melibatkan penjualan dan
pembelian aset tetap akan
menimbulkan laba dan rugi yang
belum terealisasi bagi entitas
konsolidasi. Entitas konsolidasi itu
akan mengeliminasi
(menangguhkan) laba dan rugi
dalam pelaporan hasil operasi dan
posisi keuangannya.
Kompetensi Khusus
1. Menjelaskan dampak laba atas transfer ase
tetap antarperusahaan dalam membuat
kertas kerja konsolidasi.
2. Mencatat laba atas transfer aset yang belum
terealisasi baik oleh perusahaan induk
maupun perusahaan anak.
3. Dapat mengakui realisasi laba atas transfer
aset yang sebelumnya ditangguhkan baik
oleh perusahaan induk maupun perusahaan
anak.
4. Menyesuaikan perhitungan jumlah hak
minoritas terhadap laba atas transfer aset
antarperusahaan.
Tetap yang Tidak Dapat
Disusutkan
Transfer aset tetap yang tidak dapat disusutkan di antara
perusahaan- perusahaan afiliasi pada harga, selain nilai
buku, akan menghasilkan laba atau rugi yang belum
terealisasi bagi entitas konsolidasi. Keuntungan dan
kerugian antarperusahaan akan disajikan dalam laporan
laba rugi perusahaan afiliasi penjualan pada tahun
penjualan. Akan tetapi, keuntungan atau kerugian
semacam itu belum terealisasi dan harus dieliminasi dari
laba investasi dalam konsolidasi satu baris oleh Lanjut
perusahaan induk. Pengaruhnya juga harus dieliminasi
dalam membuat laporan keuangan
Transfer aset tetap antarperusahaan jarang terjadi jika dibandingkan
dengan transfer persediaan antarperusahaan. Transfer aset tetap
kemungkinan besar baru akan terjadi apabila proses merger telah
selesai dan sebagai bagian dari reorganisasi perusahaan gabungan.
Arah penjualan aset tetap antarperusahaan, seperti penjualan persediaan
antarperusahaan, sangatlah penting dalam mengevaluasi pengaruh laba
yang belum terealisasi terhadap perusahaan induk dan laporan
keuangan konsolidasi. Setiap keuntungan atau kerugian atas penjualan
downstream (hilir) dari perusahaan induk kepada perusahaan anak pada
awalnya dimasukkan dalam laba perusahaan induk dan harus
dieliminasi. Jumlah eliminasinya adalah 100%, tanpa memperhatikan
persentase hak minoritas.
Penjualan Asset Tetap antar
perusahaan
• Pada penjualan antar perusahaan untuk asset tetap, maka asset
tetap tidak dapat di susutkan
• Pada tahun penjualan antar perusahaan :
• gain or loss akan di tunda
• Restate fixed asset kepada cost
• Dalam tahun kepemilikan selanjutnya
• Melakukan penyesuaian pada akun investasi untuk menunda
gain or loss (adjust noncontrolling interest too, if upstream sale)
• Restate fixed asset kepada cost
• Dalam Tahun penjualan pada entitas luar
• Melakukan penyesuaian akun investasi (and noncontrolling
interest if upstream sale)
• mengakui gain or loss yang sebelumnya di tunda

6-6
PENJUALAN HILIR TANAH
[DOWNSTREAM]
Contoh Kasus
PT Nazar adalah perusahaan anak yang PT Rosa membuat ayat jurnal per
dimiliki 90% oleh PT Rosa yang 31 Desember 2009 :
diperoleh seharga Rp1.080.000 pada 1 • Investasi dalam PT Nazar 252.000
Januari 2009. Biaya investasi sama Laba dari PT Nazar 252.000
dengan nilai buku dan nilai wajar (Untuk mencatat 90% dari Rp280.000 laba
kepemilikan yang diperoleh. Laba yang dilaporkan oleh PT Nazar)
bersih PT Nazar untuk tahun 2009
adalah Rp280.000 dan laba PT Rosa Laba dari PT Nazar 40.000
adalah Rp360.000. Laba PT Rosa • Investasi dalam PT Nazar 40.000
termasuk keuntungan sebesar Rp40.000 ( Untuk mengeliminasi laba yang belum
yang belum terealisasi atas tanah yang terealisasi atas penjualan tanah kepada PT
berharga pokok Rp160.000 dan telah Nazar )
dijual kepada PT Nazar seharga Lanjut
Rp200.000
Kertas kerja konsolidasi PT Rosa dan perusahaan a
untuk tahun 2009 sebagai berikut
Kertas Kerja Konsolidasi-Keuntungan
Antarperusahaan Hilir
PENJUALAN HULU
TANAH [UPSTREAM]
Contoh Kasus PT Rosa membuat ayat jurnal sebagai
berikut.:

Laba bersih PT Nazar untuk


Investasi dalam PT Nazar 252.000
tahun 2009 adalah Rp280.000 Laba dari PT Nazar
dan laba PT Rosa adalah 252.000
Rp360.000. Akan tetapi, laba
(Untuk mencatat 90% laba bersih yang
yang belum terealisasi atas dilaporkan oleh PT Nazar )
penjualan tanah
Laba dari PT Nazar) 36.000
antarperusahaan sebesar Investasi dalam PT Nazar
Rp40.000 sekarang termasuk 36.000
dalam laba PT Nazar, bukan PT
(Untuk mengeliminasi 90% dari laba yang
Rosa. Lanjut
belum terealisasi sebesar Rp40.000 atas tanah
yang dibeli dari PT Nazar)
Berikut ini adalah kertas kerja konsolidasi PT
Rosa dan
perusahaan anak tahun 2009
Kertas Kerja Konsolidasi-Keuntungan Antarperusahaan Hulu
TETAP
YANG DAPAT DISUSUTKAN

Penjualan aset tetap antarperusahaan yang terkena


penyusutan, deplesi, atau amortisasi yang menghasilkan
keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi disajikan
dalam akun perusahaan afiliasi penjual. Perusahaan harus
mengeliminasi pengaruh keuntungan dan kerugian tersebut
dari laporan keuangan perusahaan induk dan konsolidasi
sampai entitas konsolidasi merealisasikannya melalui
penjualan kepada entitas lain atau melalui penggunaan
dalam entitas konsolidasi.
PENGARUH PENJUALAN
HULU TERHADAP TAHUN
BERIKUTNYA
Dalam sebagian kertas kerja konsolidasi untuk tahun 2009, dua
tahun setelah penjualan hulu, jumlah yang dialokasikan adalah
Rp3.200 ke akun investasi dan Rp800 ke hak minoritas karena
hanya Rp4.000 dari keuntungan awal yang belum terealisasi
sebesar Rp12.000 yang belum terealisasi pada 1 Januari 2011.
Tidak diperlukan penyesuaian lebih lanjut pada tahun 2011 karena
seluruh keuntungan yang belum terealisasi telah terealisasi melalui
penyusutan. Perhatikan bahwa akun truk dikurangi akumulasi
penyusutan pada 31 Desember 2011 sama dengan nilai residu truk
pada tanggal tersebut sebesar Rp12.000 (truk sebesar Rp36.000
dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp24.000
Untuk lebih lengkap bisa
dilihat pada
EKSI4309/MODUL 5 halaman
5.20 – 5.23
Menjual A se t Te tap Selain Nilai Waj arnya

• Penjualan aset tetap perusahaan yang menderita kerugian


memerlukan evaluasi khusus untuk meyakinkan bahwa kerugian
tersebut tidak perlu diakui oleh perusahaan afiliasi penjual pada
pembukuan terpisahnya sebelum penjualan antarperusahaan (atau
dalam situasi tidak ada penjualan antarperusahaan).
• Sebagai contoh, jika perusahaan induk menjual sebuah mesin
dengan nilai buku Rp120.000 kepada perusahaan anak, yang dimiliki
90% seharga Rp80.000 pada 1 Januari 2009, akan muncul nilai wajar
aset itu pada saat penjualan.
• Jika nilai wajar, memang sebesar Rp80.000 sebelum penjualan dan
mengakui kerugian aktual pada pembukuan terpisah perusahaan. Jika
nilai wajar adalah Rp120.000, tindakan perusahaan induk patut
dicurigai karena pemegang saham mayoritas dirugikan saham
pemegang saham minoritas diuntungkan oleh pertukaran tersebut.
• Para pejabat dan direktur perusahaan induk mungkin tidak
mampu mengurus pekerjaan dengan baik.
CONTOH KONSOLIDASI:
PENJUALAN HULU DAN HILIR ASET TETAP

PT Faikar mengakuisisi 90% kepemilikan dalam PT Diass. Pada nilai buku,


tercatatnya seharga Rp1.800.000 pada 3 Januari 2009. Sejak PT Faikar co.
mengakuisisi kepemilikannya dalam PT Diass, kedua perusahaan tersebut
berpartisipasi dalam transaksi yang melibatkan aset tetap berikut ini.
• Pada 1 Januari 2009, PT Faikar menjual tanah kepada PT Diass dengan
keuntungan sebesar Rp20.000. PT Diass menjual kembali tanah tersebut
kepada entitas luar selama tahun 2011 dengan kerugian yang ditanggung
oleh PT Diass sebesar Rp4.000.
• Pada 2 Januari 2010, PT Diass menjual peralatan yang mempunyai sisa
umur manfaat selama lima tahun kepada PT Faikar dengan keuntungan
sebesar Rp80.000. Peralatan ini masih digunakan oleh PT Faikar pada 31
Desember 2011.
• Pada 5 Januari 2011, PT Faikar menjual sebuah bangunan itu kepada PT
Diass dengan keuntungan sebesar Rp128.000. Sisa umur manfaat
bangunan itu pada tanggal ini adalah delapan tahun dan PT Diass masih
memiliki bangunan tersebut pada 31 Desember 2011.
Laporan keuangan komparatif PT Faikar dan
PT Diass untuk tahun 2011 disajikan dalam
kolom terpisah dalam kertas kerja konsolidasi
di bawah ini
KESIMPULAN

• Pengaruh keuntungan dan kerugian atas aset tetap harus dieliminasi


dari laporan keuangan konsolidasi sampai keuntungan dan kerugian
tersebut terealisasi oleh entitas konsolidasi melalui penggunaan atau
penjualan aset tersebut.
• Realisasi melalui penggunaan berasal dari penyusutan yang dicatat oleh
perusahaan afiliasi pembeli. Meskipun semua laba yang belum
terealisasi harus dieliminasi dari laporan konsolidasi, laba bersih
konsolidasi disesuaikan terhadap semua keuntungan dan kerugian yang
belum terealisasi dalam kasus penjualan hilir. Akan tetapi, untuk
penjualan hulu, total jumlah keuntungan dan kerugian yang belum
terealisasi dialokasikan antara laba bersih konsolidasi dan hak minoritas.
• Prosedur konsolidasi satu baris untuk laporan keuangan perusahaan
induk harus kompatibel dengan prosedur konsolidasi guna
mempertahankan kesamaan antara laba perusahaan induk menurut
metode ekuitas dan laba bersih konsolidasi.

Anda mungkin juga menyukai