Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
BERKEBUTUHAN KHUSUS
KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
• ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERMANEN
• Penyebabnya ?
• Gaya hidup modern : Mendengarkan
earphone
• Efek bising di pusat permainan anak-anak di
mall : tingkat kebisingan antara 90-95 desibel
Proses pengaliran suara
• Saat suara masuk, tulang-tulang pendengaran bergetar.
• Suara lalu diteruskan ke koklea (rumah siput), yang
terletak di bagian tengah telinga.
• Pada koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi
menangkap rangsangan atau frekuensi suara.
• Sel rambut juga berfungsi mengubah energi akustik
menjadi rangsang listrik untuk dapat diteruskan ke
pusat persepsi pendengaran di
otak..
• Suara yang berfrekuensi 80 db dapat
menyebabkan sel-sel rambut mengalami
kelelahan
• Sel rambut yang mengalami kelelahan terus-
menerus, lama- kelamaan akan rusak
TUNA GRAHITA
Pengertian
• Individu dengan kecerdasan mental di bawah normal
• Mengacu pada fungsi intelektual umum secara nyata berada di
bawah rata-rata disertai dengan kekurangan dalam penyesuaian
diri dan berlangsung pada masa perkembangan
• Tunagrahita sering disebut dengan beberapa istilah, yaitu :
• Retardasi mental
• Lemah ingatan
• Feebleminded
• Mental Subnormal
Psudofeebleminded
• Istilah yang dikenakan pada anak normal yang keadaannya
menyerupai anak tuna grahita jika dilihat sepintas. Tetapi,
setelah mendapat perawatan atau terapi tertentu,
perlahan-lahan tanda ketunagrahitaan yang tampak
berangsur-angsur hilang dan menjadi normal
• Faktor yang menyebabkan :
• Gangguan emosi pada masa kanak-kanaksehingga
menghambat perkembangan kognitif
• Keadaan lingkungan yang kurang baik dan tidak
memberikan perangsang pada kecerdasan anak sehingga
perkembangan kognitif terhambat
Klasifikasi anak tuna grahita
• Ada perbedaan di antara para ahli di dalam
mengklasifikasikan anak tuna grahita
• Dokter : mengklasifikasikan anak tuna grahita
didasarkan pada kelainan fisiknya, sseperti tipe
mongoloid, microcephalon, microcephalon, cretinism
• Pekerja Sosial : berdasarkan derajat penyesuaian diri
dan ketidakbergantungan
• Psikolog berdasarkan aspek indeks mental
inteligensinya melalui angka hasil tes IQ, yakni, IQ 0-25
= idiot, IQ 25-50 = imbecil, IQ 50-75 = debil/moron
• Pedagog : berdasarkan program pendidikan
yang disajikan, terbagi atas tiga yaitu :
• Mampu didik
• Mampu latih
• Mampu rawat
Mampu didik
• Tidak mampu mengikuti program sekolah biasa
tetapi masih mempunyai kekmampuan yang
dapat dikembangkan walau tidak maksimal, yaitu
:
• Membaca, menulis, mengeja, berhitung
• Menyesuaikan diri dan tidak bergantung pada
orang lain
• Kemampuan yang sedehana untuk kepentingan
pekerjaan di kemudian hari
Mampu latih
• Tidak mampu mengikuti program pendidikan
seperti anak tuna grahita mampu didik, sehingga
kemampuannya perllu diberdayakan dengan :
• Belajar mengurus diri sendiri : makan, tidur,
mandi, berpakaian sendiri
• Belajar menyesuaikan di lingkungan rumah dan
sekitarnya
• Mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, di
bengkel kerja, dan di lembaga lain
Mampu rawat
• Kecerdasan sangat rendah sehingga tidak
mampu untuk mengurus diri sendiri dan
bersosialisasi sehingga membutuhkan
perawatan dari orang lain sepanjang hidupnya
Etiologi anak tuna grahita
• Ada beberapa faktor penyebab anak tuna grahita :
• Kurun waktu terjadinya
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Radang otak : pendarahan dalam otak (intracarnial
baemorhage), penyakit, seperti measles, scarlet fever,
meaningitis, encephalitis, diphteria, cacar
• Gangguan fisiologis : yang berasal dari virseperti
rubella (campak jerman), rhesus factor, mongoloid
sebagai akibat ganggguan genetik, dan cretinism
sebagai akibat gangguan kelenjar tiroid
• Hereditas : para ahli mempunyai perbedaan dalam
pemikiran mengenai hereditas sebagai faktor
penyebab tuna grahita
Berdasarkan kurun waktu terjadinya
Membua
t Telur
Ketrampilan tata
Matematika boga
.Menimbang ab gosok, . Memilih telur
garam dan air sesuai
dengan jumlah telur . Mengampelas telur
.Menyebutkan alokasi . Mencampur abu
waktu sampai telur siap gosok, garam, air
panen
. Menempel abu
gosok pada telur
Bahasa Indonesia
TEMA BINA Membaca dan menulis
. Memegang sendok
DIRI
. Menyendok makanan
. Mengangkkat sendok ke mulut
. Mengunyah makanan
. Menelan makanan
IPA
.
Matematika
. Mengambil
Menyebutkan
makanan 1 sendok ciri makanan
makan/ 1 sendok teh sehat (basi,
Mengunyah makanna
kurang lebih 20 x
busuk)
. Menata
Bina diri (Merawat diri) makanan
sendiri
. Memegang sendok
. Menyendok makanan
. Mengangkat sendok ke mulut
. Zmengunyah makanan
. Menelan makanan
Komponen-komponen pembelajaran
• Identitas siswa
• Kemampuan siswa saat ini
• Tujuan jangka panjang
• Tujuan jangka pendek
• Materi pembelajaran
• Strategi pembelajaran
• Media
• Evaluasi
Permainan yang menekankan pada pengembangan
kecerdasan dan motorik halus
• Membunuh
• Memperkosa
• Mencuri
• Merampok
• dll
Perilaku pembangkangan
• Membolos
• Lari dari rumah
• Bentuk kelainan emosi
• Kecemasan mendalam tetapi kabur dan tidak
menentu arah sebagai alat untuk
mempertahankan diri
• Kelemahan seluruh jasmani da rohani disertai
keluhan sakit pada beberapa bagian badan,
sebagai akibat konflik batin atau tekanan emosi
yang sukar diselesaikan. Akibatnya, menarik diri
dari pergaulan
• Gejala yang merupakan tantangan balas
dendam karena adanya perlakuan kasar.
Perilaku : berlaku kasar pada orang yang telah
kasar sebagai balas dendam untuk
kepuasannya
Etiologi (faktor penyuebab)
• Internal : keturunan, kondisi fisik dan psikisnya
• Eksternal : lingkungan
keturunan
• Kawin sedarah
• Seks maniak
• Alkoholisme
• Kleptomania
• dll
Faktor psikologis
• Stabilitas emosi/kepribadian rendah
• Akibatnya muncul defence mechanism : suka
memberontak, mencela, memukul, merusak
baran, perilaku kekanak-kanakan
Faktor biologis
• Gen
• Kerusakan pada otak
lingkungan
• Rumah : rasa aman, broken home, teladan,
hubungan antar orang tua atau saudara
• Sekolah : hubungan guru dengan peserta didik :
kurang harmonis atau hubungan dengan yang
kurang harmonis, disiplin sekolah yang terlalu
kaku atau longgar
• Masyarakat : contoh yang kurang baik, tayangan
atau hiburan yang bernafaskan kekerasan
Kesulitan belajar
Pengertian
• Merupakan hambatan atau gangguan belajar
pada anak yang dapat mempengaruhi hasil
belajar
• Gejala yang tampak pada anak yang kesulitan
belajar adalah prestasi belajar yang rendah :
• Di bawah norma yang telah ditetapkan
• Dibandingkan teman-teman
• Dibandingkan prestasi belajar sebelumnya
• Lambat mengerjakan tugas dan tertinggal dari
teman-temannya dari waktu yang disediakan
PENGENALAN DIAGNOSIS
KESULITAN BELAJAR
• Observasi
• Wawancara
• tes hasil belajar
• tes inteligensi
• Pemeriksaan kesehatan
Prosedur diagnosis kesulitan belajar
Dalam berbahasa :
• Mengalami kesulitan dalam membaca dan
mengeja
• Salah menulis dan meletakkan gambar
• Sulit menghafal alfabet
• Huruf terbalik-balik
• Tidak mengerti apa yang dibaca
• Menulis lama sekali
Bentuk kesulitan lain
• Mengenakan tali sepatu
• Menyebutkan urutan nama hari atau bulan
DISKALKULIA
• Kesulitan dalam kemampuan kalkulasi dalam
matematis
• Sulit mengartikan angka ke dalam simbol,
misal Satu = 1
• Sulit memahami urutan angka, mis : setelah 5
adalah 6
• Sulit mengartikan nilai sebuah angka, mis :
angka 6 apakah lebih besar dari angka 2
• Sulit mengenal urutan tanggal, bulan hari
• Menjumlahkan benda-benda
• Menyebutkan waktu
• Menentukan arah kiri dan kanan
• Menghitung uang kembalian
• Bingung mengurut suatu peristiwa
• Sulit membedakan tanda-tanda +, -, x, :, <, >
• Sulit membedakan bangun geometri
• Sering salah membedakan 17 dng 71, 2 dgn 5,
3 dng 8, 9 dng 6
• Disorientasi waktu (masa sekarang dan
lampau)
• Salah dalam mengingat dan menyebut nama
orang
DISGRAFIA
• Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya.
• Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur.
• Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional.
• Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide,
pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan.
• Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang
alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas.
• Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu
memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis.
• Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan
proporsional (naik turun)
• Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan
yang sudah ada.
Akibatnya
• Anak dapat takut memegang uang