Internasional
Nama Kelompok:
Afrillia Dewi M. (02). Moh. Fuadin A. (21).
Raditya Ayu R. (28)
Pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan
hewani menjadi makanan internasional
Selama hidupnya, manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
yaitu sandang, pangan, dan papan. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya
akan makanan, manusia mengerahkan kemampuannya untuk memanfaatkan
bahan makanan nabati dan hewani dari lingkungan sekitarnya menjadi berbagai
jenis masakan dengan cita rasa tinggi. Tuhan telah menciptakan manusia dari
berbagai bangsa sehingga muncullah berbagai jenis masakan. Pada awalnya
berbagai jenis masakan tersebut hanya bisa dinikmati di negara asalnya. Namun,
berkat kemajuan teknologi, manusia tidak lagi hanya beraktivitas di satu tempat.
Seringkali mereka harus melakukan aktivitas di luar daerah asalnya sehingga
timbullah interaksi antar daerah bahkan antar negara.
A. Perencanaan Usaha Makanan Internasional
a. Lokasi Usaha
Segmentasi pasar bisa dibedakan berdasarkan lokasi usaha tersebut berada. Oleh
sebab itu, perhatikan kebutuhan dan minat konsumen di sekitar lokasi usaha agar
produk yang ditawarkan sesuai dengan permintaan para konsumen. Sebagai contoh,
macam menu yang ditawarkan di kantin sekolah tentu tidak akan sama dengan menu
makanan yang berlokasi di daerah perkantoran
b. Harga Jual
Harga jual produk juga menjadi salah satu faktor utama dalam membedakan
segmentasi pasar. Sebagai contoh, harga makanan di lokasi pelajar tentu lebih murah dari
harga yang ditawarkan untuk karyawan. Para pelaku usaha biasanya membagi target
pasar menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok konsumen bawah, konsumen menengah,
dan konsumen segmen atas. Strategi pemasaran untuk setiap target pasar tentu saja
berbeda
Konsumen kalangan bawah dapat ditawarkan menu makanan pokok dengan harga jual
yang terjangkau. Sedangkan untuk konsumen menengah, bisa memadukan antara
makanan dan minuman internasional dengan harga jual yang tidak terlalu mahal. Dan untuk
kalangan segmen atas, yang terpenting adalah pelayanan prima dan kelezatan cita rasa
kuliner yang disajikan. Segmen atas biasanya tidak memikirkan uang yang mereka
keluarkan namun yang terpenting adalah kepuasan yang bisa mereka dapatkan
B. Penerapan Sistem Produksi Makanan Internasional
Berdasarkan Daya Dukung Daerah
Masakan internasional dibagi menjadi dua, yakni masakan kontinental dan
makanan oriental. Perbedaan antara masakan kontinental dan oriental dapat
dijumpai dalam beberapa hal, seperti perbedaan dalam susunan makanan utama,
teknik pengolahan dan tata cara penyajian.
a. Masakan Kontiental
Masakan kontinental adalah masakan yang berasal dari negara yang mempunyai dataran luas,
seperti Perancis, Inggris, Amerika, Australia (negara-negara Eropa). Sejarah masakan kontinental
dimulai ketika bangsa Romawi jaya melawan Eropa, untuk merayakannya diadakanlah pesta.
Orang tidak puas lagi dengan hidangan-hidangan yang sederhana. Sekitar abad ke XIV mulailah
dikenal penggunaan berbagai macam saus. Seluruh Eropa membuat pesta dimana-mana termasuk
di Perancis. Perancislah yang kemudian mengembangkan seni masak ini hingga dapat diterima di
seluruh dunia
Makanan kontinental merupakan makanan dari Benua Eropa dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Eropa Barat wilayahnya, Perancis, Belgia, Swiss, Belanda, dan Jerman memiliki selera makan yang sama.
Bumbu yang sering dipakai adalah merica dan garam.
2. Eropa Timur wilayahnya, Chekoslovakia, Hongaria, Yugoslavia, Yunani, Romawi, dan Rumania, mempunyai
selera makan yang menggunakan berbumbu tajam dari rempah-rempah seperti lada.
3. Eropa Selatan wilayahnya, Italia, Portugal, Spanyol selera makan pada umumnya berbumbu tajam pula
yaitu pala lada dan kayu manis.
Masakan kontinental biasanya menggunakan bumbu instan atau bumbu siap pakai berupa bumbu kering.
Bumbu yang banyak digunakan orang Eropa adalah bumbu herb, dan garam, tidak menyukai vetsin. Teknik
pengolahannya pun mudah, singkat, dan cepat. Masakan kontinental dilakukan secara bertahap dengan alat
makan berbeda tiap jenis makanan dan dihidangkan sesuai giliran. Susunan makanan utama merupakan satu
rangkaian yang terdiri protein hewani, makanan pokok dan sayuran. Protein hewani berasal dari lauk pauk
yang biasanya menggunakan daging dan makanan pokok sebagai sumber karbohidrat menggunakan kentang.
Porsi karbohidrat lebih sedikit daripada protein hewani sehingga porsi protein hewani merupakan makanan
utama lebih banyak dari makanan pokok
b. Masakan Oriental
Masakan oriental merupakan jenis masakan yang berasal dari negara kepulauan daerah Asia
seperti Indonesia, Cina, Jepang, India, Arab, Pakistan dan negara timur lainnya. Masakan oriental
adalah perpaduan dari beberapa resep masakan di Asia yang mudah dikenali dari tampilan, aroma
dan rasanya karena masakan oriental selalu menggunakan bumbu utama seperti bawang putih,
kecap asin, kecap ikan, saus tiram, saus tomat, minyak wijen, ang chiu, dll. Bumbu yang digunakan
biasanya merupakan bumbu segar yang langsung diracik. Negara-negara oriental yang mencolok
berbumbu tajam adalah makanan India, Pakistan, dan Birma. Sedangkan Jepang, Korea, dan
Vietnam mengikuti selera masakan Cina pada umumnya. Selera masakan Muang Thay, Filipina,
dan Malaysia lebih mendekati selera masakan Indonesia.
Masakan oriental selalu dihidangkan sebagai makanan pokok seperti nasi, mie ataupun
jagung sehingga mengandung lebih banyak karbohidrat daripada protein hewani dan
nabati. Masakan oriental cukup bervariatif dalam menggunakan bahan makanan dari
mulai sayur-sayuran, daging-dagingan seperti daging sapi dan daging ayam serta
berbagai seafood yang diolah baik dibakar maupun digoreng. Dalam makanan oriental
tidak dikenal susunan menu. Penyajian menu berdiri sendiri karena belum ada
standarisasi susunan menu. Teknik pengolahan makanan oriental kompleks dan lama
namun tata cara penyajian lebih sederhana, dihidangkan bersamaan dengan alat makan
yang sama untuk jenis makanan berbeda dan dilaksanakan sekaligus. Terdiri dari
makanan pokok, lauk dan sayuran.
Teknik Pengolahan Makanan Internasional dari Bahan Pangan Nabati dan Hewani
Mencah (stir frying) ialah cara memasak dengan sedikit minyak yang dipanaskan dalam
wajan di atas api yang besar. Sayuran yang telah dipotong-potong dimasukkan terus
sambil terus diaduk-aduk sampai tertutup lemak dan menjadi masak tetapi masih renyah
dan tidak terlalu.
Menyetup (stewing) ialah memasak makanan di atas api kecil, setelah makanan itu
direbus, digoreng, atau ditumis. Hal ini dilakukan agar makanan menjadi lunak dan bumbu-
bumbu yang ditambahkan dapat meresap
Menyemur (braising) ialah memasak bahan makanan dalam lemak pada api besar sampai
kecokelat-cokelatan, misalnya daging, kemudian ditambah sedikit cairan dan dibiarkan
mendidih di atas api kecil dalam tempat yang tertutup.
Menumis (sauting) ialah memasak bahan makanan dalam sedikit margarin, mentega atau
minyak, supaya lebih harum dan sedap. Menumis dilakukan sebentar sambil terus diaduk-
aduk.
Memanggang (broilling) memasak bahan makanan langsung di atas api (bara) sampai
kecokelat-cokelatan dan mendapat lapisan yang kering. Bahan makanan yang dipanggang
biasanya daging, unggas dan lain-lain
Membakar atau mengepan (baking) ialah memasak bahan makanan dalam oven atau pan
pembakar sampai masak dan kecokelat-cokelatan.
Memanir (coating) ialah memberi lapisan telur dan tepung panir pada makanan yang akan
digoreng. Memanir dilakukan supaya makanan mendapat kulit kering, coklat, dan
bentuknya rapi, tidak mengisap banyak minyak, tidak mudah pecah waktu digoreng dan
bagian dalam tidak menjadi kering.
Memarinir (marinating) ialah membiarkan daging, ikan atau sayuran beberapa waktu
dalam cairan yang terdiri dari anggur, air jeruk atau cuka, ditambah dengan bumbu-bumbu
garam, lada, bawang merah, daun laurier, cengkeh, minyak dan gula. Tujuan memarinir
supaya daging menjadi lunak, sedap dan tidak lekas busuk, pada sayuran supaya rasanya
tidak hambar.
Memblansir (blancing) ialah mencelupkan bahan makanan dalam air mendidih sebentar
kemudian diangkat dan cepat dimasukkan ke dalam air dingin. Lamanya memblansir
tergantung dari jenis bahan makanan.
Membuat kaldu (making broth or stock) ialah melarutkan zat-zat harum dari daging, ikan,
unggas, sayuran dan bumbu-bumbu. Waktu membuat kaldu hendaknya jangan sampai
mencapai 1000 0C supaya semua sari dapat keluar secara perlahan-lahan, tidak terjadi
penguapan dan kaldu tetap jernih. Kaldu dapat diminum atau digunakan sebagai bahan dasar
sup dan saus.
Memfilir (making fillet) ialah menyayat daging sapi, unggas atau ikan sedemikian rupa
sehingga tidak bertulang atau berduri lagi. Potongan itu disebut fillet yang dapat direbus atau
digoreng
Menjernihkan (clarifying) ialah menjernihkan cairan yang akan digunakan dalam masakan.
Mengocok atau memukul (beating) ialah memasukkan udara ke dalam makanan, misalnya
pada telur untuk membuat kolomben. Karena udara itulah maka makanan akan
mengembang.