Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian
Anak tuna rungu merupakan anak yang mempunyai gangguan
pada pendengarannya sehingga tidak dapat mendengar bunyi
dengan sempurna atau bahkan tidak dapat mendengar sama
sekali, tetapi dipercayai bahwa tidak ada satupun manusia
yang tidak bisa mendengar sama sekali.
Lanjutan

Murni Winarsih (2007: 22) mengemukakan bahwa


tunarungu adalah suatu istilah umum yang
menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan
sampai berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang
dengar.
Beberapa tanda dan gejala gangguan
pendengaran pada bayi dan anak-anak
adalah:
– Tidak kaget saat mendengar suara nyaring.
– Untuk bayi di bawah 4 bulan, tidak menoleh ke arah sumber
suara.
– Tidak bisa menyebutkan satu kata pun saat berusia satu tahun.
– Menyadari kehadiran seseorang ketika penderita melihatnya,
namun acuh saat penderita dipanggil namanya.
Lanjutan
– Lambat saat belajar bicara atau tidak jelas ketika berbicara.

– Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaannya.

– Sering berbicara dengan lantang atau menyetel volume TV keras-


keras.
– Memerhatikan orang lain untuk meniru sesuatu yang diperintahkan,
karena ia tidak mendengar sesuatu yang diinstruksikan
– Kesulitan menentukan arah sumber suara.
PENYEBAB TERJADINYA GANGGUAN PENDENGARAN

– Para pakar di bidang medis/kedokteran THT menyebutkan :


bahwa faktor penyebab anak menjadi tuli atau kurang
pendengaran adalah faktor-faktor eksogen yaitu didapat dari luar
diri anak/bayi erat kaitannya dengan saat terjadinya faktor
penyebab tadi penyerang. Faktor eksogen ini perlu perhatian dan
dipertimbangkan sebagai penyebab gangguan, seperti:
– Saat prenatal

Disebabkan pada waktu ibu hamil diserang penyakit morbili/ campak


Jerman. Penyakit ini merusak jaringan kulit sampai mengenai
persyarafan disertai demam yang sangat tinggi dalam waktu lama,
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pertumbuhan janin.

Terjadi pendarahan (blooding) pada ibu hamil

Terjadi kelahiran muda (prematur) atau bayi lahir kurang waktu


Lanjutan

– Terjadi infeksi

 Infekso bakteri; antara lain berakibat kerusakan pada selaput gendang telinga,
otitis media (congean) dan infeksi tulang pendengaran.

 Terjadinya infeksi alat keseimbangan di telinga dalam, otitis internal (telinga


dalam) dan lain-lain

 Keracuan, terjadi oleh karena ibu hamil meminum obat-obatan antibiotic dengan
over dosis, obat kimia terlalu banyak atau obat-obat penggugur kehamilan.
D. Klasifikasi Anak Tunarungu

Klasifikasi mutlak diperlukan untuk layanan pendidikan khusus.


Hal ini sangat menentukan dalam pemilihan alat bantu mendengar
yang sesuai dengan sisa pendengarannya dan menunjang lajunya
pembelajaran yang efektif. Dalam menentukan ketunarunguan dan
pemilihan alat bantu dengar serta layanan khusus akan
menghasilkan akselerasi secara optimal dalam mempersepsi bunyi
bahasa dan wicara.
Menurut Boothroyd (dalam Murni Winarsih,
2007:23) klasifikasi ketunarunguan adalah sebagai
berikut:
– Kelompok I : kehilangan 15-30 dB, mild hearing losses atau ketunarunguan
ringan; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia normal.

– Kelompok II: kehilangan 31-60, moderate hearing losses atau ketunarunguan


atau ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
hanya sebagian.

– Kelompok III: kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses atau ketunarunguan
berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada.
Lanjutan

– Kelompok IV: kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses


atau ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara
cakapan manusia tidak ada sama sekali.

– Kelompok V: kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses


atau ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara cakapan
manusia tidak ada sama sekali.
– Selanjutnya Uden (dalam Murni Winarsih, 2007:26)
membagi klasifikasi ketunarunguan menjadi tiga, yakni
berdasar saat terjadinya ketunarunguan, berdasarkan tempat
kerusakan pada organ pendengarannya, dan berdasar pada
taraf penguasaan bahasa.

Anda mungkin juga menyukai