• Keratitis adalah suatu inflamasi pada kornea, yang dapat terjadi akibat
infeksi oleh mikroorganisme maupun akibat non-infeksi karena proses
autoimun.
• Jika kornea mengalami luka akibat trauma, infeksi atau inflamasi, akan
terjadi gangguan integritas jaringan kornea sehingga terjadi kekeruhan
yang pada umumnya bersifat permanen.
EPIDEMIOLOGI
• Data WHO, 1995-2011, kebutaan akibat penyakit kornea merupakan penyebab kebutaan
kelima terbanyak di dunia setelah katarak, glaukoma, degenerasi makula, dan kelainan
refraksi.
• Negara berkembang yang beriklim tropis, kebutaan kornea menepati urutan kedua
sebagai penyebab kebutaan dan penurunan tajam penglihatan setelah katarak.
• Di Indonesia berdasarkan data survei kesehatan indera departemen kesehatan tahun 1993-
1996, kelainan kornea menempati urutan kelima sebagai penyebab kebutaan setelah
katarak, glaukoma, kelainan refraksi, serta retina.
ETIOLOGI
• Bakteri
• Fungi
• Parasit
• Virus
• Non-infeksi
KLASIFIKASI
• Definisi: gambaran khas keratitis bakteri adalah perkembangannya yang cepat, destruksi
kornea bisa terjadi 24-48 jam pada beberapa bakteri virulen tertentu.
• Negara maju: staphylococcus epidermidis atau staphylococcus koagulase (-)
• Negara berkembang: pseudomonas spesies
• Penyebab predisposisi: pemakaian lensa kontak, trauma, kontaminasi obat tetes
FAKTOR RESIKO
• Penggunaaan lensa kontak. Lensa kontak dapat menyebabkan hipoksia dan mikrotrauma.
• Trauma dan kerusakan epitel, termasuk trauma operasi
• Reaksi konjungtivitis menahun, penyakit permukaan mata: mata kering, trikiasis,
entropion, dan penurunan sensibilitas kornea.
• Faktor lain : Defisiensi vitamin A, Daya imunitas yang berkurang
KLASIFIKASI BAKTERI PENYEBAB KERATITIS
Menginvasi stroma yang difasilitasi oleh proteinase yang mampu menghancurkan membran basal serta matrix
ekstraselular
Enzim matrix metalloproteinase yang dieksresikan dalam bentuk infaktif oleh keratosit stroma akan teraktivasi
pada infeksi bakteri
Innvasi bakteri difasilitasi oleh sejumlah eksotoksin seperti fosfolipase (pada Pseudomonas aeruginosa),
hemolisin, dan eksotosin A
Saat bakteri menginvasi jaringan lebih dalam, terjadi pnghentian respon imun host
Protease dan elastase menyebabkan kerusakan kornea yang berat (menghancurkan membran basal, laminin,
proteoglikan, matriks ekstraseluler dan kolagen)
MANIFESTASI KLINIS
• Symptom:
• Mata merah disertai penurunan tajam penglihatan: buram berkabut
• Inflamasi menyerang permukaan kornea: rasa nyeri hebat serta sensitivitas berlebihan terhadap cahaya/fotofobia, serta
kadang berair
• Sekret purulent atau mukopurulent
• Sign:
• Kemosis dan pembengkakan kelopak mata pada kasus berat
• Defek epitel disertai infiltrat yang terwarnai oleh fluoresen (+)
• Edema stroma. Lipatan membran descement dan uveitis anterior; infiltrasi kornea secara cepat hipopion
• Ulserasi berat dapat mengakibatkan decematokel dan perforasi, terutama pada infeksi pseudomonas.
• Injeksi konjungtiva dan sklera
• Infiltrat kornea dengan atau tanpa hipopion di bilik mata depan, dan blefarospasme
PENGOBATAN ANTIBIOTIKA
- Keratitis jamur jarang terjadi dibandingkan keratitis bakterial. Dimulai dengan adanya
suatu trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian tumbuh-tumbuhan.
- Etiologi: Kebanyakan jamur: filamentous: fusarium sp, aspergilus sp (pasien trauma,
tumbuhan,kontak lensa); yeast: candida sp (pasien riwayat penyakit sebelumnya,
pembedahan nkornea, penggunaan obat imunosupresif jangka panjang kortikosteroid)
- Faktor resiko: efek samping penggunaan antibiotik, kortikosteroid yang tidak tepat,
pemakaian kontak lensa
• Manifestasi klinis
• pasien mengeluhkan sakit mata hebat, berair, penglihatan menurun, dan silau
• infiltrat kelabu, hipopion, peradangan, ulserasi superfisial, dan satelit bila
terletak di dalam stroma
• cincin endotel dengan plaque tampak bercabang, gambaran satelit pada kornea
dan lipatan descemet
• Diagnosis:
• pemerikasaan mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea yang mennunjukkan adanya hifa
• Pengobatan
• dirawat dan diberikn natamisin 5% (keratitis jamur filamentosa, fusarium sp)
• ampotherisin B 0,15%-0,30% (keratitis yeast, aspergilus sp)
• Pengobatan sistemik
• ketokonazole (200-600 mg/hari) dan sikloplegik
• TIO diberi obat anti glaukoma, keratoplasti dilakukan jika tidak ada perbaikan.penyulit yang dapat
terjadi adalah endoftalmitis
• Pengobatan anti jamur
Polines (amfoterisin B, natamisin, Nystatin)
Azoles (imidazole, ketokonazole, myconazole)
triazoles (fluconazole, voriconazole)
fluinated pyrimidin (flucytocine)
3. KERATITIS VIRUS
- Virus yang mengakibatkan infeksi pada kornea termasuk infeksi virus pada
saluran nafas seperti adenovirus dan semua yang menyebabkan demam.
- keratitis herpetik: disebabkan o/ herpes simpleks dan herpes zoster
a. Keratitis herpes simpleks
- Penyebab penyakit mata utama dewasa dapat mengakibatkan infeksi kornea kronis.
- Gejala: berupa terbentuknya pembuluh darah halus pada mata, penglihatan berkurang,
jaringan parut dan glaukoma
- Dibagi dalam 2 bentuk: epitelial= dendritik dan stromal= diskiformis
• Pengobatan
- IDU merupakan obat antiviral bersifat stabil. Bekerja menghambat sintesis DNA
virus manusia, shingga bersifat toksik untuk epitel normal dan tidak boleh
dipergunakan lebih dari 2 minggu.
- Terdapat dalam larutang 1% dan diberikan setiap jam
- Salep 0,5% diberikan setiap 4 jam
- Vibrabin sama dengan IDU tapi ada dalam bentu salep
- Trifluorotimidin (TFT) sama dengan IUD, diberikan 1% setiap4 jam
- Acyclovir bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Dalam bentuk salep 3 %
yang diberikan setiap 4 jam
• Keratitis dendritik=epitelial
- Kerusakan terjasi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan
kerusakan sel dan membentuk tukak korne superficial.
- Keratitis superfisial yang membentuk garis infiltrat pad apermukan kornea yang
kemudian membentu cabang
- Gejala: keratitis ringan, fotofobia, kelilipan, tajam penglihatan turun, konjungtiva
hiperemia disertai dengan sensibilitas kornea yang hipestesia
• Keratitis disiformis
- Membentuk kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dallam jaringan kornea.
- Merupakan keratitis profunda superficial
- Merupakam reaksi aleergi ataupun imuunologik terhadap infeksi virus herpes simpleks
pada permukaan kornea
• B. Keratitis varicella zoster
- Adanya infeksi pada ganlion gaseri saraf trigeminus
- Gejala: rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa hangat, penglihatan
berkurang dan merah.
- Pengobatan: acyclovir dan pada usia lanjut diberi steroid
- Dapat disertai: konjungtivitis, keratitis pungtata, neurotrofik keratitis, uveitis, skleritis,
glaukoma, dan neuritis
4. KERATITIS ACHANTAMOEBA
1. Keratitis pungtata
- Terkumpul di daerah membran bowman dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus
- Disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dapat terjadi aa moluskum kontagiosum, akne rosasea,
herpes simpleks, herpes zooster
- Kelainan dapat berupa:
a. Keratitis pungtata epitel
b. Keratitis pungtata
c. Pada konjungtivitis vernal dan konjungtivitis atopik ditemukan bersama-sama papil raksasa
1. Keratitis pungtata superfisial
- Radang pada kornea berupa multiple, kecil,
diprmukaan, kornea akibat infeksi bakteri
(chlamydial , staphylococcal), def. Vit B2,
infeksi virus
- Gejala: pasien mengeluhkan sakit, silau, maa
merah, rasa kelilipan.
- Pasien diberi airm ata buautan, tobramisin
tetes mata, dan sikloplegik
2. KERATITIS INTERTISIAL